JADWAL IBADAH

KEBAKTIAN DOA PENGURAPAN
Jumat, 4 April 2008 - Pk. 19.00 WIB
Pembicara: Gembala Sidang

KEBAKTIAN WANITA
Sabtu, 5 April 2008 - Pk. 10.00 WIB
Pembicara: Pdt. Hanna R.O.

KEBAKTIAN PEMUDA
Sabtu, 5 April 2008 - Pk. 17.30 WIB
Pembicara: Bp. Deni

KHOTBAH

KUASA KEBANGKITAN KRISTUS
AYUB 14:14; 2 KOR. 14-17

Dalam kitab Ayub 14:14, Ayub mengutarakan sebuah pertanyaan; manusia mati dapatkah hidup kembali? Apabila pertanyaan ini ditanyakan pada seluruh orang di dunia, maka mereka bisa dibagi dalam tiga golongan. Yang pertama adalah golongan tidak percaya/atheis. Bagi mereka adalah suatu hal yang mustahil manusia bisa hidup kembali, karena bagi mereka jasad yang sudah mati berarti selesainya kehidupan. Golongan yang kedua adalah golongan agnostik/ragu-ragu. Orang-orang di golongan ini tidak bisa mengatakan “ya” atau “tidak” terhadap pertanyaan tersebut, karena mereka tidak memiliki pengetahuan atau informasi tentang hal ini. Golongan yang ketiga adalah golongan percaya. Kita sebagai orang kristen harus masuk di dalam golongan ini. Kita percaya manusia dapat hidup lagi setelah kematian karena Injil sudah menyatakannya.

Ada beberapa contoh di dalam Alkitab orang-orang yang sudah mati tetapi bangkit kembali. Mulai dari Perjanjian Lama melalui nabi Elia yang membangkitkan putri seorang janda sampai di Perjanjian Baru melalui Yesus yang membangkitkan Lazarus, anak kepala rumah ibadat dan pemuda di Nain. Bahkan sesudah Yesus terangkat ke surgapun, Petrus membangkitkan Dorkas. Namun dari kesemuanya itu, Yesuslah buah sulung kebangkitan. Ialah satu-satunya orang yang bangkit dari kematian dengan kuasa-Nya sendiri tanpa didoakan oleh orang lain. Ia adalah sumber dari kebangkitan itu sendiri. Banyak teori yang berusaha menggugurkan kebangkitan Tuhan. Dari jenazah Yesus yang dicuri murid-murid-Nya, Yesus hanya pingsan dan tidak mati, Yudas disalib menggantikan Yesus dan halusinasi yang dialami pengikut Yesus akibat kesedihan mendalam. Akan tetapi semuanya dapat dipatahkan melalui Firman Tuhan yang dengan jelas menyatakan kematian dan kebangkitan Kristus.

Yesus sudah menang atas maut. Ia juga memberi kemenangan pada kita. Tidak ada masalah yang dapat mengalahkan kita, karena Yesus adalah kuasa kebangkitan yang mengalahkan segalanya. Apabila kita benar-benar percaya akan kuasa kebangkitan Yesus, kita seharusnya menjadi bau yang harum bagi setiap orang seperti dalam 2 Kor 2:15 “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.” Jika kita percaya tidak ada lagi masalah yang dapat melemahkan kita karena kuasa kebangkitan Yesus, maka orang lain boleh melihatnya melalui kehidupan kita. Paulus meyakinkan kita untuk hidup sama seperti Yesus. Dan yang paling sulit untuk dikalahkan adalah egosentris kita (semua berpusat pada diri sendiri). Namun bila kita benar-benar ingin menerima kuasa kebangkitan Yesus, matikanlah semua egosentris kita. Amin!

