RH Senin, 04 Juli 2011

BERDOA BAGI INDONESIA (Yeremia 29: 1-14)

Di jejaring sosial Twitter, seseorang pernah menulis demikian: "Walau sering didiskriminasi, tetapi gereja mana pun selalu mendoakan Indonesia sebagai bagian dari doa syafaatnya." Kalimat ini kemudian disebarluaskan. Dari situ, banyak kesan yang muncul berisi pernyataan kekaguman. Ini membuat saya memikirkan dua hal. Pertama, doa kita bagi Indonesia ternyata menjadi kesaksian baik bagi orang yang belum percaya. Kedua, kesadaran bahwa dengan mendoakan Indonesia, kita sesungguhnya mencintai dan berusaha memajukan Indonesia. Inilah yang kita temukan dalam bacaan Alkitab hari ini. Konteks perikop ini adalah ketika orang Israel sedang dalam masa pembuangan di Babel. Mereka frustrasi dan membenci kehidupan di tanah asing. Namun, Tuhan justru menyuruh mereka untuk berusaha memajukan dan mendoakan kota tempat tinggal mereka itu. Adalah menarik bahwa Tuhan menggandengkan kedua kata kerja ini mendoakan dan mengusahakan. Nyatanya, kedua hal ini berhubungan erat. Bahwa ketika kita mendoakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, maka kita pun akan tergerak untuk secara aktif mewujudkan doa-doa tersebut. Doakan Indonesia dan jadilah alat Tuhan untuk mewujudkan rencana Tuhan bagi bangsa kita.

Artikel

Lompatan Seekor Impala

Impala Afrika adalah sejenis kijang khas benua tersebut. Mahluk ini memiliki kemampuan luar biasa, yaitu melompat hingga ketinggian 10 kaki dan mencakup jarak 30 meter. Namun anehnya, Impala ini bisa dikurung di kebun binatang dalam sebuah kandang tanpa atap yang sederhana. Mengapa? Ternyata Impala tidak akan melompat kecuali mereka dapat melihat dimana kaki mereka akan mendarat.

Apakah Anda melihat kesamaan Impala ini dengan banyak orang Kristen? Orang percaya memiliki kemampuan untuk membuat lompatan iman yang akan mengubahkan kehidupannya. Tapi seringkali kita terkurung dalam sebuah tempat sempit. Orang percaya sering kali menolak untuk melakukan lompatan iman, kecuali mereka melihat dimana mereka akan mendarat.

George Mueller pernah berkata seperti ini tentang iman, “Iman tidak beroperasi dalam alam kemungkinan. Tidak ada kemuliaan bagi Allah, ketika sesuatu mungkin bagi manusia. Iman dimulai saat kemampuan manusia berakhir.”

Hal ini selaras dengan apa yang Alkitab katakan dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Iman tidak membuat Anda melihat dimana Anda akan mendarat. Anda hanya diminta melompat dengan keyakinan bahwa Tuhan yang akan membuatnya terjadi. Ingatlah hal ini, iman dimulai saat kita sudah tidak mampu lagi!

Artikel

Masalah, Sebuah Panggilan Untuk Bangun

Jika Anda berpikir bahwa inovasi dan perubahan yang dibuat oleh orang-orang besar terjadi karena sebuah tekad untuk mengejar visi mereka, ternyata hal itu tidak seratus persen benar. Beberapa individu-individu yang membuat perubahan dan penemuan yang inovatif karena mereka dikejar oleh penderitaan.

Hal ini dialami oleh Raja Gillette yang begitu lelah menajamkan pisau cukur yang lurus sehingga ia membuat pisau cukur yang aman dan hanya sekali pakai lalu dibuang. Demikian juga dengan Chester Greenwood, ia menderita radang dingin di telinganya. Itu sebabnya ia mengembangkan pelindung telinga dan penemuannya ini berguna bagi banyak orang. Hal yang serupa dialami oleh Humphrey O’Sulliva, seorang tukang cetak yang bosan oleh rekan-rekan kerjanya yang selalu mencuri alas karet tempatnya berdiri saat bekerja dan akhirnya menciptakan sol karet untuk sepatu-sepatunya.

