RH Minggu, 26 Desember 2010

APA KATA ANDA? (Matius 16: 13-20)

Murid-murid Yesus telah cukup panjang melewatkan waktu bersama Yesus. Mereka telah melihat berbagai karya dan mukjizat Yesus; memberi makan 5000 orang; memberi makan 4000 orang; menyembuhkan banyak orang sakit; dan sebagainya. Suatu saat, Yesus dan murid-murid tiba di Kaisarea Filipi. Di situ Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya mengenai siapa diri-Nya. Dia ingin tahu pendapat para murid mengenai diri-Nya. Lewat pertanyaan itu, Yesus ingin para murid memberi jawaban yang berasal dari pengalaman dan penghayatan hidup mereka bersama Yesus, bukan mengutip kata orang lain. Ketika Petrus mengatakan "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Ini jawaban yang berbeda dengan pendapat umum yang menyebut Yesus adalah "Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang nabi." Jawaban yang muncul dari pengenalan pribadi semacam ini dihargai Yesus sebagai karya Allah dalam hati orang beriman. Siapa Yesus menurut Anda? Adakah jawaban Anda berasal dari pengalaman bersama Tuhan? Atau, kita masih mengutip kata-kata orang, khotbah pendeta, tulisan dalam sebuah buku? Hal-hal itu memang berguna, tetapi lebih dari itu Tuhan ingin kita mengenal-Nya secara pribadi melalui kehidupan yang dijalani bersama-Nya. Kiranya setiap hari kita makin mengenal Yesus, agar dapat bersaksi kepada dunia dengan keyakinan bahwa Dialah Tuhan.

RH Sabtu, 25 Desember 2010

KERJA KERAS (Rut 2: 1-16)

“Di mana ada usaha, di situ ada jalan". Ungkapan ini tampaknya cocok dengan pengalaman Rut bersama Tuhan. Setelah Rut mengambil keputusan untuk meninggalkan Moab dan hidup bersama Naomi di Israel, ia pun mengambil keputusan untuk tidak tinggal diam. Rut meminta izin agar ia dapat pergi ke ladang untuk mengumpulkan jelai. Tujuannya jelas: supaya ia dapat membantu mertuanya mendapatkan makanan. Hasil kerja Rut ternyata tidak sia-sia. Ia tidak hanya dapat mengumpulkan banyak jelai, tetapi di ladang itulah ia juga berjumpa dengan Boas. Adakah campur tangan Tuhan di sana? Tentu saja. Ketika Rut bekerja keras, Tuhan membuka jalan. Ketika Rut dengan segenap hati memungut jelai, Tuhan memberi lebih. Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa orang malas lebih baik tidak usah makan (2 Tes. 3: 10). Ia bahkan harus belajar kepada semut (Ams. 6: 6). Tuhan tidak pernah menciptakan manusia untuk menjadi pemalas. Tuhan mencipta manusia sebagai makhluk yang bekerja. Mulai sekarang, jangan hanya duduk diam menanti berkat turun dari surga. Lakukanlah sesuatu. Berikan yang terbaik dari kesanggupan yang ada pada kita. Bekerjalah dengan sepenuh hati. Itulah bagian kita. Sertai dengan doa di segala waktu. Kita tidak pernah tahu bagaimana Tuhan akan memakai sesuatu yang kita lakukan dengan sepenuh hati saat ini, untuk menghasilkan hal-hal yang luar biasa kelak.

RH Jumat, 24 Desember 2010

DI TEMPAT PERTAMA (Matius 1: 18-25)

Kita kerap menginginkan agar orang-orang terdekat kita memberi paling banyak perhatian untuk kita. Bahkan, ketika mereka memberi banyak waktu untuk melayani, kita bisa merasa terganggu. Dengan bersikap demikian, tanpa sadar kita telah menganggap Tuhan sebagai "pesaing". Mungkin karena kita merasa "memilikinya", maka kita berhak atas dirinya. Kita lupa bahwa baik kita maupun orang-orang terdekat kita adalah milik Tuhan, yang diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Dia persiapkan sebelumnya. Ini pula yang Yusuf lakukan. Ketika Malaikat memberi tahu bahwa anak yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus, Yusuf taat dengan tetap mengambil Maria sebagai istrinya. Ia tidak bersetubuh dengan Maria, sampai Maria melahirkan. Ini menunjukkan betapa Yusuf membuang egonya sebagai suami dan mendukung Maria menggenapi rencana Allah. Yusuf menjaga Maria dan bayinya dengan segenap hati. Demikianlah Yusuf bersama Maria menggenapkan rencana Allah yang kekal melalui kehidupan mereka. Ketika Tuhan menyatakan panggilan dan kehendak-Nya dalam hidup kita maupun orang-orang terdekat, kita mesti menaati-Nya. Indah, jika kita bersama-sama menggenapi rencana Tuhan. Seperti Yusuf dan Maria saling mendukung pelayanan yang dilakukan.

