JADWAL IBADAH

Alami
kasih setia Tuhan
setiap hari

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. John Massie
Jumat, 16 Mei 2008 - Pk. 19.00 WIB
Kebaktian Wanita
Pembicara: Ibu Yovita R.P.
Sabtu, 17 Mei 2008 - Pk. 10.00 WIB
Kebaktian Pemuda
Pembicara: Pdp. Rubbyanto K.
Sabtu, 17 Mei 2008 - Pk. 17.30 WIB
Nikmatilah Berkat
Tuhan Senantiasa
melalui
Hubungan yang Intim
Bersama-Nya

KOTBAH

Kemenangan dari Allah
(1 Yohanes 5:4)
Kita adalah pemenang. 1 Yohanes 5:4 berkata “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” Allah telah memilih kita untuk menjadi pemenang (Yer 1:45). Secara jasmani, kita dilahirkan sebagai pemenang. Demikian pula dalam Roh, kita juga adalah anak-anak pemenang. Dengan iman kita memperoleh kemenangan itu (1 Yoh 5:4-5). Kita tidak perlu bergumul sendiri untuk menang karena kemenangan itu diberikan oleh Allah. Paulus berkata dalam 1 Korintus 15:57, “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Di tengah berbagai krisis yang terjadi saat ini kita tidak perlu tertekan dan panik, karena kita tahu bahwa kita adalah pemenang. Beberapa hal yang harus kita lakukan ketika masalah itu datang adalah (1 Kor 10:13):
1. Kita harus tahu bahwa masalah itu biasa.
Kita bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah. Ada banyak orang yang mengalami masalah, karena itu kita harus katakan bahwa masalah yang kita hadapi adalah biasa.

2. Kita harus tetap bersukacita.
Firman Tuhan berkata: “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.” (1 Ptr 1:6) Ketika masalah itu datang, kita dapat bersukacita karena kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28).

3. Kita harus mengatakan bahwa Allah itu setia.
Allah itu setia. Dia selalu menyertai kita dalam segala keadaan. Itulah sebabnya ketika ada masalah datang, katakan dengan iman “Allah setia”.

4. Kita harus mengerti bahwa Allah tidak akan mengijinkan pencobaan melebihi kekuatan kita. Ia selalu memberikan jalan keluar kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Kita tidak perlu takut menghadapi tantangan hidup karena Allah telah memberikan kemenangan kepada kita. Amin
By: Rev. Chrispus Jayaratnam - Minggu, 4 Mei 2008