Kesulitan yang memaksanya untuk berinovasi juga dialami oleh seorang pemilik toko kecil yang mengalami kesulitan keuangan. Ia mengingat masa itu seperti ini:

“Saya membayar seorang sheriff $5 per hari untuk menunda keputusan atas pabrik kecil saya. Lalu datanglah seorang petugas gas, bank arena saya tidak dapat membayar tagihan tepat waktu, ia menghentikan gas saya. Saya berada ditengah-tengah eksperimen tertentu yang sangat penting, dan membiarkan petugas gas menenggelamkan saya ke dalam kegelapan yang membuat saya begitu marah sehingga saya segera mulai membaca semua tehnik gas danekonomi, dan memutuskan untuk mencoba kalau-kalau listrik dapat dibuat menggantikan gas dan memberikan para petugas gas tersebut saingan yang sangat kuat.” Orang yang berkata di atas adalah Thomas Edison, pendiri dari Edison General Electric Company, yang kemudian menjadi General Electric.

Hal penting perlu kita sadari adalah: Penderitaan merupakan panggilan bangun tidur bagi kreativitas kita. Jika kita memilih untuk membuka mata dan bangun, maka kita akan menggunakan segala kemampuan kita, dan sumber-sumber dalam diri kita untuk mendorong kita maju dan mengatasi masalah tersebut. Jadi, kesulitan apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Bangunlah, berdoalah dan gunakan segala sumber daya yang telah Allah taruh dalam hidup Anda untuk mengatasinya.

Artikel

Kisah Sebuah Benih

Suatu kali, ada sebuah benih yang tercecer dan tidak dipedulikan orang. Karena merasa rendah diri, benih itu menganggap dirinya tidak penting. Hingga suatu hari, angin kencang datang dan membuat benih itu terbang – dia tidak tahu akan dibawa kemana – lalu tiba-tiba ia dilemparkan tanpa ampun ke sebuah tanah terbuka dan terpanggang di bawah sinar matahari. Dia merasa bingung, mengapa ia harus mengalami semuanya itu? Tetapi yang ia dapat bukanlah sebuah jawaban, tetapi air hujan sebagai gantinya terik matahari; kadang gerimis dan kadang hujan deras.

Sementara waktu berlalu dan tahun berganti, ia melihat seorang pengelana duduk di dekatnya, “Terima kasih Tuhan untuk ini. Saya sangat membutuhkan istirahat.”

“Apa yang kamu bicarakan?” benih itu bertanya. Pikirnya sang pengelana sedang mengolok-olok dirinya. Benih itu memang melihat beberapa orang duduk di dekatnya dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak ada yang berbicara seperti itu.

“Siapa itu?” orang tersebut terkejut.

“Ini aku, Benih..”

“Benih?” Pria itu melihat pohon raksasa itu. “Apa kamu bercanda? Kamu bukan benih. Kamu pohon. Sebuah pohon raksasa!”

“Benarkah?”

“Ya! Kamu pikir kenapa semua orang itu datang ke sini?”

”Untuk apa mereka datang ke sini?”

”Untuk merasakan keteduhanmu! Jangan beritahu saya bahwa kamu tidak tahu telah mengalami pertumbuhan bersama berjalannya waktu.”

Sesaat hening ketika pengelana itu selesai mengucapkan kalimat tersebut, dan membuat benih itu sadar siapa dirinya sekarang. Benih itu sekarang telah menjadi sebuah pohon raksasa. Sambil berpikir, ia tersenyum untuk pertama kalinya. Tahun-tahun melelahkan berada dalam penyiksaan matahari dan hujan akhirnya masuk akal baginya.

“Oh! Itu artinya aku bukan benih kecil lagi! Aku tidak ditakdirkan untuk mati tanpa dikenali siapapun tetapi sebenarnya aku lahir untuk memberi keteduhan bagi orang-orang yang lelah. Wow! Sekarang hidupku seharga ribuan permata!” ucap benih yang telah menjadi sebuah pohon raksasa itu.

