RH Minggu 3 Januari 2010

Minggu, 03 Januari 2010

Ingatlah Karya Tuhan (Yosua 4: 1-12) Pembina pemuda kami, sambil bergurau pernah berkomentar demikian, “Para pengurus pemuda suka pada narsis ya?” Alasannya, hampir di setiap kesempatan, kami para pengurus tidak pernah melewatkan acara berfoto-foto. Bagi kami, setiap momen harus diabadikan; sebagai tanda kenang-kenangan di masa depan. Mengenang masa lalu itu penting, terutama untuk mengingat karya Tuhan di dalam hidup kita. Sama seperti Tuhan, ketika Dia menyuruh bangsa Israel menyusun 12 batu peringatan di tepi sungai Yordan. Tujuannya adalah untuk mengingat karya Tuhan yang memutuskan aliran Sungai Yordan, sehingga bangsa Israel dapat berjalan melaluinya. Jika kita melupakan karya dan pimpinan Tuhan pada masa lampau, kita akan mudah mengeluh saat menghadapi masalah. Sebaliknya, jika kita terus mengingat karya dan kasih setia Tuhan, inilah yang menjadi modal kita untuk melangkah dalam iman walau tetap ada tan¬tangan di depan kita. Jika Tuhan telah memimpin kita pada masa lalu, bukankah Tuhan yang sama akan memimpin kita pada masa depan? Hal ini juga berlaku ketika kita mencapai kesuksesan, bahwa bukan karena kehebatan atau kepintaran kita mampu mencapainya, tetapi hanya karena kasih karunia Tuhan. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk bermegah diri.

RH Sabtu 2 Januari 2010

Sabtu, 02 Januari 2010

Dibuang Sayang (1 Korintus 9: 19-27) Di meja kerja saya ada sebuah “kotak dibuang sayang”. Di dalamnya saya taruh banyak pena yang sudah tidak berfungsi lagi. Mau dibuang sayang, sebab banyak di antaranya merupakan hadiah dari para sahabat. Pena-pena itu masih indah dipajang. Lagipula punya nilai sejarah. Jadi, saya biarkan saja mereka di sana bertahun-tahun. Tidak bisa lagi dipakai. Sudah didiskualifikasi.

Rasul Paulus tidak mau dirinya kelak menjadi seperti pena pajangan. Ia tidak mau dirinya nanti “ditolak” Tuhan. Dipandang tidak layak lagi dipakai sebagai alat-Nya. Itu bisa terjadi jika ia terjebak dalam kenikmatan hidup. Sebagai pemimpin jemaat, ia memiliki banyak hak, kuasa, dan fasilitas (1 Korintus 9:1-6,15,19). Jika semua itu yang dipentingkan, ia akan kehilangan orientasi kepada Tuhan. Jika seorang kristiani tak lagi dapat berfungsi sebagai garam dan terang, ia laksana pena pajangan yang telah kehilangan fungsinya. Maka, jangan biarkan diri terjebak dalam kenikmatan hak, kuasa, dan fasilitas, sampai-sampai kita hanya sibuk untuk diri sendiri. Mari belajar mengosongkan diri, supaya Tuhan dapat efektif memakai kita sebagai hamba-Nya. Jangan sampai kita didiskualifikasi.

RH 1 Januari 2010

Jumat, 01 Januari 2010

Pengabdian Terbaik (2 Korintus 2: 9,10) Ada cerita tentang seorang tukang yang telah bekerja puluhan tahun dan ingin pensiun. Ketika ia pamit, kontraktor yang mempekerjakannya memintanya membuatkan sebuah rumah lagi. Si tukang yang sudah sangat ingin pensiun, tak begitu senang mendapat tugas terakhir ini. Maka, ia bekerja setengah hati. Ia tak sungguh-sungguh memilih material maupun mengerjakan bagian-bagiannya. Pokoknya ia ingin segera selesai dan bebas tugas. Maka, rumah itu tak memiliki kualitas terbaik yang sebenarnya bisa ia berikan. Begitu rumah itu jadi, segera ia serahkan kuncinya kepada si kontraktor. Namun, si kontraktor mengembalikannya lagi kepada si tukang, dengan ucapan, “Terimalah, rumah ini adalah hadiah untukmu dan keluargamu.” Betapa menyesal si tukang, sebab jika ia tahu rumah itu akan ia tempati, pasti ia membangunnya dengan cara yang sangat berbeda!

Kehidupan yang kita bangun tiap-tiap hari, ibarat rumah yang kelak akan kita tinggali. Maka bahan dan cara yang kita pakai saat membangun, merupakan tanggung jawab dan pilihan pribadi kita. Mari capai tujuan akhir kita dengan pengabdian terbaik setiap hari!

RH Kamis 31 Desember 2009

Kamis, 31 Desember 2009

KEPUTUSAN DI AKHIR TAHUN (Mazmur 51: 1-19) Apa yang kita rencanakan untuk tahun baru tidaklah lebih penting dari apa yang telah kita lakukan di tahun yang lalu. Itulah sebabnya saya lebih suka menyarankan: daripada memikirkan keputusan-keputusan yang akan diambil di tahun yang baru, lebih baik kita merenungkan dulu keputusan yang pernah kita ambil tahun ini. Sebelum kita membuat rencana hidup dan pelayanan bagi Tuhan untuk tahun yang baru, kita perlu memperhatikan masalah-masalah yang belum terselesaikan pada tahun yang lalu. Kita harus bereskan terlebih dahulu dosa-dosa yang belum kita akui sebelum mulai membuat rencana-rencana baru. Karena itu, di akhir tahun yang menjelang ini, usahakanlah agar anda dapat menyendiri beberapa waktu lamanya untuk bersekutu secara pribadi dengan Allah. Bawalah Alkitab, alat tulis dan sehelai kertas. Baca dan renungkanlah Mazmur 51:1-19. Lalu tuliskanlah semua kejadian di tahun lalu yang anda pikir masih perlu diakui di hadapan Allah. Selanjutnya, ikutilah teladan Daud, memohon belas kasihan Allah untuk mengampuni anda. Setelah yakin bahwa Allah menghapuskan segala pelanggaran anda, sobeklah kertas itu sampai lumat dan buanglah. Kini anda dapat memasuki tahun yang baru dengan hati yang bersih. Inilah tindakan yang melebihi keputusan apa pun yang dapat anda buat.

RH Rabu 30 Desember 2009

Rabu, 30 Desember 2009

TERTULIS DALAM KITAB-KITAB ITU (Wahyu 20: 11-15) Judy White Edelson, dalam tulisannya yang berjudul "Not All Bridges Can Be Burned" (Tidak Semua Jembatan Dapat Terbakar), mengenang kembali kata-kata yang sering diucapkan ibunya bila ia melakukan atau mengatakan hal-hal yang tak senonoh, "Semua itu akan terekam di benakmu." Namun, ia sering meremehkan peringatan ibunya. Sebagai orang muda, ia ingin menikmati kehidupan ini sesuka hati dan berpetualang dengan segala kemungkinan yang tak pernah akan berakhir. Baru ketika ia berusia 40 tahun, ia menyadari bahwa rekaman-rekaman itu sudah tertanam dalam ingatan, karakter dan dalam kehidupan orang-orang yang dekat dengannya.

Allah juga memegang rekaman kehidupan tiap orang di segala tempat dan waktu. Akan tiba waktunya semua orang akan menghadap takhta pengadilan Allah. Kitab-kitab-Nya akan dibuka dan mereka yang berdiri di hadapan takhtaNya itu akan "dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis di dalam kitab-kitab itu". Namun sebuah kitab lain juga akan dibuka pada saat itu, yaitu Kitab Kehidupan. Hanya nama-nama orang yang mempercayai Yesus sebagai Juruselamatnya yang tertulis dalam Kitab itu.

RH Selasa 29 Desember 2009

Selasa, 29 Desember 2009

PEMULUNG DI MUSEUM SMITHSONIAN (Pengkhotbah 12: 1-14) Konferensi Partai Demokrat telah usai. Semua utusan pun sudah kembali ke tempat masing-masing. Namun, di salah satu ruang penyimpanan di Museum Nasional Sejarah Amerika yang dikelola Institut Smithsonian yang menyimpan sejarah kehidupan Amerika, kegiatan tetap berlangsung. Dua orang sejarahwan Smithsonian, bersama kerumunan orang di Madison Squere Garden berhasil mengumpulkan benda-benda yang tetap dapat mengobarkan semangat konferensi tersebut di masa mendatang, seperti spanduk, poster, dan benda kenang-kenangan lainnya. Tindakan mereka mempertahankan semangat masa lalu termasuk tindakan yang baik. Mereka mengingatkan kita bahwa segala sesuatu itu penting.

Namun, kita sering melupakan hal tersebut. Tubuh yang termakan usia, perubahan situasi dan kehilangan banyak hal sering membuat kita bertanya-tanya, apakah semua yang pernah terjadi itu memang sungguh terjadi? Apa artinya jika pada akhirnya kita kehilangan segalanya? Satu-satunya jalan untuk menemukan arti hidup adalah dengan mentaati Allah.

RH Senin 28 Desember 2009

Senin, 28 Desember 2009

IA HANYA BUTUH TEMPAT (2 Korintus 5: 12-21) Seorang pengusaha sedang berusaha menjual gedung bekas pabrik. Gedung itu sudah kosong selama berbulan-bulan dan mengalami kerusakan berat. Banyak jendela yang telah pecah kacanya dan pintu yang tak berfungsi akibat ulah tangan-tangan jahil. Corat-coret juga terdapat di sana-sini. Ketika ada pembeli yang berminat, pengusaha itu berjanji, "Sebelum anda gunakan, saya akan memperbaiki semua pintu dan jendela yang rusak, juga perapian dan atap. Semua tulisan pun akan saya bersihkan." "Tak usah repot-repot," jawab si pembeli, "Saya akan membangun pertokoan baru di sini. Saya tak memerlukan bangunan lama ini, saya hanya butuh tempatnya."

Usaha kita memperoleh keselamatan akan sama sia-sianya seperti hal tersebut. Sebaik apa pun segala yang dapat kita lakukan tak akan cukup memenuhi tuntutan Allah yang Mahakudus, untuk mencapai keselamatan kita. Agar kita selamat, Allah tak butuh segala usaha kita untuk menutupi dosa kita. Yang Dia kehendaki adalah kita percaya pada Anak-Nya yang tunggal. Yang diinginkan-Nya adalah tempat, di mana Dia dibiarkan membangun kehidupan yang baru di dalam kita sesuai dengan kehendak-Nya.

ARTIKEL

Kasih Bapa

Beberapa tahun yang lalu, ada seorang duda yang sangat kaya. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang sangat ia kasihi dan memiliki kegemaran yang sama dengannya yaitu mengkoleksi lukisan-lukisan terkenal. Mereka berkeliling dunia untuk mencari dan mengumpulkan lukisan-lukisan itu. Karya-karya tak ternilai dari Picasso, Van Gogh, Monet dan banyak lainnya menghiasi dinding rumah mereka. Duda itu sangat bangga dengan keahlian anaknya memilih karya-karya bermutu.

Ketika musim dingin tiba, perang melanda negeri mereka. Anak muda itu pergi untuk membela negerinya. Setelah beberapa minggu, ayahnya menerima telegram bahwa anaknya telah hilang. Kolektor seni itu dengan cemas menunggu berita berikutnya, dan ternyata yang dicemaskan terjadi, anaknya telah tewas ketika sedang merawat seorang temannya yang terluka. Keinginan untuk merayakan Natal bersama anaknya sirna sudah. Ia merasa sedih dan kesepian.

Pada hari Natal, pagi hari, terdengar ketokan di pintu yang membangunkan orang tua itu. Ketika ia membuka pintu, seorang serdadu berdiri di depannya dengan membawa bungkusan besar. Serdadu itu memperkenalkan diri, "Saya adalah teman anak bapak. Saya adalah orang yang sedang diselamatkannya ketika ia tewas. Bolehkah saya masuk sebentar? Ada sesuatu yang ingin saya perlihatkan." Serdadu itu menuturkan bahwa anak orang tua itu telah menceritakan padanya kecintaannya, juga ayahnya, pada barang-barang seni.
"Saya adalah seorang seniman," kata serdadu itu, "dan saya ingin memberikan pada Anda barang ini." Dibukanya bungkusan yang dibawanya itu dan ternyata di dalamnya ada lukisan foto anak orang tua itu. Memang bukan karya yang sangat bagus dibandingkan dengan lukisan-lukisan yang telah dimilikinya. Tetapi lukisan itu cukup rinci menggambarkan wajah anaknya. Dengan terharu orang tua itu memajang lukisan itu di atas perapian, menyingkirkan lukisan-lukisan lain yang bernilai ribuan dolar. Pada hari-hari berikutnya, orang tua itu menyadari bahwa walaupun anaknya tak berada lagi di sisinya ia tetap hidup dihatinya. Ia bangga mendengar anaknya telah menyelamatkan puluhan serdadu yang terluka sampai sebuah peluru merobek jantungnya. Lukisan foto anaknya itu menjadi miliknya yang paling berharga.

Pada musim semi berikutnya, orang tua itu sakit dan meninggal. Koleksi lukisannya akan dilelang. Dalam surat wasiatnya orang tua itu mengatakan bahwa lukisan-lukisan itu akan dilelang pada hari Natal, hari orang tua itu menerima lukisan yang paling disayanginya itu. Penggemar seni di seluruh dunia menunggu saat pelelangan itu. Saat yang dinantikan itu pun tiba. Penggemar seni berdatangan dari berbagai penjuru dunia. Lelang dimulai dengan lukisan yang tak ada dalam daftar di museum di seluruh dunia, yaitu lukisan anak orang tua itu. Juru lelang bertanya, "Siapa yang akan mulai dengan penawaran?" Ruangan itu sunyi. Juru lelang melanjutkan, "Siapa yang akan mulai penawaran dengan $100?" Menit-menit berlalu dan tak ada seorang pun yang berbicara. Terdengar suara protes, "Siapa yang berminat pada lukisan tak bermutu itu? Itu hanya lukisan foto anak orang tua itu. Lupakan saja lukisan itu dan lanjutkan dengan lukisan-lukisan lain yang bermutu." Terdengar suara-suara yang menyetujui usul itu. "Tidak, kita harus menjual ini terlebih dahulu," kata juru lelang.
Akhirnya, seorang tetangga orang tua itu berkata, "Bagaimana kalau saya menawarnya sepuluh dolar. Saya hanya punya uang sebanyak itu. Karena saya kenal baik anak itu, saya ingin memilikinya." Juru lelang itu bertanya, "Ada yang menawar lebih tinggi?" Kembali ruangan sunyi. "Kalau begitu saya hitung, satu, dua, . tiga, jadilah." Tepuk tangan terdengar riuh di ruangan itu, dan terdengar suara, "Nah, akhirnya kita sampai pada pelelangan harta yang sebenarnya." Tetapi juru lelang itu mengumumkan pelelangan telah selesai. Seseorang memprotes dan bertanya, "Apa maksud Anda? Di sini ada koleksi lukisan yang bernilai jutaan dolar dan Anda mengatakan telah selesai. Kita datang kesini bukan untuk lukisan anak orang tua itu. Saya ingin ada penjelasan." Juru lelang itu menjawab, "Ini sangat sederhana. Menurut surat wasiat orang tua itu, siapa yang memilih anaknya . akan mendapat semuanya."

