Ringkasan Khotbah 20 Juni 2010

Kenangan
(Kejadian 31: 1-16; 28: 10-15)


Dari kecil, kita dilatih untuk menjadi orang yang nomor satu. Tetapi kita tidak pernah dipersiapkan untuk tidak menjadi nomor satu. Itu sebabnya, ketika tidak menjadi juara, tidak menjadi nomor satu, tidak mencapai target maka kita menjadi stres, susah dan gelisah. Merasa gagal dan tidak punya semangat lagi.

Itulah juga yang dialami oleh Yakub. Setelah 20 tahun ia bekerja kepada Laban, ia mendapati bahwa ia telah 10 kali ditipu oleh paman dan mertuanya sendiri. Dalam keadaan yang terus menerus ditipu oleh Laban, Yakub stres dan putus asa. Ia merasa gagal total. Di tengah-tengah keadaannya stres itulah Allah menjumpai Yakub. Allah mengingatkan sebuah kenangan peristiwa 20 tahun lalu di Betel. Dalam kenangan tersebut, Allah memberikan tiga janji bagi kehidupan Yakub (Kej. 28: 15), yaitu:

1. Aku menyertai. Allah menyertai tanpa sepengetahuan Yakub, sekalipun ia tidak pernah menyadari penyertaan Allah. Allah juga berjanji mau menggendong kita sampai masa tua kita (Yes. 46: 4).

2. Aku akan melindungi kemanapun engkau pergi. Sekalipun 10 kali, Yakub ditipu oleh laban, Allah tetap melindungi Yakub dari kelicikan laban. Allah tetap memelihara dan memberkati Yakub. Apakah kita sadar bahwa sampai hari ini Allah tetap melindungi setiap kita?

3. Aku tidak akan meninggalkan engkau. Saat Yakub susah dan putus asa dalam menghadapi masalahnya, Allah hadir dan memberikan firman-Nya. Mengingatkan Yakub pada janji Allah bagi hidupnya dan menyuruh ia untuk pulang.

Allah membawa Yakub untuk mengingat kenangan itu. Kenangan akan peristiwa di Betel itu penting untuk meyakinkan Yakub; bahwa Tuhan dapat dipercaya. Kenangan juga penting dalam hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Ketika kita bimbang atau ragu akan penyertaan Tuhan, kenangan akan jamahan-Nya pada masa lalu penting untuk menguatkan kita. Apakah Anda sedang merasa Tuhan jauh dan tidak peduli? Ingatlah pengalaman ketika jamahan-Nya nyata atas hidup kita. Janji-Nya untuk tidak pernah meninggalkan kita, selalu dapat kita pegang (Mzm. 46: 2). Apapun yang sedang kita rasakan, yakinilah bahwa Dia yang mengasihi kita pada masa lalu, tak berhenti mengasihi kita saat ini. Kenangan akan jamahan Tuhan akan meneguhkan kita bahwa kesetiaan-Nya selalu ada. Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto - 20 Juni 2010