JADWAL IBADAH

KEBAKTIAN DOA MALAM
Jumat 26 Nopember 2010
Pk. 19.00 Wib
Pembicara: Pdt Sewie Elia Huang
Kesaksian: Bp. Robby Sugara

KEBAKTIAN WANITA
Sabtu, 27 Nopember 2010
Pk. 10.00 Wib

Pembicara: Vera Vonett

KEBAKTIAN PEMUDA
Sabtu, 27 Nopember 2010
Pk. 18.00 Wib

PRAISE & WORSHIP

KEBAKTIAN UMUM
Minggu, 28 Nopember 2010
Pk. 07.30 & 10.00 Wib
Pembicara: Pdt. Paulus Roi L. S
Pk. 17.00 Wib
Pembicara: Bp. Steven J.

Disertai Kebaktian Anak

KEBAKTIAN REMAJA
Minggu, 28 Nopember 2010
Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 28 November 2010

TERLALU SIBUK (Hagai 1: 1-11)

Kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Palembang, dan sebagainya mengalami perubahan yang drastis dibandingkan 10 tahun yang lalu. Sekarang, kota-kota tersebut bertambah macet. Kendaraan bermotor makin banyak. Orang bertambah sibuk. Tak tampak lagi kota yang lengang dan santai. Perubahan ini juga sangat berdampak kepada cara orang berlalu lintas. Orang semakin egois dalam berkendaraan, tidak peduli lagi dengan pengendara yang lain; serobot sana serobot sini; yang penting saya sampai duluan. Ternyata bertambah sibuknya manusia, berdampak pada semakin berkurangnya kepedulian manusia terhadap hal yang lain.

Hal serupa terjadi juga dengan bangsa Israel pada zaman Hagai. Mereka sangat sibuk mengurus urusannya masing-masing, sehingga mereka tidak peduli dengan urusan rumah Tuhan. Allah menegur mereka melalui Hagai agar mereka tidak hidup untuk diri sendiri saja. Ketika kita semakin sibuk, berhati-hatilah karena kesibukan akan menggerus hal-hal penting lain di hidup kita; seperti bersosialisasi, kepedulian terhadap keluarga, kesehatan pribadi, bahkan kedekatan kita kepada Tuhan. Perlambat kecepatan; lihatlah kembali ke kiri, ke kanan, banyak hal perlu mendapat perhatian kita.

RH Sabtu, 27 November 2010

TANDA ISTIRAHAT (Keluaran 20: 1-17)

Di dalam musik, ada macam-macam tanda istirahat - 3 ketuk, 2 ketuk, 1 ketuk, 1/2 ketuk, 1/4 ketuk, dsb. Ketika dulu saya belajar piano, yang paling sering saya abaikan adalah tanda istirahat. Guru saya menegur dan mengatakan, "Tanda istirahat juga bagian dari sebuah lagu. Tanpa tanda istirahat, lagu yang dimainkan tidak akan enak didengar." Tanpa tanda istirahat para penyanyi akan kehabisan napas, para pemusik kewalahan, dan pendengar tidak dapat menikmati lagu yang indah.

Dari kesepuluh hukum Tuhan, hukum keempat memiliki jumlah kata paling banyak. Perintah untuk beristirahat dan menguduskan hari Sabat dijabarkan dalam 4 ayat dan diuraikan hingga sepanjang 77 kata. Jika Tuhan sendiri sampai menguraikan satu perintah hingga sepanjang 77 kata, pastilah hal itu sesuatu yang dianggap sangat penting bagi-Nya. Acap kali ada hal-hal yang membuat kita enggan "berhenti" dan menguduskan hari Sabat. Bisa jadi karena kita takut kehilangan keuntungan, pelanggan, atau kesempatan. Kita lupa bahwa Tuhanlah yang memberi berkat dan kecukupan materi. Karena itu, jika hari Sabat tiba, sungguh-sungguh berhentilah bekerja. Gunakan waktu yang ada untuk benar-benar beristirahat. Dan, kuduskanlah hari Sabat, termasuk dengan beribadah, bersama seluruh keluarga.

