JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Kaleb Kiantoro
Jumat, 23 Mei 2008 - Pk. 19.00 WIB
Kebaktian Wanita
Pembicara: Pdt. Fifie Layantara
Sabtu, 24 Mei 2008 - Pk. 10.00 WIB
Kebaktian Pemuda
Pembicara: Sdr. Steven J.
Sabtu, 24 Mei 2008 - Pk. 17.30 WIB

Ketika Tuhan hendak berbuat sesuatu yang sangat indah, Ia mulai dengan kesukaran. Ketika Ia merencanakan sesuatu yang sangat sangat indah, Ia mulai dengan suatu ketidakmungkinan.

KOTBAH

Doa Paulus
(Efesus 3:16-21)
Dalam perikop ini diuraikan bagaimana Paulus sebagai seorang Rasul, dia berdoa untuk jemaat Efesus. Ada 3 permohonan Paulus dalam doanya, yaitu:
1. Supaya dipimpin oleh Roh (Efesus 3:16-17)
Hidup kita harus dipimpin oleh Roh, bukan oleh keinginan daging. Roma 8:13 menyatakan bahwa keinginan daging akan membawa kita kepada kematian (neraka) dan sebaliknya hidup oleh Roh akan membawa kita kepada hidup. Jika kita hidup dalam dimensi Roh, maka kuasa Tuhan yang bekerja. Tetapi jika kita hidup menuruti daging kita adalah seteru Allah, sekalipun kita melayani; tidak mungkin berkenan kepada Allah. Kita tidak bisa menjadi terang dan garam bagi orang lain.
2. Supaya berpandangan luas (Efesus 3:18-19a)
Dalam hidup ini kita harus memiliki pola pikir yang luas, tidak seperti katak dalam tempurung. Belajar untuk memikirkan orang lain. Filemon adalah salah satu contoh seorang yang berpandangan luas dan memiliki kasih Kristus sehingga ia bisa menerima Onesimus kembali ke dalam hidupnya (baca: Filemon 1:8-22).
3. Supaya hidup dalam kepenuhan Allah (Efesus 3:19b-21)
Hidup dalam kepenuhan Allah adalah hidup yang mencerminkan karakter Kristus; penuh kasih, rendah hati dan setia sampai mati. Dalam 1 Korintus 13:5,7 menyatakan bahwa kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain, dan kasih menutupi segala sesuatu. Dalam pelayanan seringkali kita berbenturan satu dengan yang lain. Jika kita memiliki kasih maka gereja kita akan berkembang.
Jika kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus dan berpandangan luas, serta hidup dalam kepenuhan Allah, maka kita akan menikmati kehidupan yang luar biasa; karena bagi Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin

By: Pdt.Henoch Kusuma - Minggu, 11 Mei 2008

ARTIKEL

Karakter Daniel
Daniel adalah orang yang hatinya terpusat kepada Allah, tekadnya bulat dan mantap bahwa tidak ada suatu apapun yang akan menyimpangkan, menyelewengkan, atau menakutkannya dalam mengabdi dan bersekutu kepada Allah. Sukacitanya yang terbesar adalah hidup dalam persekutuan dengan Allahnya. Tiap hari ia berbakti kepada Allahnya dengan penuh disiplin. Alkitab mencatat bahwa, “tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya seperti yang biasa dilakukannya”, (Daniel 6:11). Mengetahui kapan saatnya bertemu dengan Allah adalah hal yang paling utama dalam pengelolaan waktu selama hidupnya. Inilah yang melandasi keputusan-keputusannya. Kepercayaannya kepada Allah menjadi dasar landasan hidupnya.
Menjadi orang kepercayaan raja, mengakibatkan orang-orang yang iri dan tumpul hati nuraninya bersekongkol untuk merongrong pengaruh Daniel terhadap raja. Mereka mencari kelemahan dalam hidupnya. Mereka tidak berhasil menemukan cela sedikitpun, lalu mereka berniat menggunakan kekuatannya sebagai kelemahan. Mereka bertekad untuk mencari akal supaya praktik ibadahnya dengan berdoa secara terbuka tiga kali tiap hari dilarang oleh hukum sipil. Mereka membujuk raja dengan rayuan beracun dan menganjurkan supaya hanya dewa pujaannya saja yang disembah, dan siapapun yang tertangkap basah menyembah dewa lain harus di hukum. Mereka tahu dari cara hidup Daniel bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan imannya dan menyembah dewa lain manapun selain Allah.
Ketika Daniel tidak mau mematuhi perintah raja itu, akibatnya Daniel dilemparkan ke dalam kandang singa yang lapar selama semalam suntuk. Daniel menolak menuruti suatu hukum sipil yang tidak sejalan dengan imannya. Penolakan ini bukan lahir dari sikap memberontak kepada raja, melainkan lahir dari kebulatan tekadnya untuk melaksanakan kehendak Allah tanpa memandang akibat-akibatnya. Daniel tidak gentar menghadapi tatanan yang bermaksud menghancurkan kehidupan rohaninya. Diancam hukuman mati, Daniel berdoa dan percaya kepada Allahnya. Dengan berdoa, Daniel melibatkan Allah dalam segala aspek kehidupannya. Kita tahu bahwa mulut singa-singa lapar itu tetap tertutup, Daniel diselamatkan dan mendapat belas kasihan Allah. Tetapi orang-orang yang bersekongkol melawannya dimangsa oleh singa-singa itu sendiri. Allah membalas kejahatan mereka.
Daniel adalah seorang yang berpegang teguh kepercayaannya kepada Allah sejak masa mudanya, menerima Firman Tuhan dengan sepenuhnya, hidup benar dan mengandalkan doa. Inilah yang melandasi kehidupan Daniel sehingga pemeliharaan dan pembelaan Allah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam hidupnya. Bagaimana dengan Anda?

