JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Herman Santoso
Jumat, 16 Jan 2009 - Pk. 19.00 WIB



Kebaktian Wanita
Pembicara: Ev. Andri Wisnu
Sabtu, 17 Jan 2009 - Pk. 10.00 WIB



Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bp. Willy
Sabtu, 17 Jan 2009 - Pk. 17.30 WIB
Kebaktian Umum
Pembicara: Pdt. Henoch Wilianto
(Gembala Sidang)
Minggu, 18 Januari 2009
Pk. 08.00 & 17.00 WIB




Kebaktian Anak
Minggu, 18 Januari 2009
Pk. 08.00 & 17.00 WIB

KHOTBAH

ALLAH PEMBUAT TEROBOSAN
(1 Tawarikh 14:8-12)


Sebelum Daud diurapi menjadi raja, ia mengenal Allah sebagai gembala yang baik. Pada saat Daud melawan orang Filistin, Daud menyadari bahwa Allah ternyata bukan hanya gembala dan penolong saja melainkan juga Allah pembuat terobosan (ay. 11). Daud memperoleh kemenangan setelah Allah membuat terobosan baginya. Baal Perasim artinya Allah yang ahli membuat terobosan. Mikha 2:13 mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan sendiri yang akan berjalan di depan kita dan menjadi penerobos bagi jalan kita. Seringkali kita berusaha memperoleh berkat-berkat yang Tuhan janjikan bagi kita, tetapi yang terjadi kita sangat susah dalam mencapainya. Hal ini disebabkan karena Iblis memblokade berkat-berkat tersebut bagi kita. Kita dapat menerobos blokade dari Iblis apabila kita bersama Tuhan. Tiga hal yang dapat kita lakukan untuk mendapat penerobosan dari Tuhan, yaitu:

1. Dengan berdoa maka akan terjadi terobosan. Pada saat Daud dikepung oleh orang-orang Filistin, ia mencari Tuhan dan berdoa. Hal inilah yang membuat Daud mengalami terobosan yang besar yang membawa dia kepada kemenangan. Doa dapat mendobrak semua benteng Iblis. Pada saat kita berseru kepada Tuhan, maka Ia akan menjawab dan memberitahukan hal-hal besar yang tidak kita ketahui (Yer. 33:3). Tuhan tidak pernah berdusta, Ia pasti akan menggenapi firman-Nya. Doa dapat membuat kita terus maju dalam menghadapi blokade Iblis, karena Allah sendirilah yang akan membuat terobosan bagi kita. Elia adalah manusia biasa. Tetapi yang membuat ia menjadi luar biasa ialah pada saat ia berdoa sampai sorga bereaksi.

2. Dengan pujian dan penyembahan akan terjadi terobosan (Yes. 42: 10-13). Pada saat Tuhan kita sukakan melalui pujian dan penyembahan kita, maka Tuhan akan melakukan terobosan bagi kita. Tuhanlah yang akan berperang bagi kita. Tembok Yerikho dapat runtuh karena adanya pujian dan penyembahan.

3. Kalau Tuhan berbicara maka kita harus lakukan (ay. 10,11,13-17). Ketika Daud mendengar firman Tuhan, ia lakukan. Hal inilah yang membuat Daud mengalami kemenangan besar. Pada saat kita mendengarkan firman Tuhan segera lakukan maka kita akan melihat hasilnya, kemenangan yang besar akan kita peroleh. Lakukan semua firman-Nya dan percayailah janji-janji-Nya.

Terobosan yang besar dalam hidup kita dapat terjadi apabila kita selalu bersama Tuhan. Tuhan kita adalah Baal Perasim (Allah ahli pembuat teobosan). Apapun keadaan kita saat ini, percayalah bahwa Allah sanggup membuat terobosan yang dapat membawa kita kepada kemenangan yang besar. Amin


By: Pdt. Henoch Wilianto H.- Minggu, 04 Januari 2009

ARTIKEL

HATI BAPA


Floyd Jr. Mc. Clung berkesempatan melayani di Pakistan dan suatu saat ia bertemu dengan seorang anak muda Amerika, ia merasa harus mendekati anak muda tersebut. Setelah beberapa menit bercakap-cakap, Floyd menanyakan peristiwa apakah yang paling berkesan dalam hidupnya? Anak muda ini bertingkah aneh dan kurang ajar dan jawabannya benar-benar diluar dugaan yakni yang paling berkesan di dalam hidupnya adalah ketika suatu hari nanti jika ia mendengar bahwa kedua orang tuanya mati karena kecelakaan. Kita pasti terkejut, mengapa dia bersikap demikian? Setelah diselidiki, ternyata kedua orang tuanya selalu berlaku tidak adil dan semena-mena. Jika hal seperti itu menimpa kita dan terus dibiarkan tanpa ada pemulihan maka bisa dipastikan keluarga kita diambang kehancuran. Untuk itu, kita perlu dipulihkan, dengan cara :