Memang, pesan pada hari Natal itu sama seperti yang disampaikan pada kita selama berabad-abad: Kasih seorang Bapa pada Anak-Nya yang telah mengorbankan diri untuk menyelamatkan orang lain. Dan karena kasih Bapa itu, siapa yang menerima Anak-Nya akan menjadi ahli waris-Nya dan menerima seluruhnya.
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yohanes 1: 12)

Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. (Galatia 4: 7)

KOTBAH

Kekuatan Pikiran
(Lukas 18: 10-14)

Segala sesuatu tidak kelihatan sebagaimana adanya. Pada dasarnya otak kita sering dikuasai pikiran negatif. Begitu kita melihat suatu fenomena, hal-hal yang negatiflah yang muncul. Ada 3 hal penting tentang kekuatan pikiran:

1. You do what you think (Anda melakukan apa yang Anda pikirkan). Kalau kita berpikir negatif terhadap seseorang atau sesuatu, tindakan kita pun cenderung negatif. Sebaliknya, jika kita berpikir positif terhadap seseorang atau suatu keadaan, kita akan berperilaku dan bersikap positif. Karena kita memang akan melakukan apa yang kita pikirkan.
2. You get what you think (Anda mendapatkan apa yang Anda pikirkan). Ada suatu istilah dalam dunia komputer, yaitu GIGO = Garbage In Garbage Out artinya Jika sampah yang masuk, maka sampah pula yang keluar. Nasehat Firman Tuhan dalam Filipi 4: 8 yaitu pikirkanlah perkara-perkara yang baik. Berpikirlah besar supaya menjadi orang besar. Tetapi jangan menjadi sombong dengan apa yang kita pikirkan, karena orang sombong adalah musuh Tuhan. D. L. Moody pernah berkata: “Allah tidak pernah menyuruh pergi seseorang tanpa membawa sesuatu, kecuali orang itu menyombongkan diri.

3. You are what you think (Anda adalah apa yang Anda pikirkan). Seorang pakar pernah berkata, ”Jika kitamenabur dalam pikiran, kita akan menuai perbuatan. Jika kita menabur perbuatan, kita akan menuai kebiasaan. Jika kita menabur kebiasaan, kita akan menuai karakter.” Nah, apa jadinya jika yang kita tabur adalah pikiran yang buruk, maka karakter kita pun akan memburuk. Jadi, hati-hati dengan apa yang anda pikirkan.

Ketiga hal penting tersebut dapat menentukan apa yang akan kita peroleh di dalam kehidupan ini. Amin

Pdt. Henoch Wilianto - 20 Desember 2009

RH Minggu 27 Desember 2009

Minggu, 27 Desember 2009
jMANFAAT KELEMAHAN (2 Korintus 12:1-10) Teman saya, Tom menceritakan ujian dan pencobaan yang harus dihadapinya bersama keluarga, juga betapa tertekannya ia setiap kali harus mengajar orang dewasa dalam kelas Sekolah Minggu. "Minggu demi minggu berlalu dan saya merasa gagal total," akunya, "dan setiap kali saya berharap itu adalah Minggu terakhir sebelum saya menyatakan pengunduran diri." Kemudian pada suatu hari Minggu, Tom melihat seorang wanita muda menunggunya untuk berbicara. Wanita itu adalah sahabat keluarganya, sehingga ia memahami pergumulan keluarga sahabat saya ini. "Tom," katanya, "Saya harap kamu tidak memandang semua ini dari sudut pandang yang salah, sebab justru kamu akan menjadi guru yang lebih baik jika berhasil melalui masa-masa yang sulit!" Ia pun mengatakan, "Sejak saat itulah saya merasa jawaban Tuhan kepada Paulus juga ditujukan bagi saya: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.’"

Kelemahan menolong kita untuk berhubungan dengan orang lain dan membiarkan kuasa Allah bekerja dengan leluasa dalam hidup kita. Inilah harta kita yang terbesar.

RH Sabtu 26 Desember 2009

Sabtu, 26 Desember 2009
MAU JADI APA LAGI? (Kisah 11:19-26) Ketika diwawancarai, pianis Polandia yang terkenal, Ignace Paderewski mengatakan, "Sebetulnya bukan pilihan saya untuk mencurahkan seluruh hidup saya melulu pada musik, tetapi kalau bukan jadi pemusik, mau jadi apa lagi? Jika dengan segenap waktu yang dicurahkan saja ia masih belum mencapai taraf yang diinginkan, bagaimana mungkin waktu yang sangat singkat itu masih harus dibagi dengan sesuatu di luar bidang musik?"

Kata-kata Paderewski mengingatkan saya pada tujuan dan sikap hidup yang harus dimiliki setiap orang Kristen. Ia berkata, "Kalau bukan jadi pemusik, mau jadi apa lagi?" Saya akan berkata, "Kalau bukan jadi orang Kristen, mau jadi apa lagi?" Di dalam jemaat mula-mula, para murid disebut Kristen, yang artinya "orang-orang kepunyaan Kristus." Kasih dan pelayanan mereka bagi Tuhan begitu nyata. Kalau seorang pianis kenamaan saja dapat menyadari apa dan siapa dia, dan mau mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengembangkan diri, apalagi kita. Betapa kita harus lebih berjuang untuk menjadi seperti Tuhan dan Juruselamat kita! Dengan mengutip kata-kata pianis itu, kita juga harus dapat berkata, "Mau jadi apa lagi?"

RH Jumat 25 Desember 2009

Jumat, 25 Desember 2009
SESUATU TELAH TERJADI DI SINI (Lukas 2:8-20) Orang Kristen dapat dibedakan berdasarkan cara mereka merayakan Natal. Sebagian orang tidak terlalu memikirkannya dengan serius kecuali berbelanja ke pusat pertokoan. Sebagian lainnya akan menggunakan saat-saat itu untuk mewujudkan sesuatu yang berarti dalam merayakan kelahiran Yesus di dunia yang fana ini. Bertahun-tahun yang lalu, seorang penjelajah tua menuju ke barat, melintasi dataran yang amat luas hingga tiba di tepi Grand Canyon yang curam. Ia sangat takjub pada pemandangan yang dilihatnya: sebuah ngarai dengan kedalaman 1,5 km dan panjang 27 km terbentang di hadapannya. Sambil masih terengah-engah ia berseru, "Sesuatu pasti telah terjadi di sini!"

Pada saat-saat Natal, masih banyak orang yang bertanya-tanya apa arti segala kesibukan Natal yang mereka lihat dan dengar itu. Kita harus menyampaikan kepada dunia tentang hal ini, bahwa Allah telah mengunjungi bumi kita. Anak-Nya, Yesus Kristus, telah datang sebagai utusanNya, untuk mati bagi segala dosa kita (Yoh. 1: 1-14). Inilah berita yang sesungguhnya. Allah telah menjadi sama seperti kita agar kita dapat hidup selamanya bersama-Nya. Selamat hari Natal!

RH Kamis 24 Desember 2009

Kamis, 24 Desember 2009
BERITA KESUKAAN BAGI SEMUA (Lukas 2:1-10) Banyak orang yang telah mendengar kata "kesukaan besar" ini, tetapi mereka tidak memahaminya. Mereka menyukai Natal karena inilah saat untuk menghias rumah, berbelanja, menghadiri berbagai perayaan Natal atau saling bertukar kado dengan orang-orang yang mereka kasihi. Tetapi setelah semua kemeriahan berakhir, mereka kembali merasa kosong dan hilang sudah semua sukacita itu. Lainnya justru tak menyukai saat-saat Natal. Mereka tak punya cukup uang untuk membeli hadiah atau menghias rumah. Tak juga ada kawan untuk merayakan Natal bersama. Suasana kesukaan bagi mereka hanya menambah rasa duka yang mendalam.

Permasalahan kedua kelompok di atas adalah pada kekeliruan dalam mengartikan "kesukaan besar" yang diberitakan malaikat Tuhan. Kesukaan besar itu tidak terdapat pada hal-hal yang lahiriah melainkan pada arti Natal yang sesungguhnya. Pada saat Yesus dilahirkan, Allah menjelma menjadi manusia agar kita dapat ditebus dari segala dosa dan memperoleh hidup kekal. Inilah kunci kesukaan besar itu. Makna Natal yang sesungguhnya adalah: "berita kesukaan besar untuk seluruh bangsa".

RH Rabu 23 Desember 2009

Rabu, 23 Desember 2009
TEPATKAH WAKTUNYA? (Mazmur 127: 1 - 128: 6) Itulah waktunya. Tak seorang pun dari kita dapat memilihnya. Namun itulah waktu Tuhan. Dan kita semua harus menerimanya. Secara khusus, waktu itu datang tepat setahun yang lalu, pada hari yang ditentukan Tuhan untuk memanggil ayah saya dalam kematian. 83 tahun hidupnya yang dipakai untuk melayani Juruselamatnya dan 51 tahun kepemimpinannya dalam keluarga berlalulah sudah. Tubuhnya yang tegap dan kuat pada akhirnya tak dapat menahan proses penuaan dan penyakit. Waktu itu Natal menjelang, kegembiraan dengan lagu-lagu dan kisah kelahiran Yesus ada di mana-mana. Itulah saat yang penuh harapan, kesukaan, dan kedamaian di bumi. Bagaimanapun, itu adalah waktu yang tepat sebab itulah waktu Tuhan. Itulah waktu yang tepat sebab Tuhan tak pernah keliru. Dia menganggap tugas ayah sudah selesai, buah-buah kehidupannya telah nyata dan warisannya sudah aman. Ayah berpulang pada hari Natal. Itulah saatnya waktu Tuhan

RH Selasa 22 Desember 2009

Selasa, 22 Desember 2009
KELUAR DARI ‘BUAIAN’ (1 Samuel 6:20-7:6) Acara kesenian, musik dan perayaan Natal biasanya berpusat pada "kota kecil Betlehem" dan Sang Bayi yang terbaring di palungan, dengan seorang ibu yang tak puas-puasnya memandang si Bayi. Betapa kita menyenangi adegan-adegan indah yang menggambarkan kedatangan Yesus di dunia ini. Namun, kita tak boleh hanya terpancang pada Bayi di palungan dalam pengenalan kita akan Kristus. Kita tidak menyembah kepada seorang bayi yang sedang tertidur. Hendaknya kita memiliki hubungan yang lebih mendalam dengan Kristus yang disalib, mati, bangkit dan naik ke surga. Kita tak dapat memandang Yesus hanya sebagai sebuah adegan Natal. Dia merindukan hubungan yang lebih erat dan indah bersama kita. Sebagaimana bangsa Israel harus memperbarui kembali pengertian mereka akan Tabut Tuhan dan mentaatinya dalam kehidupan sehari-hari, marilah kita mengeluarkan Kristus dari "buaian" dan mempersilakan Dia memasuki kehidupan kita.

RH senin 21 Desember 2009

Senin, 21 Desember 2009
ORANG KRISTEN YANG BAIK (1 Petrus 3:8-17) Sebuah artikel di surat kabar dengan judul ”ORANG AMERIKA YANG BAIK” mengutip kata-kata Keren, gubernur jenderal Etiopia yang mengatakan: "Mengapa anda tidak mengirimkan lebih banyak lagi orang Amerika seperti Bapak Downey kepada kami?" Downey adalah seorang mantan tentara yang telah bekerja keras mengusahakan didirikannya rumah yatim piatu dan rumah sakit yang sangat dibutuhkan di Ethiopia. Atas jasanya itu ia telah mendapat julukan "Orang Amerika yang baik" yang sungguh merupakan suatu penghormatan besar. Namun penghormatan yang lebih mulia adalah bila kita mendapat julukan "Orang Kristen yang baik." Melebihi orang-orang lain, orang-orang percaya harus sungguh-sungguh dapat menjadi ‘orang- orang yang memancarkan keindahan’. Kalau orang lain melihat anda, adakah mereka melihat pancaran kasih Kristus pada diri anda? Karena kesetiaan anda, dapatkah anda menjadi "Orang Kristen yang baik"?

ARTIKEL

Boneka Untuk Adikku

Hari terakhir sebelum Natal, aku terburu-buru ke supermarket untuk membeli hadiah-hadiah yang semula tidak direncanakan untuk dibeli. Ketika melihat orang banyak, aku mulai mengeluh: "Ini akan makan waktu selamanya, sedang masih banyak tempat yang harus kutuju." "Natal benar-benar semakin menjengkelkan dari tahun ke tahun. Kuharap aku bisa berbaring, tidur, dan hanya terjaga setelahnya." Walau demikian, aku tetap berjalan menuju bagian mainan, dan di sana aku mulai mengutuki harga-harga, berpikir apakah sesudahnya semua anak akan sungguh-sungguh bermain dengan mainan yang mahal.

Saat sedang mencari-cari, aku melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun, memeluk sebuah boneka. Ia terus membelai rambut boneka itu dan terlihat sangat sedih. Aku bertanya-tanya untuk siapa boneka itu. Anak itu mendekati seorang perempuan tua di dekatnya: ”Nenek, apakah engkau yakin aku tidak punya cukup uang?” Perempuan tua itu menjawab: ”Kau tahu bahwa kau tidak punya cukup uang untuk membeli boneka ini, sayang.” Kemudian Perempuan itu meminta anak itu menunggu di sana sekitar 5 menit sementara ia berkeliling ke tempat lain. Perempuan itu pergi dengan cepat. Anak laki-laki itu masih menggenggam boneka itu di tangannya.

Akhirnya, aku mendekati anak itu dan bertanya kepada siapa dia ingin memberikan boneka itu. ”Ini adalah boneka yang paling disayangi adik perempuanku dan dia sangat menginginkannya pada Natal ini. Ia yakin Santa Claus akan membawa boneka ini untuknya”, katanya. Aku pun menjawab mungkin Santa Claus akan membawa boneka untuk adiknya, dan supaya ia jangan khawatir. Tapi anak laki-laki itu menjawab dengan sedih, ”Tidak, Santa Claus tidak dapat membawa boneka ini ke tempat dimana adikku berada saat ini. Aku harus memberikan boneka ini kepada mama sehingga mama dapat memberikan kepadanya ketika mama sampai di sana.” Mata anak laki-laki itu begitu sedih ketika mengatakan ini, ”Adikku sudah pergi kepada Tuhan. Papa berkata bahwa mama juga segera pergi menghadap Tuhan, maka kukira mama dapat membawa boneka ini untuk diberikan kepada adikku.” Jantungku seakan terhenti.