RH Jumat, 26 November 2010

MEMBERI TANPA PAMRIH (Lukas 6: 34-36)

Di sebuah lembah sebelah utara pegunungan Alpen, Jerman, ada sebuah biara terkenal, namanya Maulbronn. Sejarah panjangnya bisa ditelusuri sejak tahun 1147. Pada 1993, oleh UNESCO tempat tersebut diangkat sebagai salah satu warisan budaya dunia. Salah satu yang terkenal dari biara ini adalah sebuah mata air yang keluar dari sisi sebuah bukit. Aliran air tersebut dialirkan melalui sebatang pohon yang sudah terlebih dahulu dikosongkan, sehingga berbentuk pipa. Batangan pohon tersebut bersambung dengan batangan pohon lain. Begitu seterusnya. Derasnya aliran air membuat suara gemericik air menjadi salah satu atraksi tersendiri di sana. Di samping rangkaian batang pohon itu terdapat sebuah tulisan dalam bahasa Jerman, yang artinya: "Jika ada orang yang datang dan meminum air ini, apakah mereka akan berterima kasih? Tetapi, tidak apa-apa, bagaimanapun saya akan terus mengalir dan bergemericik. Betapa indah dan sederhananya hidup saya: saya memberi dan terus memberi." Berbuat baik kepada sesama tanpa memperhitungkan balas jasa atau pun ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati. Tuhan ingin kita, para pengikut-Nya, mempunyai kualitas hidup "lebih" dari yang biasa. Maka, perlu kita bercermin kepada kemurahan hati Bapa; yang memberi tanpa pamrih, berbagi tanpa syarat.

RH Kamis, 25 November 2010

BANGUN LAGI (Yosua 1: 1-9)

Bruce adalah raja negeri Skotlandia pada zaman dulu. Enam kali ia gagal memimpin pasukannya melawan Inggris. Mereka selalu kalah dihajar musuh dan terpaksa melarikan diri ke hutan. Sementara bersembunyi di gubuk kosong, menyesali kegagalannya dan berputus asa, ia melihat laba-laba yang merajut sarang. Enam kali berturut-turut serangga itu berusaha sekuat tenaga mengaitkan salah satu ujung benang ke balok kayu di seberang, tetapi selalu gagal. "Kasihan, seharusnya kau menyerah saja!" bisik hati Bruce. Namun, laba-laba itu mencoba lagi dan berhasil! Ini memberinya inspirasi dan semangat baru. "Aku akan bertempur lagi untuk yang ketujuh kalinya!" teriak Bruce. Ia bangun, mengumpulkan dan melatih lagi sisa-sisa pasukannya; mengatur strategi dan menggempur kembali pertahanan musuh, sampai mereka terusir dari tanah airnya. Salah satu penyebab orang tawar hati adalah kegagalan berulang kali. Namun, banyak tokoh besar dunia punya sederet pengalaman gagal sebelum berhasil tiba di puncak. Sebut saja Abraham Lincoln dan Albert Einstein. Yang pasti, keberhasilan mereka tak akan terpatri di sejarah jika pada kegagalan terakhir mereka tidak mau bangun lagi. Apakah kegagalan sedang menimpa Anda? Jangan tawar hati atau menyerah; bangkit dan berjuanglah lagi!

RH Rabu, 24 November 2010

BEBAN YANG ENAK (Matius 11: 28-30)

Tuhan Yesus mengundang semua yang berbeban berat datang kepada-Nya. Dia menjanjikan kelegaan, tetapi bukan dengan cara melepas semua beban mereka! Yesus mengganti beban dosa, kekhawatiran, dan kesedihan mereka dengan beban yang baru: beban pelayanan. Kuk adalah sebatang kayu lengkung yang dipasang pada tengkuk 2 ekor kerbau untuk menarik beban. Kuk adalah lambang pelayanan. Kerbau yang memakai kuk tidak lagi bebas. Ia disetir oleh tuannya. Namun, kuk itu membuatnya bisa mengerti kehendak sang tuan. "Memikul kuk" berarti merelakan diri menjadi pekerja Kristus. Membiarkan Dia memakai kita menjadi alat-Nya. Hidup lantas jadi bermakna, sebab terarah sesuai maksud Tuhan. Hasilnya? Muncul kelegaan. Ketenangan karena yakin kita berjalan di rel Tuhan. Datanglah kepada Yesus. Mintalah Dia menukar beban Anda dengan beban pelayanan. Pikullah kuk-Nya. Jadikan diri Anda saluran berkat-Nya. Hidup Anda tidak akan lagi sama. Semua berubah menjadi indah!

RH Selasa, 23 November 2010

JIKA KAMU PERCAYA (Yohanes 11: 29-45)

Kerap kali kita memiliki pemikiran yang berbeda dengan Tuhan, sehingga kita menjadi kecewa, bingung, dan sedih. Demikian pula dengan Maria. Ia berharap Tuhan Yesus datang saat Lazarus masih terbaring sakit, sehingga ia tidak akan mati (ay. 32). Kenyataannya, justru sebaliknya. Tuhan menunda datang. Namun, di tengah ketidakmengertian Maria akan pemikiran Tuhan, Dia meminta agar Maria tetap percaya. Sebab ketika orang percaya, maka ia akan melihat kemuliaan Tuhan (ay. 40). Dan inilah yang Tuhan tunjukkan; kebangkitan Lazarus membuat banyak orang menjadi percaya (ay. 45). Ketika hal-hal yang terjadi di hadapan kita tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dan kita sama sekali tidak mengerti rencana Tuhan, maukah kita tetap percaya? Sebab, Dia hendak menunjukkan kemuliaan-Nya, hingga akhirnya membuat kita mengerti apa maksud dan rencana Tuhan di balik semua yang terjadi.

