JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Ignatius Bagoes S.
Jumat, 10 Okt 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bapak Steven J.
Sabtu, 11 Oktober 2008
Pk. 17.30 WIB

Kebaktian Umum
Pembicara: Pdt. Hendra Pranatha
Minggu, 12 September 2008
Jam 08.00 & 17.00 WIB

Kebaktian Anak
Minggu, 12 Sept ‘08
Pk. 08.00 WIB & Pk. 17.00 WIB

Acara: Drama





KOTBAH

MENGGAPAI TUJUAN
(Kejadian 25:28-34)

Berikut ini ada lima aspek yang perlu Anda pertimbangkan untuk menggapai tujuan.

1. Untuk mencapai tujuan, pertama, Anda perlu bekerjasama dengan Tuhan, Anda perlu taat pada rencana-Nya, selain itu harus ada penyerahan total kepada-Nya. Kedua, kita perlu bekerjasama dengan orang lain, dimulai dari dukungan doa mereka.

2. Kerja yang konsisten. Setelah Allah menetapkan tujuan, yang perlu kita lakukan adalah fokus untuk menyelesaikannya. Walaupun orang mengecewakan kita, tetaplah maju di jalan yang sudah Ia sediakan bagi kita.

3. Fokus yang berarti memastikan pandangan kita pada tujuan di depan dan tidak membiarkan diri kita dipengaruhi oleh apapun.

4. Sering kali tujuan yang Allah berikan menuntut keberanian untuk bertindak. Keberanian adalah kesediaan kita untuk beraksi walaupun hasilnya masih samar. Kita dapat melakukan ini karena Tuhanlah yang memintanya. Semakin dalam iman kita kepada-Nya, semakin besar keberanian itu nantinya.

5. Kembangkan gaya hidup yang secara sadar terus bergantung pada Tuhan. Kita sering tergoda untuk mencapai suatu tujuan dengan kekuatan sendiri dan melupakan Tuhan. Hati-hati kesuksesan sejati membutuhkan ketergantungan total pada Sang Pencipta.

Pokok pemikiran di atas bukanlah suatu standar untuk mengukur diri kita, tapi arahan untuk menolong kita untuk maju di jalur yang benar. Bila Anda belum menetapkan tujuan, carilah seseorang yang sudah melakukannya. Belajarlah terbuka untuk hal-hal baru, dan untuk perubahan. Amin

ARTIKEL

BASED ON TALENT

Banyak orang sudah merasa puas dengan kualitas kerja yang baik. Ketika seseorang sudah merasa baik, ia tidak akan pernah mengembangkan diri untuk mencapai yang terbaik. Apa yang menyebabkan seseorang hanya puas dalam kualitas kerja yang cukup baik, namun tidak pernah mengembangkan diri untuk mencapai produktifitas yang maksimal? Semuanya tergantung seberapa besar kita mencintai pekerjaan kita. Semakin kita mencintai pekerjaan kita, akan timbul gairah untuk fokus, mendalami, hingga kita melakukan pencapaian yang luar biasa.
Masalahnya, bagaimana kita bisa mencintai pekerjaan kita? Sebab nyatanya tidak semua orang yang bekerja memiliki kecintaan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, melainkan bekerja hanya sebagai sebuah kewajiban saja. Untuk mencintai pekerjaan memang bukan hal yang mudah. Namun paling tidak kita bisa mulai melakukannya dengan memiliki sikap sungguh-sungguh dan serius terhadap pekerjaan kita. Semakin kita mendalami dan semakin kita serius, maka akan tumbuh rasa cinta atau passion terhadap pekerjaan kita.
Alternatif lain agar kita bisa mencintai pekerjaan kita adalah memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat kita. Hal inilah yang sering disebut pengembangan diri berdasarkan talenta. Sebagai langkah awal kita harus bisa mengenal peta kekuatan diri, termasuk di dalamnya kita mengetahui apa kelebihan, minat, bakat, kelemahan, kekurangan dan semuanya tentang diri kita. Setelah itu kita coba mencari bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat dan kelebihan kita tersebut.
Kecintaan dan gairah kita terhadap apa yang kita kerjakan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan produktifitas pekerjaan kita. Dengan melakukan pekerjaan penuh cinta kita akan mencapai kualitas kerja yang terbaik, bukan hanya sekedar baik saja. Apakah saat ini kita sudah menekuni pekerjaan kita dengan penuh cinta? Kembangkan potensi diri berdasarkan talenta Anda!
Cinta akan membuat kualitas kerja yang baik menjadi yang terbaik.


