JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Irvino Panky
Jumat, 11 Juli 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Ev. Rut Julia
Sabtu, 12 Juli 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Sdri. Yunita
Sabtu, 12 Juli 2008 - Pk. 17.30 WIB

Kebaktian Umum
Minggu, 13 Juli 2008
Pagi (Pk. 08.00)Pdt. Samuel G
Sore (Pk. 17.00)Pdt. Benny Kusno

Kebaktian Anak
Minggu, 13 Juli 2008
Pagi (Pk. 08.00) & Sore (Pk. 17.00)
Acara: Games

Masalah dan kesulitan
memberi kesempatan
kepada kita
untuk
menjadi lebih kuat
dan lebih baik dan lebih mampu.

KOTBAH

DIBERKATI UNTUK MEMBERKATI
(Markus 8:1-10)

Peristiwa Yesus memberi makan empat ribu orang ini mengajarkan kepada kita bahwa orang kristen tidak perlu kuatir. Keturunan orang benar tidak pernah meminta-minta, sebab Tuhan sanggup memelihara. Yang kita butuhkan adalah belas kasihan Tuhan. Cara untuk menemukan belas kasihan Tuhan adalah dengan terus mengikut Yesus dan tidak pernah meninggalkan-Nya. Yesus tahu apa yang dibutuhkan oleh para pengikut-Nya, sekalipun mereka tidak memberitahu. Orang-orang yang mengikut Yesus tidak pernah dibiarkan lapar apalagi sampai rebah.

Murid-murid itu dipanggil karena Yesus mau memakai mereka sebagai saluran berkat. Tujuh roti di tangan para murid adalah masalah karena untuk mereka sendiri saja tidak cukup apalagi untuk memberi makan empat ribu orang. Yesus mengatasi masalah tersebut. Dikatakan di ayat 6, “Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak.”. Ada kuasa dalam ucapan syukur. Ketika orang percaya mengucap syukur, ia yakin sudah menerima apa yang dimintanya. Itulah sebabnya jangan suka membandingkan milik kita dengan orang lain, tetapi tetaplah mengucap syukur.

Mengapa Yesus memakai roti para murid? Jawabannya adalah karena Yesus mau memberkati mereka. Ia mau menggandakan apa yang menjadi milik murid-murid tersebut. Yesus memberkati orang yang mau memberkati orang lain dan berkat-Nya itu sempurna. Dalam ayat 8 dijelaskan bahwa “mereka makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul.” Tujuh bakul itu digunakan untuk bekal bagi mereka yang akan pulang ke rumahnya, sebab rumah mereka jauh. Yesus teliti dalam memberkati dan Ia tidak akan pernah berdiam sebelum menyelesaikan masalah kita. Amin
By: Pdt. Tohap Sihotang - Minggu, 29 Juni 2008

ARTIKEL

BERADA DI DALAM KRISTUS

Apa maksudnya berada di dalam Kristus? "Artinya kedekatan yang amat sangat dengan Tuhan." Ketika kita berada di dalam Kristus, kita menjadi bagian dari-Nya, kita terhubung dengan Dia. Tidak ada situasi yang lebih dekat daripada ketika kita sudah berada di dalam Dia. Paulus tahu bahwa dalam penjara di Roma, dalam kapal yang diserang badai, di aula pengadilan Kaisar di mana pun dia, semuanya baik-baik saja. Mengapa? Karena "di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada" (Kisah Para Rasul 17:28). Lebih lanjut, Tennyson mengatakan demikian: Berbicaralah kepada-Nya, sebab Ia mendengar, agar rohmu dan Roh-Nya dapat bertemu. Dia lebih dekat dari napasmu, Dia lebih terjangkau dari tangan dan kakimu.
Jika saat ini kita merasa jauh dari Allah, kita bukanlah subjek atau yang "merasakan". Jangan pernah melandaskan apa yang kita percayai pada apa yang kita alami, tetapi landaskanlah kepada kebenaran firman Allah. Entah kita merasakan atau tidak, Allah dekat kepada kita dan kita dekat kepada kita amat sangat dekat. Jika kedekatan itu menggetarkan jiwa kita, berarti Allah berada sangat dekat dengan kita. Jika kedekatan itu tidak menggetarkan kita, Allah pun tetap dekat kepada kita.
Sementara kita belajar untuk berjalan dengan iman dan bukan dengan apa yang tampak, kedamaian dan kenyamanan akan mulai menyebar di jiwa kita. kita akan tahu, seperti Paulus, di mana pun kita berada, segalanya akan berjalan baik -- karena kita dekat, sangat dekat kepada-Nya. kita berada di dalam Dia. "Berada di dalam Kristus, semua kebutuhan kita akan terpenuhi." "Allahku akan memenuhi semua kebutuhanmu," dikatakan di Filipi 4:19, "... di dalam Kristus Yesus." Jadi tidak ada situasi-situasi yang percuma ketika situasi-situasi itu "tidak memenuhi kebutuhan kita". Kita dilahirkan untuk hidup dalam ketenteraman dengan beberapa kekurangan karena di baliknya, kebutuhan kita yang terdalam dipenuhi -- di dalam Kristus. kita mungkin berganti pekerjaan atau berpindah kota -- tetapi itu terjadi bukan karena kebutuhan kita yang tidak terpenuhi. Bahkan, arena Colosseum dengan singanya yang harus dihadapi karena kita tahu di mana kita berada, dan kita digambar serupa dengan Sumber kita.