Anak laki-laki itu memandangku dan berkata: ”Aku minta papa untuk memberitahu mama agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk menunggu hingga aku pulang dari supermarket.” Kemudian ia menunjukkan fotonya yang sedang tertawa.

Kemudian ia berkata: ”Aku juga ingin mama membawa foto ini supaya tidak lupa padaku. Aku cinta mama dan kuharap ia tidak meninggalkan aku tapi papa berkata mama harus pergi bersama adikku.” Kemudian ia memandang dengan sedih ke boneka itu dengan diam.

Aku meraih dompetku dengan cepat dan mengambil beberapa catatan dan berkata kepada anak itu. ”Bagaimana jika kita periksa lagi, kalau-kalau uangmu cukup?” ”Ok” katanya. ”Kuharap punyaku cukup.” Kutambahkan uangku pada uangnya tanpa setahunya dan kami mulai menghitung. Ternyata cukup untuk boneka itu, dan malah sisa. Anak itu berseru: ”Terima Kasih Tuhan karena memberiku cukup uang' Kemudian ia memandangku dan menambahkan: ”Kemarin sebelum tidur aku memohon kepada Tuhan untuk memastikan bahwa aku memiliki cukup uang untuk membeli boneka ini sehingga mama bisa memberikannya kepada adikku. DIA mendengarkan aku. Aku juga ingin uangku cukup untuk membeli mawar putih buat mama, tapi aku tidak berani memohon terlalu banyak kepada Tuhan. Tapi DIA memberiku cukup untuk membeli boneka dan mawar putih.” ”Kau tahu, mamaku suka mawar putih.”

Beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan aku berlalu dengan keretaku. Kuselesaikan belanjaku dengan suasana hati yang sepenuhnya berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat menghapus anak itu dari pikiranku. Kemudian aku ingat artikel di koran lokal 2 hari yang lalu, yang menyatakan seorang pria mengendarai truk dalam kondisi mabuk dan menghantam sebuah mobil yang berisi seorang wanita muda dan seorang gadis kecil. Gadis kecil itu meninggal seketika, dan ibunya dalam kondisi kritis. Keluarganya harus memutuskan apakah harus mencabut alat penunjang kehidupan, karena wanita itu tidak akan mampu keluar dari kondisi koma. Apakah mereka keluarga dari anak laki-laki ini?

2 hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu, kubaca di koran bahwa wanita muda itu meninggal dunia. Aku tak dapat menghentikan diriku dan pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian pergi ke rumah duka tempat jenasah dari wanita muda itu diperlihatkan kepada orang2 untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum penguburan. Wanita itu di sana, dalam peti matinya, menggenggam setangkai mawar putih yang cantik dengan foto anak laki-laki dan boneka itu ditempatkan di atas dadanya. Kutinggalkan tempat itu dengan menangis, merasa hidupku telah berubah selamanya. Cinta yang dimiliki anak laki-laki itu kepada ibu dan adiknya, sampai saat ini masih sulit untuk dibayangkan. Dalam sekejap mata, seorang pria mabuk mengambil semuanya dari anak itu.

KOTBAH

Evaluasi Diri
(Roma 11: 36)

Rasul Yakobus menyatakan bahwa segala sesuatu yang baik itu berasal dari Bapa yang di sorga. Kita harus sadar bahwa segala yang kita miliki dari Tuhan adanya, sehingga segala kemuliaan pun hanya bagi Tuhan. Tiga hal yang dapat kita pelajari dalam mengevaluasi diri, yaitu:
1. Keberhasilan bukan final. Sekalipun kita telah mencapai keberhasilan, kita harus sadar bahwa kita adalah manusia biasa dan segala kemuliaan hanya bagi Allah. Contoh: Rasul Paulus pada saat berada di Listra (Kis. 14: 13). Kalau kita mau bermegah hendaklah kita bermegah di dalam Tuhan (Yer. 9: 23).

2. Kegagalan bukan fatal. Pada saat kita menghadapi kegagalan, kita harus ingat bahwa itu semua bukan akhir dari segalanya (Ams. 24: 10). Dalam kehidupan ini banyak orang yang akan berusaha menghalang-halangi kita untuk datang kepada Tuhan. Tetapi kita mau berusaha untuk tetap meresponi Firman Tuhan secara positif. Contoh: perempuan Kanaan yang percaya (Mat. 15: 27).

3. Yang menentukan adalah kerendahan hati. Jaga hati kita untuk tetap kuat dan teguh. Seperti Yosua yang diingatkan Tuhan untuk menjaga hati (Yos. 1: 8). Kita juga harus menjaga hati untuk dapat tetap rendah hati, karena kesombongan adalah awal kejatuhan. Cara untuk dapat menjaga hati kita adalah dengan berdoa dan baca firman Tuhan. Sebuah doa bukan untuk menuntut hak. Tetapi sebuah doa adalah penyerahan total kepada Allah.

Ketiga hal tersebut dapat kita gunakan untuk mengevaluasi diri selama 1 tahun yang telah kita lalui ini dan mempersiapkan diri memasuki tahun yang baru. Amin

Pdt. Fifie Layantara - Minggu, 13 Des ‘09

RH Minggu 20 Desember 2009

Minggu, 20 Desember 2009

DAYTONA ‘YANG NAKAL’ (Mazmur 95:1-11) Penduduk yang sudah 30 tahun bermukim di sekitar pantai Daytona menyatakan belum pernah mengalami kejadian seperti itu sebelumnya. Gelombang sepanjang 40,5 km, dengan ketinggian 5,48 m dan kedalaman 76,2 m, tiba-tiba saja muncul dari laut yang tenang dan langsung menyerbu pantai. Rupa-rupanya akibat tanah longsor di dasar laut, gelombang yang besar itu lalu menghantam perahu-perahu yang sedang berlayar dan menimpakannya pada perahu-perahu yang berada di sepanjang pantai Florida. Kejadian aneh di Daytona itu merupakan gambaran kehidupan. Tak ada tempat pelarian dari hal yang terjadi tanpa diduga. Kita tidak dapat meramalkan hal-hal yang tidak dapat diperkirakan. Segala sesuatu di sekitar kita tiba-tiba bisa berubah menjadi bencana besar. Dan kekuatiran mengenai hal-hal itu tak akan memberikan rasa aman sedikit pun kepada kita. Ketidakpastian sering menjadi alasan timbulnya kekuatiran. Tetapi pemazmur tak mau membuang waktu untuk mengkuatirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi. Sebaliknya ia memilih untuk memuji Penciptanya yang tak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Kita pun dapat melakukan hal yang sama.

RH Sabtu 19 Desember 2009

Sabtu, 19 Desember 2009

HIDUP YANG TERUKUR (Mazmur 90:1-17) Akar dari kata menghitung dalam Mazmur 90:12 adalah "mengukur" atau "menimbang." Ya, kita harus menempatkan hari-hari kita tempatkan dalam keadaan seimbang di antara hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan dan yang menjadi berkat bagi sesama. Ketika pelukis besar Raphael meninggal dunia di awal usianya yang ke-37, para sahabat dan sanak keluarganya mengusung juga lukisan terakhirnya yang belum selesai, yang berjudul The Transfiguration ke pemakaman. Keluarganya menganggap lukisan itu sebagai lambang cita-cita dunia yang tak tercapai karena terbatasnya waktu hidup untuk mencapainya. Gambar setengah jadi itu pun membawa pesan lain bagi kita semua, yaitu bahwa: hidup ini hanyalah sekejap saja, kematian dapat datang secara tiba-tiba. Kita harus menghargai setiap jam sebagai pemberian yang sangat bernilai dan menggunakannya untuk hal-hal yang berguna. Jika kita menyadari betapa berharganya hari-hari, kita akan berusaha memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Agar tidak kecewa di akhir hidup kita, serta mendapatkan kebahagiaan di surga, kita harus menggunakan waktu yang ada dengan arif (Ef. 5: 15-16).

RH Jumat 18 Desember 2009

Jumat, 18 Desember 2009

KASIH ALLAH MELALUI MAKANAN (Ibrani 13:1-16) Selama hidup-Nya di dunia ini, Yesus telah memilih untuk menyamakan diri-Nya dengan orang miskin dan hina. Pelayanan-Nya pun digerakkan oleh belas kasihan terhadap orang-orang yang menderita. Dalam bukunya, Edith Schaeffer, menceritakan pengalamannya memberi makan gelandangan yang sewaktu-waktu datang ke rumahnya dan berkata, "Ibu, bolehkah saya meminta secangkir kopi dan mungkin sekerat roti." Edith lalu akan mempersilakannya masuk dan menyajikan makanan yang ditata apik seperti untuk tamu agung: sup hangat dengan roti, lengkap dengan pisau dan hiasan di atas piring. Anak-anaknya membuatkan karangan bunga, dan kalau saat itu sudah senja, akan dinyalakan pula sebatang lilin. Sambil melongo, gelandangan itu bertanya, "Untuk sayakah semua ini?" "Ya." Jawab Edith, "dan kopi juga akan disajikan sebentar lagi. Injil Yohanes ini pun untuk anda. Ambillah. Itu amat berharga." Di dapurnya tergantung hiasan bertuliskan: "Makanan dapat membuat orang menikmati kasih Allah." Tak dapat disangkal, para gelandangan yang mampir di rumah Edith tentu merasakan kasih Allah melalui keluarga itu. Dengan kemurahan hati anda melayani seseorang, anda sebenarnya sedang melayani Kristus, dan mungkin anda sedang menjamu malaikat-malaikat.

RH Kamis 17 Desember 2009

Kamis, 17 Desember 2009

KEUTUHAN YANG SESUNGGUHNYA (Ibrani 12:11-17) Sambil menyetir mobil, saya mendengarkan rubrik konsultasi di radio. Seorang anak muda sedang dilayani lewat telepon. Ia amat putus asa karena putus sekolah dan kehilangan pekerjaan. Pemuda itu dibesarkan dalam sebuah keluarga yang baik, menjadi pengunjung gereja yang setia dan telah menyatakan iman kepada Kristus. Namun kini ia terjerumus ke dalam dosa pornografi dan tindakan asusila. Pengasuh rubrik itu memberikan jawaban yang samar-samar, menasehati pemuda itu agar "menggali segala potensi yang diberikan Allah kepadanya" dan "terus berusaha untuk mengenal dirinya yang sebenarnya" sebagai satu langkah menuju "keutuhan" pribadi. Saya tak mengerti apa yang dimaksudkannya. Saya yakin, pemuda itu pun demikian.

Langkah untuk mencapai ‘keutuhan’ yang ditawarkan Allah lebih dalam dari sekadar menggali potensi diri sendiri. Kita harus diperhadapkan dengan dosa dan pengampunan melalui Kristus. Mencapai keutuhan yang sesungguhnya memang bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan merupakan hal yang mustahil.

RH Rabu 16 Desember 2009

Rabu, 16 Desember 2009

KELUARKANLAH RACUN ITU! (Efesus 4:17-32) Sehabis menikmati makan siang, saya dan teman saya masih ngobrol di arena parkir restoran itu. Kami berdiskusi tentang kehancuran yang dapat terjadi oleh karena kepahitan. Percakapan tersebut sudah lama terjadi, tetapi kebenaran yang menyedihkan mengenai akar pahit itu terus-menerus saya ingat sepanjang pelayanan saya di bidang penggembalaan. Kepahitan adalah racun, yang jika tidak segera dikeluarkan dengan berdoa, membuat pengakuan dan pengampunan, dapat mengakibatkan gangguan emosional yang hebat dan merusak hubungan antarpribadi. Sedikit dendam yang dibiarkan membara dapat menjadi malapetaka besar yang merusak seluruh jiwa. Itulah sebabnya mengapa nasihat yang terdapat dalam kitab Ibrani ini harus benar-benar kita perhatikan.

Adakah anda masih menyimpan kenangan pahit yang menyakitkan? Menyimpan dendam hanya akan meracuni kehidupan kita. Dengan pertolongan Roh Kudus, buanglah segala akar pahit itu sekarang juga. Kita akan tercengang mendapati betapa sukacitanya hidup kita tatkala kita mempersilakan Allah mengeluarkan racun kepahitan itu dari hidup kita.

RH Selasa 15 Desember 2009

Selasa, 15 Desember 2009

BAYI-BAYI PERLU DISAPIH (Ibrani 5:5-6:3) Bagi saya, hampir tak ada yang dapat menandingi lezatnya kue coklat yang dimakan panas-panas ketika baru matang dan dilengkapi dengan segelas es susu. Tentu saja saya tak bisa dianggap bayi hanya karena saya masih minum susu. Namun, jika hanya susu yang menjadi makanan saya sehari-hari, anda pasti akan bertanya-tanya, ada apa dengan saya, bukankah saya sudah lama harus makan makanan padat?

Sudah tiba waktunya bagi kita untuk lebih maju dalam ajaran tentang kebenaran, tanpa harus kehilangan dasar ajaran tersebut. Susu tetap baik dan bergizi tinggi. Kita pun tak boleh kehilangan rasa terima kasih atas "susu" firman Allah yang menyatakan pengampunan dan anugerah hidup baru di dalam Kristus kepada kita. Namun, Allah menghendaki kita meningkatkan pemahaman akan firman-Nya dengan terus mempelajarinya, berdoa, merenungkan, mentaati dan mengujinya. Kita harus memahami dengan benar prinsip-prinsip rohani supaya kita dapat menerapkannya, bersaksi tentang iman kita dengan berani dan tetap berdiri teguh sekalipun menanggung penderitaan. Susu firman Allah selalu nikmat, tetapi makanan padat dari Alkitab akan membuat kita kuat. Bagaimana anda mengatur menu makanan rohani anda?

RH Senin 14 Desember 2009

Senin, 14 Desember 2009

KONFLIK DI SEPUTAR NATAL (Matius 10: 16-34) Saat-saat sekitar Natal di Amerika, adalah saat-saat di mana ruang sidang pengadilan kembali dipenuhi para pengacara yang memperdebatkan masalah-masalah seputar Natal, misalnya tentang penyelenggaraan acara Natal tertentu yang telah melanggar hak azasi seseorang atau mengapa acara Christmas Carol diselenggarakan dalam konser sekolah. Jika kita adalah orang yang mudah terhanyut, konflik-konflik mengenai Natal yang diperdebatkan setiap tahun ini, mungkin dapat mengganggu perasaan kita dalam merayakan Natal. Namun, jika kita mengerti perkataan Yesus sendiri, bahwa kedatangan-Nya memang tidak selalu membawa damai, akan lebih mudah bagi kita untuk menerima permasalahan-permasalahan yang timbul di seputar Natal.