BIJAK SOAL UANG

Segala hal yang kita perbuat di dalam hidup ini hendaknya dipimpin oleh hikmat, hingga akhirnya kita bisa membuat perhitungan yang matang dan akhirnya bisa melangkah dengan bijak. Demikian juga halnya soal bagaimana mengatur uang kita. Pengaturan uang tanpa pertimbangan yang bijak hanya akan menimbulkan kesulitan pada diri kita sendiri pada akhirnya.
Dalam buku Using Your Money Wisely, Larry Burkett memberikan pedoman-pedoman untuk dapat mengatur keuangan kita dengan bijak. Salah satu pedoman yang diberikan oleh Larry Burkett yang cukup menarik adalah hati-hati dengan kesombongan kita. Jika kita terjebak dengan kesombongan, bisa-bisa kita sedang membuka celah bagi hancurnya atau morat-maritnya keuangan kita sendiri.
Biasanya jika seseorang sudah merasa sukses dan merasa sudah jadi orang kaya, pengaturan uang tidak sebijak seperti dulu, yaitu ketika orang tersebut masih harus bergumul soal kebutuhan hidup. Orang yang terjebak dengan kesombongan dan merasa dirinya sudah kaya akan menggunakan uangnya lebih berani dan lebih sembrono. Selain itu, biasanya gaya hidupnya juga meningkat, dengan demikian otomatis pengeluarannya juga meningkat. Lebih menyedihkan lagi, uang atau kekayaan yang dimilikinya digunakan untuk hal-hal yang berbau dosa.
Banyak orang yang memiliki kekayaan begitu berlimpah, namun sedikit orang yang bisa mengelolanya dengan bijak. Mereka yang tidak bisa mengelola keuangan dengan bijak, lebih rentan menjadi hancur di waktu yang akan datang, sebaliknya mereka yang bisa mengelola keuangannya dengan bijak justru akan dipercayakan berkat yang lebih besar lagi oleh Tuhan. Ingatlah bahwa dosa keuangan tidak berbicara mengenai besar kecilnya jumlah uang yang kita miliki, tetapi bagaimana kita bisa mengelola keuangan kita. Bagaimana cara kita mengatur keuangan kita selama ini?
Orang kaya itu banyak, tapi hanya sedikit yang bisa mengelola keuangannya dengan bijak.
“Jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir,...”
Ulangan 8:14

RH MINGGU, 12 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Neh. 7,8; Kis. 1
BUKAN TANPA SENGAJA (Kejadian 2:4-14)


Manusia selalu bertanya-tanya mengenai asal mula suatu kehidupan. Orang-orang Mesir kuno percaya bahwa katak berasal dari endapan lumpur Sungai Nil. Aristoteles percaya bahwa ulat berasal dari embun dan lumpur. Ilmu Pengetahuan modern saat ini pun tertarik dengan asal mula suatu kehidupan. Mereka mengemukakan bahwa hidup mungkin sudah dimulai di sebuah "danau kecil yang hangat" (pendapat Darwin), di dekat sumber tenaga air panas (geyser bawah air di dasar laut), atau di dalam gelembung-gelembung yang mengapung di permukaan laut yang hangat.