1.Kita belajar dari kasih Bapa yang sempurna.
Seorang anak bungsu meminta harta warisan bagiannya kepada ayahnya dan digunakan untuk foya-foya sehingga ia melarat dan miskin dan akhirnya memutuskan untuk kembali kepada ayahnya. Ayahnya melihat dari kejauhan kemudian berlari dan merangkul serta mencium anaknya (Luk.15:11-32). Kita semua bisa salah, baik sebagai ayah ataupun sebagai anak tetapi jika kita melihat kasih Bapa yang sempurna maka kita harus tetap menerima dan mengakui anak atau ayah kita dengan sepenuh hati.

2. Kita mengampuni dengan tulus.
Daud adalah anak bungsu dan bertugas sebagai gembala kambing domba walaupun sebenarnya tugas untuk menggembalakan adalah tugas anak sulung tetapi Daud tidak menyimpan kebencian kepada ayahnya dan saudara-saudaranya. Daud dicemooh oleh kakaknya saat akan menghadapi Goliath tetapi Daud pun tidak sakit hati. Yusuf dibenci saudara-saudaranya dan difitnah oleh istri Potifar tetapi tidak ada alas an bagi Yusuf untuk tidak mengampuni semua orang yang membuat dirinya menderita.

3. Kita mengetahui rancangan-rancangan Allah yang indah.
Kita harus ingat rancangan Allah yang indah sehingga kita tidak akan menunda-nunda pemulihan terjadi dalam keluarga-keluarga kita (Kej.50:20; Yer29:11).

4. Kita tunjukkan kasih kepada ayah atau anak-anak kita.
Kasih adalah yang terutama dalam kehidupan keluarga kita. Seorang anak harus mengasihi ayahnya demikian juga dengan seorang ayah yang mengasihi anak- anaknya dengan sepenuh hati. Sebab, Yesus sangat mengasihi kita dengan kasih yang terbesar yaitu menyerahkan nyawanya dan menjadi tebusan bagi banyak orang.


Puji Tuhan, jika kita berserah penuh kepada Tuhan, percayalah hati bapa-bapa pasti berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya.

ARTIKEL

INTEGRITAS

>> Integritas menghasilkan reputasi yang kuat, bukan hanya Citra
>Citra = Apa yang dipikirkan orang lain mengenai diri kita.
>Integritas = Siapa diri kita yang sesungguhnya.
>Reputasi bagaikan kita membangun sebuah jembatan yang panjang dengan waktu yang cukup lama, tetapi untuk menghancurkannya cukup dalam waktu yang sangat singkat.

>> Amsal 22:1 “ Nama Baik lebih baik dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari perak dan emas

>> Pengkotbah 7:1 Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal..


Manusia tidak diukur dari hasil tindakannya,
namun yang lebih utama adalah bagaimana ia melakukannya.

ARTIKEL

SIKAP POSITIF

• Sikap yang positif sangatlah penting dalam mendukung keberhasilan seseorang, sebab sikap seperti itu dapat mengoptimalkan potensi dalam diri hingga tidak terbatas.

• “Sikap itulah kualitas pertama yang menandai orang sukses. Kalau ia mempunyai pikiran dan sikap positif, menyukai tantangan dan situasi-situasi sulit, maka suksesnya telah 50 % tercapai “ ( Lowell Pecock)


“Attitude is a little thing,
but can make big differences”

ARTIKEL

KAPTEN KAPAL


Sebuah kapal laut akan terus berputar-putar di tengah laut jika tidak ada tujuannya. Dan ia akan menjadi kapal yang berguna jika kapal tersebut ada tujuannya, entah ia akan ke pulau Kalimantan, Sulawesi atau menuju pulau Jawa. Dan bagaimana kapal tersebut dapat memiliki tujuan, maka dalam kapal tersebut harus ada yang mengendalikannya. Atau yang biasa kita kenal dengan seorang awak kapal atau kapten kapal. Ketika kapal tersebut telah memiliki kapten kapal, maka ia akan di bawa ke tempat tujuan yang pasti, entahkah akan ke Pulau Jawa, Kalimantan, Bali, yang jelas ketika ia memiliki Kapten kapal, maka ia akan di bawa ke tempat tujuan yang pasti. Misalkan ia akan menuju ke Pulau Bali, maka kapal tersebut akan terus berfokus kepada jalur menuju pulau Bali. Hingga akhirnya tiba di tempat tujuan dan Kapal ini menjadi berarti.