RH Kamis, 23 Desember 2010

UJIAN KERENDAHAN HATI (1 Samuel 16: 11-13; 17: 13-18)

Bisakah Anda bayangkan seandainya Anda menjadi Daud pada waktu ia diurapi menjadi raja? Akankah ada perubahan cara kita berjalan, berbicara, dan bersikap? Bayangkan saja, kita yang semula hanya seorang gembala sederhana, tiba-tiba dipromosikan menjadi raja Israel yang akan datang. Mungkin jika kita menjadi Daud, kita tidak akan pernah mau lagi menggembalakan kambing domba. Mengapa? Dengan angkuh kita akan berkata, "Aku calon raja, masakan harus menggembalakan domba?" Namun, Daud tidak demikian. Setelah diurapi menjadi raja, ia masih bersedia menjaga kambing domba di padang. Sungguh sikap rendah hati yang patut diteladani!

Banyak orang tidak bisa menjaga hati saat keadaannya meningkat. Baru sedikit saja "dipromosikan" Tuhan, ia sudah berubah hati. Tidak lagi rendah hati, sebaliknya menjadi sombong. Kalau dulu ia setia pada perkara-perkara kecil, maka setelah hidup semakin nyaman, ia meninggalkan semuanya. Ia sudah malu melakukan hal-hal kecil yang dulu ia lakukan. Jagalah hati saat hidup kita "dipromosikan" Tuhan. Tuhan menghargai kerendahan hati kita. Sebuah kutipan mengatakan bahwa pengurapan Tuhan itu justru mengalir dari hal-hal kecil yang kita kerjakan dengan setia. Belajarlah untuk selalu rendah hati.

RH Rabu, 22 Desember 2010

TRAGEDI (Lukas 16: 19-31)

Film garapan James Cameron, Titanic, melukiskan tragedi tenggelamnya kapal pesiar raksasa yang memakan korban ribuan jiwa pada malam dingin di tengah Samudra Atlantik. Di hari tuanya, seorang saksi hidup, Rose Calvert, mengenang tragedi itu dan berkomentar dalam sinisme pedih: "Malam itu ada 1.500 orang tewas bersama tenggelamnya kapal. Hanya 6 jiwa yang berhasil diselamatkan, termasuk aku. Padahal ada 20 kapal sekoci di dekat kami, yang sebenarnya masih bisa menampung penumpang, tetapi mereka diam dan menunggu. Menunggu pertolongan lain datang dan menunggu satu per satu jiwa melayang ...." Tragedi selalu ada. Namun, ada tragedi yang sebetulnya tak perlu terjadi. Paling tidak, tak perlu separah itu, asal ada orang yang mau berbuat sesuatu. Belum terlambat bagi kita untuk berempati dan peduli. Masih banyak "Lazarus" yang menanti seseorang berbuat sesuatu. Daripada menunggu, lebih baik berbuat sesuatu.

RH Selasa, 21 Desember 2010

KELUAR DARI BATAS (Kisah Rasul 11: 1-18)

Bagi para remaja, ada kecenderungan untuk suka berkelompok atau memiliki geng yang biasanya eksklusif. Pada umumnya, hal-hal mendasar yang membentuk adanya geng adalah kesamaan latar belakang sosial, daerah, sekolah, selera, dan sebagainya. Manfaatnya, menjadi sarana menyalurkan semangat. Dan, jika ada orang baru masuk, anggota geng cenderung menutup diri; menganggap orang lain penyusup, pengganggu kekompakan, dan sebagainya. Sebagian besar orang percaya mula-mula di Yerusalem juga merupakan kelompok yang "eksklusif" pada saat itu. Petrus belajar dan mengalami bahwa kasih Allah tak boleh dibatasi untuk kelompok tertentu saja. Kepada siapa pun Allah berkehendak menyatakan diri-Nya, ke sanalah para murid perlu membuka hati untuk menerima mereka. Kasih Allah dalam Kristus tak boleh dibatasi oleh ras, agama, warna kulit, dan situasi sosial apa pun yang orang miliki. Semua orang berhak mendapat; mengalami kasih Allah.

