JADWAL IBADAH

KEBAKTIAN DOA MALAM
JUMAT, 12 Pebruari 2010
Pukul 19.00 Wib
Pembicara: dr. Harry Ratulangi

KEBAKTIAN WANITA
SABTU, 13 Pebruari 2010
Pukul 10.00 Wib
Pembicara: Ibu Fanny S.

KEBAKTIAN PEMUDA
SABTU, 13 Pebruari 2010
Pukul 18.00 Wib
Pembicara: Pdp. Debora Y.

KEBAKTIAN UMUM
MINGGU 14 Pebruari 2010
Pukul 08.00 & 17.00 Wib
Pembicara: Pdt. Kaleb Kiantoro

HUMOR

Emansipasi Pria:
Antara Aku, Tuhanku dan Istriku

Seorang lelaki berdoa: "Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah ubahlah saya menjadi istri dan ia menjadi suami."

Tuhan merasa simpati dan mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut, terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Kemudian ia mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak.

Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.

Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang telah dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya.

Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar listrik dan telepon. Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.

Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih ada 'pekerjaan- pekerjaan kecil lainnya' yang harus dikerjakan.

Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi."

Tuhan menjawab: "Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."

ARTIKEL

DATE WITH A WOMEN

Setelah 21 tahun perkawinan kami, Istri saya ingin saya untuk membawa perempuan lain untuk pergi makan malam dan menonton sebuah film.
Dia mengatakan, "Aku mencintaimu, tapi aku tahu perempuan lain ini mengasihimu dan dengan penuh cinta menghabiskan banyak waktunya untukmu".
Perempuan lain yang Istri saya maksud adalah IBU saya sendiri, yang telah menjadi janda selama 19 tahun, tetapi karena tuntutan kerja dan tiga anak-anak telah membuat saya hanya mungkin untuk mengunjunginya sesekali saja.

Malam itu saya menelepon ibu saya dan mengajaknya pergi keluar untuk makan malam serta menonton sebuah film. "Apa ada yang salah, apa kau baik-baik saja", dia bertanya. Ibu saya adalah tipe Wanita yang akan curiga bila pada sebuah panggilan di tengah malam ataupun ajakan yang tiba-tiba.
"Saya berpikir bahwa akan menyenangkan bila kita bisa pergi keluar makan-malam bersama-sama", jawab saya.
"Hanya kita berdua".
Dia memikirkan hal itu sejenak, dan kemudian berkata, "Aku akan sangat senang sekali".

Hari Jumat itu sepulang kerja, saat saya berkendaraan untuk menjemputnya, saya sedikit gugup. Ketika saya tiba di rumah, saya menyadari bahwa dia juga tampaknya gugup. Dia menunggu di depan pintu. Dia telah menata rambutnya dan memakai pakaian yang juga telah dipakainya untuk merayakan ulangtahun pernikahannya yang terakhir kali. Dia tersenyum dengan wajah bersinar-sinar seakan-akan seperti wajah dari seorang malaikat.
"Saya mengatakan kepada teman-teman bahwa saya akan pergi dengan anakku, dan mereka semua terkesan", Dia mengatakan itu saat ia masuk ke mobil.
"Mereka tidak sabar untuk mendengar cerita tentang pertemuan kita".

Kami pergi ke sebuah restoran yang, meskipun tidak mewah, sangat bagus dan nyaman. Ibu saya mengandeng lengan saya dan berjalan seolah-olah Dia adalah seorang 'First Lady'.

Setelah kami duduk, saya memilih menu yang terdapat pada sebuah papan menu dengan tulisan-tulisan yang besar yang terdapat di dekat pintu masuk, aku mengangkat mataku dan melihat Ibu duduk di sana menatapku. Selama makan malam, kami melakukan percakapan yang menyenangkan, tidak ada yang luar biasa, hanya membicarakan kejadian yang dialami baru-baru ini. Kami berbicara begitu banyak sehingga kami ketinggalan untuk menonton film. Ketika kami tiba di rumahnya, dia berkata, "Aku ingin pergi berjalan-jalan bersamamu lagi, tetapi hanya jika kamu membiarkan saya yang mengajakmu". Saya setuju.