By. Pdt. Kaleb Kiantoro - Minggu, 23 Maret 2008

KESAKSIAN

MUKJIZAT ITU NYATA

Pada bulan Desember 2006, mama saya divonis oleh dokter kandungan mengidap kanker rahim (ovarium cancer) Stadium III B. Dokter berkata jika tidak segera dioperasi maka kankernya akan cepat menyebar dan menjadi kanker yang sangat ganas (Stadium IV). Setelah musyawarah dengan keluarga maka kami memutuskan untuk dilakukan operasi secepatnya dengan biaya yang lumayan besar. Puji Tuhan, operasi yang dilakukan berjalan dengan lancar, hanya ada sedikit kendala pasca operasi. Setelah itu, mama saya harus menjalani 6 kali proses kemoterapi untuk mematikan sisa-sisa sel kanker yang menyebar ke organ-organ tubuh yang lain. Proses kemoterapi berjalan mulai akhir Desember 2006 hingga bulan April 2007 dengan biaya yang tidak sedikit. Seluruh Tabungan yang kami miliki habis untuk biaya pengobatan, bahkan kakak saya yang sulung sempat pergi ke pegadaian untuk menggadaikan perhiasan yang dia miliki. Seluruh mas-masan (gelang, kalung, cincin, dsb) yang diperoleh kakak saya waktu pernikahan pun sudah ’disekolahkan’ di pegadaian.

Setelah selesai menjalani 6 kali proses kemoterapi, dokter menyarankan untuk segera dilakukan evaluasi guna mengetahui apakah masih ada sel kanker yang tersisa. Hasil evaluasi yang dikatakan oleh dokter sangat mengecewakan dan membuat kami menjadi tawar hati. Kanker yang ada dalam rahim mama saya justru menjadi sangat ganas dan menyebar ke organ-organ tubuh yang lain (Stadium IV). Setelah itu dokter menyarankan untuk segera dilakukan operasi yang kedua, karena dari hasil observasi ditemukan penyebaran kanker sudah mencapai ke usus besar. Keluarga kami sudah tidak memiliki uang lagi untuk biaya operasi yang ke-2. Kami mencari pertolongan ke sana kemari bermaksud hutang kepada family yang lain, namun kami tidak mendapatkannya. Namun Tuhan itu baik, ada seorang kerabat lama yang mau memberikan pinjaman kepada kami agar mama bisa segera dioperasi (Operasi yang ke-2 dilakukan pada bulan Mei 2007). Seperti biasanya, setelah Operasi yang ke-2 ada prosedur wajib yang harus dilaksanakan, yaitu proses kemoterapi. Kami mencari pinjaman kesana-kemari untuk membayar biaya pengobatan yang luar biasa mahalnya, sehingga kami menanggung hutang yang sangat besar. Segala upaya medis yang dilakukan dokter dan pihak Rumah Sakit tidak membawa mama kepada keadaan yang lebih baik, tetapi justru kondisi kesehatan mama bertambah buruk. Singkat cerita pada bulan Agustus 2007 mama saya mengalami stroke. Dan 2 bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Oktober 2007 mama meninggal dunia.

Setelah mama meninggal, keluarga kami harus menyelesaikan hutang yang sedemikian besar, secara manusia kami tidak mampu melunasinya. Namun Tuhan yang kita sembah adalah TUHAN yang hidup, dia mengerti segala persoalan yang menjadi beban pikiran kita. Setelah selesai penguburan, saya dan keluarga menghitung uang dari hasil sumbangan saudara-saudara seiman pada waktu melayat di rumah duka. Hasilnya sungguh diluar dugaan! Dengan cepat kita bisa membayar semua hutang kepada family dan rekan serta kerabat-kerabat yang lain. Kami sungguh bersyukur kepada Tuhan atas Kasih Setia dan Rahmat-Nya kami bisa melunasi hutang yang kami tanggung. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat Kita. Amin
(Yusak)