Di dalam Kristus
Di dalam Kristus saya aman karena:
Saya dibebaskan dari hukuman untuk selama-lamanya - Roma 8:1-2
Saya tahu bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia - Roma 8:28
Saya bebas dari segala macam tuduhan yang ditujukan kepada saya - Roma 8:31-34
Saya tidak akan terpisah dari kasih Allah - Roma 8:35-39
Saya telah diteguhkan, diurapi, dan dimeteraikan oleh Allah - 2 Kor 1:21-22
Hidup saya tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah - Kol 3:3
Saya yakin bahwa pekerjaan baik yang telah dimulai oleh Allah di dalam saya akan disempurnakan - Filipi 1:6
Kewarganegaraan saya adalah di sorga - Filipi 3:20
Saya diberikan bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban - 2Tim 1:7
Saya menerima rahmat dan menemukan kasih karunia pada waktunya - Ibrani 4:16
Saya adalah yang lahir dari Allah dan si jahat tidak dapat menjamah saya - 1Yoh 5:18
Di dalam Kristus saya diterima karena:
Saya adalah anak Allah - Yoh 1:12
Saya adalah sahabat Kristus - Yoh 15:15
Saya telah dibenarkan dan hidup damai dengan Allah - Roma 5:1
Saya disatukan dengan Tuhan dan menjadi satu roh dengan Dia - 1 Kor 6:17
Saya telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Saya adalah milik Allah - 1 Kor 6:19-20
Saya adalah anggota tubuh Kristus - 1 Kor 12:27
Saya adalah orang kudus - Ef 1:1
Saya telah ditentukan untuk menjadi anak Allah - Ef 1:5
Saya beroleh jalan masuk kepada Allah melalui Roh Kudus - Ef 2:18
Saya telah ditebus dan dosa saya telah diampuni ~ segala hutang saya telah dihapuskan - Kol 1:14
Saya telah dipenuhi di dalam Kristus - Kol 2:10

RH MINGGU, 25 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 10,11; 2 Taw. 9; Rm. 6
Sistem nilai yang membingungkan (Galatia 5:16-21)
Sistem nilai yang terdapat dalam masyarakat kita sungguh membingungkan. Saya mendapat sepucuk surat dari perusahaan kartu kredit yang menyatakan, "Egner, Anda adalah salah seorang pelanggan kami yang paling berharga. Kami akan menaikkan batas pembelian Anda menjadi $3,000." Pada hari berikutnya, karena saya terlambat mengirim pembayaran sebesar $36.96, saya mendapat surat lain dari perusahaan yang sama ini. Surat kali ini membuat saya merasa seperti seorang pembuat kesulitan. Nada yang ingin diungkapkannya seakan-akan berbunyi, jika saya tidak segera membayarnya mereka akan mengambil tindakan melawan saya. Siapa sebenarnya saya? Seorang pelanggan yang berharga atau seorang pembuat kesulitan? Di satu pihak saya didesak untuk keluar dan menghabiskan lebih banyak uang. Di lain pihak, saya merasa diancam karena terlambat membayar.
Masyarakat kita menyuarakan banyak pernyataan yang bertentangan; namun tidak demikian dengan Alkitab. Firman Allah memberitahu kita untuk tidak menuruti hawa nafsu, tetapi mengikuti kehendak Allah, bergantung sepenuhnya pada Roh Kudus (Galatia 5:16). Jika kita melakukannya, kita tidak akan hidup dalam kecemasan sebagai akibat dari menuruti nilai-nilai yang membingungkan.