”Bagaimana dengan acara makan malamnya?" tanya istriku begitu aku sampai di rumah. "Sangat menyenangkan. Jauh lebih menyenangkan dari yang aku bisa bayangkan", jawabku.
Beberapa hari kemudian, Ibu saya meninggal karena serangan jantung mendadak. Itu terjadi begitu tiba-tiba, sehingga saya tidak punya waktu untuk melakukan apa pun untuknya.

Beberapa waktu kemudian, saya menerima surat dengan bukti pemesanan di sebuah restoran, dari restoran, tempat yang sama dimana Ibu dan aku pernah makan malam. Sebuah Catatan Terlampir:
"Saya membayar pemesanan ini di depan. Saya tidak yakin bahwa saya bisa berada di sana; namun demikian, saya bayar untuk 2 porsi. Satu untukmu dan yang satunya lagi untuk istrimu. Kamu tidak akan pernah tahu betapa berartinya malam itu bagiku. Aku mencintaimu anakku."

Pada saat itu, aku memahami betapa pentingnya mengatakan: "I LOVE YOU!" Dan untuk memberikan cinta kita kepada mereka dan mengatakan bahwa mereka yang pantas menerimanya.

Tidak ada hal lain dalam hidup ini yang lebih penting daripada Tuhan dan keluarga Anda. Memberi mereka waktu Anda, selagi ada, karena ada beberapa hal yang tidak dapat kita katakan 'Masih ada banyak waktu lain’.

"Waktu yang ada tak kan pernah terulang.
Maka dari itu gunakan setiap kesempatan yang ada dengan baik.

KOTBAH

JANGAN TAKUT
(Wahyu 1: 17-20)

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di tahun ini. Tetapi yang perlu kita ketahui bahwa Tuhan akan selalu beserta kita. Yesus mengatakan, “Jangan takut. Akulah Yang Awal dan Yang Akhir”. Ungkapan Yang Awal (Alfa) dan Yang Akhir (Omega) dalam kitab Wahyu ini disebutkan sebanyak 4 kali. Dua kali ditujukan kepada Bapa (Why. 1: 8; 21: 6) dan dua kali ditujukan kepada Yesus (Why. 1: 17; 22: 13). Tiga alasan mengapa kita tidak perlu takut, yaitu:

1. Karena Yesus telah mengalahkan maut (Why. 1: 17-18). Ketakutan terbesar manusia adalah takut mati. Tetapi Yesus mengatakan jangan takut sebab kunci maut dan kerajaan maut ada di tangan-Nya (ay. 18). Kata-kata kunci maut dan kerajaan maut adalah sebuah penekanan. Kalau Yesus memegang kunci maut dan kerajaan maut, maka kita tidak perlu menjadi takut terhadap kematian. Kapan waktunya dan dengan cara apa kita mati tidaklah menjadi sesuatu yang penting.

2. Karena Yesus mengontrol seluruh sejarah (Why. 1: 8). Di hadapan Allah yang ada, yang sudah ada dan yang akan ada berada di satu titik. Setiap hal yang terjadi di muka bumi ini atas kontrol Allah. Tuhan mengetahui apa yang telah terjadi dan bukan hanya melihat saja. Tuhan tahu semuanya karena Tuhan yang menetapkan semuanya. Kita tidak perlu takut akan masa kini kita maupun masa depan kita karena semua atas kontrol Yesus.

3. Karena Yesus menyertai kita (Why. 1: 20, 12, 13, 16). Kaki dian berbicara tentang jemaat. Bintang berbicara tentang malaikat ketujuh jemaat atau mengarah kepada hamba Tuhan. Kalau Tuhan berdiri di tengah-tengah jemaat maka Tuhan akan senantiasa menyertai jemaat. Kalau Yesus ada menyertai kita maka kita tidak perlu takut.

Kita tidak perlu tahu kemana kita akan pergi tetapi bersama siapa kita akan pergi itu yang penting. Apabila kita melangkah bersama Yesus maka kita tidak perlu takut menghadapi apa pun. Amin

By: Pdt. Yakub Trihandoko - Minggu 31 Januari 2010

RH Minggu 14 Pebruari 2010

HARI VALENTINE (1 Korintus 13)
Pada awalnya, 14 Februari dirayakan sebagai hari peringatan untuk Santo Valentinus. Legenda yang umum beredar adalah bahwa ia dihukum mati di Roma sekitar tahun 270 karena nekat menikahkan pasangan kristiani, meski sudah dilarang oleh Kaisar Klaudius II. Legenda lain juga bercerita tentang surat bertuliskan "dari Valentine-mu" yang ia kirimkan kepada seorang gadis yang ia sembuhkan dari kebutaan, pada malam sebelum ia dihukum mati. Mungkin karena kuatnya pesan cinta kasih dari legenda-legenda tersebut, hari peringatan ini kemudian dimaknai menjadi hari kasih sayang -- sebuah hari ketika orang-orang saling mengungkapkan kasih dengan memberikan kartu, bunga, atau hadiah kepada mereka yang dikasihi.