Itulah kehidupan kita manusia. Setiap orang akan menjawab bahwa tujuan hidup mereka hanyalah, dilahirkan, bertumbuh dewasa, bersekolah dengan baik, setelah itu bekerja, dan menghasilkan uang dan lalu menikah, memiliki anak, membesarkan anak, dan kemudian menjadi tua dan mati. Demikian pula anaknya, akan kembali melakukan hal yang sama, bersekolah, bekerja, memiliki keluarga, mejadi tua dan mati. Sebagian besar orang akan menjawab hal serupa. Yang mereka tahu itulah mengapa mereka dilahirkan. Mereka akan seperti kapal tadi, yang hanya berputar-putar di tengah laut, tidak tahu tujuan sebenarnya.

Secanggihnya sebuah kapal, dan semodernnya sebuah kapal, dia sendiri tidak tahu bagaimana dia dipergunakan dengan baik dan berarti. Sehebatnya dan sepintarnya kita manusia, kita tidak pernah tahu apa tujuan kita dilahirkan di dunia ini. Pertanyaannya, sudahkah kita memiliki Nahkoda, seorang Kapten dalam hidup kita, Yang mengatur dan mengarahkan hidup kita, memberikan arti tujan hidup yang sebenarnya? Sehingga kita dapat berkata, "Hidup saya memang berarti", kita bisa tahu tujuan hidu p kita yang sebenarnya jika ada seorang yang mengarahkannya. Kapten itu berarti, sebuah pegangan, keyakinanan, pengharapan yang pasti! Dia bukan hanya akan mengarahkan kehidupan kita selama di bumi ini. Namun Dia juga memberikan sebuah pengharapan yang kekal dan tidak mengecewakan. Bahkan jaminan setelah kematian diberikan-Nya pada kita.

Siapakah Dia? YESUS... Dia telah membuktikan dengan memberikan Nyawa-Nya pada kita hingga mati di kayu salib. Dia paling tahu siapa kita. Dia paling tahu harus diperlakukan seperti apa hidup kita ini. Datanglah pada-Nya, Dia akan mebawamu kepada hidup dan tujuan yang pasti, hingga engkau akan berkata "Hidupku berarti...." "Yesus mengasihi semua orang......."


Hidup ini akan berarti jika
Yesus yang mengarahkannya

RH MINGGU, 18 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 44-46; Luk. 18
PENCARIAN AKAN ALLAH (Ayub 23:1-17)

Kehidupan Ayub dapat diibaratkan seperti orang yang naik jet coaster. Suatu hari ia tampak memiliki segala-galanya, tetapi tiba-tiba saja semuanya itu musnah. Ia kehilangan keluarga, kekayaan, kesehatan bahkan dikucilkan oleh istri dan sahabat-sahabatnya. Pada saat pikirannya tenggelam dalam kebimbangan yang dalam, Ayub merasa Allah seakan-akan demikian jauh dan tak terjangkau. Mungkin banyak orang yang menganggap bahwa Ayub mengada-ada dengan keinginannya untuk mencari Allah. Seorang ateis menyebut usaha pencarian akan Allah hanya sebagai dongeng belaka.

Namun, bagi kita yang pernah merasakan kedekatan dengan Allah dan sekarang merasa betapa jauhnya Allah, maupun kita yang belum pernah merasakan hubungan yang nyata dengan Allah, janganlah percaya pada hasutan bahwa mencari Allah adalah sia-sia. Sementara kita menggapai-Nya dalam kegelapan, tangan yang berlubang karena paku itu terulur kepada kita. Sambutlah dengan iman. Maka kita akan mengalami bahwa mencari Allah tidaklah sia-sia, sebaliknya kita mendapatkan pengampunan dosa dan pemenuhan atas harapan dari lubuk hati yang terdalam, yakni hubungan pribadi yang indah dengan Allah.

RH SABTU, 17 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 42,43; Mzm. 5; Luk. 17
MELAWAN ATAU BERSAHABAT? (1 Petrus 2:9-20)

Kita tak perlu mengadakan penelitian untuk mencari hal-hal yang tidak kita sukai di masyarakat. Norma-norma Allah tentang yang baik dan yang buruk begitu jelas dan menjadi lebih kontras dengan banyaknya kejahatan, penyimpangan-penyimpangan seksual dan peyelewengan-penyelewengan lain yang dapat ditemukan di mana-mana. Memang lebih mudah untuk tidak berbuat apa-apa selain hanya menuding segala kebobrokan yang ada dan menghabiskan banyak waktu untuk mencela ini dan itu. Namun, jika kita melakukan hal ini, orang akan bosan mendengarkan kita dan akhirnya kita hanya akan dijuluki si tukang ngoceh saja.