RH Senin, 20 Desember 2010

DOKTER SERIBU RUPIAH (Mazmur 37: 12-26)

Klinik dokter F.X. Soedanto terletak di Jayapura. Sudah 33 tahun ia mengabdi di sana. Masyarakat mengenalnya sebagai "Dokter Seribu Rupiah" sebab ia hanya mengenakan biaya Rp 1.000,00 bagi tiap pasien yang berobat. Soedanto bahkan rela tidak dibayar jika pasien benar-benar tak mampu. Semua ini ia lakukan untuk menolong orang miskin. Apakah dokter lima anak ini bisa hidup nyaman dengan penghasilan sekecil itu? Untuk hidup mewah memang tidak bisa. Ia hidup bersahaja. Kendaraannya hanya sebuah mobil tua. Namun, kepada seorang wartawan ia berkata, "Semuanya cukup bagi kami." Kepuasan hidup tidak ditentukan dari banyak sedikitnya harta. Jika Anda percaya bahwa masa depan Anda bergantung pada jumlah harta simpanan, Anda bisa menjadi seorang penimbun yang serakah. Ingatlah bahwa faktor penyertaan Tuhan adalah penentu masa depan. Yakinilah itu, Anda akan menjadi seorang benar yang pemurah.

Artikel

Perbuatan Baik Tidak Pernah Sia-sia

Al kisah ada seorang dermawan yang berkeinginan untuk berbuat kebaikan. Dia telah menyiapkan sejumlah uang yang akan dia berikan kepada beberapa orang yang ditemuinya. Pada suatu kesempatan dia bertemu dengan seseorang maka langsung saja dia menyerahkan uang yang dimilikinya kepada orang tersebut. Pada keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang penjahat beringas. Mendengar kabar ini si dermawan hanya mengatakan, ”Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada seorang penjahat”.

Di lain waktu, dia kembali bertemu dengan seseorang, si dermawan pada hari itu juga telah berniat untuk melakukan kebaikan. Ia dengan segera memberikan sejumlah uang kepada orang tersebut. Keesokan harinya tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan uang kepada seorang koruptor. Mendapat kabar ini si dermawan hanya berkata “Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada koruptor”.

Si dermawan ini tidak berputus asa, ketika dia bertemu dengan seseorang dengan segera dia menyerahkan sejumlah uang yang memang telah disiapkannya. Maka esok harinya pun tersiar kabar bahwa ada seseorang yang telah memberikan sejumlah uang kepada seorang kaya raya. Mendengar hal ini si dermawan hanya berkata, ”Ya Tuhan aku telah memberikan uang kepada penjahat, koruptor dan seorang yang kaya raya”.

Sekilas kita bisa menyimpulkan bahwa si dermawan ini adalah seorang yang “Ceroboh”. Asal saja dia memberikan uang yang dimilikinya kepada orang yang tidak dikenalnya, padahal jika dia lebih teliti maka niat baiknya itu bisa lebih berguna dan tersalurkan kepada orang yang memang membutuhkan.

Tapi ternyata suatu niat yang baik pasti akan berakhir dengan baik, begitu pula dengan “kecerobohan” si dermawan. Uang yang diberikannya kepada sang penjahat ternyata mampu menyadarkannya bahwa di dunia ini masih ada orang baik,orang yang peduli dengan lingkungan sekitarnya. Penjahat ini bertobat dan menggunakan uang pemberian sang dermawan sebagai modal usaha. Sementara sang koroptor, uang cuma-cuma yang diterimanya ternyata menyentuh hati nuraninya yang selama ini telah tertutupi oleh keserakahan, dia menyadari bahwa hidup ini bukanlah tentang berapa banyak yang bisa kita dapatkan. Dia bertekad mengubah dirinya menjadi orang yang baik, pejabat yang jujur dan amanah. Sementara itu pemberian yang diterima oleh si kaya raya telah menelanjangi dirinya, karena selama ini dia adalah seorang yang kikir, tak pernah terbesit dalam dirinya untuk berbagi dengan orang lain, baginya segala sesuatu haruslah ada timbal baliknya. Dirinya merasa malu kepada si dermawan yang dengan kesederhanaannya ternyata masih bisa berbagi dengan orang lain.

