JADWAL IBADAH

Minggu
Kebaktian Umum I ........................ 08.00
Kebaktian Anak I ........................... 08.00
Kebaktian Umum II ....................... 17.00
Kebaktian Anak II .......................... 17.00

Rabu
Doa Pelayan Tuhan ...................... 19.00

Jumat
Kebaktian Doa Malam .................. 19.00

Sabtu
Kebaktian Wanita ........................ 10.00
Kebaktian Pemuda ....................... 17.30


Kakek Hebat
Suatu hari sebuah rumah di tepian kota terjadi pembicaraan antara kakek dengan cucunya.
Cucu : Kek, kemarin ada orang jatuh dari lantai 3!
Kakek : Emangnya kenapa?
Cucu : Anehnya orang itu tidak meninggal...
Kakek : Ah itu sih biasa!
Cucu : Lho kok? (Dengan penuh heran si Cucu menatap wajah si Kakek.)
Kakek : Waktu kakek masih muda dulu kakek pernah jatuh dari lantai 6...
Cucu : Waooooo...
Kakek : Hanya jari manis kakek yang keseleo... Yang lain patah semua.

KOTBAH

MEMBANGUN RUMAH ROHANI
(Lukas 6:47-49)

Tantangan dan kesulitan terbesar manusia dewasa ini adalah manusia tidak mau mendengarkan orang lain. Banyak orang mengalami kesepian ditengah-tengah ramainya manusia karena tidak ada orang yang mau mendengarkan dirinya. Banyak orang masuk rumah sakit jiwa karena tidak pernah ada orang yang mau mendengarkan perkataannya. Bahkan banyak orang salah memahami Tuhan Yesus karena tidak mau mendengarkan perkataan-perkataan-Nya. Itu sebabnya, Langkah pertama yang sangat penting dalam kehidupan Kristen adalah menyediakan diri untuk mendengarkan kata-kata Tuhan Yesus. Kita dapat mendengarkan kata-kata-Nya dengan membaca Firman Tuhan dan mengijinkan Ia berbicara kepada kita. Semakin sering kita mendengar suara-Nya, semakin tajam telinga rohani kita.

Kedua, Tuhan Yesus menghendaki agar kita melakukan apa yang kita dengarkan dari Firman Tuhan. Betapapun indah dan dalamnya Firman Tuhan kalau hanya didengarkan saja, tidak ada gunanya!!! Pengetahuan apapun hanya akan menjadi relevan jika diterapkan dalam perbuatan nyata. Contoh: Tidak ada gunanya orang datang ke dokter, kalau orang itu tidak mau mendengarkan dan melakukan kata-kata dokter itu. Tidak ada gunanya orang pergi ke para ahli, jika ia tidak mau mendengarkan dan melakukan apa yang dikatakan para ahli tersebut.

Tetapi ternyata ada banyak orang mendengar ajaran dan perkataan Yesus tiap minggu, bahkan mempunyai pengetahuan yang baik tentang ajaran Yesus, tetapi tidak pernah berusaha untuk memberlakukannya di dalam kehidupan nyatanya setiap hari. Tuhan Yesus menyamakan orang itu seperti membangun rumah di atas pasir!!!

Mengapa ada orang mau membangun rumah di atas pasir?
1. Ia tidak mau bekerja keras, mau gampangnya saja. Orang-orang yang demikian hanya ingin jalan pintas saja. Memang lebih mudah mengikuti jalan kita sendiri dari pada jalannya Tuhan Yesus. Tapi ingat, ada jalan yang disangka orang lurus tetapi ujungnya menuju maut.
2. Ia mau rumah itu cepat jadi. Ini menandakan orang tersebut dalam melakukan sesuatu selalu tergesa-gesa. Dalam kehidupan kekristenan tidak ada Kristen INSTAN. Untuk menjadi orang seperti Musa dibutuhkan waktu 80 tahun.
3. Ia berpikiran pendek. Pandangan dan wawasannya sempit. Ini merupakan perwujudan dari kekristenan yang mementingkan ’daging’. Pada dasarnya tidak ada kemuliaan dan mahkota tanpa salib. Daging selalu maunya enak dan menangnya sendiri.

Ketaatanlah yang membedakan orang kristen yang asli dengan orang kristen yang palsu. Jangan menjadi orang Kristen yang tidak taat. Pengakuan tentang ke-Tuhan-an Yesus itu bagus, belajar Firman Tuhan itu bagus, tetapi semua itu harus disertai dengan ketaatan pada Firman Tuhan. Amin

By. Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 19 Okt 2008

ARTIKEL

TUHAN YANG NO. 1

Hari-hari sekarang ini banyak keluarga-keluarga yang menomor satukan uang. Sehingga yang terjadi adalah keluarga-keluarga tidak mempunyai waktu lagi untuk keluarga mereka, karena sehari-hari sibuk mencari uang, sibuk membangun karir, sibuk dengan bisnisnya. Dalam hal ini mencari uang bukanlah salah namun yang salah adalah jika uang menjadi dasar dari segala-galanya, sebab alkitab berkata “akar” dari segala kejahatan adalah cinta akan uang.

