JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Ev. Flora Chen
Jumat, 21 Nov 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Gembala Sidang
Sabtu, 22 Nov 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bp. Steven Josephus
Sabtu, 22 Nov 2008 - Pk. 17.30 WIB

Kebaktian Umum
Pembicara: Pdt. Donny F. T
Minggu, 23 Nov 2008
Pk. 08.00 & 17.00 WIB

Kebaktian Anak
Minggu, 23 Nov 2008
Pk. 08.00 & 17.00 WIB

KOTBAH

HIDUP YANG DIUBAHKAN
DALAM KRISTUS


Tujuh hal kehidupan yang diubahkan dalam Kristus:
1. Manusia lama menjadi manusia baru (2 Kor. 5: 17; Kol. 3:5-10).
Yesus datang ke dalam dunia ini menjadikan segala-galanya baik (Mrk. 7: 37). Barangsiapa yang di dalam Kristus, hidupnya diubahkan dari manusia yang lama menjadi manusia yang baru. Perubahan ini akan nyata dalam sikap, perkataan dan perbuatannya. Tetapi seringkali kita menjumpai orang-orang yang mengaku di dalam Kristus dan tidak menunjukkan perubahan yang berarti di dalam hidupnya. Menjadi orang Kristen tidak dapat menjamin bahwa seseorang telah mengalami perubahan. Perubahan dapat terlihat dari buah-buah yang dihasilkan dalam pertobatannya.
2. Kotor menjadi bersih (Yes. 1:18).
Tuhan dapat membersihkan hal-hal yang kotor dalam hidup kita dan menjadikan kehidupan kita menjadi bersih. Tetapi bukan berarti kita langsung kebal terhadap dosa. Kita dapat berubah menjadi kotor lagi apabila kita salah dalam memilih pergaulan. Teman, pergaulan dan lingkungan yang salah dapat merusakkan kebiasaan kita yang baik (1 Kor. 15: 33).
3. Gelap menjadi terang (1 Ptr. 2:9; Mrk. 7: 21-23).
Tuhan ingin memakai kita untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar dan menjadi saksi-Nya.
4. Sedih menjadi gembira (Mzm. 30:12; Ams. 17:22).
Pada saat kita berada di dalam Kristus, kita akan senantiasa mendapatkan penghiburan dari Roh Kudus. Dan penghiburan ini sangat kuat sekali sehingga hati kita akan selalu bergembira.
5. Hina menjadi dipermuliakan.
Hina berarti tidak berharga, dipandang sebelah mata dan tidak ada nilainya. Saat kita diubahkan di dalam Kristus, hidup kita yang hina tersebut akan dipermuliakan. Status kita diubahkan menjadi anak-Nya dan dapat menerima semua fasilitas yang dari sorga (Yoh. 1:12).
6. Lemah menjadi kuat (Ibr. 11:34; Mat . 4:23-25).
Setiap orang pasti mempunyai kelemahan, bahkan bisa lebih dari satu. Tuhan akan melenyapkan segala kelemahan kita dan menggantikannya dengan kekuatan-Nya.
7. Tidak ada menjadi ada (Rm. 4: 17).
Tuhan Yesus sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan dan tidak ada yang mustahil bagi orang percaya.

Kehidupan yang diubahkan di dalam Kristus akan memjadikan kita sesuai dengan kehendak-Nya dan pasa saatnya nanti kita siap menjadi mempelai Kristus yang sempurna. Amin

By: Pdt. Djajadi Sutanto - Minggu, 9 November 2008

ARTIKEL

PERANGI KEMALASAN

Kita tak bisa menyangkal bahwa perekonomian negara kita sedang sakit. Stagflasi menjadi ancaman tersendiri. Di tengah inflasi yang naik pesat pertumbuhan ekonomi justru menurun, lowongan pekerjaan makin sempit, sementara jumlah orang yang di PHK atau yang sekarang menganggur lebih banyak. Keadaan yang sungguh memprihatinkan. Namun sayangnya, tidak semua pengangguran itu disebabkan karena situasi ekonomi yang sulit, ada banyak orang menganggur karena memang pada dasarnya ia malas. Lalu untuk menutupi kemalasannya itu, ia berdalih bahwa situasi yang sulit seperti inilah yang menyebabkan ia jadi pengangguran.