ARTIKEL

KEKUATAN PUJIAN

Ini kisah nyata tentang seorang penyanyi terkenal di Eropa, wanita bersuara bagus. Dia bersuamikan seorang pemusik dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama, dan hal lain di bidang musik, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika istrinya menyanyi.
Kalau istrinya menyanyi, selalu saja ada komentar dan kritik seperti:bagian depan kurang tinggi. Lain kali ia berkata, bagian ini kurang pelan. Kali lain dia mengkritik 'bagian akhir harusnya "kres" .. naik sedikit. Selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya wanita ini malas menyanyi, dia berkeputusan "Wah, tidak usah menyanyi saja, jika semua salah. Malah kadang menjadi pertengkaran..."
Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dangan tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu istrinya bersuara bagus dan dia selalu memuji istrinya kalau bernyanyi.
Suatu ketika istrinya bertanya,"Pa, bagaimana laguku?" Dia menjawab antusias, "Ma, kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipaledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja. Sebelum saya menikah denganmu, saya sering mimpi dan terngiang-ngiang suara gergaji yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyanyi, lagumulah yang terngiang-ngiang."
Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung. Hal itu membuatnya gemarbernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi. Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia sudah berlatih, berlatih dan berlatih. Suaminya mendorongnya sehingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset volume pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.
Wanita ini akhinya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukanpada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.
Sedikit pujian memberikan penerimaan. Sedikit pujian memberikan rasa diterima, memberikan dorongan semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi. Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik sesungguhnya tidak akan banyak mengubah.

RH 6 APR'08

Bacaan setahun: Hak. 8; Mzm. 42; 1 Kor. 15
HARGA KELUHURAN (2SAMUEL 9:1-13)
Seorang pekerja pabrik di Inggris dan istrinya sedang menunggu saat-saat yang menggembirakan. Setelah sekian tahun menikah mereka akhirnya akan mempunyai anak pertama. Menurut Jill Briscoe, pekerja itu ingin sekali menyampaikan berita gembira ini kepada teman-teman sekerjanya. Ia berkata kepada mereka bahwa Allah telah menjawab doa-doanya. Namun mereka menertawakannya karena ia meminta seorang anak kepada Allah. Ketika bayi itu lahir, ia telah didiagnosa mempunyai kelemahan mental. Dalam perjalanan menuju tempat kerjanya, pekerja itu dihinggapi perasaan kuatir. "Tuhan berilah hikmat kepadaku," doanya. Seperti yang ia takutkan, beberapa orang mengolok-oloknya, "Jadi Tuhan memberimu anak itu!" Pekerja itu terdiam cukup lama sambil meminta pertolongan Tuhan. Akhirnya ia berkata, "Saya bersyukur bahwa Tuhan memberikan anak itu kepadaku, bukan kepadamu."

Sebagaimana pekerja ini menerima keberadaan anak laki-lakinya sebagai pemberian Allah kepadanya, demikian juga Daud dengan senang hati memperlihatkan kemurahan kepada anak laki-laki Saul yang memiliki "cacat di kakinya."Beberapa orang mungkin akan menolak Mefiboset karena ia cacat, tetapi tindakan Daud itu menunjukkan bahwa ia memiliki nilai-nilai yang mulia. Di mata Allah, setiap manusia adalah penting.

RH 5 APR'08

Bacaan setahun: Hak. 6,7; Mzm. 52; 1 Kor. 14
KEINGINAN KITA AKAN PUJIAN (1KORINTUS 4:1-5)
Anak-anak biasanya sangat senang bila mendapat pujian dari orang tua, guru dan orang-orang dewasa lainnya yang memiliki suatu kuasa. Bahkan orang-orang yang telah dewasa sekalipun, masih senang menerima pujian dari orang-orang yang mereka hormati. Keinginan akan sanjungan atau pujian dari orang lain memang tidak salah. Pujian yang tulus akan sangat membesarkan hati seseorang dan menunjukkan kebaikan dari kita. Alkitab menyatakan kepada kita untuk menatap hari dimana kita akan menerima pujian dari Allah (1Korintus 4:5). Namun demikian, yang menjadi masalah adalah bahwa kita sering lebih menghargai kehormatan yang kita terima dari manusia dalam kehidupan hari ini daripada kehormatan dari Allah yang akan kita terima dalam kehidupan yang akan datang.