Sahabat, tak akan ada yang berakhir dengan sia-sia terhadap suatu kebaikan. Karena kebaikan akan berakhir pula dengan kebaikan. Hidup ini bukanlah soal berapa banyak yang bisa kita dapatkan, tapi berapa banyak yang bisa kita berikan.

Ringkasan Khotbah Minggu, 12 Desember ‘10

Tolak Keraguan

Setiap orang pernah mengalami kecewa kepada sesamanya, bahkan kepada Tuhan juga kecewa, sehingga menimbulkan keraguan dalam kehidupan ini, hal itu bisa terjadi karena tidak sesuai dengan keinginan kita. Jika kita memiliki pengharapan dan tidak terjadi maka kita akan mengalami kecewa dan keraguan dalam hidup ini. Mengapa itu bisa terjadi:
1. Keraguan biasanya terjadi dari pengharapan yang salah. Di dalam Alkitab orang salehpun kadang punya keraguan. Seperti Daud akan menjadi raja tetapi menjadi buronan Saul, juga Yusuf akan menjadi pemimpin di Mesir dan atas saudara-saudaranya karena mimpinya itu, tetapi menjadi budak di Mesir 17 tahun. Kadang kala kita mengalami hal yang sama, dalam hidup ini ada banyak perkara tidak mengerti mau jadi apa kita nanti. sehingga kita punya konsep dan pengaharapan yang salah kepada Tuhan maka timbul keraguan dalam diri kita.
2. Keraguan itu bisa terjawab pada Allah dan Firman-Nya. Kita melihat Ayub, dalam Ayub 1: 20-21 "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dengan demikian kita bisa mengerti sesungguhnya hanya Allah dan Firman-Nya yang memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa jalani hidup ini. Penderitaan bukanlah sesuatu yang luar biasa (1 Ptr. 4: 12-13), karena penderitaan adalah karunia yang diberikan Allah (Flp.1: 29).

Apa yang mesti kita harapkan? Kurangi harapan tentang kita, hidup di dunia ini, dan tinggkatkan harapan kita akan hidup disana nanti. ”Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku" (Mat 11: 6). Amin

By: Pdt. Ester Budiono - Minggu, 12 Desember ‘10

Artikel

Ingatkan Aku Tuhan

Di kala aku mulai kehilangan arah dan tidak tahu kemana jalan yang harus kutempuh, di kala aku tidak sabar mewujudkan rencana dan keinginanku, Engkau selalu mengingatkan, “waktumu bukanlah waktu-Ku, rencanamu belum tentu rencana-Ku”.

Di kala aku mulai ragu akan janji-Mu, dan makin ragu dengan melihat kondisi yang terjadi di sekelilingku, Engkau mengingatkan, “Janji-Ku Ya dan Amin. Rancangan-Ku adalah damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan.”

Di kala aku mulai putus asa, kehilangan harapan hidup dan arah, “Engkau mengatakan, datanglah kepada-Ku hai engkau yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan”.

Berikan kepadaku ya Tuhan, tiang awan dan tiang api-Mu, di tengah-tengah bingungnya hari-hariku, supaya setiap langkah dan rencanaku, mataku hanya tertuju pada-Mu.

Redakan Tuhan ketegangan saraf-sarafku dengan kelembutan musik dari burung yang berkicau dan pujian yang kunaikkan bagi-Mu. Dan ingatkan Aku, akan kuasa pemulihan yang ajaib dan berkat yang Engkau sediakan di saat aku tidur.

Dan ajarilah aku seni mengambil waktu berlibur beberapa menit, untuk aku bisa mengucap syukur dalam segala hal. Menyediakan waktu memandang orang yang kusayangi saat terlelap, untuk bisa tersenyum saat membayangkan wajah orang-orang yang disayangi begitu bahagia saat menerima hadiah kecil dan istimewa dariku.

Ajarkan aku ya Tuhan sehingga aku bisa lebih dalam mengenal Engkau ya Yesusku, dan bahwa segala upaya, strategi, impian dan kerja kerasku akan sia-sia jika aku tidak melibatkan dan mengandalkan Engkau dalam setiap langkah hidupku.

Terima kasih ya Yesusku, karena Engkau selalu mengingatkanku dan tidak pernah meninggalkanku.


Love Jesus