Sebuah warta bernama Communication Briefings menyarankan pendekatan yang lebih positif untuk hal ini: Daripada melawan keburukan dalam masyarakat, lebih baik bersahabat dengan penawarnya. Sebagai contoh, "Daripada hanya mengritik kemampuan membaca seseorang yang buruk, lebih baik tunjukkanlah yang benar, dengan demikian anda memperbaiki yang buruk itu." Apa yang dapat kita terapkan untuk diri kita? Rasul Petrus berkata, dengan berbuat baik kita akan membungkam kepicikan orang-orang bodoh. Biarlah orang mengenal kita sebagai orang yang bersahabat dengan kebajikan, bukan hanya sebagai orang yang bermusuhan dengan kejahatan.

RH JUMAT, 16 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 39-41; Luk. 16
PILIH KASIH? (Yakobus 2:1-9)

Beberapa tahun yang lalu, ketika ayah saya Dr. M.R. De Haan masih menjadi pimpinan Radio Bible Class, seorang hamba Tuhan yang cukup terkenal berkunjung ke kantor kami. Pada mulanya saya mengagumi tamu terkenal ini. Namun tak berapa lama kemudian, kesan saya berubah terhadapnya setelah mendengarkan ia berbicara tentang dirinya sendiri. Ketika ayah saya bertanya kepadanya tentang pengkhotbah lain yang sekota dengannya, dengan nada mencemooh ia menyebut mereka sebagai yang hidup "di luar lingkaran." Saya tidak dapat melupakan peristiwa tersebut.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita tertarik dengan hal-hal yang di "dalam" sama seperti kita tertarik pada hal-hal yang di "luar"? Apakah kita menghargai para pemimpin kita yang berasal dari kalangan yang lebih rendah dengan cara yang sama seperti kita menghargai mereka yang lebih kaya dan memiliki martabat yang tinggi? Orang Kristen tidak boleh mengabaikan siapa pun. Allah tidak menghendaki kita memandang muka, mengkultuskan yang satu dan merendahkan yang lain. Apakah ucapan selamat datang di gereja kita disampaikan kepada siapa saja tanpa kecuali?

RH KAMIS, 15 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 37,38; Mzm. 7; Luk. 15
MOTIVASI YANG SEJATI (Amsal 2:1-22)

Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, tentara sekutu menyapu bersih sisa-sisa tentara Nazi. Setiap tentara harus menghafalkan sebuah peta yang menunjukkan pangkalan-pangkalan militer penting di Berlin dan mereka harus melakukannya hanya dalam tempo satu malam. Ternyata hanya dalam tempo beberapa jam saja setiap tentara dari pasukan itu telah menghafalnya dengan baik. Dan tugas pun terlaksana dengan sukses. Beberapa tahun kemudian, pasukan itu melakukan percobaan ulang untuk melihat apakah keberhasilan itu dapat terjadi lagi. Namun, keberhasilan seperti yang pertama ternyata tidak terulang lagi. Karena hidup para serdadu itu tak lagi dalam situasi peperangan.

Orang-orang Kristen pun terlibat dalam peperangan rohani (Ef. 6:10-18). Peta situasi perang kita, strategi-strategi perjuangan kita melawan tipu muslihat iblis adalah firman Allah. Semakin sering kita membacanya, semakin kita akan menghafalnya dan semakin banyak kita mengenal firman Tuhan, kita pun akan menjadi semakin dipakai Allah. Kita harus memberlakukan firman Allah dengan sungguh-sungguh karena hidup kita bergantung kepada-Nya. Inilah motivasi yang sejati.

RH RABU, 14 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 34-36; Luk. 14
PARA GELANDANGAN (Yohanes 14:1-7)

Kita dapat menjumpai para gelandangan di mana-mana. Kita dapat menemukan mereka sedang tidur meringkuk di taman kota, di emper-emper toko, atau di alam terbuka beratapkan langit dan berbantalkan bumi. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal, miskin, papa, dan seringkali juga dalam keadaan sakit. Bagi saya, istilah gelandangan lebih tepat dikenakan pada manusia yang hidup tanpa Allah. Menolak Allah, seperti yang dilakukan banyak orang masa kini, berarti menjadi gelandangan di dunia yang telah diciptakan Allah dengan keagungan.

Melanggar perintah-perintah-Nya berarti berkelana tanpa tujuan. Menyangkali Dia berarti melenyapkan makna kehidupan. Dan mengabaikan kasih-Nya berarti menenggelamkan diri dalam keputusasaan yang mengerikan. Percaya kepada Yesus berarti masuk ke dalam lingkungan kasih yang mesra sebagai keluarga Allah (Yoh. 1:12). Berharap kepada Allah berarti merindukan kampung halaman yang abadi (Yoh. 14:1-3.). Menerima-Nya berarti menjadi bagian dalam kebenaran, kesucian dan damai sejahtera-Nya.

