JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Timotius W.
Jumat, 13 Juni 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Pdt. Herman Pangalo
Sabtu, 14 Juni 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Ibu Corry S.
Sabtu, 14 Juni 2008 - Pk. 17.30 WIB

Kebaktian Umum
Minggu, 15 Juni 2008

Pagi (Pk. 08.00) - Pembicara: Pdp. Rubbyanto K.
Sore (Pk. 17.00) - Pembicara: Ev. Stephen V.I.

Kebaktian Anak
Minggu, 15 Juni 2008
Pagi (Pk. 08.00) & Sore (Pk. 17.00)


Kita menikah hanya "di dalam Tuhan"."di dalam Tuhan" Anak-anak harus mematuhi orang tuanya.Sukacita, kesengsaraan, kemenangan, dan penderitaan semuanya "di dalam Tuhan"."di dalam Yesus Kristus" ada Penghiburan kita.Teman sekerja kita "di dalam Yesus Kristus"."di dalam Kristus" Jerih payah kita tidak akan sia-sia.

KOTBAH

BILA ORANG BENAR MENDAPAT KESULITAN
(Mazmur 26:1-12)

Mazmur ini ditulis oleh Daud ketika ia melarikan diri dari kudeta yang dilakukan oleh Absalom, anaknya sendiri – waktu Daud mengalami masa-masa yang sulit dan penuh tantangan. Ketika berada dalam masalah dan tekanan itu Daud datang kepada Tuhan dan berdoa mohon keadilan. Ia berkata “Ujilah aku, ya Tuhan!” Setidaknya ada 5 hal yang Daud sebutkan untuk diuji oleh Allah:

1. Selidiki batinku dan hatiku
The Message: Dari kepala sampai kaki; dari dalam sampai luar. NKJV/RSV: Pikiran dan hatiku. Hati memang memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Itulah sebabnya Daud memerintahkan kepada Salomo, anaknya: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23). Pemulihan diberikan ketika hati kita beres. Lihatlah Musa, gagal masuk tanah perjanjian karena hatinya tidak dijaga (baca: Mazmur 106:32-33)

2. Jaga mata (ayat 3), berbicara tentang hal-hal yang kita sukai, keinginan hidup, selera, cara pandang hidup ini.
Bagi Daud: dalam kesulitan sekalipun, kesukaan dan seleraku tetap Tuhan, bukan yang lain. Biarlah selera, kesukaan kita sama seperti Daud. Ditengah-tengah krisis aku tetap mencintai Tuhan. Jaga mata kita supaya tetap kepada Tuhan saja.

3. Jaga tangan (ayat 6), berbicara tentang: pekerjaan, mengais rejeki, berkarya dalam kehidupan.
Ditengah-tengah krisis, Daud tidak melakukan hal-hal yang kotor untuk membalas Absalom. Ia menjaga tangannya tetap bersih. Ia berkata: “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia” (Mzm 24: 4-5) Tangan yang kotor tidak dapat membangun apa-apa dalam kehidupan!

4. Jaga mulut (ayat 7). Jangan lancang: mengomel, mencaci, mengeluh.
Banyak orang Kristen, ketika hidupnya sulit, tidak bisa menjaga mulutnya. Mengumpat orang lain, memaki-maki pemerintah, mengomel kepada Tuhan. Ingat kalau hidup mau umur panjang dan mau menikmati yang baik, jaga mulutmu!! (Mzm 34:14)

5. Jaga kaki (ayat 12). Kaki berbicara tentang pendirian, prinsip hidup.
Banyak pendirian mudah berubah, tergantung situasi dan kondisi. Daud berbeda. Ketika hidupnya sulit, pendiriannya tidak bergeser atau tidak goyah sedikitpun. Daud tetap punya pendirian berdiri pada kebenaran.

Daud adalah orang yang berkenan di hatinya Allah. Mengapa? Karena ia selalu menjaga hatinya, matanya, tangannya, mulutnya dan kakinya. Sudahkah kita menjaga semuanya?