Sungguh sayang jika kita harus menunggu tanggal 14 Februari hanya untuk mengungkapkan kasih. Sebab, kita bisa dan perlu melakukannya, kapan pun orang lain memerlukannya. Namun demikian, hari Valentine ini dapat dijadikan momentum untuk becermin dan memperbaiki kualitas kasih dalam hidup kita. Sudahkah kita hidup dalam kasih dan memancarkan kasih seperti yang Tuhan harapkan?

RH Sabtu 13 Pebruari 2010

SEMANGAT PERSAHABATAN (2 Samuel 17: 27-29)
Maggie Hamilton, seorang murid Sekolah Dasar di Michigan, Amerika Serikat, menulis surat ini: "Hai, semoga keluarga dan teman-temanmu baik-baik saja. Di gereja, saya berdoa untukmu dan negaramu. Di sekolah, kami mengumpulkan dana untuk negaramu. Maka, kami membuat gelang tsunami. Saya membuat satu untukmu. Semoga kamu menyukainya. Saya akan terus berdoa untukmu dan negaramu di gereja." Dan, Nada Lutfiyyah, anak sebatang kara yang kehilangan orangtua, kakak, dan adiknya dalam peristiwa tsunami di Aceh, membalas surat itu, "Sahabatku, namaku Nada Lutfiyyah. Saya sangat senang dan terharu menerima suratmu. Saya kehilangan seluruh keluarga saya dan sekarang tinggal bersama sepupu saya. Saya senang atas perhatianmu. Semoga saya segera menerima gelang pemberianmu karena saya ingin mengenakannya di tangan ini untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa saya sekarang memiliki seorang sahabat." Dua sahabat itu bertemu di Istana Negara pada perayaan HUT kemerdekaan Indonesia ke-63, atas undangan Presiden SBY. Maggie dan Nada mengajarkan satu hal, bahwa persahabatan melewati batas-batas jarak, suku, status, warna kulit, dan agama. Kuncinya adalah ketulusan untuk saling memberi serta keterbukaan untuk saling menerima

RH Jumat 12 Pebruari 2010

HATI YANG TULUS (Kisah 1: 15-26)
Wajahnya lugu. Sederhana. Tutur katanya simpatik. "Soal gaji sih terserah saja. Saya terima. Yang penting bisa kerja membantu Tuan dan Nyonya," ujar Yati. Sang majikan terkesan. Ia pun diterima menjadi pembantu rumah tangga. Kunci-kunci rumah dipegangnya. Dua bulan kemudian, majikannya sangat kaget ketika tiba di rumah. Semua barang berharga mereka habis terkuras. Yati lenyap. Rupanya ia adalah anggota sindikat perampok yang beraksi dengan bepura-pura menjadi pembantu.

Sulit mencari orang berhati tulus. Langka, tetapi sangat berharga. Namun siapa yang bisa mengenal isi hati? Tuhan! Percuma menjadi orang berprestasi apabila tanpa ketulusan hati. Orang yang tulus hati membuat rencana tanpa intrik. Berbicara tanpa melebih-lebihkan. Memberi bantuan tanpa pamrih. Menampilkan diri apa adanya tanpa berusaha terlihat suci. Ia benci kemunafikan dan kepalsuan. Seperti itukah Anda? Apakah Anda dikenal sebagai orang yang tulus hati?

RH Kamis 11 Pebruari 2010

SAKSI YANG TIDAK SEMPURNA (Hakim-hakim 3: 12-30)
Niu Ing Han adalah seorang sarjana teknik lulusan ITB yang cemerlang. Di tengah puncak kariernya, tiba-tiba ia menjadi buta. Namun, ia tetap berkarya. Ia menjadi guru les matematika. Murid-muridnya tersebar di penjuru Jakarta. Ia pernah diwawancari oleh Kompas dan diundang untuk tampil di acara Kick Andy. Lewat keterbatasannya, Pak Ing Han justru menjadi saksi hidup tentang penyertaan Tuhan. Banyak orang berpikir bahwa untuk menjadi saksi Tuhan, seseorang harus sempurna dulu. Namun, terkadang justru lewat kelemahan yang ada di hidup kita, kuasa Tuhan justru tampak secara luar biasa.