Alkitab mengungkapkan bahwa kehidupan dimulai sejak Allah menciptakannya dan secara khusus Dia menciptakan manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (Kej 2:7). Keberadaan kita bukan berdasarkan pertemuan molekul-molekul yang kebetulan. Kita dibentuk dan diciptakan oleh seorang Pakar Perancang yang memiliki rencana dan tujuan bagi hidup kita. Teori-teori ilmiah memiliki tempatnya sendiri, tetapi semuanya itu salah bila berlawanan dengan apa yang dikatakan Alkitab. Berilah hormat dan pujian bagi Pencipta kita yang besar.

RH SABTU, 11 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Neh. 5,6; Mzm. 146; Luk. 24
RESEP BAHAGIA (Matius 5:7-12)


Menurut pengamatan Anda, apakah kebanyakan orang berbahagia? Dennis Wholey, penulis buku Apakah Anda Bahagia? mengungkapkan bahwa menurut pendapat para ahli, hanya ada sekitar 20% dari antara orang Amerika yang bahagia. Seorang psikiater bernama Thomas Szaz berkata, "Kebahagiaan adalah satu keadaan imajinatif, yang pada zaman dahulu dikenakan oleh mereka yang masih hidup kepada orang yang telah mati, dan sekarang biasanya dikenakan oleh orang dewasa kepada anak-anak dan sebaliknya dari anak-anak kepada orang dewasa."

Bagaimana bila kita menjabarkan bahwa kebahagiaan adalah suatu keadaan hati yang abadi berupa kepuasan, damai sejahtera dan pengharapan yang amat dalam. Bukan hanya sekadar getaran-getaran yang tak berarti oleh karena suatu peristiwa menyenangkan. Dalam bagian firman "Khotbah di Bukit," Yesus memberi kita suatu "resep" untuk memiliki hidup dengan kebahagiaan yang sejati, tidak peduli apapun yang keadaannya. Sang Tabib Agung telah menuliskan resep "obat" untuk melawan ketidakbahagiaan. Sudahkah Anda mencobanya? Terimalah dan bersukacitalah bersama orang-orang yang bahagia.

RH JUMAT, 10 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Neh. 3,4; Luk. 23
FITNAHAN YANG TERSEMBUNYI (Amsal 6:12-15)


Beberapa orang telah mengubah fitnahan menjadi suatu seni. Jonathan Swift, yang paham benar tentang keburukan dari memfitnah, menggambarkan seorang pemfitnah sebagai seseorang yang dapat "menimbulkan pencemaran dalam satu kerutan dan meruntuhkan reputasi dengan satu kedipan." Robert Louis Stevenson menggaris-bawahi, "Kebohongan yang paling kejam seringkali disampaikan dalam sikap diam." Ketika seseorang diserang dalam suatu percakapan, para pendengar lainnya dapat terlibat dalam perbuatan itu hanya dengan satu anggukan.

Penulis Amsal menceritakan orang-orang dalam zamannya yang menggunakan bahasa tubuh mereka untuk menghancurkan orang lain. Mereka berkedip, bergerak atau mengangkat bahu untuk melakukan fitnahan, dan tetap merasa aman dengan semuanya itu. Bagaimanapun juga, sulit untuk dapat menyangkal satu gerakan atau untuk membuktikan kejahatan yang dilakukan dengan satu kedipan. Apakah Anda perlu meminta pertolongan Allah, sumber kasih dan kebenaran, untuk menolong Anda mengontrol kata-kata dan sikap anda hari ini? Lalu demi Dia, demi anda sendiri dan demi orang lain, lakukanlah!

RH KAMIS, 9 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Neh. 1,2; Mzm.133; Luk. 22
PEMERIKSAAN PENGELUARAN (1 Timotius 6:6-19)


Jika pada sore hari anda memiliki waktu luang, keluarkanlah buku catatan pengeluaran uang anda dan bacalah apa yang tercatat di dalamnya. Mungkin anda akan menemukan hal yang menarik, dan terkejut menemukan bagaimana anda menghabiskan uang yang Anda dapatkan. Catatan pengeluaran uang Anda akan terbaca seperti buku sejarah keluarga. Pengeluaran total dalam setiap kategori akan menunjukkan dengan tepat hal-hal yang menjadi tuntutan-tuntutan anda yang terbesar dalam pengeluaran, baik karena kebutuhan atau karena Anda memilihnya.

