JADWAL IBADAH

FELLOWSHIP PELAYAN TUHAN
Rabu, 10 Nopember 2010 - Pk. 19.00 Wib

KEBAKTIAN DOA MALAM
Jumat, 12 Nopember 2010 - Pk. 19.00 Wib
Pembicara: Pdt. Sia Kok Sin

KEBAKTIAN WANITA
Sabtu, 13 Nopember 2010 - Pk. 10.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

KEBAKTIAN PEMUDA
Sabtu, 13 Nopember 2010 - Pk. 18.00 Wib
Pembicara: Sdri. Susan

KEBAKTIAN UMUM
Minggu, 14 Nopember 2010
Pk. 07.30; 10.00 Wib - Pembicara: Pdt. Andri Wisnu
Pk 17.00 Wib - Pembicara: Pdt. Ufuk Cipto
(Disertai Kebaktian Anak)

KEBAKTIAN REMAJA: Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 14 November 2010

TALI TAMBANG (Mazmur 39: 5-8)

Suatu pagi, saya mendampingi teman sekampus yang memakamkan ibunya. Sorenya, seorang teman lain menikah. Hidup terkadang memiliki jalan yang begitu unik dalam membelitkan suka dan duka. Satu kali Nobita (sebuah karakter kartun Jepang) meminta pada Doraemon (sahabatnya) agar ia bisa selalu beruntung dalam hidup. Namun, Doraemon mengangkat sebuah tali tambang dan menunjukkan bahwa tali yang kokoh itu terdiri dari dua helai tali yang saling melilit. Dan ia mengibaratkan dua tali itu sebagai kebahagiaan dan kesedihan hidup yang terangkai menjadi satu. Kesedihan akan diganti dengan kegembiraan, sebaliknya kegembiraan juga tidak akan berlangsung terus-menerus karena akan ada kesedihan di depan sana. Hidup tidak bisa menawarkan kepastian pada manusia. Sekokoh dan semapan apa pun kita membangun hidup, semua itu fana dan bisa runtuh dalam sekejap. Dan akhirnya, hal yang paling pasti dalam hidup ini adalah betapa fananya hidup manusia. Satu harapan paling kokoh yang kita miliki hanyalah pada Tuhan. Rasa percaya kita kepada-Nya tidak akan pernah sia-sia. Dari titik kesadaran ini, alangkah baiknya jika kita mengurangi perhatian pada hal-hal fana yang kerap dipermasalahkan dengan sesama manusia. Tata ulang prioritas hidup kita. Dan biarlah kita semakin giat melakukan hal-hal penting yang akan mempersiapkan kita menjelang kehidupan kekal yang tak mengenal kefanaan.

RH Sabtu, 13 November 2010

MELAYANI HAMBA TUHAN (3 Yohanes 1: 1-10)

Pada masa awal perkembangan kekristenan, di kawasan Asia kecil ada orang-orang yang melayani sebagai penginjil keliling. Itu sebabnya, ketika tiba di suatu tempat asing, mereka selalu perlu tempat bermalam. Namun, saat itu tidak banyak tempat yang dapat dijadikan tempat singgah. Dari situlah muncul kebiasaan di jemaat untuk mengundang para penginjil keliling ke rumah, agar jemaat dapat menyediakan tempat bermalam dan makanan bagi mereka. Rasul Yohanes sangat menghargai pelayanan para anggota jemaat yang setia dan bersedia mendukung pelayanan para penginjil keliling dengan cara demikian.

Mungkin kita adalah anggota jemaat biasa. Namun, kita dapat mendukung pelayanan para hamba Tuhan lewat hal-hal sederhana. Kita bisa berdoa bagi para hamba Tuhan; bisa juga menyediakan sarana pendukung bagi pelayanan para hamba Tuhan. Dengan demikian, kita telah turut dalam usaha mereka untuk menyebarkan firman Allah. Nama Tuhan akan semakin luas diwartakan, jika anak-anak Tuhan saling menjadi mitra dalam pelayanan.

RH Jumat, 12 November 2010

PERTENGKARAN SAUDARA (Bilangan 12)

Sebuah peribahasa Vietnam berkata, "Kedekatan saudara sekandung itu seperti kedekatan tangan dengan kaki." Maka, sebenarnya pihak-pihak itu tak bisa saling melukai, sebab sakitnya akan terasa oleh semua. Selama berpuluh tahun Miryam dan Harun setia menyertai dan mendukung Musa dalam memimpin bangsa Israel. Namun pada satu titik, mereka iri pada hubungan pribadi Musa yang istimewa dengan Tuhan. Bahkan Tuhan berbicara kepadanya muka dengan muka. Hingga Miryam dan Harun tega berkata tajam.