Dalam 2 raja-raja 4:8-37 menceritakan seorang perempuan di sunem yang baru mendapatkan seorang anak lalu beberapa tahun kemudian meninggal namun perumpuan ini tetap tenang dalam menghadapi permasalahan ini mengapa? Karena ia lebih dulu menomor satukan Tuhan sebelum masalah itu datang.
Ada banyak keluarga Kristen memulai persekutuan doa di rumahnya atau ibadah di rumahnya setelah masalah terjadi dalam keluarga mereka. Ketika pasangan selingkuh, anak narkoba, kehilangan pekerjaan barulah mengundang Tuhan dalam hidupnya atau setelah ‘badai’ datang menerpa barulah Tuhan di nomor satukan. Tidaklah demikian dengan perempuan sunem itu sebelum masalah datang ia telah lebih dulu ‘mengundang’ Tuhan dalam hidupnya.

Ada beberapa hal baik yang akan terjadi bila kita mendahulukan Tuhan dalam hidup ini;

1. Terjalin komunikasi yang baik antara suami dan istri.
2. Ada sukacita untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan.
3. Tidak mempersoalkan masalah.
4. Akan menjadi keluarga yang tulus.
5. Pasti percaya akan kuasa Allah.
6. Pikiran dan perkataan kita menjadi positif.
7. Menjadi orang dapat di pertcaya.

Keluarga merupakan pilar penting dalam kehidupan ini dan keluarga yang kokoh adalah keluarga yang menomor satukan Tuhan. Oleh karena itu jadilah orang yang menomor satukan Tuhan dalam keluarga karena keselamatan, berkat, damai, sejahtera serta ketenangan ada di dalam-Nya. Sehingga keluarga kita menjadi keluarga-keluarga yang mampu menang terhadap masalah.



JUST DO IT!

Untuk menjadi seorang entrepreneur sejati, kita harus memiliki keberanian untuk melangkah. Tanpa keberanian untuk melangkah, mimpi yang besar, strategi yang sangat bagus, bahkan perencanaan yang sangat sempurna akan menjadi sia-sia. Memang kadangkala kita takut jika sudah diperhadapkan dengan sejumlah resiko yang bakal kita alami. Bagaimana kalau nanti gagal? Bagaimana kalau responnya sangat buruk? Bagaimana kalau keadaan tidak menjadi baik?
Ingatlah bahwa hidup memang mengandung resiko, dan prinsipnya adalah seperti ini: lebih baik mencoba dan gagal daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali. Untuk menggambarkan pentingnya sebuah action, kita bisa belajar dari illustrasi bagaimana caranya orang belajar renang. Untuk bisa berenang, belajar teori memang perlu. Namun hal itu belumlah cukup. Menguasai teori bagaimana berenang, bukan berarti kita sudah bisa berenang. Lalu apa yang harus kita lakukan supaya kita bisa berenang? Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus berani menceburkan diri di kolam renang dan mulai bergerak. Memang ada kalanya kita tenggelam, bahkan kemasukan air. Itu bagian dari resiko yang harus kita ambil. Percayalah dengan berani bayar harga berupa beberapa teguk air kolam dan upaya yang kuat untuk bisa berenang akan membuat kita benar-benar bisa berenang.
Just do it, miracle happen! Lakukanlah, dan mujizat akan terjadi! Sepanjang saya membaca kisah-kisah mujizat di dalam Alkitab, itu semua selalu diawali dengan keberanian untuk melangkah. Ketika Musa mengulurkan tongkatnya ke atas laut Kolsom, mujizat terjadi. Ketika Yosua mulai melangkahkan kakinya ke atas sungai Yordan, mujizat terjadi. Ketika Naaman mulai melangkah ke sungai Yordan dan membenamkan dirinya, mujizat terjadi. Ketika Petrus berani melangkah di atas air, mujizat terjadi! Demikian juga di saat kita berani untuk melangkah dalam pekerjaan kita, mujizat juga akan terjadi! Jiwa seorang entrepreneur sejati adalah keberanian yang dipimpin oleh hikmat.
Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (Matius 14:29)
Milikilah keberanian
yang dipimpin
oleh hikmat

RH MINGGU, 2 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 23, 24; Mrk. 11,12
MENGENAL ALLAH DARI FIRMANNYA

(1Yohanes 5:1-13)
Sungguh menyedihkan mendengar bahwa banyak orang Kristen sejati yang telah dijangkiti oleh "penyakit" keragu-raguan akan keselamatan mereka. Meskipun mereka telah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka, mereka masih bertanya-tanya, "Apakah saya benar-benar telah diselamatkan?" Almarhum suami saya, Bill, seringkali menceritakan tentang peristiwa-peristiwa yang dialaminya tatkala ia berusia dua tahun. Suatu hari ia tidak patuh, lari dari rumah, dan tersesat.