ARTIKEL

Lebih Dahsyat dari Bom Atom

Doa dan Kekristenan tidak dapat dipisahkan. Kehidupan Kekristenan yang berhasil ditentukan oleh kehidupan doanya. Masalahnya, doa tidak lagi merupakan kewajiban bagi banyak orang Kristen. Mereka mengelompokkan doa ke dalam klasifikasi hak! Tapi tentunya kita tidak akan menggolongkan "bernafas" ke dalam klasifikasi hak, bukan?
Masih banyak orang Kristen menganggap doa sama dengan meminta. Mereka belum masuk ke dimensi yang lebih dalam lagi tentang arti doa. Padahal J. Edgar Hoover, mantan direktur FBI (biro penyelidik federal Amerika), pernah mengatakan: "Doa mempunyai daya ledak lebih dahsyat dari bom atom. Kekuatannya melebihi segala kekuatan yang dapat dibuat oleh manusia......"
Apakah doa itu? 3 poin berikut kiranya memberi pengertian yang lebih dalam akan arti doa:
1. Doa adalah Komunikasi. Atau dengan kata lain, doa adalah percakapan antara sepasang kekasih. Doa adalah percakapan antara sahabat. Doa adalah percakapan antara seorang ayah dengan anaknya. Itulah doa, mengasyikkan, penuh keakraban keintiman, dan kenikmatan. Bila doa hanya berarti permintaan, lima menit saja sudah membosankan. Buanglah gambaran yang salah selama ini perihal doa. Bayangkan ketika kita sedang berlutut, kita sedang menghadap Bapa kita, sehingga akan timbul kegentaran dan kerinduan dalam hati saat kita menghampiri-Nya.
2. Doa adalah Nafas. Kalau kita merasa bahwa menghirup udara itu penting, maka doa adalah pekerjaan menghirup udara rohani, yaitu hadirat Tuhan. Seandainya hidung kita dipencet dan mulut dikatup, beberapa menit kemudian kita akan dinyatakan "almarhum" dan "almarhumah"! Sekarang ini banyak mayat-mayat hidup beribadah di gereja, tubuhnya bergerak tapi rohaninya mati karena tidak bernafas lagi! Mereka tidak pernah berdoa lagi. Atau berdoapun hanyalah sebagai formalitas. Rohani mereka mati! Firman Tuhan berkata: "BANGUNLAH, hai kamu yang tidur dan BANGKITLAH dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu" (Ef. 5:14).
3. Doa adalah Peristiwa Supranatural. Doa bukanlah peristiwa alamiah biasa, karena pada saat kita berdoa, kita sedang memasuki dunia roh, dunia yang berada di luar jangkauan akal manusia. Salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa, Isaac Newton, pernah mengatakan demikian: "Aku dapat melihat melalui teleskopku jutaan dan jutaan mil ke angkasa luar; tetapi aku dapat meletakkan teleskop itu dan masuk ke kamarku, menutup pintu, dan berlutut, berdoa. Aku dapat melihat lebih banyak lagi langit dan mendekat kepada Allah yang tidak pernah dapat dilakukan oleh teleskop dan peralatan apapun di bumi ini." Doa adalah "teleskop" supranatural yang mampu menembus hingga ke sorga!
Sejauh apakah pengertian kita tentang doa? Renungkan lagi dengan sungguh-sungguh ketiga poin di atas. Kalau kita merindukan pengalaman rohani yang dalam dengan Kristus, rindu akan berkat-berkat-Nya dicurahkan, rindu semakin akrab dengan Tuhan, berdoalah dengan sungguh-sungguh. Jangan jadikan doa sebagai beban, tetapi sebagai nafas hidup. Berdoalah bukan karena kewajiban tetapi karena kita suka melakukannya. Baca: Nehemia 4:1-23; Efesus 5:14-21.
***************************************************************************************************************
Bangun
Persekutuan
dengan
Roh Kudus
Baca &
Renungkan
Firman Tuhan

RH MINGGU, 18 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 3; 2 Taw. 1; Mzm. 78; 2 Tes. 2
Jangan rakus (Lukas 12:13-21)
Philip Parham menceritakan sebuah kisah tentang seorang pengusaha kaya yang mendatangi seorang nelayan yang sedang duduk bermalas-malasan di samping perahunya. "Mengapa Anda tidak pergi menangkap ikan?" tanyanya. "Karena saya telah memperoleh cukup banyak ikan untuk hari ini," jawab nelayan itu. "Mengapa Anda tidak menangkap ikan lebih dari yang Anda butuhkan?" tanya pengusaha itu. "Apa yang harus saya lakukan dengan ikan-ikan yang lebih itu?" "Anda dapat memperoleh sejumlah uang," jawab pengusaha itu tidak sabar. "Kemudian membeli sebuah kapal yang lebih baik sehingga Anda dapat menjangkau tempat yang lebih dalam dan menangkap lebih banyak ikan, serta memperoleh banyak uang. Akhirnya Anda akan dapat memiliki satu armada kapal dan menjadi orang kaya seperti saya." Lalu nelayan bertanya, "Setelah itu apa yang harus saya lakukan?" "Anda dapat santai dan menikmati hidup ini," jawab pengusaha itu. "Menurut Anda, apa yang sedang saya lakukan sekarang?" sahut nelayan itu sambil memandang laut yang tenang.Cerita di atas mengandung suatu kebenaran: Apabila kita hidup hanya untuk memperoleh kesejahteraan material, kita tidak akan pernah merasa puas. Hidup itu lebih dari sekadar barang milik. Belajarlah untuk percaya lebih sungguh kepada Allah yang telah memberi kita segala sesuatu untuk dinikmati.