By: Pdt.Henoch Wilianto - Minggu, 01 Juni 2008

ARTIKEL

HIDUP DALAM KRISTUS

"Suatu kejadian aneh sering terjadi dalam salah satu perjalanan ke luar angkasa," tulis San Diego Union (19 Mei 1979). "Setelah itu, beberapa astronot terus membicarakannya." Frank Borman mengatakan bahwa kejadian itu adalah "tujuan akhir dalam pengalaman rohani saya". Rusty Schweickart berkata, "Saya tidak lagi menjadi orang yang sama." James Irwin menimpali, "Saya ingin memberitahu orang banyak tentang ... pesan dari Tuhan Yesus."
Beberapa dari kita dapat pergi ke bulan, tetapi kita perlu mundur, menganggap seolah-olah kita berada di luar diri kita dan mendapatkan pandangan kekekalan tentang diri kita sendiri sebagai orang Kristen. Demikian juga kita perlu menjauhkan diri dari kesibukan kita sehari-hari dan melihat hidup kita secara keseluruhan dan mengetahui apa sebenarnya arti hidup di dalam Kristus.
Ketika Rasul Paulus menulis suratnya, dia sering menggunakan kata "dalam Kristus", yang membuat kita berpikir bahwa pencetak masa itu pastilah sering sekali mencetak kata "dalam". Dari sembilan surat-suratnya kepada berbagai jemaat, enam di antaranya menyebutkan jemaat yang hidup "dalam Kristus". Tak peduli apakah mereka jemaat di Korintus yang lemah dan memikirkan hal-hal duniawi atau jemaat di Filipi yang kuat dan dewasa imannya -- apa pun kondisi iman mereka, Paulus mengatakan bahwa mereka berada di dalam Kristus. Tidak peduli betapa baiknya kita, jika kita adalah orang percaya..., kita harus ada di "dalam Dia".
Tahukah kita betapa pentingnya posisi kita sebenarnya di dalam Kristus? Sadarkah kita betapa radikalnya pribadi kita yang telah diperbaharui sebagai hasil hidup dalam Kristus? "Jadi, siapa yang ada 'di dalam Kristus', ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). "Keberadaan kita di dalam Dia telah mengubah diri kita dan telah mengubah segala sesuatu yang berhubungan dengan kita."
"Yang lama telah berlalu". Pikirkanlah pernyataan ini. Di mata Allah -dan lebih dari yang kita bayangkan - karakter lama yang ingin kita ubah adalah cerita lama; tujuan lama kita yang tidak berharga telah pergi; kecerobohan dan keegoisan kita telah dibuang; sekarang dan selamanya kita berada di DALAM KRISTUS.
"Yang baru sudah datang". Cobalah untuk menganalisa menurut kacamata Allah yang kita miliki tentang hidup kita yang diperbarui, kebaikan yang baru, kendali yang baru, hikmat baru, belas kasihan yang baru, pandangan iman baru yang dibentuk dan diproses untuk jadi sempurna -- semuanya dapat terjadi karena kita ada di DALAM KRISTUS.