Pemeriksaan catatan pengeluaran uang seperti itu dapat pula mengukur keadaan rohani kita. Sumbangan yang diberikan bagi pekerjaan Tuhan dibandingkan dengan pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting di dunia menjadi bukti. Jika tidak ada yang diberikan kepada gereja atau orang-orang yang membutuhkan, melainkan sejumlah besar itu dihabiskan untuk kesenangan pribadi, kita perlu memeriksa nilai-nilai hidup kita. Apakah buku catatan pengeluaran uang Anda menunjukkan bahwa Anda "kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi?" Cobalah memeriksa buku catatan pengeluaran uang Anda hari ini.

RH RABU, 8 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Ezr. 9,10; Mzm.131; Luk. 21
DIA TIDAK AKAN TERLELAP (Mazmur 121:1-8)


Linus Mandy menulis, "Seorang sahabat bercerita bahwa ia pernah membantu sebuah kamp anak-anak beberapa tahun lalu. Setelah mengumpulkan peserta pada malam harinya, ia berkata kepada mereka, ‘Mari kita tidur dan serahkanlah segala rasa kuatir kita ke dalam tangan Allah.’ Seorang anak menjawab, ‘Ya...toh Dia terus terjaga sepanjang malam!"

Kita semua bergumul dengan masalah kekuatiran dan ada rasa takut terhadap masa yang akan datang. Semua ini dapat terjadi bila kita menggantikan iman kita dengan kegelisahan, memindahkan beban yang kita pikul di sisi yang berdasarkan kekuatan Allah ke sisi lainnya yang lemah. Apakah Anda benar-benar percaya bahwa Allah yang melihat segala sesuatu, mengerti semua hal, adalah Allah yang penuh kuasa dan berdaulat? Letakkanlah kekuatiran Anda ke dalam tanganNya. Percayakan kepadaNya apapun yang membuat Anda tidak dapat tidur. Dialah satu-satunya yang tidak pernah terlelap dan tertidur.

RH SELASA, 7 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Ezr. 7,8; Luk. 20
SANG SENAPAN DAN TUHAN (1 Timotius 1:12-19)


Ketika tiba saatnya saya harus mempersiapkan makanan untuk bekal makan siang anak-anak saya di sekolah, saya menuliskan nama mereka pada kantong masing-masing. Namun sebelumnya saya telah diberitahu untuk menuliskan nama, "Pete Sang Senapan." Alasannya karena Julie dan Steven, anak saya, sangat terpikat pada Pete Maravich, salah seorang pemain basket terbaik sepanjang sejarah. Tidak menjadi masalah bagi saya. Anak-anak membutuhkan idola dan teladan yang baik. Dan Pete Maravich adalah seorang Kristen. Namun saya akan kecewa bila anak-anak saya tidak melihat Yesus Kristus patut diteladani dalam hidup saya dan bila mereka tidak ingin menjadi seperti Yesus. Itulah sebabnya ketika Steven berkata bahwa Yesus adalah sahabat terbaiknya, saya merasa paling berbahagia. Sebagai orangtua, kita harus menceritakan Yesus Kristus kepada anak-anak kita dan menjadi teladan yang hidup bagi Kristus. Marilah kita hidup, berbicara dan mengasihi dengan cara memberi teladan Yesus kepada setiap orang—terutama anak-anak kita.

RH SENIN, 6 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Est. 9,10; Luk. 19
MASALAH CITRA DIRI (1 Korintus 15:1-10)


Mereka yang memahami kelebihan dan kelemahan dirinya dengan baik akan lebih mampu menerima diri mereka sebagaimana adanya dan mengerjakan lebih banyak hal dalam hidupnya. Mereka dapat mengidentifikasi diri dengan berkata, "Saya hanyalah orang biasa, tetapi saya adalah seseorang. Saya tidak dapat melakukan segala hal, tetapi saya dapat melakukan sesuatu."