Yesus menawarkan damai, sejahtera dan sukacita kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Tetapi, bagi orang yang menolak anugerah keselamatan-Nya, peringatan akan kedatangan-Nya dapat menjadi masalah, bahkan pada saat merayakan Natal.

ARTIKEL

Hadiah Natal Yang Mahal

Penulis cerpen Amerika terkemuka, O. Henry, menulis sebuah kisah Natal tersohor. Kisah itu tentang sepasang suami-istri muda yang sedemikian saling mencintai. Natal sudah dekat dan mereka ingin saling memberikan hadiah. Tetapi mereka sangat miskin dan tidak mempunyai uang untuk membeli hadiah. Maka mereka masing-masing, tanpa saling memberi tahu, memutuskan untuk menjual miliknya yang paling berharga.

Bagi sang istri, harta miliknya yang paling berharga adalah rambutnya yang panjang berkilau. Ia pergi ke sebuah salon dan menyuruh memotong rambutnya. Kemudian ia menjual potongan rambutnya itu untuk membeli sebuah rantai arloji yang indah untuk arloji suaminya. Sementara itu, sang suami pergi kepada seorang tukang emas dan menjual satu-satunya arloji yang dimilikinya untuk membeli dua potong sisir yang indah untuk rambut kekasihnya.

Ketika hari Natal tiba, mereka saling menyerahkan hadiah. Mula-mula mereka menangis terharu, namun kemudian keduanya tertawa. Tidak ada lagi rambut yang perlu dirapikan dengan sisir indah pembelian sang suami, dan tidak ada lagi, arloji yang memerlukan seutas rantai indah pembelian sang istri. Tetapi ada sesuatu yang lebih berharga daripada sisir dan rantai arloji, yaitu pesan dibalik hadiah- hadiah itu; Mereka masing - masing telah mengambil yang terbaik dari dirinya untuk diberikan kepada pasangannya...

Suatu hadiah bukanlah hadiah jika tidak menimbulkan suatu pengorbanan dalam diri kita, dan jika tidak menjadi bagian dari diri kita sendiri. Yesus memberikan dari-Nya yang terbaik untuk kita. Ia memberikan nyawa-Nya, untuk menebus dosa - dosa kita, untuk menyelamatkan hidup kita, supaya bisa tetap bersama dengan Dia untuk selama-selamanya. Apa yang aku berikan kepada-Nya yang terbaik, dariku..?

"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat - sahabatnya. Kamu adalah sahabat-KU, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15: 13,14)

KOTBAH

Janji Allah
(Ibrani 6: 10-15)

Pada dasarnya setiap orang tidak memiliki kesabaran dalam menanti janji Allah tergenapi dalam hidupnya. Seringkali kita inginnya instant dalam menerima penggenapan janji Allah dalam kehidupan ini. Ada 3 cara menunggu dengan tenang pertolongan yang dijanjikan Tuhan, yaitu:

1. Kita harus berani untuk bersabar dalam menunggu datangnya pertolongan Tuhan tersebut. Dalam hal ini kita dapat belajar dari Abraham. Abraham menanti dengan sabar janji Tuhan tergenapi dalam hidupnya. Pada saat Abraham menerima jani Allah tersebut usianya masih 50 tahun dan janji Allah tergenapi pada saat Abraham berusia 100 tahun. Janji Allah digenapi bagi orang yang menanti dengan sabar.
2. Kita harus menutup mata dan telinga terhadap sumber lain. Iblis akan berusaha memakai segala cara untuk membuat orang tidak sabar terhadap janji Allah. Pada saat Elizabeth mengandung di usianya yang sudah tua, ia selama 5 bulan mengasingkan diri dari orang-orang sekitarnya (Luk. 1: 24). Seringkali perkataan orang-orang sekitar kita dapat melemahkan iman kita. Agar kita dapat menanti dengan tenang janji Tuhan tergenapi atas hidup kita, kita harus menutup mata dan telinga kita terhadap informasi yang dapat melemahkan iman kita.

3. Kita harus tetap beriman kepada Tuhan. Iman dan sabar adalah dua syarat yang tidak terpisahkan dalam penggenapan janji Allah. Terkadang iman dapat menjadi kendor pada saat seseorang melihat kenyataan yang dihadapinya. Janji Allah di atas fakta. Fakta apa pun yang kita hadapi tidak akan dapat membatalkan janji Allah tergenapi dalam hidup kita.

Ketiga cara ini dapat membuat kita menunggu dengan tenang janji Tuhan tergenapi dalam kehidupan ini. Amin.

Pdt. Henoch Wilianto - 06 Desember 2009

RH Minggu 13 Desember 2009

Minggu, 13 Desember 2009
BERANILAH SEPERTI DANIEL (Daniel 6:1-10) Tokoh Alkitab seperti Daniel memberi kekuatan dan memperlihatkan bagaimana seharusnya kita hidup. Kita masih tetap membutuhkan "Daniel-Daniel" masa kini, pria maupun wanita yang memiliki keyakinan yang teguh dan keberanian untuk mempertahankan keyakinannya meski dalam situasi terancam penderitaan atau kehancuran. Ayah saya, Dr. M.R. De Haan adalah orang yang seperti itu. Peristiwa itu sudah terjadi 30 tahun yang lalu, pada tanggal 13 Desember 1965, ketika ayah pulang ke rumah dengan tekad terus bersama Tuhan. Ayah saya berkata dengan tegas, "Richard, saya tak peduli meskipun seluruh dunia ini menentang saya. Saya harus melakukan apa yang benar. Saya harus bertindak sesuai dengan keyakinan saya!"

Tentu saja kita juga harus mawas diri apakah keyakinan kita sudah terpancang pada dasar yang benar. Setelah kita merasa pasti, kita harus seperti Daniel, yang tidak hanya punya keyakinan tetapi juga punya keteguhan untuk mempertahankan keyakinannya. Hari ini, bila anda tergoda untuk mengkompromikan prinsip-prinsip hidup, jangan menyerah! Beranilah seperti Daniel!

RH Sabtu 12 Desember 2009

Sabtu, 12 Desember 2009
"JIKA SAYA BERSAKSI KEPADA DUNIA" (Lukas 12:1-9) Dalam acara penutupan KKR yang diadakan D.L. Moody, seorang pemuda Norwegia berdiri dan menyatakan imannya kepada Tuhan. Ia ingin jemaat mengetahui bahwa ia kini telah diselamatkan, tetapi ia mengalami kesulitan untuk mengatakannya dalam bahasa Inggris. Dengan tersendat-sendat akhirnya ia berkata, "Saya berdiri di sini karena Yesus menghendaki saya untuk bersaksi. Dia berjanji bila saya bersaksi kepada dunia tentang Dia, maka Dia pun akan mengakui saya di hadapan Bapa!"

Tuhan tidak menghendaki kita menjadi saksi-saksi bisu. Dia menguatkan kita untuk berani bersaksi kepada orang lain atas anugerah-Nya. Jika anda mengasihi Allah, bersaksi kepada sesama adalah tugas anda. Mungkin yang perlu anda katakan kepada seseorang hanyalah pernyataan anda, bahwa "Yesus adalah segalanya bagiku. Saya harap anda pun dapat mengenal-Nya!" Dan anda akan terkejut mendapati bagaimana pengakuan yang sederhana dan terus terang itu berbuah. Ambillah keputusan pada hari ini juga untuk "bersaksi kepada dunia".

RH Jumat 11 Desember 2009

Jumat, 11 Desember 2009
HARTA YANG TAK TERNILAI (Mazmur 15:1-5) Para pengikut Kristus dipanggil untuk menunjukkan keutuhan hidupnya. Mereka harus hidup lurus dan jujur, mementingkan nama baik daripada kekayaan besar di dunia yang mengutamakan hal yang sebaliknya ini. Dari hasil angket yang dibagikan kepada para eksekutif, sebagai contoh, Gallup mendapati bahwa 80% mengaku tetap mengemudi dalam keadaan mabuk, 35% membesar-besarkan masalah pemotongan pajak dan 78% memakai telepon kantor untuk interlokal urusan pribadi.

Allah menghendaki umat-Nya melakukan hal yang berbeda dari yang biasa dilakukan orang dunia. Kita harus melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hati. Kejujuran menyenangkan hati Allah, dan bermanfaat bagi kita juga. Kita menerima berkat yang lebih berharga daripada kekayaan, yakni bebas dari rasa bersalah, leluasa menjadi saksi Kristus dan memiliki hubungan yang erat dengan Allah. Nama baik sungguh merupakan harta yang tak ternilai harganya!

RH Kamis 10 Desember 2009

Kamis, 10 Desember 2009
MEWUJUDKAN KESERASIAN (1 Korintus 1:10-17) Pada salah satu acara Natal, saya dan istri berkesempatan menikmati sajian musik yang mempersembahkan Messiah karya Handel. Seusai pementasan pertama, sang konduktor berjalan menuruni tangga dan kemudian menyerahkan tongkat dirigen di tangannya kepada orang lain. Kami tidak menangkap adanya perbedaan. Baik ketika dipimpin konduktor pertama maupun konduktor kedua, sajian musik mereka sama-sama bagus. Hal ini membuat saya merenung. Apa yang terjadi jika sebagian pemain musik itu berkata, "Kami lebih suka konduktor yang pertama. Marilah kita main asal-asalan saja di bawah pimpinan konduktor yang kedua." Hal ini tentu akan menghancurkan seluruh kemegahan musik itu. Tetapi tidak, para pemain musik itu bermain sama bagusnya di bawah pimpinan kedua konduktor itu.

Demikianlah yang seharusnya juga terjadi di gereja. Kita harus mempersembahkan karya yang terbaik bagi Tuhan, tak peduli siapa pun yang menjadi pemimpin kita asalkan ia sungguh-sungguh mengikut Tuhan. Selama kita melayani Allah, kita harus menyadari bahwa kita tak akan mencapai keserasian selama kita belum sungguh-sungguh bersatu di dalam Kristus.

RH Rabu 9 Desember 2009

Rabu, 09 Desember 2009
PIKAT DAN TANGKAP (1 Yohanes 4: 1-6) Dari antara beberapa teknik menjual, ada satu cara yang sebenarnya kurang etis, yang disebut "pikat dan tangkap." Si penjual akan memikat pembelinya terlebih dulu dengan menawarkan produk-produk terkenal yang dapat dijualnya dengan harga murah. Namun ketika si pembeli hendak membeli, ia akan mengatakan bahwa barang-barang itu sudah habis terjual. Sebagai gantinya ia akan menjual barang-barang berkualitas lebih rendah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dengan cara yang sama, nabi palsu juga memakai ayat-ayat Alkitab untuk memikat pendengarnya. Janganlah menelan begitu saja ajaran seseorang yang menggunakan istilah-istilah iman Kristen. Mintalah Roh Kudus menolong anda untuk memahami apakah orang itu sungguh berbicara berdasarkan Alkitab atau tidak. Dengan demikian anda tak akan terjerat oleh nabi-nabi palsu yang menggunakan doktrin pemikat dan menangkap pendengarnya ke dalam ajaran palsu mereka.

RH Selasa 8 Desember 2009

Selasa, 08 Desember 2009
POHON YANG TERLUPAKAN (Kisah 10: 34-43) Dalam terjemahan Bahasa Inggris, kata "kayu salib" disebut dengan kata "tree" yang berarti pohon. Pada bulan Desember seperti ini, saat seluruh perhatian tercurah pada pohon Natal dengan hiasannya yang berwarna-warni, kayu salib hina di bukit Kalvari boleh menjadi pohon Natal yang terlupakan. Banyak orang justru mengabaikan tujuan utama Yesus datang ke dunia ini. Makna kelahiran-Nya yang sesungguhnya menjadi samar-samar di balik berbagai hiasan, hadiah dan kesibukan pesta yang berhubungan dengan peringatan hari bersejarah ini. Kita harus terus menghayati makna Natal yang sesungguhnya. Ketika kita memperingati kelahiran sang Juruselamat di kandang Betlehem, marilah kita juga merenungkan dengan sungguh-sungguh bahwa ada hubungan yang erat antara Natal dan bukit Golgota, tempat Dia disalibkan dan mengucurkan darah karena dosa manusia. Jangan biarkan kayu salib di Kalvari menjadi pohon Natal yang terlupakan. Sebab itulah justru yang terpenting!

RH Senin 7 Desember 2009

Senin, 07 Desember 2009
ORANG-ORANG YANG TERLUPUT (Kolose 4:2-6) Banyak orang di sekitar kita bahkan memiliki kebutuhan yang jauh lebih besar, yakni mengenal Yesus Kristus dan anugerah keselamatanNya. Ada yang menanti kita menyadari keadaan mereka lalu menolong mereka. Ada yang akan menanggapi karena melihat perbuatan-perbuatan yang dilakukan dalam nama Yesus. Ada pula yang menerima anugerah keselamatan itu karena pendekatan kita yang lemah lembut. Namun tak seorang pun akan menanggapi kalau kita tidak memandang mereka sebagai orang-orang yang membutuhkan Kristus dan menjadi kesaksian yang baik bagi mereka. Paulus berdoa agar pintu pemberitaan injil dibukakan. Jika kita pun melakukannya, kita akan mendapati begitu banyak jiwa-jiwa yang membutuhkan pertolongan di sekitar kita. Marilah kita tunjukkan kepada mereka, melalui perkataan maupun tindakan kita bahwa mereka bukanlah orang-orang yang tidak terlihat.

ARTIKEL

BEJANA PILIHAN
Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Ada beberapa bejana tersedia, manakah yang akan terpilih?"
Pilihlah aku," teriak bejana emas, "Aku mengkilap dan bercahaya. Aku sangat berharga dan aku melakukan segala sesuatu dengan benar. Keindahanku akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang seperti Tuanku, emas adalah yang terbaik!"
Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata.
Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi.
"Aku akan melayani engkau Tuanku, aku akan menuangkan anggurmu dan aku akan berada di mejamu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memujimu."
Tuan itu hanya lewat saja dan menemukan sebuah bejana tembaga.
Bejana ini lebar mulutnya dan dipoles seperti kaca.
"Sini! Sini!" teriak bejana itu, "Aku tahu aku akan terpilih. Taruhlah aku dimejamu, maka semua orang akan memandangku."
"Lihatlah aku!", panggil bejana kristal yang sangat jernih, ”Aku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya aku. Meskipun aku mudah pecah, aku akan melayani engkau dengan kebanggaanku. Dan aku yakin, aku akan bahagia dan senang tinggal dalam rumahmu."