RH SABTU, 17 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 2; 1 Taw. 29; Mzm. 95; 2 Tes. 1
Ketika seseorang pergi (1Tesalonika 4:13-18)
Kakak-kakak Stevie sedang pergi kamp dan dalam perjalanan misi, sehingga waktu ini merupakan waktu yang baik bagi ayah dan anaknya untuk berekreasi ke bandara. Kami baru saja meninggalkan McDonald dan sedang dalam perjalanan mengunjungi kokpit DC-9 ketika Stevie mengejutkan saya. Setelah saya berkata, "Perjalanan ini menyenangkan bukan?" Stevie menjawab dengan sedihnya, "Ya, tetapi tidak cukup bila tanpa Melissa. Saya membayangkan, angan-angannya pasti dipenuhi oleh pikiran tentang pesawat dan hamburger, sehingga memikirkan kakaknya yang berumur 8 tahun adalah hal yang tak terduga.
Perasaan yang ada padanya mengingatkan saya betapa penting kasih kita terhadap orang lain. Ketika mereka pergi, berbagai kegiatan tidak dapat membuat kita berhenti memikirkan mereka dan berharap mereka bersama dengan kita. Kenyataan ini memiliki arti khusus bila kita memiliki seseorang yang telah meninggal. Hidup tidaklah sama tanpa kehadiran mereka. Dalam kesedihan, Allah menghibur dengan mengatakan bahwa kita tidak perlu "berduka cita" seperti orang-orang lain yang tidak memiliki harapan. Kita dapat melihat jauh ke depan, pada saat Yesus datang kembali kita akan bersama-sama mereka. Kebenaran ini merupakan sebuah penghiburan yang sangat baik ketika seseorang pergi meninggalkan kita.

RH JUM'AT, 16 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 1; 1 Taw. 28; Mzm. 91; 1 Tes. 5
Tertawa yang baik dan buruk (Pengkhotbah 3:1-8)
Seorang dokter sekaligus ahli psikologi mengatakan bahwa tertawa adalah baik untuk kita. Hal ini tidak perlu diragukan, karena Alkitab sendiri mengatakan bahwa “Hati yang gembira adalah obat yang manjur" (Ams 17:22). Alkitab membedakan antara tertawa yang baik dan tertawa yang buruk. Penulis kitab Pengkhotbah menyatakan bahwa bagi orang-orang yang tidak memiliki tempat bagi Allah di hatinya, tertawa tidak lebih berharga dari duri yang terbakar. Allah mencela setiap lelucon yang meremehkan orang lain atau menjadi lelucon yang amoral. Dosa bukanlah hal yang patut ditertawakan.
Joe E. Brown adalah seorang bintang film kelas atas dan seorang komedian pada masa Perang Dunia II. Ketika menghibur pasukan Amerika di Pasifik Selatan, ia diminta untuk menceritakan beberapa "lelucon kotor." Ia menjawab, "Anakku, seorang pelawak seperti saya hidup untuk tepuk tangan dan hal-hal yang lucu.... Namun jika menceritakan sebuah lelucon kotor merupakan harga yang harus saya bayar untuk menghiburmu, saya tidak tertarik untuk hal itu. Saya tidak akan melakukan peran yang akan mempermalukan ibu saya, dan saya tidak akan pernah mau melakukannya. Kemudian prajurit-prajurit mengguncangkan hutan dengan sorak-sorai

RH KAMIS, 15 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Taw. 25-27; 1 Tes. 4
Mengapa ke gereja? (Ibrani 10:19-25)
Willian Willimon, pendeta Universitas Duke, diundang untuk berkhotbah di salah satu gereja pusat. Ibadah itu, dengan segala persiapan, selesai dalam waktu 2,5 jam. Ketika selesai, Willimon begitu letih dan bertanya kepada pendeta, "Mengapa orang-orang ini tinggal di gereja begitu lama?" Pendeta itu menjawab, "Pengangguran mendekati 50% di sini. Ini berarti dalam seminggu, apapun yang mereka lihat, apapun yang mereka dengar berbicara kepada mereka: ‘Anda adalah seorang yang gagal. Anda tidak berarti apa-apa karena Anda tidak memiliki pekerjaan yang baik, Anda tidak memiliki mobil yang bagus, Anda tidak memiliki uang.’ Jadi, saya harus memusatkan perhatian mereka pada Kristus. Pujian, doa, khotbah yang saya lakukan untuk mereka menegaskan, ‘Itu bohong! Anda adalah keluarga raja! Anda adalah penduduk kerajaan Allah!’ Membutuhkan waktu yang panjang bagi saya untuk dapat benar-benar meyakinkan mereka!".
Jadi, mengapa ke gereja? Karena Allah menggunakan nasihat dan kasih dari saudara seiman untuk mengembalikan keyakinan kita bahwa pesan-pesan dunia adalah suatu kebohongan dan kabar baik dari Allah adalah benar.