Ketika orang tuanya menyadari bahwa ia hilang, mereka mencarinya. Akhirnya, setiap orang merasa lega ketika mereka menemukannya sedang menangis dan membawanya pulang. "Mami, Mami!" teriaknya sambil menangis. "Apakah engkau akan selalu menemukanku bila hilang?" Merasa terkejut dan tersentuh oleh keragu-raguan putranya, ia memeluk putranya dan berkata, "Tentu, anakku! Tidakkah engkau ingat akan masa-masa bahagia dulu? Lihat, engkau telah berada bersama kami kembali, dan kami menjamin engkau akan selalu bersama kami. Surat I Yohanes dalam Perjanjian Baru ditulis untuk memberi keyakinan akan keselamatan kepada orang percaya. Peneguhan itu dapat menjadi milik Anda kalau Anda mempercayai firman Allah.

RH SABTU, 1 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mzm. 121; Mrk. 9, 10
SEMAKIN TINGGI (Roma 5:1-5)
Sepanjang tahun pohon pinus Karibia secara terus menerus harus menghadapi badai yang ganas, musim kering yang panjang, dan bahkan bahaya kebakaran. Namun ada satu hal yang tak mampu dihadapinya, yakni bila ia mendapat perawatan. Di tanah yang terpelihara dengan baik, dengan air dan pupuk yang berlimpah, pohon itu justru seringkali mati. Kita cenderung menjadi seperti pohon pinus itu. Pada masa ketika hidup kita lancar, kita mungkin bertumbuh dengan sikap puas terhadap diri sendiri dan kehilangan arti dalam pelayanan bagi Kristus.

Namun pencobaan yang datang akan mengingatkan kita pada ketergantungan kita kepadaNya. Seorang turis di kota Maine memperhatikan seorang petani yang membangun tembok batu. Tembok itu tingginya 1,2 meter dan lebarnya 1,5 meter. Petani itu menjelaskan, "Saya membangun seperti ini sehingga kalau diterjang badai ia akan lebih tinggi dari sebelumnya." Meskipun badai pencobaan datang menghantam kita, Tuhan akan memakai pengalaman seperti ini untuk membuat kita lebih "tinggi" daripada sebelumnya. Dalam menghadapi pencobaan yang besar, kadang-kadang kita merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita. Kita dapat bertumbuh semakin tinggi melalui pencobaan.

RH JUMAT, 31 Okto 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 22; Mrk. 7,8
KESELAMATAN YANG SEMPURNA (Titus 3:1-8)
John Newton, pengarang lagu Amazing Grace adalah seorang yang sangat kacau hidupnya pada usia yang ke-23. Ia terlibat dalam gaya hidup yang tidak bermoral dan ikut serta dalam perdagangan budak Afrika yang biadab. Namun ia sudah muak dengan cara hidupnya yang penuh dosa. Pada tanggal 10 Maret 1748 kapalnya diamuk badai. Karena berpikir bahwa semuanya akan hilang, Newton berteriak dengan takut, "Tuhan, kasihanilah kami!" Tiba-tiba kata belas kasihan memukul hatinya dengan sangat. Kalau semua orang membutuhkan itu, demikian pula dengan ia. Pada saat itu juga ia percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Allah mengampuni segala dosanya dan mematahkan belenggu hidupnya yang jahat.

Rasul Paulus mengarahkan kita kepada kasih karuniaNya dan belas kasihanNya dalam keselamatan. Ia menyatakan bahwa karena rahmatNya kita dibenarkan dan dibebaskan dari kesalahan atas segenap dosa kita (Tit. 3:7). Marilah kita bersyukur kepada Allah setiap hari oleh karena kasih karunia dan rahmatNya. Kristus menyediakan keselamatan yang sempurna bagi kita.

RH KAMIS, 30 Okto 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 21; Mrk. 5,6
GEREJA DI DUNIA (Kisah 8:1-8)
Baru-baru ini saya melihat sebuah foto yang memperlihat orang-orang yang sedang meninggalkan gereja setelah kebaktian. Mereka membawa Alkitab dan tersenyum. Sementara saya memandangi pria, wanita dan anak-anak itu, saya berpikir itulah Gereja yang sesungguhnya. Pengarang R.C. Sproul menulis, "Di mana umat Allah berada, di situlah Gereja— di bawah pimpinan Kristus dan didiami oleh Roh." Ini adalah inti dari tugas yang Yesus berikan kepada murid-muridNya sebelum Dia meninggalkan mereka. Dan ketika gereja abad pertama di Yerusalem mengalami penganiayaan, hal itulah yang terjadi. Mereka tersebar dan memberitakan Injil ke mana pun mereka pergi (Kisah 8:4).