Rasul Paulus menyadari kekurangannya, tetapi ia menerima kemampuan yang diberikan Allah dan menggunakannya untuk keuntungan yang kekal. Paulus menyadari kelemahannya yang manusiawi ketika memuji efektivitas kasih karunia Allah. Ia tahu bahwa ia sanggup melayani Allah karena ia telah diampuni. Mempercayai Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan jujur terhadap diri sendiri, akan memampukan kita untuk berkata, "karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang." Sikap ini merupakan pencerminan dari penerimaan diri yang dewasa.

JADWAL IBADAH

Dalam rangka Idul Fitri, maka ada beberapa kegiatan Gereja yang diTIADAKAN:

1. Doa Puasa - Rabu, 1 Oktober 2008
2. Doa Malam - Jumat, 3 Oktober 2008
3. Kebaktian Wanita - Sabtu, 4 Oktober 2008
4. Kebaktian Pemuda - Sabtu, 4 Oktober 2008

Aktifitas kantor Sekretariat Gereja
akan LIBUR Mulai
Senin, 29 Sept - Sabtu, 4 Okt 2008
Aktif kembali Selasa, 7 Oktober 2008


Apabila ada jemaat yang berkepentingan pada hari-hari tersebut, dapat menghubungi:
Cipto-72158248 & Steven71554095


Kebaktian Umum
&
Perjamuan Suci
Pembicara: Gembala Sidang
Minggu, 05 September 2008
Jam 08.00 & 17.00 WIB

Kebaktian Anak
Minggu, 05 Sept ‘08
Pk. 08.00 WIB & Pk. 17.00 WIB

S e n y u m . . .

Aku bukan pawang
Seekor gajah mati disebuah kebun binatang karena usia tua. mendengar itu manajer kebun binatang pun melakukan peninjauan. akhirnya ia menemukan seekor gajah besar seberat 1 ton tergeletak mati, disamping gajah terlihat seorang petugas kebun binatang yang sedang menangis terisak-isak.
"sudah lah pak, memang berat rasanya anda sebagai pawang berpisah dengan gajah yang anda rawat selama bertahun-tahun, lagi pula masih banyak kan gajah-gajah yang lain," hibur sang manajer. "tapi saya bukan pawang gajah," bantah petugas yang menangis itu. "lho kalau anda bukan pawangnya lalu kenapa anda menangis? anda ini siapa?" kaget sang manajer. "saya petugas yang disuruh menggali kuburannya,"jawab nya sambil terus menangis.

KOTBAH

3 MACAM PEMBERIAN


Alkitab mengenal ada tiga macam pemberian, yaitu:
1. Sedekah (Mat. 6: 2,3).
Sedekah ialah memberi kepada orang lain ala kadarnya. Prinsip dalam memberi, ialah pemberian kristiani tidak dipamerkan kepada siapa saja (misal: orang yang dihormati, saudara, teman, dst). Firman Tuhan mengajarkan pada saat kita memberi sedekah, jangan sampai diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Setiap pemberian yang kita berikan kepada orang lain akan mendapat pahala dari Tuhan. Tetapi pemberian yang dipamerkan kepada orang lain tidak akan mendapat pahala dari Bapa yang di sorga, karena sudah mendapat pahalanya sendiri. Pahalanya ialah pujian dari orang lain.

2. Persembahan sukarela (2 Kor. 9:10).
Setiap berkat dari Tuhan mengandung 2 hal, yaitu benih dan roti. Benih adalah sebagian berkat yang kita terima yang harus kita tabur. Ketika benih ikut dimakan maka tidak ada kesempatan menuai di waktu yang mendatang. Benih yang kita tabur ini dapat kita salurkan kepada orang-orang yang memerlukan. Contoh: kolekte, diakonia, pembangunan(pengadaan gedung), misi, keluarga (orangtua dan saudara), orang-orang yang tidak mampu, janda-janda miskin dan yatim piatu, dsb.