Firman Allah dengan tegas berkata bahwa siapa yang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Tuhan benci kemalasan. Mengapa? Karena Ia adalah Allah yang juga bekerja. Jangan pernah bayangkan kalau Tuhan hanya duduk-duduk saja di singgasana surga dan bermalas-malasan di sofaNya. Saya lebih suka membayangkan Tuhan sedang sibuk bekerja. Mengatur tata surya, menumbuhkan pepohonan, menjaga kelangsungan alam, menjawab setiap dering doa yang terdengar di surga dan melakukan banyak pekerjaan lainnya.

Saya tertarik dengan cara pemerintahan Belanda kuno memberantas kemalasan. Orang yang tidak mau bekerja tersebut akan dimasukkan ke dalam suatu sumur kering, lalu sedikit demi sedikit mulai dialirkan air untuk menggenangi sumur itu. Kalau hal ini dibiarkan terus, maka si pemalas itu pasti akan mati tenggelam. Itu sebabnya di sumur itu juga disediakan sebuah pompa untuk memompa air yang masuk ke dalam sumur tersebut agar air yang sudah masuk itu keluar lagi. Jadi kalau si terhukum yang malas itu ingin selamat, tidak ada pilihan lain kecuali bekerja keras memompa air yang masuk ke dalam sumur itu supaya keluar lagi. Dengan hukuman seperti ini, biasanya si terhukum akan membiasakan diri untuk bekerja keras.

Kalau saja kita mau berusaha lebih keras, tidak akan pernah ada kamusnya kita menganggur. Tuhan sebenarnya selalu menunjukkan banyak hal yang bisa kita garap, hanya sayang kita terlalu malas untuk melakukannya. Jika kita malas, bagaimana mungkin Tuhan memberkati kita? Jika Ia memberkati kemalasan kita, bisa-bisa kita akan jadi orang yang lebih malas lagi, bukan? Kita bukan ditentukan menjadi pemalas, kita adalah orang yang bekerja, karena Bapa kita juga bekerja.

Jika saat ini kita masih menganggur, koreksi diri jangan-jangan itu karena kemalasan kita.
“...jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”
II Tesalonika 3:10


Tahukah Anda?

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.

Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka.
Jangan biarkan jati diri menyatu dengan pekerjaan Anda. Jika pekerjaan Anda lenyap, jati diri Anda tidak akan pernah hilang.

Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal: orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca.Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu.

Kepemimpinan adalah Anda sendiri dan apa yang Anda lakukan.Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan, Pengakuan adalah motivasi terkuat. Bahkan kritik dapat membangun rasa percaya diri saat "disisipkan" diantara pujian.
Jika Anda dapat memimpikannya, Anda dapat melakukannnya. Ingatlah, semua ini diawali dengan seekor tikus, Tanpa inspirasi.... kita akan binasa.
Uang merupakan hamba yang sangat baik, tetapi tuan yang sangat buruk. Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan beberapa orang, namun informasi di tangan orang banyak.

Yang terpenting dalam Olimpiade bukanlah kemenangan, tetapi keikutsertaan... Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik.
Kebahagiaan biasanya merupakan hasil dari sebuah pengorbanan. Sebelum tidur, bertanyalah, kebaikan apa yang sudah kulakukan hari ini?

RH MINGGU, 23 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mat. 14-16
KATAKAN SAAT INI JUGA! (Roma 16:1-16)

Seorang penulis yang tak dikenal telah menuliskan kalimat-kalimat yang menggugah pemikiran. Tulisan ini ditujukan untuk mengingat kebaikan dari sahabatnya yang telah meninggal. Mengingat kembali kebaikan seorang sahabat atau keluarga yang telah meninggal dunia pada pemakaman mereka boleh-boleh saja, tetapi alangkah baiknya bila kita memberinya pujian yang tulus ketika mereka masih hidup. Pujian itu akan menjadi pendorong yang sangat mereka butuhkan.

Ketika Rasul Paulus menutup suratnya kepada jemaat di Roma, ia mengomentari mereka yang telah menolong dan memberinya semangat dalam pelayanan di depan umum. Ia tidak hanya menyapa nama mereka, tetapi juga menunjukkan apa yang mereka perbuat dan mengungkapkan rasa terima kasihnya (Rm. 16:3-4). Betapa baiknya teladan itu untuk kita ikuti! Apakah Anda berhutang ucapan terima kasih atau pujian pada seseorang? Jangan menundanya lagi. Katakan padanya hari ini juga. Esok mungkin sudah terlambat!