RH SELASA, 13 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 31-33; Luk. 13
TIRAM YANG TERLUKA (Kejadian 41:46-57)

Pada saat mengalami penderitaan yang berat, kita sering bertanya-tanya, "Apakah arti semua ini?" Namun, sebelum kita menjawab pertanyaan itu, marilah kita renungkan sejenak asal-usul sebuah mutiara. Setiap butir mutiara terbentuk di dalam seekor tiram yang terluka dan kesakitan, misalnya akibat kemasukan pasir. Karena sakit inilah ia kemudian mengeluarkan suatu cairan dengan tujuan untuk mengatasi lukanya. Dan sebagai akibatnya, terbentuklah mutiara yang berharga; sesuatu yang indah yang tak mungkin terjadi tanpa mengalami penderitaan.

Penulis Paul E. Billheimer menulis tentang Yusuf demikian: "Jika manusia hanya mengasihani dirinya sendiri pada saat mengalami kesengsaraan, saat-saat bahagia yang akan mengikutinya pun akan hilang." Oleh karena itu, bila kita mengalami penderitaan, ingatlah bahwa tanpa kesengsaraan takkan ada mutiara. Kesengsaraan sering merupakan berkat yang tersembunyi.

RH SENIN, 12 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 29,30; Luk. 12
UNTUK MENYELAMATKAN HIDUP (Matius 16:13-28)
Suratkabar The Denver Post memberitakan situasi yang dialami oleh Bill Jeracki tatkala ia sedang memancing seorang diri di kaki bukit Pegunungan Rocky. Sebuah batu besar jatuh menimpa kakinya dan ia sama sekali tak dapat melepaskan diri. Menyadari bahwa malam segera menjelang dan ia dapat mati karena kedinginan, Bill lalu melakukan pilihan terakhirnya. Berbekal keahliannya sebagai asisten seorang dokter, ia lalu mengikatkan senar pancingnya di atas lutut dan kemudian memotong kakinya sendiri dengan pisau yang ada. Dengan demikian ia dapat melepaskan diri dari himpitan batu besar itu dan segera melarikan mobilnya ke kota yang terdekat.

Suatu pilihan yang menentukan: kehilangan kaki atau mati! Namun sesungguhnya ada pilihan keputusan lain yang lebih menentukan. Itulah pilihan antara melepaskan kebiasaan buruk, ambisi tertentu atau melepaskan surga. Bagi Tuhan, hal-hal yang menyangkut kriteria mengikut Dia, merupakan hal yang menentukan. Yesus berkata, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?"

JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Ev. E. Joko Harianto
Jumat, 09 Jan 2009 - Pk. 19.00 WIB



Kebaktian Wanita
Pembicara: Gembala Sidang
Sabtu, 10 Jan 2009 - Pk. 10.00 WIB



Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bp. Yudi
Sabtu, 10 Jan 2009 - Pk. 17.30 WIB



Kebaktian Umum
Pembicara: Pdt. Donny FT. (Jakarta)
Minggu, 11 Januari 2009
Pk. 08.00 & 17.00 WIB




Kebaktian Anak
Minggu, 11 Januari 2009
Pk. 08.00 & 17.00 WIB

KHOTBAH

TIGA TELADAN ESTER
(Ester 4:1-17)

Dalam setiap generasi, Allah pasti membangkitkan orang-orang pilihan-Nya yang memiliki beban di hati, baik bagi gerejanya maupun bangsanya. Orang-orang demikian biasanya memiliki ketidakpuasan ilahi. Kita dapat mencapai segala yang telah Allah sediakan dengan ketidakpuasan ilahi dan beban di hati. Ada tiga teladan yang dapat kita contoh dari kehidupan Ester, yaitu:

1.
Lakukan sesuatu walaupun harus berkorban (ay. 16). Ester berani mengambil resiko dengan berpuasa dan menghadap raja, bahkan dengan resiko harus mati. Pelayanan dapat memberikan dampak yang besar apabila kita lakukan dengan adanya pengorbanan. Kita dapat dilihat cinta Tuhan dan sungguh-sungguh dalam pelayanan kita, apabila kita bersedia menangis bagi pelayanan tersebut. Tanpa airmata pelayanan tidak akan berkembang.

2. Lakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan sekalipun itu adalah hal yang sederhana (ay. 16). Sesederhana apa pun pelayanan yang kita lakukan pastilah akan memberikan suatu hasil. Kita mungkin tak tahu seberapa besar hasilnya, tetapi di tangan Tuhan segalanya akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Lakukan apa yang menjadi bagian kita dan serahkan untuk hasilnya di tangan Tuhan. Di tangan Tuhan yang tak mungkin menjadi mungkin.