HATI ALLAH SEPANJANG MASA

Jika seseorang ingin menyenangkan hati orang yang dikasihinya, maka ia akan berupaya untuk mengetahui apa yang ada di dalam hati sang kekasih dan dengan berbagai upaya memenuhi keinginan hatinya itu. Demikian halnya dengan sikap kita terhadap Allah, bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu yang ada di dalam hati Allah? Bahkan, di dalam hati-Nya yang terdalam dan terpendam sepanjang masa? Ada tiga cara untuk mengetahui bahwa sesuatu itu ada, bahkan terpendam di dalam hati Allah sepanjang masa. Pertama, sesuatu itu haruslah telah ada di hati-Nya sejak lama. Sesuatu itu bukanlah hal yang baru muncul di hati-Nya dan dengan sekejap sirna, seperti Coca-cola atau 7-Up.
Kedua, untuk memenuhi atau menggenapkan sesuatu itu, maka Dia haruslah rela membayar harga yang sangat besar. Jika seorang pemuda rajin bekerja agar dapat menabung demi memperoleh sebuah rumah, maka kita tahu bahwa dia benar-benar membutuhkan rumah. Dari kerajinannya, kita tahu bahwa rumah itu ada di dalam hatinya.
Ketiga, ketika saat-saat penggenapan itu sedang berlangsung, maka sesuatu itu tetap harus diperoleh sekalipun harus menghadapi faktor kesulitan yang sangat tinggi (super sulit). Sekalipun edelweis itu ada di pegunungan, tapi jika itu ada di dalam hati kekasih Anda, tentu Anda tetap berupaya memperolehnya, bukan?
Lalu pertanyaannya, hal apakah yang sungguh-sungguh merupakan isi hati Allah? Untuk dapat menemukan jawabannya, tentu ketiga hal di atas harus dapat dijadikan ukurannya. Dan dengan menggunakan ketiga hal tersebut, maka jawabannya adalah: Misi! Ya, hati Allah adalah misi. Mengapa "misi"? Misi berarti pengabaran Injil secara lintas budaya. Pengabaran Injil itu sendiri berarti menyampaikan pribadi dan karya Yesus Kristus kepada orang lain. Itu berarti Yesus harus hadir dahulu di atas muka bumi ini jika kita ingin dapat menceritakan-Nya kepada orang lain.
Sejak lama, kehadiran Yesus di atas bumi itu sendiri tidak terjadi secara instan atau seketika, melainkan sudah direncanakan "jauh-jauh" hari sebelumnya, yaitu sejak Kejadian 3:15. Bahkan sebelum ayat itu diucapkan-Nya, yaitu sejak Allah mulai memikirkannya "di dalam hati-Nya". Ayat itu berbunyi, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kejadian 3:15). Kemudian ayat tersebut digenapi dalam Yohanes 3:16. Dengan demikian, "misi" memenuhi kriteria pertama sudah ada di dalam hati Allah sejak lama, kurang lebih empat ribu tahun sebelum kelahiran Kristus.



RH MINGGU, 15 Juni 2008

Bacaan setahun: 1Raj. 16; 2Taw. 15, 16; Kol. 1
PEMAZMUR YANG SINIS (Mazmur 116:1-19)

Theodore Roosevelt memahami betul bahayanya bersikap sinis ketika ia mengungkapkan kata-kata, "Cara terburuk untuk mengarungi kehidupan ini adalah menghadapinya dengan sikap sinis." Pemazmur hampir saja tergelincir dalam bahaya ini. Ia memiliki musuh yang licik dan jahat. Serangan yang dialaminya tidak beralasan dan keputusasaannya menjadi begitu dalam sampai ia mengira ia akan mati. Dalam kesepian dan sakit hati, ia lalu mengambil kesimpulan sendiri bahwa tak seorang pun yang dapat dipercayainya. Ia berkata dalam kebingungannya, "Semua manusia pembohong."

Sikap sinis bagaikan virus yang menyerang roh dan menghancurkan hubungan kita, baik dengan sesama maupun dengan Allah. Sikap sinis mencurigai hal-hal yang buruk, bahkan pada orang-orang yang terbaik sekalipun. Ia dapat melihat lebih banyak keburukan pada sebuah lubang kunci daripada kebaikan pada sebuah pintu yang terbuka lebar. Pemazmur hampir saja dikalahkan oleh musuh-musuhnya, bukan dengan pedang melainkan dengan kata-kata. Dan bahaya terbesar terjadi bukan karena fitnah yang dituduhkan kepadanya, melainkan karena pengaruh kejahatan itu di dalam jiwanya yang menghalangi hubungannya dengan Tuhan. Hati-hatilah terhadap bahaya kesinisan!