Tahukah Anda, kehidupan manusia serupa dengan jalan hidup benih ini. Banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya berharga, dan setiap kesukaran yang dialaminya di masa lalu adalah sebuah proses untuk membuat mereka kuat dan bertumbuh menjadi pribadi yang besar yang dapat memberkati kehidupan banyak orang.

Ingatlah bahwa hidup Anda lebih berharga dari ribuan permata, karena Anda telah ditebus dengan darah Kristus yang mahal. Hari ini sadarilah, bahwa Anda bukanlah sebuah benih lagi. Anda adalah sebuah pohon dimana ada banyak orang yang bernaung.

Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya. (Mazmur 92:13-16)

Ringkasan Khotbah Minggu, 26 Juni 2011

Tetap Mengalami berkat-Nya

Ayat atau perikop ini memberi beberapa pengertian. Pertama, Yesus meninggalkan bekal bagi murid-murid sebelum naik ke surga. Kedua, bagian ini menyatakan tanggung jawab-Nya sebagai Tuhan. Ada satu bagian Alkitab yang menyatakan, ”Aku (Yesus) tidak akan pernah membiarkan engkau menjadi yatim piatu”. Jadi dalam ayat ini menyatakan bahwa kita adalah anak Allah yang hidup dalam berkat-Nya. Efesus 2:10 menyatakan bahwa kita diciptakan dalam Yesus untuk melakukan perbuatan baik, dan Allah mau kita hidup di dalamnya, yaitu di dalam berkat Tuhan. Bandingkan dengan Efesus 1:3, ”... Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga.” Tetapi meskipun demikian, banyak orang Kristen yang tidak mengalami hal ini. Apa penyebab orang Kristen tidak bisa menikmati berkat Tuhan?

Penyebabnya adalah:
1. Dosa dan kejahatan kita (Yes. 59: 1-2). Tuhan tidak mendengar doa kita, padahal kita sudah berseru-seru. Tuhan tidak menolong kita pada waktu kita membutuhkannya. Jangan menyalahkan Tuhan. Lihat pada diri sendiri, jika kita sadar akan dosa kita, segera berubah dan bertobat.

2. Mengeraskan hati pada Wahyu Tuhan (Why. 3: 20). Seringkali orang kristen mengabaikan firman, bahkan seringkali kita tidak taat jika diingatkan oleh Roh kudus dalam hati kita. Dan kita lebih memilih dengan kenyataan yang ada di depan kita yang kelihatan lebih baik dari pada apa yang Roh kudus katakan dalam hati kita. Ingat ketika engkau taat pada Firman dan Roh kudus maka kita akan menikmati berkat yang jauh lebih besar.

Bagaimana supaya kita tetap hidup dalam berkat Tuhan? Caranya:
1. Menghadapi kenyataan dengan kaca mata Tuhan. Yerusalem adalah tempat terjadinya dua perkara yang berkaitan dengan Yesus, yaitu Yerusalem adalah tempat dimana Tuhan Yesus disambut oleh orang-orang yang berseru, ”Hosana, hosana, anak Daud”. Tetapi di Yerusalem pula terdapat seruan yang kasar di akhir hidup-Nya, ”salibkan Dia, salibkan Dia, bebaskan barnabas”. Suatu kenyataan yang bertolak belakang. Murid-murid setelah Yesus naik ke surga dihantui rasa takut. Mereka terpenjara oleh perasaan mereka sendiri dan mereka juga meragukan kuasa Tuhan Yesus. Jadi, jika kita ingin menikmati berkat Tuhan, keluarlah dari penjara ketakutan kita. Dan terpenting adalah jangan pernah meragukan kuasa Tuhan (Ef. 1:19. Pakai cara Tuhan, bukan cara kita sendiri.

2. Terus tinggal dalam hadirat Tuhan (Luk. 24: 53). Sekalipun banyak tantangan, doa tidak dijawab, jangan putus asa, teruslah tinggal dalam hadirat Tuhan. Kata ”terus” juga menyatakan suatu ”terobosan” untuk melawan kenyataan pahit / sakit hati, pikiran kalut, dan perasaan salah sangka terhadap Tuhan.