3. Lakukan sesuatu untuk hormat kemuliaan Tuhan (ay. 14). Ester pada saat adanya masalah tersebut sesungguhnya berada di posisi yang nyaman dan aman. Tetapi ia melakukan semuanya bagi bangsanya dan agar nama Tuhan dipermuliakan. Ada banyak hal yang besar yang Tuhan sediakan bagi kita saat kita tidak lagi pedulikan pujian. Kita hanya sebuah alat di tangan Tuhan. Kalau ada banyak yang dapat kita hasilkan melalui pelayanan kita, maka kita tak berhak menerima pujian. Kita hanya alat, biar pujian dan kemuliaan kita kembalikan kepada Tuhan.

Apa pun pelayanan kita, lakukan semuanya walaupun harus berkorban, lakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan sekalipun sederhana dan kembalikan segala pujian dan hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin


By: Pdm. Handoko - Minggu, 28 Desember 2008

ARTIKEL

BERSYUKURLAH!

Coba anda sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup anda. Renungkan tentang apa yang telah anda capai, orang-orang yang memperhatikan anda, pengalaman yang telah anda dapatkan, keahlian dan minat yang anda miliki, apa yang anda percayai, dan hal-hal terindah dalam hidup anda.

Hal-hal yang anda hargai, pelihara, dan jaga, akan terus meningkat dalam hidup anda. Kelimpahan dimulai dengan rasa syukur. Dengan rasa syukur yang tulus - anda menghargai apa yang telah anda miliki - yang selanjutnya akan mendorong anda secara mental, spiritual, dan fisik - untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan anda.
Bagaimana mungkin anda mendapatkan hal-hal yang lebih besar - bila anda tidak bersyukur atas yang anda telah miliki sekarang? Toh semuanya, hanya bisa dimulai dengan apa yang anda TELAH miliki sekarang.

Anda tahu, bahwa anda dapat mencapai tujuan, karena anda pernah merintis hal seperti itu. Pengalaman adalah milik anda yang patut disyukuri. Siapa bilang tidak ada hal yang bisa disyukuri…? Segalanya dalam jangkauan anda - saat anda bersyukur akan apa yang telah anda dapatkan.

ARTIKEL

PERANGKAP TIKUS

Sepasang suami dan istri petani pulang ke rumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam, "Hmmm... Makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??" Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak, "Ada Perangkap Tikus di rumah.. di rumah sekarang ada perangkap tikus.." Ia mendatangi ayam dan berteriak, "Ada perangkap tikus". Sang Ayam berkata "Tuan Tikus, Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku". Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang Kambing pun berkata, "Aku turut ber simpati... tapi tidak ada yang bisa aku lakukan". Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali". Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata "Ahhh... Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali ke rumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri. Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri terkena gigitan ular tersebut. Sang suami harus membawa istrinya ke rumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)
Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat. Dari kejauhan... Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.
Suatu hari ketika Anda mendengar seseorang dalam kesulitan dan mengira itu bukan urusan Anda. Pikirkanlah sekali lagi!

ARTIKEL

TANDA DAN MUJIZAT

Ketakutan dan kegemparan yang ditimbulkan akibat penghukuman Allah terhadap Ananias dan Safira (Kis. 5:1-11) berangsur-angsur hilang, dan diganti dengan sukacita dan pujian terhadap Allah atas mujizat yang dilakukan oleh para rasul. Rasul-rasul mempunyai kuasa yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Hal ini menunjukkan bahwa karya Kristus terus berlangsung melalui mereka. Para rasul dapat melakukan hal-hal yang ajaib karena Kristus telah bangkit kembali dan mencurahkan Roh Kudus, dan kuasa pemberitaan Injil menyertai mereka.

Inilah salah satu bukti penyertaan Allah atas para rasul yang berkarya untuk menggenapi janji Kristus atas mereka, seperti yang dinyatakan dalam Markus 16:20, “Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (baca juga Markus 16:15-18). Akibat dari banyaknya tanda dan mujizat yang dikerjakan oleh para rasul adalah: semua orang percaya bertambah tekun dalam persekutuan dan ibadah (ay. 12); orang-orang percaya semakin disegani oleh masyarakat Yahudi sehingga mereka tidak berani mengganggu orang percaya, sebaliknya mereka sangat dihormati (ay. 13); dan Tuhan makin hari makin menambahkan jumlah orang yang percaya kepada-Nya (ay. 14).

Hari ini, kehidupan kita juga tak terlepas dari tanda dan mujizat pemeliharaan Allah atas hidup orang percaya. Ada begitu banyak mujizat yang terjadi di sekeliling kita. Adakah kita menyadarinya? Kehidupan kita, keluarga kita, dan pekerjaan kita yang tetap terpelihara hingga hari ini, bukankah itu semua adalah mujizat dari Tuhan? Adakah ini membuat kita lebih bertekun dalam persekutuan dan ibadah pada-Nya? Biarlah di awal tahun 2009 ini melalui hidup kita nama Tuhan dimuliakan dan makin banyak orang percaya pada-Nya.