RH SABTU, 14 Juni 2008

Bacaan setahun: 1Raj. 15; 2Taw. 13, 14; Flp. 4
ANDA INGIN BERHIKMAT? (Amsal 10:1-9)
Seringkali kita mendengar orang mempertanyakan kebijaksanaan dari para pemimpin di sekitar kita. Sangatlah mudah untuk melemparkan tuduhan-tuduhan terhadap para pemimpin di pemerintahan, perusahaan, pendeta, guru, atau anggota-anggota partai tertentu, dan menilai mereka tidak cocok menjadi pemimpin. Daripada mengritik orang lain, lebih baik kita mengevaluasi diri sendiri, apakah dalam kehidupan sehari-hari kita telah berhikmat atau belum.

Bagaimana caranya kita beroleh hikmat? Pertama-tama, kita harus "takut akan TUHAN" dan "mengenal yang Mahakudus" (Amsal 9:10). Cara terbaik untuk memperoleh hal ini adalah dengan membaca firman Tuhan. Kita juga harus meminta pertolongan Tuhan untuk berhikmat. Yakobus menulis, "Apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah" (Yakobus 1:5). Sama seperti raja Salomo memohon hikmat Allah untuk menolongnya memimpin bangsa Israel (1Raja 3:9), kita pun harus senantiasa bergantung pada Tuhan bila kita hendak berjalan di jalan yang benar. Amsal 10:1-32 mengatakan, bila kita bijak, kita akan mendatangkan sukacita bagi orang tua, kita akan mengumpulkan pada musim panas dan kita juga akan memperhatikan perintah-perintah.

RH JUM'AT, 13 Juni 2008

Bacaan setahun: 1Raj. 13, 14; 2Taw. 12; Flp. 3
PEKERJAAN-PEKERJAAN HINA (Yohanes 13:3-17)


Sebelum menjadi penentang penindasan komunis yang berani, Milovan Djilas adalah salah seorang anggota kelompok Marxis yang terkenal di Yugoslavia. Ketika dipenjarakan selama 20 tahun karena tindakannya yang anti pemerintah, ia telah melakukan pekerjaan yang kotor berupa penyelundupan selebaran-selebaran partai komunisnya melalui selokan-selokan penjara. Ia tidak keberatan melakukan tugas itu karena katanya, "tak ada pekerjaan yang kotor, hina dan tak berarti."
Jika seorang anggota komunis yang tidak mempercayai Allah saja mau melakukan hal demikian, seharusnya kita yang melayani Allah, yang memiliki tujuan yang jauh lebih mulia, memiliki sikap lebih dari itu. Motivasi yang murni akan mendorong kita untuk bersedia melaksanakan pekerjaan apapun dalam misi pelayanan yang suci. Kristus, melalui pembasuhan kaki murid-muridNya, telah memberikan teladan kepada kita untuk diikuti.

Jika kita mengikuti teladan Kristus, dan mau melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Allah, pekerjaan yang biasa pun akan menjadi berharga.

RH KAMIS, 12 Juni 2008

Bacaan setahun: 1Raj. 12; 2Taw. 10,11; Flp. 2
HAL-HAL KECIL YANG BESAR (Keluaran 9:13-10:1)

Sejumlah perumahan di Ohio terletak di lokasi yang unik. Curah hujan yang turun di sebelah utara bangunan itu mengalir ke Danau Ontario dan Teluk St. Lawrence, sementara yang di selatan mengalir ke Sungai Mississippi dan Teluk Meksiko. Pada saat tertentu di atas atap yang tepat, hembusan angin yang sangat lembut sekalipun dapat menentukan ke arah mana tujuan curah hujan akan mengalir. Perubahan arah angin menyebabkan perubahan "nasib" setetes air sejauh lebih dari 3200 km dari tujuan akhir yang semula.