By: Daniel Setiawan - Minggu, 26 Juni 2011

RH Minggu, 03 Juli 2011

KESEMPATAN ITU ANUGERAH (1 Yohanes 1: 5 – 2: 6)

Ted Williams adalah seorang gelandangan yang tinggal di kemah pinggir jalan Columbus, Ohio. Pada tahun 80-an, ia adalah seorang penyiar radio, sebelum hidupnya dihancurkan oleh narkoba dan minuman keras sehingga ia kehilangan kariernya di radio. Ia hidup sebagai perampok, penipu, pemalsu, dan pengemis yang keluar masuk penjara. Suatu hari, sebuah studio rekaman menayangkan suara emasnya melalui YouTube. Dan, itu mengubah hidupnya menjadi sangat terkenal. Dalam siaran televisi NBC, William menyatakan "siap menjalani kesempatan kedua yang diberikan kepadanya".

1 Yohanes 1:8-9 berbicara tentang kesempatan baru yang Tuhan tawarkan kepada setiap orang berdosa yang mau bertobat serta dengan sungguh-sungguh datang kepada Kristus; mengakui segala dosanya. Karena Allah itu setia, Dia akan mengampuni (tidak menghukum) dan menyucikan (menjadikan bersih) segala kesalahan kita. Mari memakai kesempatan hidup yang Tuhan anugerahkan lewat pengurbanan Kristus. Yakni dengan tidak bermain-main dengan dosa, tetapi dengan menuruti perintah-perintah-Nya.

RH Sabtu, 02 Juli 2011

RAGAM EKSPRESI IMAN (Ibrani 11)

Ibrani 11 kerap disebut sebagai "Aula Para Tokoh Iman". Namun, tak salah juga kita menyebutnya sebagai "Aula Keanekaragaman Iman". Tokoh-tokoh yang tercantum di dalamnya memang memiliki satu kesamaan: mereka sama-sama orang yang "percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (ayat 6). Namun, lihat saja keanekaragaman bentuk iman mereka. Ekspresi iman Habel berbeda dari ekspresi iman Henokh; lain dari ekspresi iman Nuh; berlainan pula dengan ekspresi iman Yakub. Abraham mengorbankan anaknya; Musa menolak harta dan kesenangan Mesir; Rahab melindungi mata-mata Israel. Setiap orang mengungkapkan kesaksian imannya secara unik dan khas menurut panggilan hidup masing-masing. Tidak ada yang persis sama; namun masing-masing menyenangkan hati Allah.

Kita perlu memiliki iman yang serupa dengan iman orang-orang kudus di dalam Kitab Suci. Namun, kita tidak perlu meniru bulat-bulat ekspresi iman mereka. Keberadaan kita justru dimaksudkan untuk memperkaya ragam ungkapan iman kepada Allah.

RH Jumat, 01 Juli 2011

AKAR PAHIT (Ibrani 12: 1-17)

Akar pahit yang menyerang hati manusia juga bagai duri; sedikit saja menggores hati kita, racunnya akan menyebar ke seluruh hidup kita. Itu sebabnya dalam Alkitab banyak sekali ayat yang mengingatkan orang beriman agar menjaga hati. Sebab, seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati mencerminkan manusia itu. Lalu, bagaimana menjaga hati agar tidak "ditumbuhi" akar pahit? Ibrani 12:15 mengingatkan jemaat agar jangan menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, sebab itu akan menimbulkan akar pahit. Sebaliknya, jemaat Tuhan dipanggil untuk hidup kudus. Yakni, mengkhususkan hidup untuk menaati Allah, hidup dalam kasih dan kemurahan Allah, dan berdamai dengan semua orang (ay. 10, 14). Jagalah hati kita agar tidak ditumbuhi akar pahit. Orang yang hatinya dipenuhi akar pahit hanya akan menularkannya pada orang lain; dan membuat hidup serba pahit, murung, penuh ketidakpuasan, pertengkaran, selalu mencari kesalahan orang sebagai bahan kritik yang menyakitkan. Akan tetapi, orang yang hatinya dipenuhi kasih karunia Allah akan selalu menularkan perdamaian, persahabatan, dan nasihat yang membangun serta membesarkan hati. Hati pahit hanya membuat hidup suram. Hati yang dekat Tuhan membangkitkan hidup yang muram.