Tuan itu kemudian menemukan bejana kayu. Dipoles dan terukir indah, berdiri dengan teguh.

"Engkau dapat memakai aku, tuanku, kata bejana kayu. Tapi aku lebih senang bila engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan untuk roti."

Kemudian tuan itu melihat ke bawah dan melihat bejana tanah liat. Kosong dan hancur, terbaring begitu saja. Tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana tuan itu.

Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Aku akan perbaiki dan kupakai dan akan aku buat sebagai milikku seutuhnya. Aku tidak membutuhkan bejana yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang memamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar. Tetapi yang kucari adalah bejana yang sederhana yang akan kupenuhi dengan kuasa dan kehendakku.

Kemudian ia mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki dan membersihkannya dan memenuhinya, ia berbicara dengan lembut kepadanya, "Ada tugas yang perlu engkau kerjakan, jadilah berkat buat orang lain, seperti apa yang telah kuperbuat bagimu."

Demikianlah halnya dengan Tuhan. Ia mencari orang-orang yang rendah hati dan mau berjalan menurut kehendak dan kemauan Tuhan. Dan tentunya orang yang mau dibentuk, sekalipun harus melalui hal-hal menyakitkan.

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2 Korintus 4: 7)

KOTBAH

To Forgive is To Forget
(Yesaya 43: 25)

Arti kata mengampuni menurut Firman Tuhan ialah membebaskan, menghapuskan dan membuang. Mengampuni merupakan sebuah perintah. Apabila kita tidak mengampuni, kita telah melanggar perintah. Mengampuni juga merupakan sebuah tindakan dan sebuah keputusan. Pada saat kita melepaskan pengampunan maka kita akan mengalami pemulihan hubungan, doa kita didengar dan persembahan kita akan diterima Tuhan.

Pada saat Tuhan memberikan pengampunan kepada kita maka Tuhan tidak akan mengingat-ingat lagi dosa kita (Yes. 43: 25). Dalam hal ini seakan-akan kita tidak pernah berbuat dosa di hadapan-Nya. Ada tiga pengertian tentang “mengampuni adalah melupakan”, yaitu:
1. Menolak menyimpan kesalahan orang lain (1 Kor. 13:5; Ibr. 12: 14-15). Seseorang yang menyimpan kesalahan orang lain dalam hatinya akan mudah terluka. Dan orang yang terluka cenderung melukai orang lain. Mengampuni berarti tidak menyimpan kesalahan orang lain.

2. Melepaskan keinginan untuk membalas (Rm. 12: 19). Kita tidak memiliki hak untuk membalas, tetapi seringkali kita memiliki keinginan untuk membalas. Pembalasan adalah hak Tuhan. Mengampuni tidak dapat berjalan bersamaan dengan keadilan. Kalau kita berbicara tentang pengampunan maka kita harus mengesampingkan keadilan. Kalau kita mau membalas maka balaslah kejahatan orang lain dengan kebaikan.

3. Tidak memiliki sikap menghakimi. Kecenderungan manusia untuk menaikkan standarnya kepada orang lain dan menurunkan standar yang ada untuk dirinya pada saat ia berbuat kesalahan. Tetapi Alkitab mengajarkan bahwa standar yang kita pakai untuk mengukur orang lain akan Tuhan pakai untuk mengukur kita.

Dengan mengampuni kita telah memberikan ruang dan kesempatan bagi orang lain untuk memandang ke depan dan mengalami perubahan dalam kehidupannya. Orang yang akan bertumbuh adalah orang yang sibuk mengoreksi diri sendiri dan bukan orang lain. Jangan menghakimi dosa orang lain kalau anda tidak bersedia menolong orang itu. Amin

Pdt. Jeffry Rama - Minggu, 29 Nov ‘09

RH Minggu 6 Desember 2009

Minggu, 06 Desember 2009
BELAJAR BERJALAN (Kolose 2:1-7) "Berjalan" merupakan tindakan yang sangat dekat dengan "jatuh." Itulah sebabnya mengapa berjalan dengan kaki yang masih lemah sangat menakutkan bagi bayi. Namun anak-anak terus mencobanya sampai mereka benar-benar dapat berjalan. Demikian pula halnya dengan belajar berjalan sebagai orang Kristen. Kita mempraktikkan iman selangkah demi selangkah setiap waktu. Pendeta F.B. Meyer yang juga seorang penulis menjelaskan, "Kita menerima Yesus di dalam hati kita dengan iman.... Dengan iman itulah kita harus senantiasa hidup. Kita menerima anugerah demi anugerah dari-Nya dengan iman, serta mempersilakan Dia berkarya sepenuhnya dalam diri kita dan memancar keluar dalam wujud kebajikan, kelemah-lembutan dan sifat-sifat Kristus lainnya. Belajar untuk selalu memandang kepada-Nya dan mengharapkan anugerah-Nya dengan iman dalam segala sesuatu ini, lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan hidup kita."

Berjalan dengan Kristus kadangkala memang menakutkan, namun itulah satu-satunya jalan menuju perkembangan hidup rohani kita. Apakah anda sedang berjalan bersama-Nya hari ini?

RH Sabtu 5 Desember 2009

Sabtu, 05 Desember 2009
MENGENDALIKAN HASRAT (Filipi 3:7-14) Vladimir Lenin adalah seorang arsitek dari bekas negara Uni Sovyet yang sangat fanatik. Seorang rekan kerjanya pernah berkata, "Yang dipikirkan Lenin tak lain hanyalah revolusi. Ia bicara melulu tentang revolusi. Ia makan dan minum revolusi. Dan kalau malam hari ia bermimpi, mimpinya pastilah juga tentang revolusi." Meskipun kita sangat menyesalkan kefanatikan Lenin yang telah membawa dampak buruk, kita harus menyadari bahwa satu-satunya hasrat yang membara di dalam dirinya itu tidak hanya menolongnya untuk mencapai tujuan, tetapi juga mempengaruhi seluruh jalan hidupnya.

Hal-hal apakah yang mengendalikan hasrat kita? Adakah sebab-sebab tertentu, olahraga tertentu, kegemaran tertentu atau proyek tertentu yang membuat kita demikian antusias, rela memusatkan seluruh energi kita, serta menghabiskan banyak waktu, pikiran dan uang? Berdasarkan perkara-perkara yang dikatakan Allah bernilai kekal, nilai apakah yang terkandung dalam hasrat kita? Mengenal Yesus Kristus, mempercayai-Nya, mengasihi-Nya, dan melayani-Nya itulah hasrat yang bernilai kekal.

RH Kamis 4 Desember 2009

Jumat, 04 Desember 2009
IMAN KECIL PADA ALLAH MAHABESAR (Matius 17:14-21) Iman, kita semua berharap memilikinya, terlebih ketika menghadapi tingginya gunung-gunung permasalahan. Namun sebenarnya kita telah mempraktikkan iman dalam kehidupan sehari-hari. Kita duduk di kursi tanpa memeriksanya terlebih dahulu, kita menggunakan oven tanpa menganalisa dahulu bagaimana cara kerjanya, kita memasukkan kunci di lubang pintu dengan harapan pintu akan terbuka. Kita bergantung begitu saja pada benda-benda ini sebab kita tahu semua itu adalah benda yang masuk akal.

Stuart Briscoe menulis, "Iman itu hanya berlaku kepada apa yang diimani. Anda dapat memiliki iman yang hebat kepada lapisan es yang sangat tipis dan menenggelamkan.... Sebaliknya anda dapat memiliki sedikit iman kepada lapisan es yang sangat tebal dan anda selamat." Banyak orang Kristen beriman kepada iman, daripada beriman kepada Allah. Ketika menghadapi pencobaan demi pencobaan, mereka menderita untuk mencapai iman yang sebesar gunung. Padahal Yesus mengajarkan, iman yang sebesar biji sesawi saja sudah cukup, jika "ditanam" di tanah Allah Yang Mahabesar. Apa yang menjadi "gunung" anda hari ini? Segera setelah anda menanam biji sesawi iman anda di dalam Allah, gunung itu pun akan menjadi tanggung jawab Allah, dan anda dapat mengalami kesetiaan Tuhan dalam hidup ini.

RH Kamis 3 Desember 2009

Kamis, 03 Desember 2009
ACARA UTAMA (Lukas 1:26-38) Ketika "depresi berat" melanda Amerika sekitar tahun 1930-an, sebuah keluarga di Midwest harus berusaha keras untuk mencari makan. Mereka tak punya cukup uang untuk menikmati hal-hal yang mewah. Pada suatu hari, tersebarlah poster-poster yang mengumumkan kedatangan sebuah kelompok sirkus ke kota itu. Harga karcis masuk ke pertunjukkan itu Rp 2000,00. Anak laki-laki dari keluarga itu ingin sekali menonton sirkus, tetapi ayahnya berkata bahwa ia harus mencari uang sendiri untuk membeli karcis. Si anak ini lalu bekerja keras sampai akhirnya ia dapat membeli 1 karcis masuk. Pada hari kedatangan kelompok sirkus itu, ia pun pergi melihat arak-arakan rombongan hewan dan pemain sirkus yang memasuki kota. Ketika ia sedang menonton pawai itu, seorang badut menari-nari di dekatnya dan si anak menyerahkan karcisnya kepada badut itu. Lalu ia berdiri di tepi jalan dan berteriak-teriak gembira sampai seluruh arak-arakan itu lewat. Si anak segera pulang dan bercerita kepada orangtuanya betapa hebat pertunjukan sirkus yang ditontonnya. Ayahnya yang mendengar cerita sang anak terdiam, lalu ia merangkul anaknya dan berkata, "Anakku, yang kaulihat itu bukanlah pertunjukan sirkus, itu baru arak-arakannya." Kisah ini seumpama Natal. Banyak orang demikian antusias dengan kemeriahan Natal, tetapi melupakan makna Natal itu sendiri. Mari kita hayati kembali arti kelahiran Yesus bagi kita.

RH Rabu 2 Desember 2009

Rabu, 02 Desember 2009
BUKANKAH MEREKA PERCAYA PADA ALLAH? (Yesaya 8:11-18) Dalam tayangan televisi yang memberitakan huru-hara yang terjadi di sebuah kota besar, tampak seorang pria menuding ke arah orang-orang yang berlarian keluar setelah menjarah sederetan toko. Dengan marah ia berteriak, "Ini perampokan! Tidakkah mereka bermoral? Bukankah mereka percaya pada Allah?" Kita yang mengaku beriman kepada Kristus harus meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Pribadi yang kita takuti. Jika kita melakukan dosa yang sama seperti orang yang tak percaya kepada Kristus atau takut pada hal yang tak seharusnya ditakuti, orang-orang yang mengamati kita akan bertanya-tanya, "Bukankah mereka percaya pada Allah?" Kita dipanggil untuk takut kepada Allah lebih dari siapa pun dan menyatakannya melalui perkataan dan perbuatan kita.

RH Selasa 1 Desember 2009

Selasa, 01 Desember 2009
MENJALANKAN PERINTAH (1 Yohanes 3:18-24) Seorang sersan dari Indiana National Guard dijatuhi hukuman penjara 4 hari karena ia tidak mau melepaskan topi yang dikenakannya. Peristiwa itu terjadi pada saat berlangsung latihan musim dingin. Musim semi sebelumnya ia mengalami luka bakar di wajah dan telinga, dan dokter menganjurkan agar ia mengenakan topi untuk melindungi kulitnya yang sensitif. Catatan resmi tentang dirinya menyatakan bahwa ia juga seorang pemabuk dan sebelum dijatuhi hukuman penjara, ia sudah 2 kali mendapat peringatan mengenai topi pelindungnya itu. Tentara itu tidak dibenarkan, meskipun ia berpikir seharusnya ia tidak disalahkan. Seperti kebanyakan di antara kita, ia melakukan kesalahan dengan mengira bahwa ia memiliki hak untuk melanggar perintah orang yang berkuasa atasnya. Dalam keluarga Allah, kita pun cenderung beranggapan bahwa kita tahu apa yang terbaik bagi diri kita. Padahal perintah yang diberikan-Nya selalu disertai hasil yang dapat dimengerti, yakni untuk kemuliaan bagi Tuhan, kebaikan bagi sesama dan kebahagiaan kita.

RH Senin 30 November 2009

Senin, 30 November 2009
HATI-HATI, DIA DATANG! (1 Tesalonika 4:13-5:11) Ketika saya masih remaja, banyak orang yang memberitahu kami demikian: "Hati-hati ke mana engkau pergi dan apa yang engkau lakukan. Engkau tentu tidak ingin merasa malu tatkala Yesus datang kembali." Dalam 1 Yohanes 2: 28, sang rasul menyatakan bahwa orang-orang Kristen seharusnya hidup kudus dengan tinggal di dalam Yesus, karena kita tidak tahu kapan Dia datang kembali. Kebenarannya adalah, Tuhan tahu apa yang kita lakukan sepanjang waktu, dan kita harus selalu sadar bahwa kita perlu menyenangkan-Nya melalui perkataan, tindakan, dan sikap kita. Namun kemungkinan kita mendapat malu pada saat kedatangan-Nya tampaknya semakin nyata, karena disebutkan secara khusus di dalam firman Allah. Jadi, apa pesan yang hendak disampaikan? Jika kita hidup setiap saat bagi Yesus, kita dapat meyakini bahwa kita tidak akan dipermalukan ketika Dia datang kembali.

