ARTIKEL

Artikel
7 Hal Yang Tidak Efektif Dalam Diri Manusia

1. Tidak dapat mengatur waktu dengan baik (Efesus 5:14-15). Selama 3,5 tahun Yesus dapat mengatur waktu-Nya dengan baik. Bagaimana dengan kita, apakah kita sudah mempergunakan waktu kita dengan efektif? Orang yang tidak efektif adalah orang yang tidak dapat memanage waktu. Ia akan selalu mengatakan: “Aku tidak punya waktu”. Kata tidak punya waktu sepertinya telah menjadi garis batas antara keberhasilan dengan kegagalan.

2. Punya suatu sikap kalah (Ulangan 28:12-14). Yesus punya kepribadian pemenang. Orang yang punya kepribadian seperti Yesus akan berkata: “Akan aku coba”. Tetapi seseorang yang punya kepribadian kalah, ia akan berkata: “Aku tidak bisa”. Ia sepertinya sedang membuat perhitungan dengan dirinya sendiri (Amsal 23:7a). Pernahkah kita berkata: “Aku ini orang yang kalah”, “Aku tidak bisa“ atau “Aku gagal”? Kalau kita pernah mengucapkan hal itu berarti kita sedang membuat perhitungan dengan diri kita sendiri.

3. Berhenti untuk bertumbuh (Efesus 4:15). Yesus mengajak kita untuk bertumbuh. Kalau dulu kita tidak dapat berdoa sekarang dapat berdoa bahkan bisa mendoakan orang lain. Kalau dulu hanya sebagai jemaat biasa sekarang terlibat dalam pelayanan, dll.
5. Tidak punya rencana (tujuan hidup). Banyak orang tidak tahu tujuan hidupnya, tujuannya ke gereja, atau tujuannya melayani. Tetapi manusia yang efektif harus punya tujuan.

6. Tidak mau berubah. Aristoteles mengatakan: “Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang”. Kalau kita sering terlambat berarti kita adalah orang yang suka terlambat. Tuhan memang tidak pernah berubah karena Dia itu sempurna. Tetapi kita harus mau diubah untuk menuju pada kesempurnaan. Orang yang mudah tersinggung adalah orang yang tinggi hati. Ini harus diubah supaya menjadi orang yang rendah hati. Firman Tuhan katakan: “Janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini, tapi berubahlah oleh pembaharuan budimu”.

6. Gagal dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Pribadi yang efektif adalah seorang yang mampu berkomunikasi dalam hubungannya dengan orang lain.

7. Tidak mau bayar harga (Matius 16:24-26). Menyangkal diri dan memikul salib adalah tindakan membayar harga. Kalau kita sudah diselamatkan tapi hidup kita belum efektif, minta diubahkan dan bayar harga supaya menjadi pribadi yang efektif bagi Tuhan.


P A N A H

Sally, seorang gadis muda, mengemukakan pengalamannya di sebuah sekolah seminari ... sebuah pelajaran dari Dr. Smith, yang terkenal dengan kerumitannya. Suatu hari Sally masuk ke kelas dan segera menyadari bahwa akan ada sesuatu yang menyenangkan hari itu. Di dinding ada satu papan sasaran yang besar, di meja terletak banyak anak panah. Dr. Smith meminta setiap murid untuk membuat gambar orang yang tidak mereka sukai atau orang yang telah melukai hati mereka; kemudian mereka akan diperbolehkan melempar anak panah pada gambar tersebut.

Seorang gadis, teman Sally, menggambar wajah gadis lain yang telah merebut pacarnya. Yang lain manggambar wajah adiknya. Sally menggambar wajah teman lamanya dengan sangat detail sampai dia tidak lupa menambahkan jerawatnya. Dia sangat puas setelah melihat semuanya lengkap.
Seluruh isi kelas kemudian berbaris dan mulai melemparkan anak panah, diiringi suara tawa riang. Beberapa di antara mereka melempar anak panah begitu kuatnya sampai merobek sasaran. Sally menunggu gilirannya ... kemudian dia kecewa, karena waktu sudah habis.

Dr. Smith meminta semua murid untuk duduk kembali di kursi masing-masing. Sambil duduk, Sally memikirkan rasa kecewanya karena belum memiliki kesempatan untuk melempar.

Dr. Smith mulai melepas sasaran dari dinding. Di balik sasaran terdapat gambar wajah Yesus ... Suasana kelas menjadi hening ... semua murid menatap gambar Yesus yang telah hancur; seluruh wajah-Nya berlubang dan sobek bahkan matanya tertembus.

Dr. Smith hanya berkata ... "Apa yang kamu lakukan untuk saudaramu yang paling hina, kamu melakukannya untuk-Ku". (Matius 25:40). Tidak ada lagi kata-kata, semua mata berkaca-kaca menatap wajah Yesus ...