RH Kamis, 30 Juni 2011

DOA BUNTU (Yakobus 4: 1-3)

Tahukah Anda dead letter office (kantor surat buntu)? Sejak 1825 Kantor Pos Amerika Serikat menyediakan kantor surat buntu untuk menampung surat yang tidak dapat dikirimkan. Surat buntu biasanya karena alamat tujuan dan alamat pengirim tidak jelas, seperti surat kepada Sinterklas. Pada 2006 saja jumlah surat buntu mencapai 90 juta. Untuk melindungi privasi konsumen, surat tanpa identitas jelas itu dihancurkan, kecuali lampiran berharganya yang diambil untuk dilelang. Kalau ada surat buntu, apakah ada doa buntu? Apabila yang dimaksudkan adalah doa-doa yang tidak terjawab, firman Tuhan menjawabnya secara tegas: Ada. Rasul Yakobus menyebutkan salah satu penyebabnya. Kita berdoa, bisa jadi dengan tekun dan bersungguh-sungguh, namun kita salah arah. Bisa salah permintaan, bisa juga salah motivasi. Doa kita egois, hanya berfokus pada kepentingan diri. Kita meminta sesuatu untuk memuaskan kesenangan pribadi. Atau, tanpa meminta petunjuk Allah, kita sudah menyusun rencana tertentu, dan dengan berdoa kita berharap Dia akan menerakan cap persetujuan-Nya tanpa campur tangan lebih jauh. Doa bukanlah sarana untuk memelintir tangan Allah agar mengikuti apa saja keinginan kita. Sebaliknya, doa adalah kesempatan untuk menyelaraskan langkah kita agar seiring dengan langkah Tuhan.

RH Rabu, 29 Juni 2011

PERTOBATAN SEJATI (Ulangan 1: 41-46)

Apa bedanya bertobat dan menyesal? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penyesalan adalah pengakuan yang menyatakan bahwa kita telah salah langkah. Sementara itu, pertobatan adalah pengakuan ditambah sikap rela memperbaiki kesalahan, dengan cara kembali tunduk pada perintah-perintah Allah. Pertobatan tanpa kesediaan untuk memperbaiki diri bukanlah pertobatan, melainkan baru penyesalan. Allah memerintahkan bangsa Israel untuk pergi dan menduduki pegunungan Amori (1:7), tetapi mereka menolaknya. Walaupun bangsa Israel memiliki alasan (1:28), jelas bahwa hal ini merupakan pemberontakan terhadap Allah. Dan, pemberontakan tersebut akhirnya mendatangkan penghukuman bagi mereka. Akan tetapi, ternyata berita penghukuman dari Allah tersebut tidak membawa mereka pada pertobatan, tetapi hanya sampai pada titik penyesalan.

Pertobatan tanpa disertai kesediaan untuk taat kepada Allah adalah pertobatan yang semu. Jadi, pertobatan bukanlah sekadar mengaku perbuatan-perbuatan salah lalu dengan emosional berupaya memperbaiki kesalahan tersebut. Pertobatan yang sejati hanya terjadi apabila kita bersedia merendahkan dan menundukkan diri kita kembali di hadapan Allah.

RH Selasa, 28 Juni 2011

PEMBUNUH RAKSASA (2 Samuel 21: 15-22)