RH SABTU, 24 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 9; 2 Taw. 8; Mzm. 136; Rm. 5
Kasihnya yang tak berubah (Roma 8:31-39)
Ketika Gillian menemukan anak perempuannya telah terbunuh, ia mengalami keputusasaan. Selama 18 bulan ia telah memohon kepada Allah untuk mengatasi penderitaannya. "Saya diberitahu bahwa Allah itu kasih. Tetapi mengapa Dia tidak memperlihatkan kasihNya kepada saya?" tulisnya. Kemudian pada bulan Oktober 1981, Gillian mengalami "keajaiban kecil—suatu pijar-pijar kecil kehangatan yang ada di dalam jiwa saya, yang tumbuh dengan menggunakan kasih—kasih Yesus." "Yesus yang terkasih," katanya, "pencarian saya untuk menemukanMu telah melewati banyak jalan, tetapi ketika tiba waktu yang tepat, Engkau menunjukkan jalan yang benar kepadaku." Beberapa bulan kemudian, suaminya mulai menyeleweng. Pernikahan mereka yang telah berusia 20 tahun berakhir dengan perceraian. "Saya telah berkali-kali mengalami kegagalan," tulisnya, "tetapi saya tahu kasih Allah kepada saya adalah nyata, dan saya bersandar pada pengenalan bahwa Dia mengasihi saya."
Rasul Paulus mengenal kasih Allah dalam perjalanan menuju Damaskus (Kisah 9:1-43). Dan setelah melewati waktu bertahun-tahun, ia juga mengalami kegagalan. Tidak ada yang lebih berharga dibanding kata-kata yang menakjubkan yang ditulisnya dalam bacaan Alkitab kita hari ini. Apakah Anda sedang mencari kasih Allah yang tak pernah berubah? Anda akan menemukannya bila Anda mencariNya dengan sepenuh hati.

RH JUM'AT, 23 Mei 2008

Bacaan setahun: 2 Taw. 6,7; Mzm. 135; Rm. 4
Jalan kita dan jalan Allah (Mazmur 127:1-5)
Seorang pria pernah berkata kepada saya, "Herb, saya akan pergi ke gereja dan memberi persembahan. Namun saya tidak pergi untuk terlibat di dalamnya. Saya harus berkonsentrasi pada karir." Laki-laki lain mengaku, "Saya tahu tidak seharusnya saya cerai, tetapi saya pikir saya berhak untuk memperoleh kebahagiaan." Kedua pria ini sesungguhnya ingin berkata, "Saya tidak peduli dengan kehendak Allah. Saya akan menempuh jalan saya sendiri." Salomo banyak mengikuti jalan ini selama satu periode dalam hidupnya. Setelah membangun bait Allah bagi kemuliaanNya, ia terlalu mewah dalam membangun istananya, terlalu asyik memikirkan kuda-kuda dan kereta perang, terlalu dibuai dengan kedudukannya dalam menikahi wanita-wanita penyembah berhala. Akibatnya, kerajaannya dihancurkan melalui perang dan perselisihan (1Raja 10:1-11:43). Beberapa sarjana teologi percaya bahwa beberapa tahun setelah itu Salomo menulis Mazmur 127:1-5 berdasarkan pengalaman pribadinya. Dia akhirnya menyadari bahwa jalan yang ditempuhnya adalah kesia-siaan.
Jalan yang kita tempuh adalah jalan yang didasarkan pada hikmat manusia dan kepercayaan pribadi. Jalan ini menuju ke arah keputusasaan dan kekosongan. Sedangkan jalan Allah melibatkan kepercayaan, ketaatan dan ketergantungan kepadaNya. Jalan ini mengarah pada kepuasan dan kesukacitaan—sebagian di bumi tetapi kepenuhannya kelak di surga. Setiap hari marilah kita memilih untuk berjalan di jalan Allah.