Kepekaan dalam melihat dan mensyukuri mujizat Tuhan atas hidup akan membuat seseorang mengalami kelimpahan sejati di dalam Tuhan.

“Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat.” (Kisah Para Rasul 5:12)

RH MINGGU, 11 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 27,28; Mzm. 4; Luk. 11
TERMASUK HARGA TIKET (Kolose 2:6-23)

Penulis Peter Kreeft menceritakan sebuah kisah tentang sebuah keluarga miskin di Eropa yang telah menabung selama bertahun-tahun agar dapat berlayar ke Amerika. Dalam perjalanan, mereka pun menghemat sedapat mungkin bekal yang mereka bawa. Setelah tiga hari lamanya berlayar, si anak mengeluh kepada ayahnya, "Saya bosan dengan roti keju yang sama setiap hari." Ayahnya lalu memberi anaknya uang terakhir yang ia miliki dan menyuruh si anak pergi untuk membeli es krim. Tak lama kemudian si anak kembali dengan senyum lebar. Ayahnya curiga dan bertanya, "Dari mana kamu?" "Dari ruang makan. Habis menikmati tiga mangkuk es krim dan makan malam yang lezat!" "Dengan uang yang tadi?" "Oh, tidak! Semuanya gratis, karena sudah termasuk harga tiket."

Rasul Paulus memperingatkan para pembacanya agar tidak tertawan oleh para pengajar palsu yang menawarkan "makanan" dengan filsafat yang kosong dan palsu. Kita yang percaya akan keselamatan di dalam Yesus bukan saja diyakinkan mengenai keselamatan kekal di dalam surga, melainkan juga mengenai pemenuhan kebutuhan hidup kita di dunia pada saat ini. Kristus memiliki segala sesuatu yang kita butuhkan. Itu semua sudah termasuk harga "tiket".

RH SABTU, 10 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 25,26; Mzm. 6; Luk. 10
PEMULIHAN HUBUNGAN (Filemon 1:1-25)

Apakah Anda termasuk orang yang mudah bergaul? Apakah Anda dapat membangun hubungan yang harmonis dengan pasangan dan sahabat-sahabat Anda? Dan tidak dibebani rasa bersalah karena sikap-sikap berikut ini: lebih banyak mengkritik daripada memberi pujian, berkata dan bersikap kasar, menghina orang lain, menertawakan kekurangan orang lain, tidak mau mendengar orang lain, selalu merasa benar, meremehkan pendapat orang lain. Sikap-sikap seperti ini dapat menghancurkan hubungan dengan orang lain dan menghalangi pemulihan luka-luka masa lalu.

Sebagai contoh tentang sikap baik yang dapat membangun hubungan yang harmonis, renungkanlah surat Rasul Paulus yang singkat yang ditujukan kepada Filemon, seorang yang kaya di Kolose. Surat ini berisi permohonan Rasul Paulus kepada Filemon untuk menunjukkan kemurahan dan belas kasihan kepada Onesimus, agar Filemon mau menerimanya kembali; bukan lagi sebagai budak, melainkan sebagai seorang saudara. Ini adalah contoh dari pernyataan kasih yang indah. Paulus tahu bagaimana caranya membangun hubungan yang baik. Bagaimana dengan kita?

RH JUMAT, 09 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 23,24; Luk. 9
HARI TERAKHIR (1 Tesalonika 5:1-11)

Seandainya kepada anda dikatakan bahwa hari ini adalah hari terakhir anda hidup di dunia ini, apa yang akan anda lakukan? Bagaimana anda mengisi sisa waktu anda? Apakah sikap hidup anda akan berubah secara drastis? Seorang yang bijaksana pernah berkata, "Setiap hari kita harus bersikap seakan-akan inilah hari terakhir kita, sebab memang setiap ‘hari ini’ dapat saja merupakan hari terakhir bagi kita." Pernyataan ini bukan menakut-nakuti, tetapi memang hari-hari kita dapat saja berakhir setiap saat oleh karena kecelakaan, penyakit, usia lanjut atau kedatangan Tuhan Yesus kembali.

Kita harus berjaga-jaga dan berhati-hati terhadap apa yang kita lakukan dan katakan. Kita harus menyelesaikan hal-hal terakhir dengan menunjukkan kasih kita dan menghormati orang lain, berdamai dengan orang yang bermasalah dengan kita atau mengabarkan Injil kepada orang yang ada di sekitar kita. Mungkin saat ini Anda pun masih menunda-nunda untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda. Anda masih menanti saat yang tepat yang mungkin tidak pernah menjadi kenyataan. Janganlah mengabaikannya, karena hari terakhir kita di dunia ini tidak kita ketahui.