Permainan tradisional anak-anak "main sut" masih punya pesan yang bagus sampai kini. Caranya, 2 anak saling beradu gerakan jari tangan. Telunjuk mewakili orang. Kelingking mewakili semut. Ibu jari mewakili gajah. Telunjuk menang melawan kelingking, tetapi kelingking mengalahkan ibu jari. Sedang ibu jari menang atas telunjuk. Prinsipnya, tak ada jari yang akan menang terus. Tak ada pemenang mutlak. Hidup manusia juga begitu. Siapa yang unggul atas siapa, akan silih berganti. Kita tahu Goliat si raksasa Filistin tewas di tangan Daud (1 Sam. 17: 48-50). Kita mengenal Daud sebagai pembunuh raksasa. Namun, Alkitab juga punya kisah lain. Di kemudian hari, Daud pernah nyaris dibunuh raksasa Filistin bernama Yisbi Benob, karena sangat letih berperang. Syukurlah Tuhan menolongnya melalui Abisai yang membunuh raksasa itu (ay. 16). Di dalam hidup ini, tidak ada peran tunggal. Orang satu sama lain saling membutuhkan. Sekarang saya kuat, bisa jadi esok malah melemah. Kini saya mampu memberi, lusa saya perlu menerima dari orang lain. Kita dipanggil untuk saling menopang. Saling bergantian memikul tanggung jawab. Keunggulan perlu diraih, diperjuangkan, dan dinikmati bersama. Sedangkan yang tetap jadi pemeran utama hanya ada satu: Tuhan!

RH Senin, 27 Juni 2011

MELIHAT TUHAN (Kisah Para Rasul 5: 1-10)

Menurut Yesus, hanya orang yang suci hatinya bisa melihat Allah. Kata "suci" berarti murni. Bersih. Tidak bercampur dengan apa pun. Hati yang suci mempunyai motivasi murni. Tidak mendua. Semata-mata ingin memuliakan Tuhan. Apabila orang beribadah dengan hati suci dan murni, ia pasti akan mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi. Entah lewat firman, nyanyian, bahkan ketika berdiam diri sekalipun. Sebaliknya, tanpa kesucian hati, ibadah menjadi sia-sia. Lihatlah Ananias dan Safira. Keduanya memberi persembahan istimewa. Menjual tanah untuk Tuhan, tetapi tidak dengan hati suci. Mereka memberi sambil pamer diri. Para rasul bahkan dibohongi soal jumlah yang dipersembahkan. Akibatnya, mereka tidak melihat Tuhan, malah dihukum Tuhan!

Apakah Anda sering merasa tidak puas ketika beribadah di gereja? Daripada menyalahkan apa dan siapa, periksalah diri sendiri. Sudahkah Anda beribadah dengan kesucian hati? Jika "ya", Anda tidak memerlukan khotbah hebat atau tata ibadah yang luar biasa untuk bisa bertemu Tuhan. Baru saja masuk ke rumah Allah, Anda sudah akan disapa dan berjumpa dengan-Nya!

Humor

Harimau Modern

Ada dua ekor sapi yang sedang makan rumput. Kemudian datanglah seekor harimau yang juga ikut makan rumput. Kedua sapi itu pun heran.
Sapi 1 : "Kok harimau makan rumput, ya?"
Sapi 2 : "Iya, kok tidak makan kita saja, ya?"
Harimau : "Sabar sedikit kenapa sih, saya kan mau menghabiskan selada dulu baru menu utamanya."

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. (Matius 23: 25)

Artikel

Misteri Sebuah Cinta dan Kesetiaan

Thomas Carlyle, seorang penulis asal Inggris yang hidup di tahun 1826 menikahi Jane Welsh yang juga berprofesi penulis. Jane mendedikasikan hidup dan keberhasilannya untuk melayani suaminya. Karena memiliki penyakit pada perutnya dan juga gangguan syaraf, Thomas kadang bertemparemen kasar. Karena Jean tahu masalah yang dialami Thomas ini, dia menyediakan makanan khusus untuk Thomas dan mengusahakan keadaan di rumahnya setenang mungkin sehingga Thomas bisa terus menulis.

Thomas sendiri sering tidak menyadari sikap melayani Jane ini atau menghabiskan banyak waktu bersama dengan wanita yang mencintainya dengan sepenuh hati tersebut. Namun dia menulis tentang Jane kepada ibunya seperti ini: “Saya dapat mengatakan di dalam hati saya bahwa dia… mencintai saya dengan penuh kesetiaan yang merupakan sebuah misteri bagi saya bagaimana saya layak untuk menerimanya. Dia… terlihat begitu riang dan lembut yang masuk dalam kemuraman saya, sebuah harapan baru muncul setiap kali saya menatap matanya.”