Jangan biarkan halangan fisik maupun materi yang ada, menghalangi kita untuk memenuhi panggilan-Nya. Setiap kita pasti memiliki kekurangan pribadi, tetapi setiap kita juga pasti memiliki kelebihan. Apabila kita berfokus pada kekurangan-kekurangan yang kita miliki, maka kita tidak akan pernah menggenapi panggilan yang Tuhan berikan. Sebaliknya, jika kita berfokus kepada Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan pasti sanggup bekerja melalui kita, bahkan melebihi apa yang dapat kita bayangkan.

RH Rabu 10 Pebruari 2010

KHOTBAH FAVORIT (Yunus 3)
Sebagian orang kristiani memiliki pengkhotbah favorit. Atau, tema-tema khotbah favorit. Tentu bukan dosa jika kita memiliki tema-tema khotbah favorit. Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa bukan khotbah-khotbah itu yang utama dan penting, melainkan respons kita pada khotbah yang disampaikan. Sebagus apa pun sebuah khotbah, tak akan ada maknanya jika kita tidak berespons. Sebagian gereja mencantumkan pujian respons, doa respons, atau saat teduh setelah khotbah dalam tata ibadahnya. Hal tersebut dibuat bukan sekadar "pemanis" tanpa makna, melainkan sebagai pengingat bahwa setiap firman Allah yang diberitakan harus kita respons dengan baik. Bersyukurlah jika firman-Nya memberi kekuatan baru. Bertobatlah jika firman-Nya menegur kita dengan keras. Khotbah bukan untuk didengar dan dilupakan melainkan untuk direspons dan diterapkan.

RH Selasa 9 Pebruari 2010

HUKUM DAN KEADILAN (Yohanes 8: 1-11)
Hukum manusia memang bisa saja mengabaikan keadilan, tetapi tidak demikian dengan hukum Tuhan. Yesus diperhadapkan dengan dilema ketika didesak mengadili perempuan yang berzina: membebaskannya berarti melanggar hukum Taurat, tetapi menghukum rajam sesuai hukum Taurat berarti melanggar hukum Romawi yang berlaku di daerah itu. Namun, Dia menanggapinya secara cerdik. Bukan pezina itu yang diadili, melainkan orang-orang munafik yang ada di tempat itu, yang harus mengadili diri mereka sendiri. Dalam kehidupan, hukum dan keadilan semestinya berjalan beriringan. Hukum tanpa keadilan adalah buta. Namun, keadilan tanpa hukum juga lumpuh. Maka, menjadi salah apabila ada pribadi-pribadi yang tidak mau menyeimbangkan keduanya. Apalagi ketika berhadapan dengan pihak yang lemah dan terpinggirkan, yang tak berdaya membela dirinya sendiri. Hukum dan keadilan adalah dua sisi dari satu mata uang yang mesti berjalan seiring.

RH Senin 8 Pebruari 2010

MELIHAT MASA DEPAN (1 Tesalonika 4: 13- 5: 11)
Kita sebetulnya adalah orang-orang yang sudah tahu mengenai masa depan. Kita sudah tahu bahwa dunia yang sekarang ini akan berakhir ketika Yesus datang kembali. Dan bahwa kita akhirnya akan bertemu langsung dengan Tuhan Yesus dan hidup bersama-Nya dalam kemuliaan kekal. Karena itu, hidup kita pun seharusnya diubahkan oleh pengetahuan ini. Tantangannya, kita tidak tahu kapan hal-hal tersebut akan terjadi. Sehingga, ada kalanya kita lupa akan masa depan yang sedang kita nantikan. Atau, bahkan kita menjadi ragu bahwa masa depan tersebut akan benar-benar terjadi. Paulus meyakinkan kita, bahwa itu semua sungguh-sungguh akan terjadi. Maka, ia menasihati kita untuk terus berjaga-jaga, bersiap menyambut Dia dengan menjalani hidup yang sepadan dengan pengharapan tersebut (ayat 6,8). Yakni hidup yang penuh pengharapan karena kita tahu masa depan kita sangat indah bersama Allah.