Ketika orang-orang percaya di dalam Yesus Kristus mengakhiri ibadahnya, bangunan gereja tidaklah berubah, tetapi umat Allah (Gereja) menyebar ke dalam masyarakat. Sepanjang minggu mereka tetap menjadi Gereja di mana pun mereka berada di dunia ini: di toko, perguruan tinggi, rumah makan dan tempat tinggal. Saya bertanya-tanya apakah dunia mendengarkan Injil dari Gereja?

RH RABU, 29 Okto 2008


Bacaan Setahun: Ayb. 20; Mrk. 3,4
APA SELANJUTNYA? (Kisah 21:40-22:10)
Seorang pemuda yang baru saja menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya bertanya dengan antusias, "Sekarang apa yang harus saya lakukan? Apa selanjutnya?" Meskipun tidak ada yang dapat kita lakukan untuk menerima keselamatan, ada banyak pekerjaan yang dapat kita lakukan untuk melayani Allah. Kita tidak akan dapat melakukan hal lain untuk dapat memperoleh keselamatan. Kita mengalami pengampunan dosa, berdamai dengan Allah, memiliki janji ke surga dan menjadi pemilik hidup kekal dengan mempercayai Tuhan Yesus dan hanya melalui Dia.

Setelah pertobatan, memang kita harus memberi tanggapan seperti anak muda itu dan seperti Rasul Paulus, "Lalu sekarang apa yang harus aku lakukan? Apa selanjutnya?" Pertama-tama adalah iman, lalu pelayanan. Kita beriman untuk menjadi seorang Kristen. Kita melayani karena kita telah diselamatkan. Itulah hal selanjutnya yang harus kita lakukan!

RH SELASA, 28 Okto 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 19; Mrk. 1,2
HIDUP YANG BERINTEGRITAS (Mazmur 26:1-12)
Paul Henry adalah seorang politikus yang terpandang oleh karena integritasnya. Seorang komentator politik bernama David Broder berkata, "Ia adalah teladan dari seorang pelayan masyarakat yang seharusnya." Ada alasan yang baik yang menguatkan integritas Paul Henry: Ia adalah seorang Kristen yang membaktikan hidup dan pekerjaannya bagi Tuhan. Pemazmur Daud berkata bahwa ia (1) berjalan dalam kebenaran Allah, (2) menghindari keterlibatan dalam dosa, dan (3) menikmati penyembahan kepada Allah.

Dengan cara yang serupa, Paul Henry (1) berusaha untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab, (2) berjaga-jaga terhadap pengaruh mereka yang tidak percaya, dan (3) beribadah di gereja lokalnya secara rutin. Ketulusan yang Daud tuliskan dan yang Paul Henry tunjukkan harus menjadi tujuan kita sebagai orang-orang percaya di dalam Yesus. Sejalan dengan pertumbuhan kita untuk semakin serupa dengan Kristus yang kita sembah, hidup kita akan ditandai dengan kebenaran dan pikiran yang lurus. Setiap hari kita harus memohon agar Allah menolong kita untuk hidup dengan tulus.

RH SENIN, 27 Okto 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 18; Mzm. 114; Kis. 27, 28
TOMAS YANG KURANG PEKA (Yohanes 20:24-29)
Seorang petobat baru merasakan sukacita mendalam karena mengalamijawaban atas doanya. Ia bercerita pada pendetanya, "Ban mobil saya kempes dan dongkrak saya tidak dapat berfungsi dengan baik. Kemudian saya berdoa agar seseorang berhenti untuk menolong saya. Dalam sekejap, seorang pria datang dan menolong saya." Pendeta itu menjawab, "Jangan terlalu bergembira. Orang itu mungkin saja tetap berhenti walaupun Anda tidak berdoa!"

Murid-murid Tuhan Yesus bergembira. Mereka telah berbicara dengan Tuhan yang sudah bangkit dan dipenuhi oleh sukacita dan rasa percaya diri. Namun Tomas, tidak percaya. Ya, itu memang berita yang sangat mengejutkan. Sekalipun demikian, Tomas menyatakan ketidakpercayaannya tanpa berpikir panjang, dan saya rasa ini mungkin telah mengurangi rasa sukacita murid-murid lainnya. Tuhan, tolong kami untuk dapat menanggapi dengan kata-kata yang baik dan peka terhadap orang lain—meskipun kami masih ragu.