Tahukah Anda bahwa seseorang telah mencintai kita dengan penuh kesetiaan yang masih merupakan misteri bagaimana seorang berdosa seperti kita layak menerimanya! Dia adalah Bapa, “yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua.” Cintanya begitu luas, panjang, dalam dan tinggi serta melebihi pengetahuan kita. (Efesus 3: 18-19)

Artikel

Memerintah Dengan Ketaatan

Pada abad ke sebelas, Raja Henry III dari Bavaria mulai jenuh dengan kehidupan di istana dan tekanan-tekanan sebagai seorang raja. Ia akhirnya melamar kepada Pryor Richard di sebuah biara lokal dan meminta agar dirinya diterima sebagai anggota biara tersebut. Raja Henry ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan menjadi seorang biarawan.

“Ya, Raja,” kata Pryor Richard, “Apakah Anda memahami bahwa Anda harus berjanji untuk taat di sini? Itu akan sulit bagi Anda karena Anda adalah seorang raja.”

“Saya paham,” jawab Raja Henry. “Sisa hidup saya, saya akan taat kepada Anda, sebagaimana Kristus memimpin Anda.”

“Kalau demikian saya akan memberitahukan kepada Anda apa yang harus Anda lakukan,” kata Pryor Richard. “Kembalilah ke tahta Anda dan layanilah dengan setia dimana Allah telah menempatkan Anda.”

Ketika akhirnya Raja Henry III menutup usia, suatu pernyataan ditulis: “Raja telah belajar untuk berkuasa melalui ketaatan.”

Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. (Titus 3: 1)

Artikel

Tidak Menyerah, Bahkan Dalam Ancaman Maut

Kadang kehidupan berusaha merobohkan kita, saat kita sudah berada begitu dekat dengan mimpi kita. Hal ini pernah dialami oleh seorang pria bernama Lance Armstrong. Pada tahun 1996, Armstrong sedang di ambang pintu menuju mimpi besarnya untuk meraih gelar juara Tour de France. Dalam dunia persaingan balap sepeda, pertandingan ini menjadi ujian tertinggi kekuatan dan keuletan. Selama 22 hari, 20 tahap yang berbeda dan 2.286 mil, sejumlah atlet terbaik dunia berlomba mengarungi bukit dan lembah, melalui kota kecil dan besar untuk memenangkan gelar bergengsi itu.
Kemudian tragedi itu terjadi. Tanpa peringatan dan tanda-tanda apapun, Lance mulai batuk darah dan mengalami sakit kepala, penglihatannya menjadi kabur dan kesakitan di pangkal pahanya. Ketika hasil tes selesai dikerjakan, sebuah vonis mengejutkan disampaikan oleh dokter. Ia menderita kanker testis yang ganas. Bahkan ditemukan kanker itu telah menyebar ke perut, paru-paru, bahkan otaknya. Dilaporkan di paru-parunya saja ada 11 benjolan, bahkan beberapa sebesar bola golf. Pada otaknya ada 2 tumor yang membahayakan dan dokter menyatakan kemungkinan ia dapat bertahan hanya 50 persen saja. Dengan menganggap kanker seolah-olah tidak lebih dari tantangan bersepeda lainnya, Lance Armstrong menyingkirkan kekecewaannya dan mengembangkan suatu rencana tindakan. Mulai dari pembedahan otak sampai kemoterapi dijalaninya, ia melakukan apa saja yang ia bisa untuk tidak menyerah pada depresi, pengunduran diri atau kegagalan.
Lima bulan setelah diagnosis, Armstrong mulai berlatih kembali untuk meraih mimpinya dalam balap sepeda. Setelah menjalani pemulihan kesehatan yang ia jalani dengan cara yang luar biasa, ia meraih kemenangan yang mengagumkan di Tour de Luxumbourg, Rheinland-Pfalz Fundfarht di Jerman dan Cacade Classic di Oregon. Tidak lama setelah itu ia menduduki peringkat ke 4 di Tour of Holland dan Tour of Spain, salah satu perlombaan paling bergengsi! Pada tahun 1999, mimpinya akhirnya terwujud, ia memenangkan Tour de France dengan 7 menit, tiga puluh detik lebih cepat dari lawan-lawannya. Tidak hanya itu, ia mempertahankan gelarnya di Tour de France pada tahun 2000 dan 2001 dan menjadi pembalap satu-satunya dalam sejarah olahraga yang memenangkan gelar bergengsi itu tiga tahun berturut-turut.
Dalam hidup ini, Anda bisa menemukan hambatan dimana saja yang dapat menghalangi Anda meraih mimpi-mimpi Anda. Namun pilihannya ada di tangan Anda. Anda bisa memilih untuk berjuang dan dengan bantuan Tuhan menaklukannya dan meraih mimpi Anda, atau Anda menyerah, kalah dan mati tanpa pernah meraih apa yang telah Tuhan tetapkan dalam hidup Anda.