RH KAMIS, 08 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 20-22; Luk. 8
CICAK-CICAK KERAJAAN (1Yohanes 2:24-3:2)

Cicak adalah binatang kecil yang kadang menjijikkan tetapi juga mengagumkan karena mereka dapat berada di mana saja. Saya pernah menemukan cicak di tingkat ke-26 Hotel Acapulco di Meksiko. Bagaimana hewan itu dapat sampai ke sana? Cicak dapat luput dari pengawasan para petugas dan para pelayan, dan dapat berada di hotel yang terbaik. Hal lain yang seharusnya juga membuat kita kagum.

Pikirkan tentang orang-orang Kristen yang mungkin Anda anggap rendah: Seorang pria dengan yang nafas berat dan bau tak sedap kalau berbicara; seorang wanita yang kalau menyanyi suaranya menyakitkan telinga orang yang mendengarnya; atau seorang remaja dengan potongan rambut dan pakaian yang norak...mereka yang anda lihat dalam keadaan demikian sekarang, kelak akan membuat Anda terkagum-kagum melihat keindahan mereka. Akibat dosa, kita adalah orang-orang yang tak memiliki masa depan di kerajaan surga, tetapi karena anugerah-Nya kita dijadikan-Nya sebagai warga kerajaan surga, sebagai anak-anak Allah. Allah mengangkat orang-orang yang hina dan menempatkannya di dalam kerajaan-Nya yang kekal.

RH RABU, 07 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 18-19; Mzm. 3; Luk. 7
MENGATASI KESIA-SIAAN (Pengkhotbah 1:1-11; Ibrani 11:1-6)

Seorang pasien yang sedang sakit parah di sebuah rumah sakit menceritakan bahwa ia telah diperlakukan dengan tidak adil dalam hidup ini. Ia merasa kecewa karena ia telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati pensiunnya. Ia juga mengalami kesepian. Hubungannya dengan istrinya kurang harmonis, dan anak-anak serta cucu-cucunya jarang mengunjunginya. Ia benar-benar merasakan kepahitan dan tidak mau lagi mendengar tentang Allah.

Penulis kitab Ibrani, menyatakan bahwa iman menimbulkan pengharapan dan menolong kita untuk mengerti tentang kebenaran yang memberikan arti dan tujuan dalam hidup ini. Apakah Anda juga merasakan hidup ini tidak adil? Berimanlah kepada Yesus. Dia telah merelakan diri-Nya mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, untuk mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita (Yoh. 3:16, 10:10). Dengan hidup beriman kepada-Nya, kita akan dapat mengatasi perasaan kesia-siaan.

RH SELASA, 06 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 15-17; Luk. 6
SIAPA YANG DAPAT DI PERCAYA? (Mazmur 12:1-8)

Anda mungkin pernah mengalami ditanya oleh karyawan Anda: "Saya mau pinjam uang untuk makan siang. Saya akan segera mengembalikannya setelah menerima gaji akhir bulan nanti." Tetapi sampai lewat dua bulan dan beberapa kali penerimaan gaji, ternyata uang Anda belum juga kembali.

Daud yang menulis Mazmur 12:1-8 mengalami hal yang sama. Kita tidak tahu dengan pasti situasi apa yang mendorong pemazmur menuliskan kata-kata ini, tetapi kita dapat merasakan kekecewaannya dalam menerima pengingkaran janji, sehingga ia mengeluh, "mereka berkata dusta" (Maz. 12:3). Ya, setiap orang dapat saja berdusta, tetapi tidak demikian dengan Allah. Janji-Nya adalah murni, bagaikan perak yang teruji tujuh kali dalam dapur peleburan di tanah (Maz. 12:7). Allah dapat dipercaya. Janji-Nya pasti ditepati. Allah tak pernah berdusta.

RH SENIN, 05 JAN 2009

Bacaan Setahun: Kej. 12-14; Luk. 5
JANJI DAN PERINTAHNYA (Kejadian 15:4-6; 22:1-19)

Seorang pendeta yang juga penulis, Steve Lawson, mengatakan bahwa ia sering mendengar pernyataan yang menyesatkan dari orang-orang yang gaya hidupnya bertentangan dengan perintah-perintah Alkitab. Untuk membenarkan sikap hidup mereka itu, mereka berkata: "Hei! Allah menghendaki saya hidup bahagia dan hal ini membuat saya bahagia." Tampak jelas di sini bahwa orang-orang seperti itu hanya mau mempercayai janji-janji Allah untuk mendapatkan berkat-Nya saja, tetapi perintahNya untuk hidup suci mereka abaikan.

Bagaimana janji Allah akan digenapi bila Abraham dengan taat melaksanakan perintah itu? Kita harus ingat bahwa kewajiban kita adalah menaati perintah Allah. Dan kewajiban Allah adalah menepati janji-Nya. Jika kita melakukan segala sesuatu dengan cara yang dikehendaki Allah, kedua prinsip ini tidak akan pernah bertentangan.