3. Persepuluhan (Mal. 3:10).
Persepuluhan sama halnya dengan mengembalikan uang Tuhan. Ada 4 prinsip dalam menjalankan persepuluhan, yaitu:
a). Persepuluhan ini harus dibawa ke rumah Tuhan atau gereja lokal tempat kita beribadah. Bukan ke persekutuan doa, bukan untuk pelayanan, bukan untuk misi, bukan untuk diakonia atau bukan untuk hal-hal yang lainnya.
b). Persepuluhan ini harus seluruh persembahan persepuluhan kita, tidak boleh hanya sebagian. Jadi harus 10% dari berkat (gaji, untung dan berkat-berkat yang lain) yang kita dapat.
c). Persepuluhan bagaikan pagar bagi benih-benih yang kita tabur agar benih-benih tersebut tidak diganggu.
d). Persepuluhan akan membuka tingkap-tingkap surga bagi kita, sehingga berkat-berkat akan selalu mengalir dalam hidup kita.

Setiap pemberian yang kita tabur, Bapa di sorga selalu memperhitungkannya. Apabila kita setia mengembalikan milik Tuhan, maka tingkap-tingkap berkat akan selalu terbuka bagi kita. Amin


By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 21 Sept 2008

ARTIKEL

fokus

Sudah lima belas menit saya terpaku di depan komputer tanpa menuliskan banyak kalimat yang berarti. Pandangan mata saya tertuju pada kartun animasi baru microsoft assistant di sudut kanan atas monitor. Bentuknya yang lucu dan aktifitasnya yang aneh-aneh membuat saya beberapa kali melirik ke arahnya. Wujudnya berupa Merlin, si penyihir dengan jubah biru dan topi kerucut. Ia mengayun-ayunkan tongkatnya selama beberapa menit, menguap lalu tidur mendengkur. Saya mulai tertarik untuk iseng mengaktifkannya.
Saya mengetik beberapa kata di tabel search sekedar untuk melihat apa yang akan dilakukannya. Ia membuka buku sulapnya seolah mencari kata yang dimaksud lalu menampilkan menu help. Tiba-tiba saya sadar, bahwa saya sedang membuang-buang waktu untuk keisengan itu. Saya mencoba menulis lagi… tapi sebentar kemudian melirik lagi ke arahnya. Hingga akhirnya saya harus memutuskan untuk menyembunyikan tampilan si Merlin itu. Nah, kini saya baru bisa benar-benar berkonsentrasi untuk menulis!
Kehilangan fokus hampir bisa dipastikan pernah kita alami. Di tengah kita sedang mengerjakan sesuatu, kita tergoda untuk mengerjakan atau memikirkan hal yang lain. Bukan hanya anak sekolahan saja yang pernah mengalaminya saat tengah mendengarkan guru mengajar. Sudah bukan hal yang langka lagi bila ternyata banyak jemaat yang mendengarkan khotbah tanpa terfokus. Ada yang melamun, bermain ponsel, bersms, membaca warta jemaat, mengobrol, sibuk memikirkan tugas lainnya, dsb. Saat berdoa pun seringkali kita sangat sulit memfokuskan diri kepada Tuhan. Saat bekerja di kantor ada juga gangguan yang bisa membuyarkan fokus kerja kita. Saat kita tengah berusaha untuk sungguh-sungguh melakukan kehendak Tuhan, ada saja hal yang bisa membuyarkan fokus kita.
Bila kita ingin lebih terfokus, seringkali diperlukan keberanian dan tekad yang teguh untuk berani berkata “tidak” kepada hal-hal yang bisa membuyarkan fokus kita. Seperti saya harus mematikan si Merlin, begitu pula kita perlu berani langsung “mematikan” apa saja yang mulai menghalangi fokus kita. Apa yang menghalangi fokus Anda hari-hari ini? Ambillah keputusan tegas untuk segera mematikannya dan menyingkirkannya! Singkirkan dan matikan hal-hal yang membuyarkan fokus Anda.
Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.- Amsal 4:25


PERSPEKTIF

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.
Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin. Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?" "Sungguh luar biasa, Pa."
"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?" tanya sang ayah. "Iya, Pa," jawabnya. "Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.
Si anak menjawab, "Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor. Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya. Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka.
Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri. Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka."
Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita."

Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain. Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita daripada kuatir untuk meminta lebih lagi. (Anonim)

RH MINGGU, 5 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Est. 3-8; Luk. 18
KETIKA IMAN DIUJI (Ayub 1:13-22)

Pada bulan Agustus 1992, topan Andrew yang dahsyat menyapu rata daerah Florida Selatan, menghancurkan rumah-rumah penduduk, berbagai aktivitas sehari-hari masyarakat dan merenggut banyak jiwa. Kerugian materi yang disebabkan oleh malapetaka yang luar biasa ini tidak dapat dihitung hanya dalam jumlah milyaran rupiah. Jika mereka juga kehilangan doa dan iman kepada Allah, mereka akan mengalami kehilangan yang lebih besar dari semuanya. Pada musim semi tahun 1993, beberapa pendeta yang melayani di sana berkumpul untuk saling membagikan pengalaman dan tanggapan mereka. Mereka semua setuju bahwa setiap orang yang mengalami bencana yang mengerikan ini menyadari betapa sesungguhnya manusia tidak memiliki daya dan mudah ditimpa serangan.

Mungkin kita dapat membanggakan berbagai kemajuan dan kehebatan teknologi yang telah dicapai oleh manusia. Apakah iman Anda kepada Allah juga demikian kokoh sehingga apapun yang terjadi Anda akan tetap dengan rendah hati bersandar pada hikmat, kebaikan dan belas kasihanNya? Beriman kepada Allah akan memampukan kita untuk bertahan dalam pencobaan tanpa putus asa.

RH SABTU, 4 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Est. 1,2; Mzm. 150; Luk. 17
SUMBER PENGHIBURAN (2 Korintus 1:1-7)

Ketika saya sedang ditugaskan di Inggris pada Perang Dunia II, saya mendapat berita bahwa adik laki-laki saya, Cornelius yang berusia 20 tahun, gugur saat menjalankan tugas. Berita ini sangat mengejutkan saya, tetapi seketika itu juga Allah menenangkan saya dengan satu keyakinan bahwa Cornelius aman bersama Yesus. Damai Allah kemudian memenuhi saya. Sejak saat itu saya banyak menjumpai kematian anggota keluarga orang lain dan mengunjungi banyak orang yang berduka. Apa yang harus dilakukan untuk memberi penghiburan? Mengutip ayat Alkitab sebanyak-banyaknya? Mencoba menganalisa dan menjelaskan cara Allah memelihara?

Saya rasa bukan demikian. Bukanlah saatnya bagi orang-orang yang sedang berduka atas kehilangan yang tiba-tiba untuk menerima penjelasan intelektual. Mereka membutuhkan penghiburan yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Kita dapat menjadi saluran berkat-Nya, tetapi sebelumnya kita harus mengalami penghiburan Allah sehingga dapat menghibur yang lain. Namun dalam segala sesuatu yang kita lakukan, janganlah lupa bahwa hanya Dia yang dapat memberi penghiburan yang dibutuhkan.