RH RABU, 14 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Taw. 22-24; 1 Tes. 3
Berbicara dan bertindak (Yakobus 3:13-18)
Dalam drama Yunani kuno, seseorang yang berada di balik tirai akan memperingatkan pemeran di panggung yang bermain di luar tuntutan skenario. Orang yang bertugas di balik tirai ini mengingatkan saya pada masalah yang kita alami sehari-hari sebagai orang Kristen. Banyak dari antara kita yang pandai dalam menyuarakan hal-hal yang rohani namun tak melakukannya. Itulah kemunafikan.

Orang Kristen yang memiliki pengaruh terkuat bagi dunia dan yang dapat berbicara tentang Kristus dengan efektif adalah orang Kristen yang mampu menyelaraskan antara tindakan dan kata-katanya. Ketika Yakobus berbicara tentang "hikmat yang dari atas" ia melukiskannya sebagai yang "murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik".

RH SELASA, 13 Mei 2008

Bacaan setahun: 2 Sam. 24; 1 Taw. 21; Mzm. 30; 1 Tes. 2
Tukang batu dan pemain biola (Roma 12:1-8)
Seorang pemain biola mempunyai saudara yang bekerja sebagai tukang batu. Suatu hari seorang wanita mengungkapkan pada tukang batu itu betapa senangnya mempunyai anggota keluarga seorang musisi. Kemudian wanita itu menambahkan, "Tentu saja, kita semua tidak memiliki kemampuan yang sama, bahkan dalam satu keluarga beberapa anggotanya nampak memiliki kemampuan yang lebih daripada yang lainnya. Tukang batu itu menyahut, "Coba Anda jelaskan pada saya! Saudara saya yang pemain biola itu tidak tahu sama sekali bagaimana menyusun batu bata. Dan jika ia tidak bisa menghasilkan uang dari permainan musiknya, ia tidak akan mampu mempekerjakan orang yang tahu bagaimana membangun sebuah rumah. Jika ia sendiri harus membangun rumahnya, ia pasti gagal."
Di dalam gereja, Allah memberi kita karunia yang berbeda-beda pula. Tanggung jawab kita adalah melatih karunia rohani yang diberikan Allah kepada kita. Jika kita melakukannya, kita saling membangun iman dan menjalin keharmonisan dalam tubuh Kristus.

RH SENIN, 12 Mei 2008

Bacaan setahun: 2 Sam. 21-23; 1 Tes. 1
Hari kenaikan (Yoh 16:7-15)
Kebanyakan dari kita telah mengetahui arti penting kelahiran Kristus, ketika Allah menjadi manusia; salib, ketika hukuman dosa terbayar; dan kebangkitan, ketika kuasa kematian dipatahkan. Namun bagaimana halnya dengan kenaikanNya? Mengapa peristiwa ini amat penting? Kembalinya Yesus pada BapaNya mempengaruhi kehidupan setiap orang, baik orang-orang beriman maupun orang-orang yang tidak percaya. Setelah kembali ke surga, Dia mengutus Roh Kudus yang akan menunjukkan kepada semua orang tentang kebutuhan akan Juruselamat bagi mereka. Yesus juga berkata bahwa Penghibur itu adalah penolong dan Guru bagi orang-orang percaya.
Hari Kenaikan Yesus Kristus mengingatkan kita bahwa Tuhan yang agung tidak hanya meneruskan pelayananNya terhadap kita, tetapi melalui Roh Kudus Dia juga memanggil orang-orang berdosa untuk datang kepadaNya.