ARTIKEL

W. Mitchell

"Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada seseorang. Pengalaman adalah apa yang dapat dilakukan seseorang terhadap apa yang terjadi padanya." Bagaimana seandainya pada umur 46 tahun tubuh anda terbakar sampai tak dapat dikenali lagi dalam suatu kecelakaan sepeda motor yang mengerikan, dan empat tahun sesudahnya anda lumpuh dari pinggang ke bawah dalam suatu kecelakaan pesawat terbang?
Lalu, dapatkah anda membayangkan diri sendiri menjadi seorang milyuner, pembicara yang disegani, pengantin baru yang berbahagia sekaligus pengusaha yang sukses? Dapatkah anda melihat diri anda sendiri menaiki kano? Terjun bebas? Mencalonkan diri untuk jabatan politik?
W. Mitchell telah menjalani semua hal tersebut dan lebih banyak lagi setelah mengalami dua kecelakaan buruk yang membuat wajahnya tak lebih dari tambalan cangkokan kulit yang beraneka warna, kedua tangannya kehilangan jari-jarinya dan kedua belah kakinya menjadi kecil dan tanpa gerakan di atas kursi roda. Ia menerima enam belas pembedahan sesudah peristiwa kecelakaan sepeda motor itu membakar lebih dari 65% badannya, menyebabkan ia tidak mampu mengambil garpu, memencet tombol telepon atau pergi ke kamar mandi tanpa bantuan orang lain.
Namun Mitchell, seorang bekas marinir, tidak pernah mau percaya bahwa ia sudah terkalahkan. "Aku bertanggung jawab terhadap pesawatku sendiri," katanya. "Bagaimanapun ini adalah masa suka dan masa duka yang harus kutanggung. Aku dapat memilih untuk memandangnya sebagai suatu kemunduran atau sebagai titik awal."
Enam bulan kemudian ia mengemudikan pesawat lagi. Mitchell membeli sebuah rumah bergaya Victoria di Colorado, sejumlah properti, sebuah pesawat, dan sebuah bar. Kemudian ia berkongsi dengan dua orang teman dan bersama-sama mendirikan pabrik pendiangan kayu yang tumbuh menjadi perusahaan swasta terbesar kedua di Vermont.
Lantas empat bulan selepas kecelakaan sepeda motor, pesawat yang dikemudikan Mitchell menabrak landasan pacu saat lepas landas, menghantam dua belas tulang belakangnya yang berhubungan dengan rongga dada dan membuatnya lumpuh secara permanen dari pinggang ke bawah. "Aku bertanya-tanya, apa gerangan yang kualami ini. Apa yang telah kulakukan sehingga aku tertimpa semua ini?"
Tidak gentar, Mitchell berusaha siang malam untuk meraih sebanyak mungkin kemandiriannya kembali. Ia terpilih sebagai Walikota Crested Butte, Colorado, untuk menyelamatkan kota itu dari pertambangan mineral yang akan merusak keindahan kota itu serta lingkungannya.
Mitchell kemudian mencalonkan diri untuk duduk di Kongres, mengubah penampilannya yang ganjil menjadi suatu aset dengan slogan-slogan seperti, "Bukan sekedar wajah bagus." Terlepas dari rupanya yang mula-mula amat mengejutkan orang berikut hambatan-hambatan fisiknya, Mitchell mulai naik kano, ia jatuh cinta dan menikah, meraih gelar master dalam bidang administrasi pemerintahan dan tetap menerbangkan pesawat, aktif dalam gerakan lingkungan serta ceramah umum.
Sikap Mental Positif Mitchell yang tidak tergoyahkan mengganjarnya untuk muncul dalam "Today Show" dan "Good Morning America" sekaligus tampil dalam artikel-artikel di Parade, Time, The New York Times, dan terbitan-terbitan lain.
"Sebelum aku lumpuh, ada sepuluh ribu hal yang dapat kulakukan," ujar Mitchell. "Kini tersisa sembilan ribu hal. Aku dapat memilih untuk terus-menerus memikirkan seribu yang hilang dariku atau memusatkan diri pada sembilan ribu yang tersisa. Aku memberitahu orang-orang lain bahwa aku mengalami dua kecelakaan besar dalam kehidupanku. Kalau aku saja tak mau menggunakan kecelakaan itu sebagai alasan untuk menyerah, barangkali sejumlah pengalaman yang membuat anda surut juga akan dapat ditempatkan di dalam suatu perspektif baru. Anda dapat melangkah kembali, menggunakan sudut pandang yang lebih luas dan meraih peluang untuk berkata, ´Mungkin itu sama sekali bukan persoalan yang terlalu berarti."
Ingat, "Itu bukanlah apa yang terjadi pada diri Anda, itu adalah apa yang Anda lakukan terhadap hal itu."

KOTBAH

Menabur di dalam Kecerdikan
(Lukas 16: 1-9)

Dalam perikop ini dijelaskan tentang seorang kaya yang memuji bendaharanya yang tidak jujur. Yang dipuji oleh orang kaya ini bukan karena ketidakjujuran dari bendaharanya, tetapi karena kecerdikan dari bendahara tersebut. Kita mengetahui bahwa kecerdikan lebih unggul dari kekuatan, jabatan, koneksi atau pun kekayaan. Kecerdikan bendahara ini ialah bahwa ia menabur kebaikan kepada beberapa orang yang berhutang kepada tuannya. Maksud dari perbuatannya ialah apabila pada suatu saat tuannya memecat dia, maka akan ada orang yang mau menolong dia.

Rahasia yang Tuhan ajarkan kepada kita melalui perikop ini adalah setiap kali kita bertemu dengan orang lain buatlah tabungan di hati orang lain. Tabungan yang dapat kita berikan kepada orang lain tidak harus berupa uang, melainkan dapat berupa perhatian kita atau pun perbuatan baik yang kita lakukan kepada mereka. Bila kita menabur kebaikan bagi orang lain di luar kelaziman akan membuat kita memiliki kecerdikan dalam kebaikan. Tuhan akan memberkati setiap kita saat kita mau memberkati orang lain.

Persyaratan supaya kita dapat menjadi berkat bagi orang lain tidak harus menunggu kita kaya. Melainkan pada saat kita memiliki barang lebih dari 1 dan kita mau berbagi dengan orang lain maka kita dapat menjadi berkat bagi orang lain (Luk. 3: 10-11). Ada tiga reaksi seseorang dalam menghadapi sesamanya, yaitu: takut, kagum atau mencintai. Setiap orang pastilah ingin orang lain mencintainya dan bukan hanya mangaguminya atau bakhan takut padanya. Agar kita dicintai banyak orang caranya taburlah kebaikan dalam hati banyak orang yang kita temui. Mari belajar menabur di dalam kecerdikan. Amin
Pdt. Daniel Hardja Dinata - Minggu, 22 Nov ‘09

RH Minggu 29 November 2009

Minggu, 29 November 2009

PERILAKU DAN PERASAAN (Mazmur 119:161-168) Mark Twain mengutip suatu perkataan yang menyatakan bahwa anda dapat mengatakan apa yang anda lakukan baik secara moral jika anda "merasa damai sejahtera setelah itu." Tetapi bila tindakan itu meninggalkan "rasa tidak enak," maka apa yang anda lakukan itu secara moral salah. Pernyataan ini dapat dipahami melalui dua cara. Pertama, tindakan baik atau buruk dapat menimbulkan perasaan baik atau buruk. Kedua, perasaan akan menentukan apakah hal itu baik atau buruk.

Perasaan bukanlah indikator perilaku moral yang dapat diandalkan. Satu-satunya standar yang dapat dipercayai adalah firman Allah, yakni Alkitab. Memang untuk mematuhi perintah Tuhan, kadang-kadang kita harus melawan emosi kita. Jika kita bertumbuh dalam kasih kepada Allah dan hukum-hukum-Nya, dan jika ketaatan menjadi pola hidup, kita akan merasakan restu dan kehadiran Allah. Hal ini mendatangkan perasaan damai yang didasarkan atas kebenaran. Pemazmur menggambarkan perasaan ini sebagai "ketenteraman besar" yang menjadi milik orang yang mencintai taurat Allah. Bagaimana perasaan anda tentang perilaku anda?

RH Sabtu 28 November 2009

Sabtu, 28 November 2009

PARADOKS ALLAH (2 Korintus 4:7-18) Alkitab memberitahu kita bahwa ada hikmat yang bodoh dan kebodohan yang berhikmat (1 Kor. 1: 20-25). Ada keuntungan yang merupakan kerugian dan kerugian yang adalah keuntungan (Fil. 3: 7-9). Dan ada peninggian yang merendahkan orang dan ada kerendahan hati yang mengakibatkan peninggian (Fil. 2: 5-11). Pernyataan-pernyataan tersebut tampaknya berlawanan, tetapi pernyataan-pernyataan tersebut sesungguhnya merupakan suatu paradoks. Paradoks adalah suatu pernyataan yang mengandung dua kebenaran, yang sepintas lalu tampak tidaklah bersesuaian.

Seorang psikiater yang tidak menyadari bahwa ia merujuk pada salah satu paradoks Allah, berkata, "Rahasia terbesar dari kesehatan mental datang kepada kita dengan kata-kata, ‘Siapa yang menyelamatkan nyawanya akan kehilangan nyawanya, dan siapa yang kehilangan nyawanya akan memperolehnya.’" Tuhan kita Yesus Kristus memberi kita prinsip itu dalam Matius 16: 25. Kita tidak akan dapat mengalami kepenuhan yang melimpah sampai kita mengorbankan waktu, tenaga, dan sumber daya kita bagi kehendak Allah.

RH Jumat 27 November 2009

Jumat, 27 November 2009

HIDUP SEPERTI BINATANG (Daniel 4:18-7) Setelah berusia 60 tahun dan dikunjungi oleh 6 juta orang, kebun binatang yang terdapat di Milan, Italia, ditutup. Sebelumnya, para aktivis hak asasi binatang melancarkan protes atas kondisi kebun binatang itu yang tidak layak lagi untuk dihuni binatang. Namun ketika semua binatang dikeluarkan, para tunawisma menempatinya. Sebelum pejabat yang berwenang turun tangan, ada ratusan dari antara mereka yang menyelinap ke dalam kandang-kandang di bawah kegelapan untuk beristirahat di waktu malam. Ironisnya, kebun binatang itu terletak hanya lima menit perjalanan kaki dari salah satu daerah perbelanjaan paling mahal di Eropa. Hanya berjarak sekitar 100 meter dari kandang-kandang itu, toko-toko perancang busana Italia berjejer di sepanjang jalan yang menarik pembelanja boros dari seluruh dunia.

Ada sesuatu yang menyedihkan bila kita melihat orang-orang yang hidup seperti binatang. Namun sesungguhnya, siapa yang lebih berbeda dari citra Allah, mereka yang bernaung di kebun binatang atau pembelanja boros yang sedang menghamburkan uang tak jauh dari situ?

RH Kamis 26 November 2009

Kamis, 26 November 2009

TIDAK BERTERIMA KASIH (Mazmur 28: 9) Ketika saya mengajar di universitas Kristen, seorang mahasiswa yang berbakat memaksa masuk ke dalam kehidupan saya. Ia membutuhkan satu mata kuliah lagi untuk lulus, sehingga ia memutuskan agar saya memberinya pelajaran tambahan tentang tulis-menulis. Ia akan terus-menerus mengucapkan bersyukur bila saya mau melakukan hal itu meskipun hal tersebut menuntut kerja tambahan di pihak saya. Dekan menyetujui gagasan tersebut karena didukung kemampuan yang dimiliki anak muda itu. Betapa memusingkannya! Ia menghindari pertemuan, tidak memenuhi batas waktu, dan menolak evaluasi saya tentang tulisannya. Ia bahkan menyerahkan pekerjaan rumah terakhirnya hanya beberapa jam sebelum wisuda. Setelah segala sesuatu telah saya lakukan untuknya, apakah anda mengira ia akan bersyukur? Ia tidak mengucapkan satu patah kata pun sebagai ungkapan terima kasih pada hari wisuda, juga tahun-tahun setelah itu.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki sikap yang tidak berterima kasih atas kemurahan Tuhan? Atau kita, dengan tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada Allah atas kebaikan-Nya?

RH Rabu 25 November 2009

Rabu, 25 November 2009

BERDIRI ATAU JATUH? (2 Timotius 3:10 - 4:5) Bagian dari latihan untuk menjadi anggota pasukan pengawal presiden Amerika Serikat meliputi pelajaran mendeteksi uang palsu. Agen yang sedang dilatih melakukan pengamatan terhadap uang asli dengan teliti sehingga mereka dengan cepat dapat mengetahui uang palsu karena perbedaannya yang mencolok dengan yang asli. Anak-anak Allah dapat mengambil pelajaran dari pola pelatihan tersebut. Meskipun mempelajari agama-agama palsu ada gunanya dan kita senantiasa siaga akan pengajaran-pengajaran tertentu yang berbahaya, tetapi itu bukanlah pertahanan terbaik bagi kita. Pertahanan terbaik untuk melawan pengajaran yang salah adalah dekat dengan firman Allah, sehingga kapan pun kita menghadapi suatu kesalahan, kita akan tahu dan tidak jatuh karenanya. Saat ini banyak orang yang disesatkan karena mereka tidak menyadari bahwa mereka telah tertipu. Pengenalan yang mendalam tentang doktrin-doktrin dasar Alkitab merupakan satu-satunya jalan untuk mendeteksi ajaran-ajaran palsu. Marilah kita mempelajari firman Allah dengan rajin. Dengan demikian kita tidak akan jatuh ke dalam kesalahan, melainkan akan berdiri teguh di atas kebenaran.

RH Selasa 24 November 2009

Selasa, 24 November 2009

DOSA SAYA (Kejadian 3:1-6) Sang wanita menjelaskan larangan-larangan yang diterimanya kepada sang Penggoda. Ia dan suaminya boleh memakan buah dari setiap pohon yang ada di taman, kecuali yang ada di tengah. Hanya dengan menyentuhnya, katanya, kita bisa mati. Saya dapat membayangkan Iblis menarik kembali kepalanya dan sambil tertawa mengejek dan berkata, "Sekali-kali kamu tidak akan mati". Ia kemudian mengatakan bahwa Allah menyembunyikan sesuatu yang baik dari wanita itu. Selama ribuan tahun sang musuh mengulangi strategi yang sama. Ia tidak peduli apakah anda mempercayai otoritas seluruh isi Alkitab atau tidak, sepanjang ia mampu membuat anda tidak mempercayai adanya dosa yang menghalangi hubungan anda dan Allah. "Sekali-kali kamu tidak akan mati," demikian kita diberitahu. Itulah tema dari begitu banyak novel modern. Para tokoh utamanya hidup tanpa menaati Allah tetapi mereka tidak menderita konsekuensi apapun. Pada acara-acara yang disajikan di TV dan film-film di bioskop, para pelakunya memberontak melawan hukum-hukum moral Allah tetapi hidup bahagia setelah itu. Anda tidak akan pernah menduga bahwa dosa berbau busuk di hidung Allah. Dalam pencobaan yang anda hadapi hari ini, akankah anda memilih untuk mempercayai tipuan Iblis, atau akankah anda mematuhi peringatan Allah?

RH Senin 23 November 2009

Senin, 23 November 2009

PENGELUH YANG TAK BERSYUKUR (Mazmur 103:1-5,22) Beberapa tahun yang lalu sebuah majalah menceritakan kisah tentang seorang anak muda bernama Ben yang memiliki kebiasaan mengeluh. Dia mengeluh tentang cuaca, mendapati kesalahan pada keluarga dan teman-temannya, dan membiarkan hal-hal yang sepele menyusahkannya. Kemudian suatu hari ia membaca kalimat ini: "Jika Anda benar-benar mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas semua berkat yang diberikan-Nya, Anda akan memiliki amat sedikit waktu untuk mengomel atau meratap." Ia lalu menyadari bahwa perasaan selalu tidak puas telah membuatnya tidak memperhatikan pemberian Allah yang terus-menerus tercurah baginya. Sebagai orang Kristen, kita memiliki begitu banyak hal untuk disyukuri. Ben mengetahui bahwa dengan pertolongan Allah, ia akan dapat melepaskan dirinya dari kebiasaan ini.