Hubungan saudara-bersaudara terkadang bisa diwarnai pertengkaran pada segala usia; dari anak-anak hingga ketika semua sudah sama-sama dewasa bahkan usia lanjut, seperti Musa bersaudara. Topiknya bisa beragam; kasih yang dirasa berbeda dari orangtua, pinjam meminjam uang atau pembagian warisan, perasaan kurang beruntung dibanding yang lain, dan sebagainya. Segala sesuatu bisa terjadi. Maka, izinkan Tuhan terlibat dalam kehidupan kita berkeluarga. Hingga ketika perselisihan terjadi, Tuhan menolong kita melihat keadaan sebenarnya, dan mendapati jalan keluar yang baik bagi semua. Sambil tetap berusaha menjaga hubungan yang rukun, saling percaya dan menerima, serta saling mendoakan.

RH Kamis, 11 November 2010

MEMERIKSA DIRI (Ratapan 3: 25-40)

Seorang pengusaha hotel kecil jengkel karena para tamu menuntut diperlakukan seperti tamu di hotel berbintang lima. Sering mereka mengumpat dengan wajah marah. Lama-kelamaan ia memperhatikan, betapa jeleknya wajah orang saat marah. Dari situ didapatinya sebuah ide. Ia taruh sebuah cermin besar dengan lampu terang di belakang meja resepsionis. Setiap tamu yang marah bisa melihat dengan jelas wajahnya sendiri yang jelek di cermin. Cara itu ternyata membuat orang cepat sadar, lalu berhenti marah. Dengan bercermin, orang bisa menyadari kesalahannya. Dalam hidup rohani, bercermin artinya memeriksa diri. Introspeksi. Menyelidiki apakah hati kita masih lurus di hadapan Tuhan atau mulai terpikat pada jalan yang berdosa. Kesibukan dan rutinitas kerja bisa membuat kita jarang memeriksa diri. Padahal setiap hari kita berbicara, juga membuat rencana dan keputusan. Kapan terakhir kita merenungkan: apakah perkataan saya menyakiti orang? Apakah rencana saya seturut dengan kehendak Tuhan? Apakah keputusan saya bijak dan benar? Sama seperti mobil perlu diperiksa (tune up) secara berkala agar kondisinya tetap prima, hati kita pun perlu di-tune up! Memeriksa sikap diri setiap kali akan membangun kualitas diri.

RH Rabu, 10 November 2010

MATI (2 Tawarikh 9: 29-31)

Kuburan tua itu tidak terurus. Beberapa batu batanya sudah copot. Tanaman liar tumbuh tinggi di sekelilingnya. Walau bekas-bekas kemegahannya dulu masih tampak; tiang penyangga berlapis keramik di bagian tengah, juga kayu jati berukir ikan dan ular yang menaungi batu nisan. Di batu nisan itulah tulisan ini tertera: "Hidup ini fana. Demikianlah kiranya ujung dari kehidupan. Pun mereka yang memegang jabatan setinggi langit; menggenggam kekayaan sebanyak pasir di laut." Konon, itu kuburan seorang pedagang kaya raya yang hidup jauh sebelum zaman kemerdekaan. Begitulah, akhir kehidupan di dunia: kematian. Jangan dimabukkan oleh jabatan dan jangan lupa diri karena harta kekayaan. Apalagi kalau karena itu, lalu kita mau berbuat apa saja, mengorbankan apa saja. Sebab semua itu tidak abadi. Pada akhirnya, cepat atau lambat akan kita tinggalkan. Jangan karena untuk sesuatu yang fana, kita kehilangan yang kekal.

RH Selasa, 09 November 2010

DOA SYAFAAT (Kejadian 18: 23-33)

Bayangkanlah cerita Alkitab hari ini seperti situasi digelarnya sebuah pengadilan. Kota Sodom dan Gomora sedang dituntut. Allah ialah Hakimnya. Jaksa penuntut diperankan oleh banyak orang yang berkeluh-kesah tentang kedua kota itu. Abraham tampil membela pihak tertuduh dengan argumentasinya yang gigih. Dalam sebuah pengadilan, peran seorang advokat atau pengacara yang membela pihak yang bersalah, sangatlah penting. Pembelaannya di depan hakim akan menentukan nasib si tertuduh. Doa syafaat adalah seruan permohonan kepada Tuhan, yang dipanjatkan seseorang untuk orang lain. Dan Tuhan memedulikannya. Abraham berseru kepada Tuhan atas nama Lot, sehingga Lot dan keluarganya diselamatkan. Tuhan mengingat seruan Abraham tentang Lot. Kita semua pasti pernah dan sedang diberkati karena seseorang mendoakan kita. Namun sebaliknya, biarlah ada juga seseorang yang sedang diberkati karena Allah mengingat doa-doa kita.