RH Senin, 22 November 2010

MISIONARIS DOMESTIK (Roma 10: 8-14)

Penduduk Indonesia saat ini sudah melewati angka 230 juta jiwa. Seiring dengan itu, jumlah misionaris yang melayani di Indonesia juga bertambah. Mengapa? Sebab hati mereka gelisah melihat begitu banyaknya jiwa di Indonesia belum mendengar kabar baik tentang Kristus. Saking besarnya keinginan mereka untuk menyampaikan Injil, para misionaris rela bersusah-susah belajar bahasa Indonesia, memahami dan beradaptasi dengan budaya dan tradisi yang kental, bahkan harus hidup bersama suku-suku tertentu dalam waktu yang tidak singkat. Satu tujuan besar yang melandasi tekad mereka: agar semua mendengar Injil. Sebagai orang Indonesia, kita tentu sudah sangat fasih memakai bahasa kita sendiri, serta sudah sangat paham adat dan budaya yang berlaku di daerah kita tinggal. Singkatnya, kita memiliki modal yang jauh lebih banyak dibandingkan para misionaris yang memberi diri itu. Sudahkah kita menyampaikan kabar tentang Kristus pada orang-orang di sekitar kita tinggal?

Artikel

Berkat Yang Tersamar

Sering kali pada saat kejadian yang tidak menyenangkan menimpa, kita bertanya-tanya mengapa TUHAN membiarkan hal itu terjadi? Terlebih bila selama ini kita merasa telah menjadi anak Allah yang baik. Mengapa hal-hal buruk masih terjadi pada kita? Ada peristiwa-peristiwa dalam hidup kita yang sulit dimengerti pada saat kita mengalaminya.

Kita hanya dapat berpasrah pada-NYA, percaya bahwa DIA tidak akan memberikan yang buruk kepada kita (Yer. 29: 11). Ilustrasi di bawah ini mungkin dapat membantu kita memahami bahwa sebenarnya di balik "kemalangan" itu ada berkat yang tersamar, yang belum kita sadari pada saat itu.

Ada sebuah kisah tentang seorang raja yang mempunyai seorang teman baik. Temannya ini punya kebiasaan berkomentar, "Ini bagus!" atas semua situasi dalam hidupnya, positif maupun negatif. Suatu hari sang Raja dan temannya pergi berburu. Temannya mempersiapkan dan mengisikan peluru untuk senapan sang Raja.

Kelihatannya sang teman melakukan kesalahan dalam mempersiapkan senjata tersebut, karena setelah raja menerima senapan itu dari temannya, senapan itu meletus dan mengenai jempolnya. Seperti biasa sang teman berkomentar, "Ini bagus!" Yang oleh raja dijawab, "Tidak, ini tidak bagus!" dan raja tersebut menjebloskan temannya ke penjara.

Kurang lebih setahun kemudian, sang Raja pergi berburu ke daerah yang berbahaya. Ia ditangkap oleh sekelompok orang kanibal, kemudian dibawa ke desa mereka. Mereka mengikat tangannya dan menumpuk kayu bakar, bersiap untuk membakarnya. Ketika mereka mendekat untuk menyalakan kayu tersebut, mereka melihat bahwa sang Raja tidak mempunyai jempol. Karena percaya pada takhayul, mereka tidak pernah makan orang yang tidak utuh. Jadi mereka membebaskan raja itu.

Dalam perjalanan pulang, raja tersebut ingat akan kejadian yang menyebabkan dia kehilangan jempolnya dan merasa menyesal atas perlakuannya terhadap teman baiknya.

Raja langsung pergi ke penjara untuk berbicara dengan temannya. "Kamu benar," katanya, "baguslah bahwa aku kehilangan jempolku." Dan ia menceritakan kejadian yang baru dialaminya kepada temannya itu. "Saya menyesal telah menjebloskan kamu ke penjara begitu lama. Saya telah berlaku jahat kepadamu."

"Tidak," kata temannya,"Ini bagus!" "Apa maksudmu, 'Ini bagus!'? Bagaimana bisa bagus, aku telah mengirim kamu ke penjara selama satu tahun." Temannya itu menjawab, "Kalau kamu tidak memenjarakan aku, aku tadi pasti bersamamu."

