JADWAL IBADAH

KEBAKTIAN DOA PUASA
Rabu, 19 Januari 2011 - Pk. 12.30 Wib
Pembicara: Pdp. Edy Sujanto

KEBAKTIAN DOA MALAM
Jumat, 21 Januari 2011 - Pk. 19.00 Wib
Pembicara: Ev. Novi Irawati

KEBAKTIAN WANITA
Sabtu, 22 Januari 2011 - Pk. 10.00 Wib
Pembicara: Pdt. Dwi Chresnadi

KEBAKTIAN PEMUDA
Sabtu, 22 Januari 2011 - Pk. 18.00 Wib
Pembicara: Bp. Harun

KEBAKTIAN UMUM
Minggu, 23 Januari - Pk. 07.30; 10.00; 17.00 Wib
Pembicara: Pdt. Edyanto D.
(Disertai Kebaktian Anak)

KEBAKTIAN REMAJA - Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 23 Januari 2011

KHAWATIR (Matius 6: 25-34)

Khawatir itu suatu perasaan yang manusiawi. Akan tetapi, tidaklah baik apabila kita terus menerus tenggelam di dalamnya. Saat kekhawatiran itu datang, setidaknya ada dua sikap yang cenderung kita ambil. Pertama, kita menyerah. Terlalu berfokus pada masalah, hingga masalah tersebut menjadi begitu besar dan menguasai diri, hingga membentuk keyakinan kita. Akibatnya, kita kehilangan sukacita dan semangat. Menjadi lumpuh dan tak berdaya. Kedua, kita memilih menempuh jalan pintas. Terlalu percaya diri, mengandalkan kekuatan sendiri. Nekat. Saat kehilangan akal sehat, tindakan didasarkan pada emosi sesaat. Keduanya tidaklah membangun.

Lalu, bagaimana seharusnya kita bersikap apabila kekhawatiran itu melanda? Redamlah kekhawatiran itu, dengan mengisi hati dan pikiran kita dengan pengharapan. Lalu, berserah dan berharap kepada Tuhan saja. Berserah dengan keyakinan bahwa bunga di padang pun Dia hiasi. Sambil tetap berharap dengan keyakinan di dalam doa. Jadi, saat Anda khawatir, janganlah putus berharap. Jalani hari ini dengan ringan bersama Tuhan. Serahkan rencana hari esok di tangan-Nya. Percayalah, Dia Mahakuasa menopang kita.

RH Sabtu, 22 Januari 2011

BERANI HIDUP (Filipi 1: 12-26)

Dalam pertandingan atau peperangan, kerap ada sebutan "pasukan berani mati". Mereka punya semangat tinggi dan siap mempertaruhkan segala milik mereka, bahkan sampai mati, demi memperoleh apa yang mereka perjuangkan. Semangat berani mati bisa mendorong seseorang untuk sungguh-sungguh berjuang. Namun, semangat "berani mati" juga terkadang disalahgunakan orang yang ditekan persoalan hidup. Berani mati karena ia sudah menyerah. Lalu mengakhiri hidup dan berpikir kematian adalah jalan keluar terbaik untuk bebas dari masalah.

Dalam hidup ini, pernahkah Anda berhadapan dengan keraguan untuk melangkah? Kita diingatkan untuk memiliki semangat "berani mati" bagi Tuhan, yang berarti mau terus maju untuk melakukan segala sesuatu dalam situasi sesulit apa pun demi menaati firman-Nya. Bukankah semangat ini juga yang dimiliki oleh para martir? Akan tetapi, kita juga dipanggil untuk memiliki semangat "berani hidup". Tidak memilih untuk melarikan diri atau mengelak saat persoalan menghadang, tetapi berani menghadapi dan menyelesaikannya bersama Dia yang memberi kita kekuatan.

RH Jumat, 21 Januari 2011

MATA RANTAI KEBAIKAN (Pengkhotbah 11: 1-8)

Sudah cukup lama seorang nenek melambai tangan di pinggir jalan, di sebuah malam yang hujan. Akhirnya, seorang pria mau berhenti. Si nenek meminta tolong agar pria tadi memperbaiki mobilnya yang mogok. Sejam berlalu dan mobil itu siap dipakai lagi. Merasa sangat berterima kasih, si nenek hendak memberi sejumlah uang. Akan tetapi, pria itu menolak. Katanya, "Jika Ibu ingin berterima kasih, berikanlah kebaikan kepada orang lain yang Ibu temui sambil mengingat pertemuan kita ini." Lalu, mereka berpisah.