Seorang remaja yang masih berusia belasan tahun kecanduan obat bius karena ia ingin diterima oleh kelompok sebayanya yang menurut ia "mengagumkan." Remaja lainnya berusaha supaya dirinya dilihat lebih hebat oleh rekan-rekan wanitanya dibandingkan laki-laki lain. Kedua remaja ini melakukan kesalahan yang sama dengan orang-orang percaya abad pertama yaitu "lebih suka kehormatan manusia daripada kehormatan Allah" (Yohanes 12:43).

RH 4 APR'08

Bacaan setahun: Hak. 4,5; Mzm. 39,41; 1 Kor. 13
MELEPASKAN DIRI DARI PENIPUAN (KOLOSE 2:1-8)
Penipuan seringkali menjadi bagian dari strategi militer. Tentara Inggris menggunakan strategi ini untuk melawan tentara Jerman selama Perang Dunia II di Afrika Utara yang dipimpin oleh Jendral Erwin Rommel. Mereka menyusun papan-papan kayu sehingga menyerupai tank dan pesawat terbang untuk menipu tentara Jerman. Dari udara benda-benda tersebut nampak seperti tank dan pesawat terbang sungguhan sehingga dapat mengecoh pasukan pengintai.

Setan adalah raja dusta (Yohanes 16:11). Ia berada di belakang para pengajar yang mencoba membujuk jemaat di Kolose untuk menerima pengajaran tentang roh-roh dunia sebagai kebenaran (Kolose 2:4,8). Paulus menggunakan strategi militer untuk menolong jemaat di Kolose. Pertama, ia memerintahkan mereka untuk memiliki "tertib hidup," yang menunjukkan kesiapan mereka untuk bertempur. Kedua, "keteguhan" iman dalam Kristus, yang menunjukkan kemantapan mereka untuk bertempur. Jadi mereka harus memiliki komitmen yang tak tergoyahkan kepada Tuhan dan kerajaanNya. Renungkan: Jangan dikelabui oleh tipu daya setan. Ketahuilah kebenaran firman Allah, dan bersiaplah untuk berperang melalui kedisiplinan hidup dan komitmen yang teguh kepada Yesus Kristus.

RH 3 APR'08

Bacaan setahun: Hak. 1-3; 1 Kor. 12
BUKTI NYATA (1KORINTUS 15:1-11)
Pengurbanan Kristus di atas kayu salib telah membayar lunas seluruh hukuman dosa manusia, karena itu setiap orang yang percaya kepadaNya sebagai Juruselamat akan menerima pengampunan. Kebangkitan Kristus adalah bukti nyata dari semua ini. Jika hanya satu dosa kita saja yang akan ditebusNya, Yesus tidak akan pernah bangkit dari kuburNya.

Dalam bukunya yang berjudul The Resurrection of Jesus the Christ (Kebangkitan Yesus Kristus), Fred John Meldau menggarisbawahi kebenaran kebangkitan Kristus melalui pemaparan tentang upacara keagamaan tahunan bangsa Israel, yakni Hari Penebusan Dosa. Meldau menulis, "Jika (Imam Besar) memohonkan doa dengan benar, ia akan muncul di depan umum pada saat yang tepat, tetapi...bila ia gagal untuk memohonkan doa dengan benar, ia akan mati seketika itu juga di balik kerudungnya. Demikian pula dengan kehadiran Kristus di depan umum setelah kebangkitanNya, setelah Dia menebus segala dosa kita di atas kayu salib, menunjukkan bahwa permohonanNya kepada Bapa diterima. Kuburan yang kosong adalah "Amin" dari Allah bagi Kristus, yang berarti "sudah selesai."