RH KAMIS, 22 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 8; 2 Taw. 5; Mzm. 99; Rm. 3
Panen baru (Kisah 2:1-8)
Hari Pentakosta memiliki latar belakang pertanian. Lima puluh hari setelah Paskah, petani-petani Yahudi mengadakan perayaan selama tujuh minggu (Imamat 23:15-22) untuk mengingat kembali campur tangan Allah dalam memberi panen kepada mereka. Beberapa abad kemudian, Tuhan memilih Hari Pentakosta untuk merayakan panen baru. Lima puluh hari setelah Paskah, Roh Kudus turun di atas sekelompok orang percaya dan bergerak melalui Yerusalem, memberi jenis panenan yang lain. Panen pertama ini berupa laki-laki, perempuan dan anak-anak yang ditambahkan pada gereja.
Latar belakang pertanian pada Hari Pentakosta mengingatkan kita bahwa dunia yang telah kehilangan jiwa ini telah siap untuk dipanen (Yohanes 4:35). Sebagai orang percaya di dalam Kristus, kita adalah buah-buah Allah, tetapi kita juga diperintahkan untuk menjadi petani-petani-Nya yang baik. Apakah kita telah berperan dalam panen baru ini?

RH RABU, 21 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 7; 2 Taw. 4; Mzm. 98; Rm. 2
Buah larangan (Roma 7:7-13)
Di Golveston, Texas, sebuah hotel di perairan teluk Mexico memasang peringatan ini di setiap ruangan: “DILARANG MEMANCING DARI ATAS BALKON”. Namun setiap hari, tamu-tamu hotel tetap melemparkan kail mereka, mengabaikan peringatan itu. Pimpinan hotel lalu memutuskan untuk menurunkan papan peringatan itu. Setelah itu, tak seorang tamu pun yang memancing!

Roma 7:1-25 mengungkapkan bahwa: Kemanusiaan yang alami tidak dapat dipisahkan dari sifat memberontak. Bila kita diberi suatu hukum, kita cenderung melihatnya sebagai suatu tantangan untuk melanggarnya. Namun Yesus memberi pengampunan atas pemberontakan kita dan memberi Roh Kudus. Dia memberi dorongan dan kemampuan baru sehingga kita membawa kesukaan bagi Allah.

RH SELASA, 20 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 6; 2 Taw. 3; Mzm. 97; Rm. 1
Selalu dibutuhkan (Mazmur 119:89-96)
Dr. Burt Nanus mengingat kembali hari pertamanya di sekolah teknik tahun 1953. Seorang profesor menasehati mahasiswa baru untuk membeli sebuah penggaris yang paling baik yang mereka mampu. Profesor tersebut mengatakan kepada mereka, "Anda akan tergantung pada penggaris ini sepanjang hidup dalam profesi Anda." Nanus akhirnya melaksanakan anjuran tersebut dan membeli sebuah penggaris. Kemudian setelah ia lulus dan melanjutkan ke MIT, ia tidak pernah menggunakan penggaris itu lagi. Kalkulator telah menggantikannya.
Sesuatu yang pada hari ini kita anggap sangat dibutuhkan, mungkin akan menjadi usang dengan cepat dan akan dibuang sebagai barang kuno yang tidak dapat memenuhi kebutuhan kita. Namun ada satu barang dari masa lalu yang selalu kita butuhkan dan tidak akan pernah menjadi usang. Barang itu adalah Alkitab, firman Allah yang kudus. Tidak peduli berapa banyak perubahan teknologi dan kemajuan silih berganti, Alkitab akan tetap suatu kepastian yang mampu memberikan jawaban yang tepat terhadap permasalahan yang rumit tentang asal, tujuan, kebiasaan dan tujuan akhir kita.

RH SENIN, 19 Mei 2008

Bacaan setahun: 1 Raj. 4,5; 2 Taw. 2; Mzm. 101; 2 Tes. 3
Pelikan yang menyedihkan (Galatia 6:6-10)
Burung pelikan adalah burung yang tampak aneh bentuknya. Paruhnya berselang seling, apabila seseorang menekan bagian atas dan bagian bawah secara berlawanan arah. Saat burung pelikan menukik dari ketinggian dengan kepala di depan mengarah ke sekelompok ikan untuk memangsa mereka, saya melihat adanya resiko yang harus mereka hadapi bila ternyata mereka meluncur ke air yang dangkal dan mematuk dasarnya. Kemungkinan ini membuat saya berpikir mengenai konsekuensi yang kadang-kadang merupakan akibat fatal atas pilihan yang salah.
Banyak orang masih membawa goresan-goresan dosa mereka, walaupun firman Tuhan mengatakan, "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1Yohanes 1:9). Allah akan mengampuni ketika kita mengaku, tetapi konsekuensinya mungkin akan tidak akan hilang sepanjang hidup kita.