Dua ayat pertama dari Pengkhotbah 11 mengungkap tentang menabur kebaikan. Hal yang perlu dilakukan kepada sebanyak mungkin pihak, ialah kebaikan itu terus "mengalir". Ada kalanya kebaikan itu bisa "kembali" kepada kita yang sudah memulainya. Bisa segera terjadi, atau lama sesudah kita menabur kebaikan tersebut. Maksudnya tentu bukan supaya kita melakukan kebaikan sambil mengharapkan pahala. Biarlah kebaikan itu terus tersalur seperti mata rantai. Mewarnai dunia dengan kasih. Pria dalam kisah di atas akhirnya mendapat manfaat yang kembali pada dirinya. Suatu hari, karena tergerak oleh belas kasih si nenek memberi uang kepada seorang pelayan restoran yang sedang hamil beserta catatan kecil, "Aku telah menerima kebaikan pada suatu malam yang hujan." Dan, perempuan hamil itu adalah istri pria tadi.

RH Kamis, 20 Januari 2011

TUHAN ATAS HARI DEPAN (Yeremia 29: 10-14)

Kitab Yeremia berkisah tentang bangsa Israel yang menjalani masa pembuangan di Babel. Kembali menjadi bangsa budak; bangsa jajahan. Dalam situasi demikian, Yeremia mengirimkan surat kepada orang-orang Israel di pembuangan. Isinya seputar janji pemulihan Allah bagi Israel setelah masa 70 tahun pembuangan di Babel. Isi surat Yeremia ini menjadi angin sejuk bagi Israel yang dalam kondisi demikian bisa jadi mempertanyakan penyertaan Tuhan. Mereka adalah bangsa pilihan, tetapi harus mengalami pembuangan dan tak tahu masa depan mereka kelak.

Seperti Israel yang ragu dan tak tahu pada masa depan mereka, kita pun buta akan hari depan. Namun, janji Tuhan pasti: memberikan hari depan yang penuh harapan (ay. 11). Syaratnya, kita sungguh-sungguh berseru, berdoa, dan mencari Dia dengan segenap hati, sabar dan setia di masa duka; bersyukur dan tetap mawas diri di kala suka. Lirik lagu ini kiranya menguatkan kita: Tak kutahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap/Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap/Oh tiada ku gelisah, akan masa menjelang/Ku berjalan serta Yesus, maka hatiku tenang/Banyak hal tak kupahami, akan masa menjelang/Tapi t’rang bagiku kini, tangan Tuhan yang pegang.

RH Rabu, 19 Januari 2011

DISIPLIN (2 Timotius 3: 10-17)

Korea Selatan kini merupakan salah satu negara yang disegani di dunia, dan dipandang berhasil membangun bangsanya. Mereka berhasil mencapai prestasi demikian dengan menanamkan kultur bangsa yang amat positif, yakni kultur bangsa yang sangat disiplin, selalu bekerja keras, pantang menyerah, dan tidak mau kalah dari bangsa lain. Ya, disiplin menjadi kunci keberhasilan bangsa Korea. Dalam Oxford Dictionary, kata discipline berarti pelatihan terutama atas akal budi dan kepribadian demi menghasilkan kemampuan menguasai diri, juga kebiasaan untuk taat. Intinya ada pada pembentukan akal budi yang mendarah daging, yang melahirkan karakter yang taat berdasarkan kemauan hati, bukan sekadar karena takut terhadap hukuman. Belajar dari Timotius, baiklah kita juga menertibkan dan membiasakan diri untuk melakukan disiplin-disiplin rohani dengan kesadaran dan kerelaan. Baik doa pribadi, persekutuan dengan saudara seiman, maupun pembacaan dan perenungan firman.

RH Selasa, 18 Januari 2011

BANG SANDY (Yakobus 1: 12-15)

Bang Sandy adalah salah seorang narasumber yang bersaksi tentang keterikatan pada narkoba, seperti yang pernah ia alami. Ia bahkan sampai terinfeksi HIV. Hidupnya hancur berantakan, kesehatannya terus memburuk. Namun, ketika ia mengenal Yesus, sedikit demi sedikit hidupnya berubah. Bukan saja secara rohani, melainkan juga secara jasmani. Kesehatannya membaik, walau tidak dapat sembuh 100%. Saat ini ia aktif melayani Tuhan. Sangat sulit untuk melepaskan diri, saat kita sudah "terikat" pada sesuatu. Keterikatan dosa sesungguhnya berawal dari keinginan untuk mencoba. Banyak dosa saat ini yang mewujud dalam berbagai tawaran yang tampak menarik. Jangan pernah menginginkan atau mencobanya, karena sekali kita merasakan nikmatnya, kita akan terikat, makin lama makin kuat. Memang sulit bagi kita yang sudah terikat dosa, untuk melepaskan diri. Akan tetapi, dengan komitmen kuat, doa dan dukungan saudara-saudara seiman, serta campur tangan Tuhan, pasti kita dapat terlepas dari itu semua.