RH SABTU, 22 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mat. 11-13
APAKAH ANDA BERDUSTA? (Amsal 12:17-22)
Dua orang penipu licik naik kereta api yang melintas antara New York dan Boston dan memilih seseorang sebagai korban mereka. Sambil duduk di depan orang itu, mereka mengundangnya untuk bermain kartu. Tak lama kemudian korban ini telah berhutang ratusan dolar kepada salah seorang pemain. Pemenangnya setuju untuk menerima selembar cek, tetapi setelah menerima cek itu ia merobek cek itu, sambil berkata "Saya tidak pernah mengira engkau akan kehilangan banyak uang. Mari kita batalkan saja semua yang telah kita lakukan." Terkesan dengan kemurahan hati orang itu, pria yang kalah itu mendesak untuk memberi selembar cek baru. Belakangan, ketika ia menerima "rekening koran", ia menemukan bahwa kedua lembar cek itu telah diuangkan. Penipu licik itu tentu telah memasukkan cek pertama ke dalam sakunya dan merobek selembar kertas kosong. Tindakannya yang kelihatannya murah hati, ternyata merupakan suatu rencana tipuan yang licik. Kita semua setuju bahwa tindakan seperti ini amat tercela. Namun kita harus mengakui dengan jujur bahwa kita semua memiliki kecenderungan untuk berdusta. Kita berdusta dengan mengenakan topeng sanjungan, mengedipkan mata dengan tidak semestinya, atau mengatakan bahwa kita hanya mencoba untuk berdiplomasi, tetapi sesungguhnya kita mengikuti teladan si Iblis, bapa segala dusta

RH JUMAT, 21 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mat. 8-10
"ENGKAU MASIH MEMILIKI SAYA" (1Timotius 6:6-10)

" Ada masalah apa, Ma?" tanya anak laki-laki berusia tiga tahun itu dengan sungguh-sungguh. Kimberly Fast baru saja menerima beberapa berita yang kurang menyenangkan. Ia merasa sedih dan anaknya merasakan hal ini pula. Setelah ragu-ragu sejenak, anaknya yang masih kecil itu berkata, "Tidak apa-apa, Ma. Engkau masih memiliki saya!" Belakangan Kimberly berkomentar, "Keyakinannya membuat saya menangis saat saya mengingat betapa beruntungnya saya. Saya memiliki keluarga yang sehat dan penuh kasih, para sahabat yang penuh perhatian dan dukungan, gereja yang berpusatkan pada Kristus, makanan, pakaian, dan sebuah rumah yang hangat. Saya tidak hanya sekadar beruntung. Jika dibandingkan dengan kebanyakan orang lain, saya cukup makmur!"

Daripada membiarkan hidup kita menderita karena kehilangan pendapatan dan kesempatan misalnya, lebih baik kita memeriksa hati kita dan memohon kepada Tuhan untuk mengajar kita bersyukur. Maka kita dapat benar-benar bersukacita dalam segala hal yang telah Dia sediakan dan merasa cukup.

RH KAMIS, 20 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mat. 5-7
SUKACITA DALAM TRAGEDI? (1 Petrus 1:3-9)

Merayakan kebangkrutan? Kita semua pasti berpendapat betapa bodohnya tindakan itu! Namun ibu dari seorang penulis bernama Leo Buscaglia melakukan hal itu. Suaminya pulang suatu petang dan dengan sedih berkata kepada keluarganya bahwa rekan bisnisnya telah membawa lari semua aset perusahaan. Kebangkrutan tak terelakkan lagi. Bukannya terpuruk dalam keputusasaan, ibu Leo malahan keluar, menggadaikan beberapa perhiasannya, dan menyiapkan makan malam yang lezat. Ketika anggota keluarga memprotesnya, ia menjawab, "Saat bersukacita adalah saat ini tatkala kita sangat membutuhkannya, bukan minggu depan."