"Di dalam Kristus", ada perlindungan. Kami mengenal seorang ibu dan dua anak perempuannya yang alergi terhadap banyak zat di dunia ini sehingga mereka harus hidup dalam sebuah rumah khusus di hutan yang dibangun dan dilengkapi hanya untuk mereka dalam waktu yang lama. Kita pernah membaca tentang anak-anak yang dilahirkan tanpa sistem pertahanan tubuh sehingga mereka hidup dalam balon plastik untuk menghindari kuman. Berada di dalam Kristus, dalam arti rohani, berarti perlindungan yang kita perlukan untuk menghadapi segala yang jahat dan berbahaya di dunia ini.

Hidup di dalam Kristus dimulai "dengan membedakan". Itu berarti melibatkan kehidupan yang berlawanan. Ini dimulai dari tingkah laku. Dan semuanya itu tidak ada hubungannya dengan keadaan lingkungan kita, tetapi "bagaimana kita menanggapi" lingkungan kita. Itulah arena kehidupan yang sesungguhnya. Pemazmur mengatakan: "[Orang yang berjalan di dalam Tuhan] tidak akan goyah untuk selamanya... Ia tidak takut kepada kabar celaka; hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut." (Maz. 112:6-8)
Tuhan memagari orang yang benar seperti yang dilakukan-Nya kepada Ayub (Ayub 1:10). Pagar itu adalah "tinggal di dalam Kristus". Dengan demikian, Dia tahu bahwa tidak ada satu hal pun yang dapat menyentuhnya karena Bapa yang baik dan penuh kasih telah merancangkan rencana terbaik untuknya. Allah berkata kepadanya, "Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." (Yosua 1:9). Ketika kita mulai memahami bahwa ada perisai tak tampak yang melindungi kita tanpa henti ketika kita tinggal di dalam Kristus, maka hidup kita akan mengalami banyak perubahan.

TAS & PIKIRAN

Tas: Setiap hari, sebagian besar dari kita membawa tas kerja dalam perjalanan pergi dan pulang kantor. Untuk kaum wanita, tas merupakan salah satu atribut penampilan yang penting. Waktu libur, cobalah kita bongkar semua isi tas kita. Ternyata sepertiga atau separuh dari isi tas itu adalah barang yang sudah tidak kita perlukan: struk ATM yang sudah buram, bungkus tissue, agenda atau buku yang jarang dibaca, sekumpulan uang logam, ballpoint yang sudah macet, kumpulan tagihan kartu kredit bulan-bulan lalu dsb-dsb. Meskipun mungkin ringan, tetapi barang-barang yang tidak diperlukan itu terus menambah berat tas kita, sehingga kita harus membuang barang-barang tidak berguna yang membebani tas kita.

Pikiran: Mirip dengan tas, pikiran kita (tanpa kita sadari) selama ini sering kita bebani dengan hal-hal yang tidak perlu juga: penyesalan masa lalu, rasa kecewa, kejengkelan dan iri kepada rekan kerja lain, sikap egois dan kurang kooperatif , perasaan tidak puas atas kondisi yang terjadi, snobisme, obsesi-obsesi yang kurang realistis, konflik keluarga dsb-dsb. Pikiran-pikiran yang tidak perlu itu akan terus membebani perjalanan hidup kita, sehingga dampaknya, wajah akan kelihatan kurang bersinar, suntuk/jutek, punggung terasa berat (karena pikiran berkorelasi dengan punggung), stress, hidup kurang nyaman dan yang paling parah adalah kita akan selalu membenci hal-hal yang tidak sesuai dengan kemauan kita, dsb. Yang harus kita lakukan adalah sama dengan apa yang kita lakukan dengan tas di atas, buanglah segala beban pikiran yang tidak ada manfaatnya itu. Percayalah, hidup kita di hari berikutnya terasa jauh lebih nyaman, akan terasa lebih enak, kita akan lebih jarang sakit. Bekerja menjadi lebih nyaman meskipun kita menghadapi rutinitas yang itu-itu saja, dan juga kita menghadapi orang-orang yang kadang membuat kita menjadi tidak betah untuk terus bekerja. Ciptakan "POSITIF THINKING" di setiap pagi ketika kita bangun tidur, karena pikiran itu erat sekali kaitannya dengan fisik kita. Biarkan pikiran positif itu bekerja di dalam diri kita hingga akhirnya, keindahan hari itu akan ditentukan oleh kita, dan cara pandang kita dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap masalah.