Sifat mudah bersyukur dan mengucapkan terima kasih harus menjadi karakteristik setiap orang percaya. Semua kehidupan akan mempunyai corak yang berbeda jika kita menghabiskan waktu dengan menghitung berkat ketimbang mengeluh. Marilah kita bersyukur!

ARTIKEL

Ayah John Wesley adalah seorang pendeta dan ia menghidupi keluarganya dari gajiannya yang kecil sebagai pendeta. John Wesley melihat betapa miskin dan menderitanya keluarganya saat itu. Oleh karena hal inilah maka ketika ia memutuskan untuk terjun di dalam pelayanan, ia tidak pernah mengharapkan akan mendapatkan uang yang banyak dan menjalani kehidupan yang berkecukupan. Ternyata, ia mengalami kehidupan yang lebih baik daripada ayahnya. Ia mendapatkan kesempatan untuk mengajar di Universitas Oxford dan mulai dari situ keadaan keuangan membaik. Kedudukan yang cukup penting membuatnya mendapatkan bayaran yang lumayan banyak, yaitu 30 poundsterling per tahunnya, gaji yang yang lebih dari cukup untuk membiayai hidupnya sebagai bujangan pada saat itu. Uang yang banyak, membuat John memuaskan dirinya dengan berbagai kesenangan.
JOHN WESLEYAyah John Wesley adalah seorang pendeta dan ia menghidupi keluarganya dari gajiannya yang kecil sebagai pendeta. John Wesley melihat betapa miskin dan menderitanya keluarganya saat itu. Oleh karena hal inilah maka ketika ia memutuskan untuk terjun di dalam pelayanan, ia tidak pernah mengharapkan akan mendapatkan uang yang banyak dan menjalani kehidupan yang berkecukupan. Ternyata, ia mengalami kehidupan yang lebih baik daripada ayahnya. Ia mendapatkan kesempatan untuk mengajar di Universitas Oxford dan mulai dari situ keadaan keuangan membaik. Kedudukan yang cukup penting membuatnya mendapatkan bayaran yang lumayan banyak, yaitu 30 poundsterling per tahunnya, gaji yang yang lebih dari cukup untuk membiayai hidupnya sebagai bujangan pada saat itu. Uang yang banyak, membuat John memuaskan dirinya dengan berbagai kesenangan.
JOHN WESLEYTahun berikutnya, gajinya naik lagi menjadi 90 poundsterling, namun biaya hidupnya tetap 28 poundsterling dan sisanya 62 poundsterling ia berikan untuk orang-orang miskin. Selanjutnya gajinya terus naik, sehingga ia mendapatkan jumlah yang semakin banyak untuk diberikan.
John Wesley mengajarkan sesuatu yang sudah semakin sulit kita temukan sekarang, yaitu semakin besar pendapatan, semakin besar pula pemberian kita. ‘Kita sudah terbiasa dengan pola' semakin besar pendapatan, semakin tinggi taraf hidup, semakin besar pengeluaran.
John Wesley berkata, "Bagaimana mungkin saya mengoleksi barang-barang yang mahal yang tidak terlalu penting sementara banyak orang yang membutuhkan roti untuk tetap bertahan hidup?"
Renungkanlah teladan John wesley ini, kita harus bijaksana di dalam menggunakan uang dan berkat yang Tuhan berikan. Semakin bijak kita menggunakan uang, semakin besar yang Tuhan percayakan.




PENGLIHATAN YANG MENGUBAH
Dalam salah satu versi mitos kisah Raja Arthur, diceritakan raja muda itu sedang bersembunyi di atas sebuah pohon. Ia merasa gelisah menunggu tunangannya. Setelah jatuh dari pohon, ia merasa harus menjelaskan tentang dirinya kepada sang putri. Jadi, ia menceritakan kembali kisah bagaimana ia secara misterius berhasil menarik sebuah pedang dari sebongkah batu, sehingga ia diangkat menjadi raja.

"Begitulah aku menjadi raja," kata Arthur. "Aku tidak pernah bercita-cita jadi raja. Tapi sekarang aku sudah menjadi raja dan aku tidak nyaman dengan mahkota yang kupakai, sampai aku jatuh dan melihatmu. Mendadak, untuk pertama kalinya aku merasa bahwa aku menjadi raja. Aku senang menjadi raja. Dan paling mengherankan, aku ingin menjadi raja yang terbijak, paling berani, dan paling agung daripada semua raja mana pun." Hanya dengan memandang orang yang dicintainya, karakter dan tujuannya pun berubah.Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. (2 Korintus 3: 18)
Perjumpaan dengan Tuhan Yesus, Sang kekasih hati sejati kita pasti mengubah hidup kita. Seperti apa yang dialami oleh Paulus dari seorang yang begitu kejam kepada orang kristen, tetapi ketika dirinya bertemu dengan Tuhan maka hidupnya benar-benar diubahkan. Ia tidak melihat dirinya lagi sebagaimana ia dahulu melihatnya. Paulus memandang dirinya dan orang-orang yang mengalami hidup baru sebagai ciptaan Allah yang memancarkan kemuliaan Allah (2 Kor. 3:18).

Semakin kita melihat Tuhan maka kita akan menjadi pribadi yang berbeda. Kita ingin menjadi serupa dengan-Nya dan berkeinginan besar untuk menyenangkan-Nya setiap waktu. Selain Yesus, tidak ada yang lain yang dapat mengubah hidup anda secara radikal.

KOTBAH

(Yakobus 1: 2-11)


PERSPEKTIF YANG BENAR TERHADAP KEKAYAAN DAN KEMISKINAN


Menurut Yakobus ada tiga cara dalam menghadapi ujian, yaitu:
1. Mempertimbangkan ujian sebagai sukacita (ay. 2-4).
2. Meminta hikmat dengan iman (ay. 5-6)
3. Memiliki cara pandang yang benar terhadap masalah yang sedang kita alami, yaitu mengenai kekayaan dan kemiskinan (ay. 9-11).

Latar belakang penerima surat Yakobus ini, adalah adanya masalah materi di tengah-tengah jemaat. Orang miskin ditindas oleh orang kaya (Yak. 5: 4,6). Mereka mendapat perlakuan tidak adil dari sesama orang miskin lainnya (Yak. 2: 1-4). Mereka juga bertengkar dengan sesamanya karena keirihatian untuk mendapat materi (4: 1-2). Doanya hanya terfokus pada materi dan untuk memuaskan nafsu (Yak. 4: 3). Sedangkan orang kayanya sibuk mengumpulkan harta duniawi serta mengabaikan keadilan dan penghakiman di masa yang akan datang (Yak. 5: 1-6).Pandangan Alkitab tentang orang miskin atau kemiskinan maupun orang kaya atau kekayaan:
1. Orang miskin perlu bermegah karena kedudukannya yang tinggi (ay. 9). Bermegah dalam ayat ini ternyata berbeda dengan sombong. Yang dimaksud dengan bermegah dalam ayat ini artinya bangga. Kita tidak boleh membanggakan kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan bukan sesuatu yang perlu dibanggakan. Kita bermegah karena kedudukan kita yang tinggi secara rohani. Kita memang miskin menurut ukuran dunia, tetapi secara rohani kita kaya dalam iman dan menjadi ahli waris kerajaan surga. Penindasan atau penderitaan yang dialami oleh orang miskin adalah kehormatan atau karunia (Kis. 5: 41; Flp. 1: 29)

2. Orang kaya perlu menyadari kesementaraan kedudukan mereka (ay. 10-11). Yakobus mengingatkan akan adanya terjadi pembalikan kedudukan pada waktu penghakiman Allah tiba. Materi tidak bersifat kekal, bahkan orang kaya sendiri pun akan lenyap (Mat. 6: 19-21).

Apa pun keadaan kita saat ini, kita mau belajar bersyukur pada Tuhan. Baik miskin maupun kaya, kita memiliki kedudukan yang sama di mata Tuhan. Amin
Pdt. Henoch Wilianto - 15 November 2009

RH Minggu 22 November 2009

Minggu, 22 November 2009
PECAHAN ROTI PECAHAN HIDUP (Yohanes 6:1-14) Ketika saya berbicara dalam sebuah seminar, saya mengedarkan satu ketul roti dan meminta setiap orang untuk memberikan tanggapan. Seseorang meremasnya dan berkata, "Roti ini segar." Lainnya berkomentar, "Baunya enak." Lainnya lagi mengamati, "Tampaknya bergizi." Akhirnya seseorang berkata, "Itu semua benar, tetapi saya lapar!" Sambil berkata demikian, ia memotongnya secuil dan memakannya. Tanggapan orang ini menyimpulkan semuanya: Roti yang belum dipecahkan belumlah berguna.

Suatu hari Yesus menghadapi 5.000 orang yang kelaparan. Hanya dengan memecah 5 roti dan 2 ekor ikan, Dia dapat melakukan mukjizat untuk memberi makan orang banyak. Apakah anda takut menjadi orang yang tak berguna karena kesehatan yang menurun, harapan yang hancur, dan janji yang tak ditepati? Janganlah takut! Meskipun sesuatu kehilangan kegunaannya karena dipecah, ada dua hal yang menjadi lebih berguna: roti yang dipecahkan dan hidup yang dibagikan. Jika anda menyerahkan potongan hidup anda kepada Allah, Dia tidak akan membuang remah-remah dari apa yang anda alami.

RH Sabtu 21 November 2009

Sabtu, 21 November 2009
JIKA ALLAH MERASA SAKIT (Ibrani 4: 14 - 5:3) Sekelompok orang membahas alasan untuk hidup kudus secara moral. Seorang pria memberi alasan bahwa rasa takutlah yang membuatnya tetap melangkah di jalan yang benar. Lainnya bersikeras bahwa kasihnya yang menyebabkan demikian. Tetapi orang ketiga mengatakan bahwa itu karena rasa takut yang dimotivasi oleh kasih. Ya, ia takut terhadap rasa malu, aib, dan hukuman yang akan ia terima bila berbuat salah, tetapi yang paling buruk adalah rasa takut membuat istrinya menderita.

Pernyataan tersebut memberi kita pemahaman akan ucapan Juruselamat kita, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu" (Yoh. 14:15). Jika kita dengan sengaja melanggar perintah itu, kita akan menderita kerugian. Namun kita juga harus memperhatikan bagaimana Allah menanggapi ketidaktaatan kita. Yesus mengalami rasa sakit dalam hatinya pasa saat kita tidak patuh. Jika kita dapat merasakan betapa sakitnya hati Allah ketika kita tidak taat, kita akan menemukan motivasi yang cukup untuk menolak apa yang salah dan mengejar apa yang benar.

RH Jumat 20 November 2009

Jumat, 20 November 2009
DARI BALIK TERALI BESI (Roma 6:15-23) Dilihat dari luar, semua penjara tampak buruk. Tetapi dari dalam, beberapa penjara lebih baik daripada lainnya. Pada tahun 1992, The Associated Press mempublikasikan daftar 10 penjara terbaik di Amerika Serikat. Aspek-aspek yang diteliti termasuk kapasitas sel, pelayanan TV, kualitas makanan, dan hak untuk berkunjung. Beberapa penjara malah menyediakan wilayah bebas rokok, pendidikan lanjutan, dan sebuah perpustakaan yang baik. Penjara Fairbanks Correctional Center di Alaska yang menempati peringkat pertama, misalnya, memiliki kapasitas sel sebanyak 194, ranjang model asrama dalam satu sel, TV kabel, kunjungan yang teratur, dan makanan yang bervariasi dan berlimpah.

Hal tersebut membuat saya berpikir tentang hubungan kita dengan Kristus. Bagi orang lain, hidup di dalam Kristus sama seperti penjara bagi orang lain yang melihatnya dari luar. Bagi orang yang tidak percaya, ketaatan pada iman bisa tampak seperti pembatasan. Tetapi dari dalam, ketaatan kepada Allah sesungguhnya seperti membuka pintu bagi suatu dunia baru yang bebas.

RH Kamis 19 November 2009

Kamis, 19 November 2009
WAHYU DAN TANGGAPAN (Roma 1:18-32) Saya mencoba menceritakan iman saya kepada Felix. Ia memang sopan, tetapi ia berkata bahwa ia lebih suka tidak membahas masalah agama. Tujuan hidupnya adalah menjadi orang yang layak dan mendapatkan sebanyak mungkin kenikmatan yang bisa ia peroleh. Ia menyimpulkan bahwa kematian merupakan akhir dari segalanya. Ia menyatakan bahwa ia telah bahagia dengan apa yang dipercayainya selama ini.

Allah telah menunjukkan diri-Nya sendiri melalui dunia ciptaan, melalui hati nurani kita, dan melalui Alkitab. Semua orang bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat dengan penyingkapan Allah sendiri. Kita dapat merasionalkan pewahyuan-Nya melalui dunia ciptaan. Kita dapat menolak kesaksian hati nurani kita. Kita dapat menolak kebenaran Alkitab. Tetapi semua tanggapan itu memimpin kita ke neraka. Jika anda menolak pewahyuan Allah akan diri-Nya sendiri, bertobat dan berpalinglah pada-Nya sebelum terlambat. Jika anda telah memutuskan untuk membuka hati anda bagi Yesus Kristus, anda dapat meyakini bahwa anda akan diterima ke dalam hadirat-Nya bagi kekekalan.

RH Rabu 18 November 2009

Rabu, 18 November 2009
TAK MUDAH HIDUP KUDUS (Hagai 2:10-19) Hidup kudus adalah pekerjaan yang berat. Itulah salah satu pesan yang diberikan Nabi Hagai kepada orang-orang buangan yang pulang ke Yerusalem. Hagai memberi contoh seorang Israel yang membawa daging yang dikhususkan untuk bait Allah di dalam punca bajunya. Pakaian itu dianggap kudus karena apa yang ia bawa, tetapi kekudusan itu tidak dapat dipindahkan ke benda lain. Namun sebaliknya, sesuatu yang najis akan menajiskan apa yang disentuhnya. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kita harus berhati-hati dalam hidup di dunia ini. Kita dengan mudah dibuat rusak oleh kotoran yang mengepung kita setiap hari. Orang-orang pada zaman Hagai telah dicemarkan oleh ketidaktaatan dan keegoisan. Hagai berkata, pembersihan terhadap mereka akan dimulai bila mereka menanggapi pesan yang disampaikannya dan menempatkan Allah pada prioritas pertama. Kekudusan akan memimpin kita pada berkat. Ketaatan kepada Allah memang sukar dilakukan tetapi layak diperjuangkan.