Allah tidak menginginkan Anda menjadi seorang yang munafik dengan senyum di wajah. Namun Dia menginginkan Anda untuk mempercayai-Nya melalui semua keadaan itu termasuk tragedi! Dia menginginkan Anda untuk menerima kegagalan, sakit-penyakit, dan kehilangan sebagai kesempatan untuk bertumbuh di dalam iman dan ketaatan. Bapa surgawi kita yang bijaksana dan penuh kasih rindu agar kita menyerah pada kendali-Nya yang Mahakuasa. Hanya dengan melakukan hal itu kita mampu bersukacita dalam tragedi.

RH RABU, 19 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mat. 1-4
SUKACITA DALAM HIDUP, KEMENANGAN DALAM KEMATIAN (Filipi 1:12-26)


Karena kehilangan istri yang sangat dicintainya selama bertahun-tahun, seorang pria yang berusia 96 tahun mengungkapkan kerinduan hatinya kepada seorang pendeta yang telah pensiun, "Tidak ada hal lain yang lebih saya ingini daripada bersama istri saya lagi." Tetapi setelah berpikir beberapa saat, pria itu mengungkapkan suatu pengakuan yang menyedihkan, "Engkau benar—pemikiran untuk meninggalkan dunia ini amat menakutkan saya. Saya bosan dengan hidup ini, tetapi saya juga takut untuk mati!"

Anda mungkin tidak mengalami keputusasaan sedalam pria berusia 96 tahun itu. Hidup ini mungkin menyenangkan bagi anda, tetapi apakah anda telah siap untuk menghadapi kekekalan? Jika tidak, terimalah karunia hidup kekal yang ditawarkan Allah hari ini juga. Dengan mempercayai Kristus sebagai Juruselamat pribadi anda, anda akan menemukan sukacita dalam hidup dan kemenangan dalam kematian!

RH SELASA, 18 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mzm. 124; 2 Kor. 11-13
KANIBALISME (Galatia 5:13-26)

Beberapa tahun yang lampau, saya keluar makan malam bersama anak saya yang masih berusia empat tahun. Ketika kami sedang makan hamburger di restoran, saya mendengar kegaduhan yang berasal dua orang yang sedang bertengkar di belakang saya. Anak saya Ben melihat pertengkaran itu dengan mata terbelalak. Oleh karena itu saya bertanya kepadanya apa yang sedang ia pikirkan. "Oh, saya berpikir tentang Yesus dan bagaimana Dia mati bagi dosa-dosa kita." Tanggapan Ben sangatlah mengesankan bagi saya. Ketika pria dan wanita yang sedang marah itu menyelesaikan makan mereka dengan "saling menggigit," saya mengakui bahwa saya juga memiliki kemarahan dan hati nurani yang jelek. Lalu anak saya sendiri mengingatkan saya bahwa Kristus datang ke dunia untuk menebus kita dari dosa. Kita tidak dapat mencari-cari alasan untuk jatuh kembali dalam tindakan "kanibalisme" seperti yang terjadi di restoran itu. Kita telah diampuni dan menerima roh kasih. Jalan yang ditawarkan-Nya sangatlah praktis dan dapat mengubah hidup bila kita membiarkan Dia mengubah kita.

RH SENIN, 17 Nov 2008

Bacaan Setahun: 2 Kor. 7-10
INDAHNYA HIDUP (Pengkhotbah 3:1-15)

Salomo menyatakan di dalam kitab Pengkhotbah bahwa menurut ukuran manusia, segala sesuatu adalah kesia-siaan belaka, tetapi tidak demikian dalampandangan Allah. Salomo tahu bahwa tatkala kita memandang hidup ini dari sudut pandang kekekalan, kita akan melihat betapa indahnya jalan yang ditawarkan oleh Allah. Namun Salomo juga menyadari bahwa Allah tidak memberi kita jawaban atas setiap pertanyaan yang muncul. Ia menasehati kita untuk menerima hal-hal baik dalam hidup ini dengan ucapan syukur, dan menghadapi kesukaran yang datang dengan iman, bukan keputusasaan. Shirley De Jong, seorang wanita yang pada usia 58 tahun menderita kanker stadium akhir, mengikuti nasehat ini. Bersama suaminya, ia melakukan apa yang dapat ia lakukan sesuai dengan kekuatan yang dimilikinya. Ia memandang penyakit yang dideritanya sebagai alat yang Allah gunakan untuk segera membawanya ke surga. Iman yang sejati akan memampukan kita untuk melihat bahwa sakit yang parah sekalipun, dapat menjadi "indah pada waktunya".