RH Senin, 17 Januari 2011

LEBIH MURAH (Keluaran 15: 22-27)

Tiga hari berjalan di padang gurun tanpa mendapatkan air, begitu mendapati air di Mara, ternyata airnya pahit. Jelas saja mereka menggerutu. Namun, sungut-sungut itu menunjukkan ketidakpercayaan mereka akan pemeliharaan Tuhan. Nyatanya, Tuhan mengulurkan bantuan ketika Musa berseru kepada-Nya. Kemudian, mereka sampai di Elim. Tempat ini berlimpah air dan diteduhi pohon kurma. Menurut beberapa arkeolog, jarak dari Mara ke Elim itu sekitar 20 kilometer atau 1 hari perjalanan. Dengan kata lain, seandainya saja bangsa Israel mau bersabar sehari lagi, mereka tidak perlu mengomel pada Tuhan. Kadang-kadang kita juga melewati tempat seperti Mara: ketika kita merasa merasa terjepit oleh persoalan hidup dan Tuhan seakan tidak peduli, ternyata Dia sedang menyiapkan pertolongan yang tak terduga dan lebih baik dari yang kita harapkan. Karenanya, ketika keadaan memburuk, jangan biarkan sikap negatif menggerus kepercayaan kita kepada Tuhan.

Artikel

Start From Zero

"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota."
(Lukas 19: 17)

Mungkin tidak semua diantara Anda mengenal sosok pria yang satu ini, tetapi bila melihat apa yang dilakukannya, Anda pasti kagum dan tidak akan percaya. Dunia mencatat namanya sebagai penakluk Gunung Everest yang memiliki puncak tertinggi di dunia. Ya, nama orang ini adalah Tensing Norgay.

Sebelum Norgay membuat dunia terkagum dengan apa yang dikerjakannya, ia menemani para pendaki gunung sebagai Sherpa (pengangkut barang). Itu dilakukannya tidak hanya sekali, tetapi beberapa kali. Mulai dari gunung yang memiliki ketinggian 22.000 kaki sampai lebih dari 29.000 kaki, semua telah dilaluinya, bahkan ia harus turut serta dalam 6 kali pada 7 tim ekspedisi sebelum benar-benar menaklukkan gunung Everest.

Apa yang bisa kita pelajari dari seorang Tensing Norgay? Ia memulai sesuatu yang besar dari nol - he start from zero. Tidak ada kesuksesan yang datang tiba-tiba atau hasil yang mengagumkan dengan hal yang sangat kecil. Seorang penulis buku pernah menuliskan dalam satu hasil karyanya seperti ini, "kita tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi kita harus memulai untuk menjadi hebat."

Apa yang saat ini Anda miliki di dalam diri Anda? Identifikasi hal itu dan mulailah dari sana. Ketika Anda setia melakukan hal-hal kecil itu, maka hal-hal yang besar telah menanti di depan untuk Anda kerjakan.

Sesuatu yang spektakuler tidak akan pernah ada apabila tanpa diawali dengan melakukan hal yang sederhana.

Artikel

Kupu-kupu dan Kaktus

Suatu ketika seorang lelaki mohon kepada Tuhan sekuntum bunga dan seekor kupu-kupu namun Tuhan malah memberinya sebonggol kaktus .... dan seekor ulat.

Alangkah sedihnya lelaki itu, ia tak mengerti kenapa permintaannya keliru. Pikirnya, "Oh, Tuhan masih banyak tugas mengurus orang-orang lain ...". Dan dia memutuskan tidak akan mempertanyakannya lagi.

Setelah beberapa waktu, si lelaki memeriksa kembali permintaan yang telah lama dilupakannya. Betapa terkejutnya dia, dari sebonggol tanaman kaktus berduri dan jelek itu tumbuhlah sekuntum bunga yang elok. Dan ulat yang menjijikkan telah berubah menjadi kupu-kupu yang sangat cantik.

TUHAN selalu melakukan yang terbaik! Cara-NYA SELALU paling baik, walaupun bagi kita kelihatannya tidak baik. Jika Anda memohon sesuatu kepada Tuhan dan ternyata yang diterima berbeda, PERCAYALAH!! Yakinlah bahwa DIA akan selalu memberikan kebutuhanmu pada saat yang tepat. Apa yang Anda inginkan ...tidak selalu sesuai dengan kebutuhan! Tuhan takkan pernah serta merta mengabulkan doa kita. Teruslah khusuk berdoa untuk-NYA tanpa ragu dan menggerutu.

Hari ini PENUH ONAK BERDURI .... Esok akan menjadi BUNGA yang INDAH!