RH MINGGU, 13 Juli 2008

Bacaan Alkitab: Yes. 15-18; Ibr. 10
KEBENARAN TENTANG KEBENARAN (1Korintus 1:18-25)

Ketika Universitas Harvard didirikan, mottonya adalah “Veritas Christo et Ecclesiae” (Kebenaran Bagi Kristus dan Gereja). Mereka menerbitkan tiga buku yang salah satunya menggambarkan keterbatasan pengetahuan manusia. Namun dalam dekade terakhir ini, buku tersebut telah mengalami perubahan melalui pernyataan tentang ketidakterbatasan kemampuan pemikiran manusia. Mottonya pun telah diubah menjadi Veritas (Kebenaran).

Mengejar ilmu pengetahuan dapat membuat kita mengabaikan kebenaran Alkitab. Seorang raja yang bijaksana menulis, "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan" (Ams 1:7). Tanpa pertolongan Roh Kudus dan petunjuk firman Allah, manusia akan "selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran" (2Tim 3:7). Ketika kita mengakui dan menaati kebenaran-Nya, kita akan dimerdekakan dari kebodohan dan kesalahan (Yoh 8:32; 17:17). Itulah sebabnya kita harus rajin belajar Alkitab (2Tim 2:15). Alkitab adalah satu-satunya buku yang menyatakan kebenaran tentang kebenaran.

RH SABTU, 12 Juli 2008

Bacaan Alkitab: Yes. 11-14; Ibr. 9
TUHAN AKAN MENYEDIAKAN (Mazmur 37:16-26)

Seorang janda miskin hidup dengan mottonya: "Tuhan akan menyediakan." Dengan menyerahkan seluruh kekuatirannya kepada Allah, ia selalu mampu menanggung beban dan memperoleh berkat yang dibutuhkannya. Ibu Hokanson menjadi satu-satunya penopang hidup anaknya, Arthur, yang mengalami tuna grahita. Namun akhirnya peradangan sendi yang parah membuatnya harus terbaring. Ketika persekutuan pemuda menjenguk Ibu Hokanson, mereka bertanya: "Dalam keadaan seperti ini, apa yang akan ibu dan Arthur lakukan?" Ia menjawab dengan mantap, "Tuhan akan menyediakan." Ketika Ibu Hokanson meninggal, banyak orang bertanya-tanya apa yang terjadi dengan anaknya. Ketika mereka mengantar Arthur pulang ke rumah seusai pemakaman, dengan bangga Arthur menunjukkan koleksi perangkonya. Bahkan selain menyobek amplop untuk mengambil perangkonya, ia juga mencoba mengerti dan mencatat surat yang diterima ibunya. Banyak pemberian yang mengalir dari orang-orang yang terbeban—cukup untuk menopang hidup Arthur.

Renungkan: Ketika kita menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan, kita akan dibuat takjub karena Tuhan akan memelihara kita dengan cara yang mengherankan.

RH JUM;AT, 11 Juli 2008

Bacaan Alkitab: Yes. 8-10; Ibr. 8
SUKACITA ATAS SESEORANG (Lukas 15:1-10)

Banyak orang Kristen yang menyerah kalah terhadap pikirannya yang keliru bahwa bersaksi secara pribadi kepada seseorang tidak terlalu banyak manfaatnya. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan apa yang kita baca dalam Alkitab. Meskipun pelayanan Yesus hanya terbatas tiga tahun lebih, Dia tidak pernah merasa diri "terlalu besar" untuk berhubungan secara pribadi dengan satu orang pada saat itu. Memang benar bahwa Yesus pernah berkhotbah kepada banyak orang di Yudea, memberi makan 5.000 orang di tepi danau Galilea dan melayani orang banyak di Kapernaun. Namun Dia tidak pernah kehilangan perhatian terhadap satu jiwa pun! Betapa mengagumkannya membaca percakapan Yesus di malam hari dengan seseorang yang bernama Nikodemus (Yoh 3:1-36); kunjungan-Nya kepada seorang perempuan di sumur Samaria (Yoh 4:1-54); dan perhatian-Nya kepada seorang yang pendek yang bernama Zakheus, yang duduk di atas pohon ara (Luk 19:1-48).

Jika kita pernah dan sedang menghadapi godaan untuk meremehkan harga diri dan kesaksian pribadi kita kepada seseorang, ingatlah teladan Yesus. Alkitab berkata bahwa ada sukacita di surga bila ada satu orang berdosa yang bertobat!