RH 2 APR'08

Bacaan setahun: Yos. 23,24; Mzm. 44; 1 Kor. 11
KENCAN YANG TERELAKKAN (IBRANI 9:24-28)
Setelah suaminya meninggal, Sarah Winchester pindah ke San Jose, California. Ketertarikannya pada dunia okultisme, membuat Sarah mencari dukun untuk menghubungi suaminya yang telah mati. Dukun itu berkata, "Selama Anda tetap terus membangun rumah Anda tanpa berhenti, Anda tidak akan pernah menemui ajal." Sarah percaya kepada dukun tersebut, ia membeli sebuah rumah besar dan mulai memperluasnya. Proyek ini berlanjut sampai ia meninggal pada usia 85 tahun. Rumah tersebut memiliki 150 kamar, 13 kamar mandi, 2000 pintu, 47 tungku perapian dan 10.000 jendela. Sarah meninggalkan banyak bahan bangunan sehingga para pekerja dapat melanjutkan pembangunan rumah tersebut selama kurun waktu 80 tahun kemudian. Bangunan itu menjadi saksi bisu atas perbudakan terhadap rasa takut yang menghinggapi manusia dalam menghadapi kematian (Ibrani 2:15). Renungkan: Ketakutan kita atas kematian telah diubah menjadi sebuah pengharapan karena Yesus telah mati dan bangkit dari kematianNya. Menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi adalah jalan yang terbaik untuk menghadapi pertemuan yang tak terelakkan dengan kematian.
Kita tidak dapat melihatnya secara keseluruhan. Waktu kita bukanlah waktu Allah. Ketika Allah menyuruh Anda "menunggu," janganlah bersungut-sungut. Anda dapat mempercayakan kerinduan dan keinginan Anda kepadaNya, dan dengan sabar menanti jawabanNya.

RH 1 APR'08

Bacaan setahun: Yos. 21,22; Mzm. 47; 1 Kor. 10
PERILAKU BURUNG KUKUK ( 2TESALONIKA 3:6-15)
Burung kukuk Eropa terkenal sebagai burung pembonceng. Bila musim semi tiba, burung kukuk tidak membuat sarang sendiri untuk mengerami telur-telurnya. Sebaliknya, si induk menempati sarang milik burung lain dan meletakkan telurnya di sana. Telur itu sengaja ditinggalkan begitu saja supaya dierami dan dan dipelihara oleh "orangtua angkatnya," yakni burung pemilik sarang itu. Sementara anak burung kukuk sendiri, sebelum ia memiliki bulu dan dapat melihat, ia telah menjadi penguasa di sarang itu. Ia menyingkirkan anak burung pemilik sarang. Dan kemudian, ia merebut seluruh perhatian orangtua barunya itu.

Sikap yang sangat mementingkan diri sendiri dari burung kukuk itu sangat menyerupai sikap tidak bertanggung jawab dari orang-orang percaya di Tesalonika. Mereka adalah orang-orang yang hidup dari jerih payah orang lain, tidak disiplin dan yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga ditegur oleh Rasul Paulus. Ingatlah, jika kita melalaikan tugas yang diberikan oleh Allah dan mulai mengurusi pekerjaan orang lain, hasilnya bisa sangat fatal.

RH 31 MAR'08

Bacaan setahun: Yos. 18-20; 1 Kor. 9
SERIGALA ATAU DOMBA (MATIUS 27:15-26)
Orang-orang berkerumun, dan mereka menginginkan seseorang dibebaskan. Pada zaman Yesus, hal itu merupakan suatu kebiasaan dimana selama masa perayaan Paskah seorang tahanan dibebaskan untuk memperingati bebasnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Pilatus memberikan sebuah pilihan kepada rakyat banyak itu: Seseorang yang pernah membangkitkan Lazarus dari kematian atau seseorang yang dengan pedangnya mungkin telah membunuh banyak orang. Pilihan yang benar-benar membingungkan. Namun orang-orang itu memilih Barabas, sang pembunuh. Mereka menolak orang yang rendah hati, sederhana, dan yang seperti domba.

Apa yang terjadi bila kita berada di sana? Siapa yang akan kita pilih? Kita meyakini bahwa kita akan memilih Yesus. Namun benarkah demikian? Suara orang banyak itu sangat dominan. Beberapa hari sebelum pemeriksaan pengadilan, kumpulan orang banyak itu berseru, "Hosana bagi Anak Daud!" Sekarang orang-orang itu berteriak, "Salibkan Dia!" Tekanan dari situasi seperti itu akan membuat kita bingung, takut dan mempengaruhi kita.