RH Senin 10 Agustus 2009

Senin, 10 Agustus 2009

MEMILIH WARNA HIDUP (Kisah 16:16-25) Pada suatu liburan kuliah, seorang mahasiswa memutuskan untuk menjual Alkitab dari rumah ke rumah untuk membiayai kuliahnya. Ia memulai usahanya dengan mendatangi rumah rektornya. Istri rektor itu membuka pintu dan dengan sopan menjelaskan bahwa keluarganya telah memilikinya. Ketika mahasiswa tersebut melangkah keluar dari pintu pagar, sang istri rektor melihat mahasiswa itu berjalan dengan timpang. "Oh, maafkan saya," katanya. "Saya tidak tahu kalau anda cacat!" Ketika mahasiswa itu berpaling, istri rektor tersebut menyadari bahwa ia telah menyinggung perasaan mahasiswa itu. Dengan segera ia menambahkan kalimat, "Saya tidak bermaksud apa-apa selain menyampaikan rasa kagum saya. Namun, tidakkah cacat pada tubuh anda mengubah warna hidup anda?" Mahasiswa itu menjawab, "Ya, tentu saja. Tetapi puji Tuhan, saya dapat memilih warnanya."

Seberat apa pun penderitaan dan kesulitan yang kita hadapi, kita dapat turut menentukan bagaimana kita bersikap terhadap hidup. Dengan pertolongan dari Roh Kudus, kita dapat menolak dorongan untuk mewarnai kehidupan kita dengan warna yang kelam berupa omelan dan keluhan. Dengan demikian, kita dapat memilih warna biru kepuasan yang cerah karena pertolongan Allah selalu siap diberikan kepada kita.