RH KAMIS, 10 Juli 2008

Bacaan Alkitab: Mi. 5-7; Ibr. 7
PERUBAHAN KATA GANTI (Yakobus 1:19-27)

Dalam kursus bahasa Inggris tentang komposisi, kita diajarkan untuk sedapat mungkin menghilangkan penggunaan kata ganti I (saya) ketika kita menulis. Terlepas dari hal itu, bukanlah gaya dan cara yang baik untuk menjadikan diri kita sebagai pusat perhatian. Namun ada kalanya penggunaan kata ganti "saya" dapat membuat tata bahasa menjadi tidak baik. Misalnya, pada saat Anda berbicara dengan teman-teman Anda tentang hidup di dalam Kristus, hilangkan penggunaan “kita atau kami” ketika Anda sedang menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen seharusnya lebih sungguh-sungguh dalam melayani Kristus. Adalah mudah dan mengandung arti tersamar untuk berkata, "Kita mengalami kelesuan. Kita membutuhkan ketaatan yang baru kepada Tuhan." Lebih sulit untuk mengakui, "Saya mengalami kelesuan. Saya membutuhkan ketaatan yang lebih kepada Allah."

Renungkan: Perubahan kata ganti mungkin bukanlah gaya menulis paling baik, tetapi hal itu menjadikan kita memiliki gaya hidup yang lebih menghormati Kristus.

RH RABU, 9 Juli 2008

Bacaan Alkitab: Mi. 1-4; Ibr. 6
APA YANG HILANG? (1Petrus 1:3-9)

Bintang tenis Boris Becker menduduki tempat tertinggi dalam percaturan tenis dunia sampai saat ia hampir bunuh diri. Ia berkata, "Saya telah memenangkan Wimbledon dua kali, satu kali sebagai pemain termuda. Saya telah kaya raya. Saya memiliki segala sesuatu yang saya butuhkan.... tetapi saya tidak memiliki damai sejahtera. Saya seperti boneka pada seutas tali." Becker bukan satu-satunya orang yang merasakan kehampaan. Jack Higgens, pengarang sejumlah novel sukses berkata, "Jika Anda telah berada di tempat yang tertinggi, tidak ada apa-apa di sana."

Ketika seseorang memiliki segala sesuatu dan masih kurang puas, apa yang tidak ada di situ? Hubungan pribadi dengan Allah! Percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat adalah satu-satunya jalan bagi semua orang, yang berhasil maupun yang tidak, untuk menemukan apa yang hilang dalam hidupnya.

RH SELASA, 8 Juli 2008

Bacaan Alkitab: Hos. 13-14; Mzm. 100, 102; Ibr. 5
PENGUBAH LABEL HARGA (Yesaya 5:1-25)

Soren Kierkgaard menceritakan sebuah kisah tentang seorang laki-laki yang tidak memiliki uang di sebuah pusat perbelanjaan. Daripada mencuri barang dagangan, ia mengubah label harga dari beberapa barang. Pada pagi harinya, para pramuniaga dan pembeli menemukan suatu kejutan: kalung berlian yang mahal hanya berharga satu dolar, sedangkan perhiasan murahan berharga ribuan dollar.

Pada zaman nabi Yesaya, bangsa Israel secara nyata meremehkan iman kepada Allah dan memandang rendah hukum-hukum-Nya. Mereka merendahkan kebaikan dan menganggap tinggi kejahatan. Penyuapan menumbangkan keadilan. Renungkan: Sebagai orang yang mengenal Kristus sebagai Juruselamat, marilah kita tunjukkan kepada dunia melalui cara hidup kita yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, kebenaran, keadilan, kebijaksanaan dan kesucian.

RH SENIN, 7 Juli 2008

Bacaan Alkitab: Hos. 10-12; Mzm. 73; Ibr. 4
IMAN YANG SEMU (Yesaya 1:1-17)

Acropolis telah dikunjungi oleh para wisatawan selama berabad-abad. Ribuan pelancong telah mengambil berbongkah-bongkah batu marmer yang bertebaran di sana sebagai cinderamata. Pertanyaan yang timbul adalah: Mengapa persediaan potongan marmer tersebut tidak habis? Jawabannya sangat sederhana. Setiap beberapa bulan sekali sebuah truk memuat batu-batu marmer dari suatu tempat penggalian untuk ditebar di sekeliling Acropolis. Namun para wisatawan pulang dengan bahagia karena mereka berpikir telah mendapatkan batu-batu kuno asli yang bersejarah.

Kita mudah tertipu oleh berbagai macam kepalsuan. Selama masa hidup Nabi Yesaya, banyak orang Israel menjalankan tindakan keagamaan yang semu. Itulah sebabnya Allah berkata kepada mereka, "Jangan membawa persembahan-persembahan yang tidak sungguh-sungguh sebab baunya adalah kejijikan bagiku...perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuan yang tetap. Aku benci melihatnya".