RH Senin, 08 November 2010

TETAP MENJADI BERKAT (Mazmur 92: 13-16)

Sudah lama para ahli sepakat, bahwa ada korelasi yang erat antara hubungan dengan Tuhan dan hidup sehat. Di Inggris pernah dilakukan survei kepada para lansia. Hasilnya, kakek nenek yang hidupnya dekat dengan Tuhan; rajin membaca Alkitab, berdoa dan beribadah, umumnya mereka lebih bisa bersukacita dan bersyukur dalam hidupnya. Secara fisik pun mereka lebih sehat, tidak rewel, dan lebih mampu bersosialisasi. Hal yang sama dikatakan oleh pemazmur dalam bacaan Alkitab hari ini, bahwa orang benar, yaitu mereka yang hidupnya dekat dengan Tuhan, akan bertunas seperti pohon korma dan akan tumbuh subur seperti pohon aras Libanon. Pohon korma adalah pohon yang ketika semakin tua, buahnya semakin manis. Sedang pohon aras Libanon, semakin tua batangnya semakin bagus untuk dibuat mebel. Artinya, mereka akan senantiasa menjadi berkat, bahkan sampai masa tuanya.

Artikel

Bersyukurlah!

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan ….
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu …
Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar …
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit …
Di masa itulah kamu tumbuh …
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu …
Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang …
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru …
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu …
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat …
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga …
Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih …
Karena itu bearti kamu telah membuat suatu perbedaan …
Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik …
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut…
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif …
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu …

Artikel

Antara Burung, Cacing dan Manusia

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing. Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan.

Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus "puasa". Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus "berpuasa". Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya "kantor" yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri.

Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya.

Kita lihat burung tetap optimis akan makanan yang dijanjikan Tuhan. Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada di atas dan di lain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan. Suatu waktu kekenyangan dan di lain waktu kelaparan.

Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati.


Tapi kita lihat, dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari makan. Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.

Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih. Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi? Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa. Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar banyak dari burung dan cacing.

Ringkasan Khotbah Minggu, 31 Oktober ‘10

Digendong Allah
(Yesaya 46: 4)

Tuhan mau menyakinkan kita bahwa seseorang yang percaya kepada Yesus dan melakukan perintah-perintah-Nya, maka ia akan selalu digendong sampai masa tuanya. Ada dua penyataan Allah kepada manusia, yaitu penyataan secara umum dan penyataan secara khusus. Penyataan umum adalah orang dapat melihat, mengenal, memahami Allah, ketika manusia melihat matahari, gunung meletus, adanya hehidupan dan kematian. Penyataan khusus adalah Alkitab Firman Allah. Orang diajarkan untuk memahami kebesaran Allah dalam Yesus Kristus. Dua macam arti digendong Allah, yaitu:

1. Seperti Ibu sedang menggendong bayinya. Dalam perjalanan hidup ini sesungguhnya kita berada dalam gendongan Allah, seperti seorang Ibu menggendong bayinya. Untuk pertama kali Allah menyatakan diri-Nya Allah yang Maha Kuasa atau El-Shadai (Kej. 17:1). Ketika Abraham sudah lanjut usia dan Sara mati haid, Allah menyatakan ke maha kuasa-Nya dan menepati janji-Nya untuk memberikan Abraham keturunan. Allah menggendong orang yang sungguh-sungguh percaya dan melakukan perintah-Nya. Ia tidak pernah lupa apa yang sudah Ia katakan kepada kita saat kita digendong-Nya. Pada saat kita berada digendongan Allah, maka kita tidak akan merasa kekurangan dalam berbagai hal.

2. Menggendong dipunggung belakang. Ketika kita digendong dipunggung Tuhan sesungguhnya kita berada dalam keadaan aman, tidak kena duri. Sering kali kita tidak mengerti bahwa Yesus selalu menggendong kita, ketika kita mengalami kesulitan, kesusahan. Banyak orang tidak yakin kepada bahwa Tuhan sanggup menggangkat beban hidup. Sesungguhnya Yesus mengangkat beban berat kita (Mat. 11: 28). Sebagai orang percaya jangan kita ragu dan terus mengangkat beban kita sendirian. Serahkan semua kepada Tuhan, karena Ia menggendong kita.

Jadi Allah yang kita sembah di dalam Yesus Kristus sangat perhatian kepada umatnya sehingga Ia memberikan jaminan hidup di bumi maupun di surga. Tetaplah sungguh-sungguh bersekutu dengan-Nya selagi Ia berkenan untuk ditemui. Amin

By: Pdt. Yunias Riyadi - Minggu, 31 Oktober ‘10

HUMOR

Pengganti Hadiah

Joni senang bukan main ketika sebuah dealer motor memberitahukan bahwa ia mendapat hadiah undian sebuah kijang. Hadiah akan dikirim tiga hari lagi, kata petugas dealer. Karena nggak punya uang lantas ia menjual sepeda motor satu satunya yang ia kredit 1 bulan lalu, untuk membuat garasi. Setelah 3 hari seseorang dari dealer menghubungi Joni.

"Maaf pak Joni, berhubung ada masalah maka hadiah utamanya akan ditukar dengan hadiah yang lain dengan nilai harga sama."

"Wah... nggak apa-apa", jawab Joni. Joni berpikir pasti dia mendapat sedan.

Saat hadiah diantar ...
"Ini pak hadiahnya, berhubung kijangnya lepas maka kami ganti dengan kambing."

Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya. (Amsal 25: 14)