Kehilangan jempol ataupun kebebasan karena di penjara bukanlah hal yang menyenangkan. Namun karena 2 peristiwa itulah, Sang Raja dan temannya tidak menemui ajalnya dalam peristiwa tahun berikutnya. Demikian pula dalam hidup kita, ada peristiwa yang menyebabkan kita kehilangan materi, mata pencaharian bahkan orang yang kita kasihi. Tentu saja itu membuat kita sedih, kesal, marah, bahkan menggugat TUHAN karenanya.

Beberapa di antara kita mengalami pergumulan batin yang panjang karena penolakan kita atas kejadian yang tidak menyenangkan ini. Ada yang menolak begitu keras, sehingga menjauh dari TUHAN. Namun jika kita dapat mengikuti sikap teman raja di atas, yang secara positif menerima setiap peristiwa baik maupun buruk dalam hidup kita, niscaya suatu hari nanti kita akan menyadari adanya berkat-berkat yang tersamar dalam setiap peristiwa yang kita alami.

Jadi, seperti kata Anthony de Mello, “Marilah belajar untuk berkata ‘YA’ terhadap setiap peristiwa dalam hidup kita.” ’YA’ berarti menerima tanpa syarat segala sesuatu yang direncanakan TUHAN dalam hidup ini. Pada saatnya nanti, kita akan dapat "melihat" berkat-berkat yang tersamar dalam berbagai peristiwa di kehidupan kita; karena TUHAN bekerja dengan cara-NYA yang misterius, yang tidak terselami oleh keterbatasan akal kita.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29: 11)

Ringkasan Khotbah Minggu, 14 November ‘10

Rohani Kita Harus Bergerak
(MARKUS 2:1-12)

Dalam kehidupan kerohanian pernahkah kita mengalami sesuatu yang spesial atau terobosan, ada banyak orang Kristen rajin datang beribadah, rajin pelayanan, tetapi tidak pernah mengalami sesuatu yang spesial atau terobosan, sehingga kerohanian jemaat imannya tidak bertumbuh secara dewasa. Dua kunci supaya rohani kita bergerak dan mengalami sesuatu yang spesial atau terobosan, yaitu:

1. Yesus datang lagi (ay. 1). Dalam hidup ini, kita perlu Yesus dan kata datang lagi kepada kita. Mengapa hal ini perlu dalam kehidupan kerohanian kita? Dalam kehidupan manusia ada yang namanya ”daya hidup penurunan nilai (entropi)”, artinya hidup kita makin lama akan mengalami penurunan atau merosot, baik dalam segi umur atau kualitas. Demikian kehidupan kerohanian kita, Yesus perlu datang lagi sehingga penurunan atau kemerosotan tidak kita alami akan tetapi mengalami sesuatu yang spesial atau terobosan dalam kehidupan kita dan dalam ibadah, dalam pelayanan. Dengan demikian kebosanan yang terjadi dalam hidup ini dan dalam kita beribadah dan pelayanan tidak terjadi, karena rohani kita terus bergerak.

2. Mempunyai kemauan keras (komitmen) (ay. 4). Seorang lumpuh mempunyai kemauan keras untuk sembuh sekalipun banyak orang menutupi jalannya untuk bertemu Yesus. Kemauan keras orang itu menjadikan ia sembuh setelah bertemu Yesus. Sering kali lingkungan di sekitar kita menghalangi kerohanian kita bertumbuh sehingga kita tidak mengalami sesuatu yang spesial atau terobosan dalam ibadah atau dalam pelayanan, oleh sebab itu kita harus mempunyai kemauan keras untuk bisa mengalaminya sesuatu yang spesial atau terobosan sehingga kita bisa merasakan jamahan Tuhan yang belum pernah kita rasakan sebelumnya yakni perubahan hidup dan pelayanan yang belum kita lakukan sebelumnya, salah satunya mujizat Tuhan yang terjadi. Kemauan yang keras memberikan efek dalam perubahan kerohanian seseorang menjadi dewasa.

By: Pdt. Ufuk Cipto - Minggu, 14 November ‘10

HUMOR

Indonesia Yang Paling Cepat

Suatu hari, berkumpullah para duta wisata dari berbagai negara untuk mempresentasikan tujuh bangunan keajaiban dunia dalam kategori bangunan tercepat.

Mesir : “Dahulu bangsa kami membangun sebuah piramida yang megah selama 50 tahun.”

Cina : “Wah, kalah dong ... kalau bangsa Cina membangun Tembok Cina dalam waktu 10 tahun.”

India : “Nehi ... nehi ... nehi ..., kalian semua masih kalah. Kami bangun Tajmahal dalam waktu 5 tahun.”

Belanda: “Nei, kalian kalah semua, kami bangun dam cukup sebulan.”

Indonesia: “Bah ..., semua kelamaan! Bangsa kami bangun seribu candi Prambanan hanya dalam waktu semalam.”

Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.
(1 Samuel 2:3)