RH Selasa 17 November 2009

Selasa, 17 November 2009
SERANGGA DAN KESAKSIANNYA (Mazmur 104:16-28) Lebih dari 1,5 juta jenis serangga yang ada di dunia menunjukkan suatu keberbedaan yang mengekspresikan kebijaksanaan dari sang Pencipta yang tak terbatas. Lebah madu biasa, misalnya, mengorganisir sebuah kota kecil di dalam sarangnya. Mereka membangun 10.000 sel untuk madu, 12.000 untuk larva, dan satu ruangan khusus untuk ratu lebah. Jika suhu di dalam sarang menjadi demikian hangat sehingga madu yang ada di dalamnya terancam meleleh karena lilinnya melunak, sepasukan prajurit penjaga dengan otomatis mengambil tempat di mulut sarang. Dengan mengepak-kepakkan sayap mereka dengan kecepatan tinggi, mereka menciptakan suatu sistem pendingin yang bersaing dengan kipas angin listrik. Ada berjuta-juga keajaiban seperti ini di dalam dunia, lebih dari cukup untuk meyakinkan siapa pun, dengan pikiran yang terbuka dan hati yang terus mencari, bahwa sang Pencipta yang Mahabesar dan Mahabijak telah mencipta mereka sebagai makhluk hidup. Dia layak mendapat persembahan yang keluar dari hati terdalam kita.

ila mereka menanggapi pesan yang disampaikannya dan menempatkan Allah pada prioritas pertama. Kekudusan akan memimpin kita pada berkat. Ketaatan kepada Allah memang sukar dilakukan tetapi layak diperjuangkan.

RH Senin 16 November 2009

Senin, 16 November 2009
PRAKTEKKAN UCAPAN ANDA (Mazmur 19:1-14) Sebuah kartu ucapan lucu bergambar seekor sapi kurus yang aneh sedang berkelana di suatu padang gurun yang gersang. Sosok sapi yang kurus itu untuk menggambarkan "dari mana susu tanpa lemak itu berasal." Logika kartun itu, tentu saja amat tidak ilmiah. Susu tanpa lemak tidak diproduksi oleh sapi tanpa lemak! Meskipun demikian, gagasan ini mengingatkan saya akan komentar D.L. Moody: "Kebanyakan orang hanya pandai berbicara tetapi tidak dapat melakukannya." Jika hati kita kekurangan makanan rohani, kita akan memproduksi kekristenan tanpa perbuatan. Bibir kita dapat saja mengeluarkan ucapan-ucapan yang kedengarannya rohani, baik dalam doa, ibadah, maupun percakapan, untuk memberi kesan kita memiliki tingkat rohani yang tinggi. Tetapi kenyataan sehari-hari menunjukkan apa yang senantiasa kita hasilkan dalam hidup. Melalui tindakan kita, marilah kita membuatnya selaras dengan apa yang kita ucapkan dengan cara terbuka, jujur dan senantiasa berdoa.

ARTIKEL

Jika kau tak pernah merasa sakit, Bagaimana kau tahu bahwa Aku Penyembuh?
Jika kau tak pernah pergi tanpa kesulitan, Bagaimana kau tahu bahwa Aku Pelepas?
Jika kau tidak pernah menghadapi pencobaan, Bagaimana kau dapat memanggil dirimu pemenang?
Jika kau tidak pernah merasa sedih, Bagaimana kau tahu bahwa Aku Penghibur?
Jika kau tidak pernah berbuat kesalahan, Bagaimana kau tahu Aku Pengampun?
Jika kau tahu segala hal, Bagaimana kau tahu bahwa Aku dapat menjawab pertanyaan-pertanyaanmu?
Jika kau tidak pernah berada dalam kesulitan, Bagaimana kau tahu bahwa Aku akan datang untuk menyelamatkanmu?
Jika kau tidak pernah hancur, Lalu bagaimana kau tahu bahwa Aku dapat memulihkanmu?
Jika kau tidak pernah menghadapi masalah, Bagaimana kau tahu bahwa Aku dapat menyelesaikannya?
Jika kau tidak mengalami beberapa penderitaan, Lalu bagaimana kau tahu bahwa kau dapat melaluinya?
Jika kau tidak pernah melaui api, Lalu bagaimana kau menjadi murni?
Jika Aku memberikan semua barang kepadamu, Bagaimana kau akan menghargainya?
Jika Aku tidak pernah mengoreksimu, Bagaimana kau tahu bahwa Aku mengasihimu?
Jika kau punya semua kemampuan, Bagaimana kau belajar bergantung kepada-Ku?
Jika hidupmu sempurna, Lalu untuk apa engkau memerlukan Aku?

Tuhan Yesus Kristus Memberkati!
Tuhan Yesus Berkata...




Dalam dunia tulis menulis, tipp-ex bukanlah benda yang asing. Tipp-ex membuat si penulis dapat mengoreksi kesalahan dalam tulisannya. Dan, rasa hati jadi lebih tenang jika kita dapat mengoreksi kesalahan yang telah terjadi. Sayangnya, kehidupan kita tidak dilengkapi dengan “tipp-ex”! Sebuah ungkapan mengatakan “penyesalan selalu datang terlambat”. Ya, biasanya kesadaran itu muncul saat sudah “kena batunya”. Orang yang menyesal kerap ingin memutar ulang kehidupan untuk mengoreksi kesalahannya, atau menghapus “noda hitam” itu dari lembaran hidupnya. Namun, hidup terus berjalan maju. Satu arah.
Jika demikian, adakah cara supaya kita tidak salah langkah? Firman Tuhan mengingatkan pada sikap yang harus diambil dalam hidup: pergunakan waktu yang ada sesuai kehendak Allah, jangan kehendak diri sendiri! Dan, kehendak Allah itu dapat kita ketahui dari firman-Nya. Inilah langkah yang benar dan bijaksana. Firman Allah selalu menjadi pedoman dan standar kita untuk menjalankan hidup yang berkenan kepada-Nya. Mungkin kehendak Allah terasa berat bagi kita; bahkan tak jarang kita harus mengorbankan keinginan diri sendiri, tetapi setialah.
Tugas apa yang Tuhan percayakan untuk anda kerjakan hari ini? Persoalan apa yang sedang anda hadapi saat ini? Sediakan waktu lebih untuk menguji apakah langkah yang akan kita ambil merupakan kehendak-Nya. Dan sesuai dengan cara yang diajarkan dalam firman-Nya. Hidup yang merupakan anugerah Tuhan ini terlalu berharga untuk diisi dengan segala macam pementingan diri sendiri.
TIPP – EX

KOTBAH

Sungai Kehidupan
(Wahyu 22: 1-2)

Dalam Wahyu 22: 1 disebutkan bahwa adanya sungai kehidupan yang mengalir dari tahta Anak Domba. Hal ini menggambarkan bahwa sungai kehidupan itu dapat kita miliki apabila Kristus bertahta di hati kita. Pada saat sungai kehidupan tersebut mengalir di hati kita, maka kehidupan kita haruslah jernih agar sungai yang mengalir dari hidup kita dapat menjadi berkat bagi orang lain. Apabila sungai kehidupan mengalir maka akan tumbuh pohon-pohon kehidupan yang selalu menghasilkan buah tiap bulan (ay. 2). Dalam Mazmur 1 disebutkan bahwa orang-orang yang kesukaannya Taurat Tuhan akan menghasilkan buah pada musimnya (Mzm. 1: 3). Daun-daun pohon tersebut juga dapat dipakai untuk menyembuhkan. Daun berbicara mengenai keberadaan orang-orang percaya.

Selain ada sungai kehidupan yang mengalir dari tahta Anak Domba, ada juga sungai yang palsu yang disemburkan oleh Iblis. Allah tidak pernah menciptakan Iblis. Allah menciptakan malaikat Lusifer yang kemudian memberontak dan memiliki keinginan untuk duduk di tahta Allah. Sungai yang disemburkan oleh Iblis adalah sungai dusta (Why. 12: 15). Iblis akan mendustai semua orang agar tidak datang kepada Tuhan.

Wahyu 12: 16 menyebutkan bahwa sungai dusta tersebut disemburkan Iblis untuk menghanyutkan perempuan. Perempuan ini berbicara mengenai gereja Tuhan. Tetapi Tuhan tidak tinggal diam, Tuhan memberikan pertolongan bagi gereja-Nya. Lalu Iblis akan berusaha memerangi keturunan dari perempuan tersebut. Keturunan perempuan itu adalah orang-orang yang menuruti hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus. Orang-orang yang hidup dalam dosa sesungguhnya telah terhanyut dalam sungai yang disemburkan oleh Iblis.

Kasih karunia Yesus masih ada bagi kita. Apabila kita datang kepada-Nya maka Ia akan menyucikan kita. Perlindungan Allah sempurna bagi orang-orang yang hidupnya melekat pada Tuhan (Mzm. 91: 14). Kunci untuk melekat kepada-Nya ialah dengan menaati hukum-hukum-Nya. Amin
Pdt. Sinwo Susanto - Minggu, 08 Nov ‘09

RH Minggu 15 November 2009

Minggu, 15 November 2009

MENGAMATI RAJA (Kolose 1: 9-19) John Henry Jowett, seorang pengkhotbah besar dari Inggris, senang menceritakan suatu pemandangan yang menakjubkan saat ia mengunjungi upacara penobatan Raja Edward VII. Westminster Abbey dipenuhi dengan suasana kerajaan. Jowett berkata, "Begitu banyak orang yang menunduk dan memberi hormat ketika kaum bangsawan tingkat tinggi memasuki katedral." Namun, ketika raja tiba, keheningan mencekam hadirin. Setiap mata memandangnya, dan tak ada lagi orang-orang terhormat dari status yang lebih rendah menerima pandangan dan perhatian dari orang lain. Semua orang kini memusatkan perhatian pada pemimpin kerajaan mereka.

Hal seperti inilah yang seharusnya terjadi dalam kehidupan setiap orang Kristen. Yesus adalah Raja di atas segala raja, dan Dia layak menerima tempat yang paling terhormat. Secara alami kita mengasihi dan menghormati keluarga, sahabat, relasi dan orang-orang yang melayani Tuhan. Tetapi Tuhan Yesus harus mendapat tempat yang paling terhormat! Pengabdian kita harus dipusatkan pada-Nya. Jangan sampai kita kehilangan perhatian pada Raja Yesus yang layak mendapat pujian dan penyembahan kita.

RH 14 November 2009

Sabtu, 14 November 2009

PAHLAWAN TAK TERDUGA (Ibrani 11:17-31) Angie Garber dilahirkan dengan wajah yang rusak parah. Dokter bedah yang mencoba membetulkan penampilannya, menyebabkan satu telinganya menjadi tuli. Pada usia belasan tahun, Angie terkena polio. Ia selamat, tetapi selama berbulan-bulan harus menjalani terapi dan latihan yang menyakitkan untuk menguatkan kaki kiri dan lengan yang lemah. Selama masa sukar ini, ibunya jatuh sakit. Angie dan seorang saudaranya merawat ibunya hingga meninggal dunia. Kakaknya George, yang telah berbuat banyak dalam memberi dorongan kepada Angie di banding orang lain, meninggal dunia dalam suatu kecelakaan. Dan kemudian panen yang gagal membuatnya harus menjual ladang keluarga. Namun melalui semua peristiwa itu, Angie terus berdoa agar suatu hari kelak ia dapat melayani Tuhan sebagai seorang utusan Injil dengan profesi guru. Allah mengabulkan keinginannya, dan sekitar lima tahun setelah kematian ibunya, Angie memulai pelayanannya sebagai guru melalui Navajo Mission. Ia menjadi seorang pekerja Kristen yang demikian dipakai Allah sehingga dua buku telah ditulis tentang ia. Saat ini wajahnya yang berseri mencerminkan sukacita dalam hatinya. Angie menghadapi rintangan yang luar biasa dalam perjalanan imannya. Jika anda kecewa dan merasa putus asa, ingatlah, Allah membuat pahlawan rohani dari orang-orang yang tampaknya tidak mungkin.

RH Jumat 13 November 2009

Jumat, 13 November 2009

MENDAPAT YANG KITA INGINKAN (Mazmur 21:1-7) Seorang pilot dari sebuah perusahaan penerbangan memiliki suatu kebiasaan yang aneh. Kapan saja ia tinggal landas dari kotanya di Minneapolis, ia akan minta pilot pembantu untuk mengambil alih kendali. Kemudian ia akan memandang ke luar lewat jendela selama beberapa saat. Akhirnya keingintahuan pilot pembantu itu tak dapat dibendung lagi, sehingga ia bertanya, "Apa yang sering engkau lihat di bawah sana?" "Apakah kau dapat melihat anak laki-laki kecil yang sedang memancing di tepi sungai itu?" tanya sang pilot. "Saya biasa memancing di tempat yang sama ketika saya masih kecil. Jika ada pesawat terbang di atas saya, saya akan memandanginya sampai lenyap dan berharap dapat menjadi seorang pilot. Sekarang saya berharap saya dapat kembali ke tempat itu untuk memancing."

Kita harus mengevaluasi keinginan kita untuk memastikan bahwa dorongan itu sejalan dengan apa yang akan memuaskan kita menurut Allah. Jika keinginan kita sesuai dengan kehendak Allah, kita tidak akan menghabiskan waktu untuk berharap pada hal-hal yang tidak dapat memuaskan kita. Sukacita sejati bukanlah memperoleh apa yang kita inginkan, melainkan ingin dekat dengan Allah.

RH Kamis 12 November 2009

Kamis, 12 November 2009

PETUNJUK PEMAKAIAN (Mazmur 119: 1-8) Alkitab memiliki banyak kesamaan dengan buku petunjuk pemakaian mobil. Jika seorang supir tidak merawat mobilnya sesuai dengan petunjuk dalam buku kecil yang terletak di laci mobilnya itu, ia akan menghadapi masalah. Tetapi jika ia dengan cermat mengikuti buku pegangan itu, ia akan menikmati perjalanan yang bebas dari masalah. J.I. Packer mengubah analogi tersebut tetapi menunjuk sasaran yang sama. Dalam bukunya yang berjudul Knowing Man, ia berkata, "Patuhilah hukum, dan dalam melayani Allah anda akan menemukan kebebasan dan kesenangan, karena sifat manusia telah diprogram untuk mengalami kepenuhan melalui kepatuhan."

Pemazmur tahu bahwa undang-undang dan peraturan-peraturan yang ditetapkan Allah merupakan kunci untuk memperoleh hidup yang penuh dan bahagia. Kita hidup pada masa dimana kebanyakan orang melakukan apa yang benar di mata mereka. Hidup menjadi lebih murah, turun nilainya dan tidak menyenangkan. Jika kita menginginkan hidup kita berjalan dengan baik, meskipun melewati kondisi yang buruk dan keras, kita harus mengambil waktu untuk mempelajari "Buku Petunjuk Pemakaian".