RH JUMAT, 3 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Ezr. 5,6; Mzm. 138; Luk. 16
RENCANANYA YANG BAIK (Roma 8:28-39)

Randy Alcorn, dalam sebuah bukunya yang ditulis bersama istrinya, Nanci, menawarkan beberapa pengertian mengenai Roma 8:28. Randy tidak menunjukkan bahwa satu hal demi satu hal adalah baik, tetapi bahwa Allah mengerjakan semua hal tersebut untuk kebaikan. Saat mengenang masa kanak-kanaknya, Randy menceritakan betapa seringnya ia melihat ibunya membuat kue. Suatu hari tatkala ibunya telah mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan: tepung, gula, bubuk pengembang kue, telur dan vanili, diam-diam ia mencicipi rasa setiap bahan tersebut. Selain gula, semuanya terasa sangat tidak enak. Kemudian ibunya mencampur semua bahan-bahan itu dan memanggang adonan yang telah jadi itu ke dalam panggangan roti. "Sangat tidak masuk akal," kenangnya, "bahwa gabungan dari benda-benda yang tidak enak rasanya itu dapat menghasilkan sesuatu yang lezat."

Randy menyimpulkan bahwa Allah pun seperti "mengambil semua tekanan yang tidak kita harapkan dalam hidup kita, mencampurnya, memanggangnya di bawah panasnya krisis, dan menghasilkan sesuatu yang sempurna." Mari kita melihat jauh melampaui keadaan-keadaan saat ini dan mengingat bahwa Allah memiliki tujuan akhir yang indah.

RH KAMIS, 2 Oktber 2008

Bacaan Setahun: Za. 13-14; Mzm. 147; Luk. 15
TANAH YANG BAIK (Markus 4:1-20)

John Chrysostom adalah salah seorang pengkhotbah yang sangat memikat pada zaman gereja Kristen mula-mula. Meskipun demikian, ia menyadari bahwa orator yang hebat sekalipun, tidak akan mampu membuat semua orang mendengar dengan seksama. Perumpamaan mengenai penabur dan tanah yang ditaburi dalam mengajarkan betapa pentingnya respon kita terhadap firman Allah. Perumpamaan ini mengungkapkan bahwa keberhasilan atau kegagalan dari panen tidaklah selalu tergantung dari keahlian petani atau keunggulan benih, tetapi juga dari kualitas tanahnya. Beberapa pendengar sama seperti tanah yang subur sehingga firman yang disampaikan berakar di dalam hati mereka. Pendengar lainnya tak berbeda dengan tempat parkir gereja sehingga benih yang ditabur hanya terpental begitu saja. Sedangkan lainnya sama seperti sebidang tanah yang ditumbuhi rumput liar sehingga menghambat pertumbuhan yang berarti. Kita perlu "menikmati" pengajaran dari firman Allah sama seperti orang sakit yang membutuhkan obat atau seperti tanaman yang membutuhkan air. Seberapa banyak Anda mendapat berkat dari sebuah khotbah sangatlah bergantung pada Anda sendiri.

RH RABU,1 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Za. 10-12; Mzm. 126; Luk. 14
SESUATU YANG LEBIH UNTUK DIBERIKAN (1Yohanes 1:1-10)
Pada suatu malam, ketika penginjil John Wesley (1703-1791) sedang dalam perjalanan pulang, ia dirampok oleh seseorang. Namun si perampok mendapati bahwa korbannya hanya memiliki sedikit uang dan beberapa bahan bacaan Kristen. Ketika perampok tersebut akan meninggalkannya, Wesley memanggilnya, "Sahabatku," kata Wesley, "barangkali suatu saat Anda akan menyesali kehidupan seperti ini. Jikalau Anda mengalami hal ini, ada satu hal yang perlu Anda ingat: ‘darah Yesus Kristus menyucikan kita dari semua dosa!’" Bertahun-tahun kemudian, ketika Wesley sedang menyalami jemaat sehabis kebaktian Minggu, ia didekati oleh seseorang yang belum dikenalinya. Orang tersebut tak lain adalah orang yang pernah merampoknya dan sekarang telah menjadi seorang percaya serta pengusaha yang sukses! John Wesley memang memiliki sesuatu yang lebih untuk diberikan kepada perampok tersebut pada malam itu, yakni kabar baik tentang keselamatan. Kita pun memiliki tanggung jawab yang sama untuk membagikan Injil kepada mereka yang hadir dalam hidup kita.