HUMOR

Belalang Amerika

Seorang turis dari Texas, Amerika sedang mengendarai mobil di Calgury, gurun yang terkenal di Aussie. Turis Amrik itu berkata, "Ah, dibandingkan di Amerika, gurun ini masih kalah luas". Saat melihat pertambangan di sana, turis di Amerika berkata lagi, "Di Texas, pertambangan kami jauh lebih besar."

Turis itu terus dan terus membanggakan Amerika. Tiba-tiba di hadapan mereka meloncat seekor kanguru. Karena belum pernah melihat binatang berkantong itu sebelumnya, turis itu bertanya, "Apa itu tadi?"

Dengan tersenyum lebar, orang Australia itu berkata, "Lho, Anda belum pernah melihat belalang Australia?"
Turis Amerika itu melongo dan tidak komentar apa-apa lagi setelah itu.

"Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.” (1 Samuel 2: 3)
Frank Slazak

Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini? Tuhan, biarlah aku yang terpilih, begitu aku berdoa. Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. KenapaTuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan kejam? Aku berpaling pada Ayahku. Katanya, “Semua terjadi karena suatu alasan.”
Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. TUHAN, sebenarnya aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku? 73 detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang. Aku teringat kata-kata ayahku, “Semua terjadi karena suatu alasan.” Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah. Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur kepada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan.
Ternyata, TUHAN mengabulkan doa kita dengan 3 cara:
· Apabila TUHAN mengatakan YA; maka kita akan mendapatkan APA YANG KITA MINTA.
· Apabila TUHAN mengatakan TIDAK; maka kita akan mendapatkan YANG LEBIH BAIK.
· Apabila TUHAN mengatakan TUNGGU; maka kita akan mendapatkan yang TERBAIK sesuai dengan kehendak-NYA.

TUHAN tidak pernah terlambat, DIA juga tidak tergesa-gesa, DIA selalu tepat waktu.

Ringkasan Khotbah Minggu, 09 Januari 2011

Baik, Setia dan Bertanggung jawab
(Matius 25 : 21, 23)

Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan kepada murid-murid mengenai kepercayaan yang Tuhan berikan kepada orang-orang yang menjadi hamba-hamba-Nya. Apa saja di dalam dunia ini yang menentukan untuk memperoleh sesuatu, haruslah memenuhi syarat yaitu: baik, setia, bertanggung jawab. Jika ada syarat yang lain boleh-boleh saja. Tetapi hal itu tidak mendasar dalam menentukan semuanya itu. Ada tiga berkat yang dijanjikan bagi seseorang yang melakukan pekerjaannya dengan baik, setia dan bertanggungjawab, yaitu:
1. Berkat pujian dari Tuhan. Kita dipuji Tuhan oleh karena kita berkerja baik, setia dan bertanggung jawab.
2. Berkat promosi dari Tuhan dalam pekerjaan. Jika di tahun ini kita mau meningkat kita harus baik, setia dan bertanggung jawab dalam pekerjaan.
3. Diberikan tinggal bersama Tuhan, tidak pernah ada air mata, kesusahan, sebab sorga yang mulia disediakan untuk orang yang baik, setia dan bertanggung jawab.

Bidang apa saja kita harus baik, setia dan bertanggung jawab?
1. Pekerjaan. Jika ada orang yang bekerja selalu pindah-pindah maka orang itu tidak setia dalam pekerjaannya. Bagaimana bisa bekerja mau meningkat jika tidak setia, tanggung jawab dan bekerja dengan baik. Daud dipilih Tuhan karena hatinya untuk mengembalakan umat Israel, tetapi Tuhan juga melihat potensi yang ada pada Daud (1 Sam. 17: 34-36). Tidak ada orang kaya tiba-tiba menjadi kaya, tetapi orang bisa kaya karena ada potensi yang dimilikinya baik, setia dan bertanggung jawab.
2. Keuangan (Luk. 16: 10,11). Jika kita tidak bisa setia dalam hal keuangan, siapa yang akan mempercayakan harta yang sesungguhnya. orang kalau mau meningkat kehidupannya harus setia, dan bertanggung jawab dalam keuangan. Apakah kita sudah bayar persepuluhan? Waktu dapat gaji apakah kita gunakan dengan baik, setia dan bertanggung jawab dalam pengeluaran.
3. Setia dalam harta orang lain (Luk. 16: 12). Setia dan bertanggung jawab dalam hal harta orang lain salah satunya, ialah apakah rumah kontrakan, sepeda motor kantor kita jaga dan rawat dengan baik. Jika perbuatan ini dilakukan ini merupakan baik, setia dan bertanggung jawab, maka Tuhan akan memberikan kepada kita harta, sebab kita menjaga dengan baik, setia dan bertanggung jawab.

By: Gembala Sidang -- Minggu, 09 Januari 2011