Ringkasan Khotbah Minggu, 19 Juni 2011

Tiga Tingkat Iman

1. TIDAK PUNYA IMAN (Mrk. 4: 37-40). Ada 3 tingkat iman yang disebutkan Tuhan Yesus. Tingkat pertama yang paling rendah adalah tidak punya iman. Orang yang tidak punya iman mempercayai bahwa Tuhan tidak peduli. Mungkin Anda berada dalam badai hari ini dan menurut Anda tampaknya Tuhan seperti sedang tertidur, tidak peduli, dan Tuhan sangat jauh. Percayalah Dia sangat mengasihi kita, bahkan hal-hal terkecil dalam hidupmu. Firman Tuhan mengatakan, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Ptr. 5: 7)

2. IMAN YANG KURANG (Mat. 6: 30-34). Tingkat kedua adalah iman yang kurang. Iman yang kurang adalah iman yang khawatir. Iman yang sibuk dengan kekurangannya dan bukan iman yang sibuk dengan Tuhan. Orang dengan iman yang kurang mempercayai bahwa Tuhan peduli. Tetapi konsentrasinya hanya kepada kebutuhannya sendiri. Itu adalah hal yang wajar, tetapi Allah Bapa tahu kita membutuhkan semuanya itu. Jadi, daripada berfokus pada kekurangan saja lalu khawatir tentang hari esok, mulailah fokus kepada Tuhan. Arahkanlah fokus kita pada kasih dan pemeliharaan Tuhan.

3. IMAN YANG BESAR (Mat. 8: 5-8, 10). Tingkat iman yang ketiga adalah iman yang besar. Iman yang besar mengatakan bahwa Firman Tuhan adalah semua bukti yang dibutuhkan, tidak peduli apa yang dikatakan oleh situasi dan kondisi.

Apa yang dapat membuat iman bertumbuh?
1. FIRMAN TUHAN (Rm. 10: 17). Iman bisa bertumbuh dengan mendengarkan Firman Tuhan. Alkitab (Firman Tuhan) adalah makanan bagi iman. Saat kita mengkonsumsi Firman Tuhan, iman kita menjadi kuat. Iman akan terbangun secara otomatis ketika kita mengkonsumsi Firman Allah. Mulailah banyak mengkonsumsi Firman Tuhan! Setiap hari, secara teratur!
2. TUHAN YESUS (Ibr. 12: 1-2). Tuhan Yesus juga membantu kita mengembangkan iman. Kita harus membangun hubungan dengan Tuhan Yesus. Luangkan waktu mulai sekarang. Setiap saat, secara teratur!
3. PERGUMULAN KEHIDUPAN (1 Tim. 6: 12). Tidak cukup hanya dengan mendengarkan kaset/CD pengajaran Alkitab sepanjang hari. Mendengar saja tidak cukup untuk mengembangkan iman. Kita harus menggunakan iman kita untuk menghadapi pertandingan iman. Tidak peduli apa yang mungkin akan kita alami hari ini, latihan akan mengembangkan iman kita. Percayalah bahwa Tuhan akan melakukan apa yang telah Dia janjikan.

By: Gembala Sidang - Minggu, 19 Juni 2011