Hanya dengan sedikit perbuatan atau pilihan kata yang keliru, kita dapat mempengaruhi dan mengubah arah hidup orang lain, termasuk juga membelokkan mereka dari tujuan hidup yang kekal. Kebenaran ini meliputi dua hal. Kata-kata yang tidak ramah atau perbuatan yang tak senonoh dapat merusakkan banyak hal yang baik. Sebaliknya, kata-kata yang lemah lembut, tindakan yang menolong, sapaan yang bersahabat, kesaksian hidup yang tulus di dalam Kristus, ajakan untuk pergi ke gereja, atau teguran-teguran yang membangun, akan menghasilkan banyak kebaikan. Hal-hal kecil seperti ini dapat membesarkan hati seseorang, memunculkan pengharapan baru, bahkan dapat dipakai oleh Allah untuk membawa seseorang kepada Kristus.

RH RABU, 11 Juni 2008

Bacaan setahun: Kid. 5-8; Flp. 1
YANG PATUT DIINGAT (Mazmur 126:1-6)

Banyak di antara kita dapat mengingat dengan baik saat-saat mengharukan karena Allah menjawab doa kita dengan cara yang luar biasa. Namun, kehidupan ini juga ditandai dengan adanya kegelapan dan kesukaran. Pada saat seperti itu kita dapat membesarkan hati dengan merenungkan masa lalu dan menjadikan pengalaman tersebut sebagai kekuatan untuk menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan.

Kita memperhatikan bacaan Alkitab hari ini. Setelah mengingat kembali sukacita yang dialami bangsa Israel ketika Allah memimpin mereka dengan tanganNya yang ajaib, pemazmur kembali memohon belas kasihan Allah. Pemazmur memakai dua ungkapan untuk menyatakan pertolongan yang diharapkannya. Ungkapan pertama adalah batang air yang kering dengan tiba-tiba dapat menjadi penuh melimpah karena hujan lebat. Ungkapan kedua mengenai buah yang dihasilkan dari proses menabur dan menuai yang membutuhkan waktu yang panjang dan lama.

RH SELASA, 10 Juni 2008

Bacaan setahun: Kid. 1-4; Ef. 6
DUA PERTANYAAN PENTING(Kisah 9:1-9)
Dalam pengalaman yang menjadi titik balik bagi kehidupannya, Saulus mengenali Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Ketika Saulus mendengar suara Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik, pertanyaan penting yang keluar dari bibirnya adalah: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Dari jawaban, "Akulah Yesus!" Paulus seketika itu menyadari bahwa Dia, yang ia aniaya itu, benar-benar adalah Juruselamat. Pada saat itu juga ia memohon belas kasihanNya. Dengan gemetar di hadapan hadiratNya ia pun mengajukan pertanyaan penting yang kedua, "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" Saat itu juga Saulus menyerahkan dirinya.

Kita telah mempercayai Yesus sebagai Juruselamat dan mengetahui siapa Dia sebenarnya. Namun sudahkah kita mengajukan pertanyaan kedua yang penting ini, "Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?" Katakan padaNya saat ini juga, "Tuhan, aku akan melakukan apapun yang Kaukehendaki!"

RH SENIN, 9 Juni 2008

Bacaan setahun: Pkh. 10-12; Mzm. 94; Ef. 5
HILANGNYA KUASA (Yohanes 14:15-26)

Saya bingung karena meskipun telah diutak-atik, video di gereja tidak mau berfungsi. Untung ada seseorang yang bersedia membantu. Saya berdiri memperhatikannya ketika ia memeriksa segala yang berhubungan dengan video itu dan kemudian menancapkan kabel yang belum dihubungkan ke stop-kontak yang ada di dinding. Ternyata, saya lupa powernya.

Begitulah kira-kira jika kita menjalani hidup ini tanpa power dari Allah. Bagaimana mungkin kita dapat melupakan kuasa Roh Kudus yang dapat memimpin dan memberikan power dalam hidup kita? Ketika kita sibuk menyenangkan diri sendiri, kita kehilangan power yang berasal dari hubungan pribadi yang indah dengan Yesus. Roh KudusNya akan memampukan kita melakukan kehendak Allah, memenuhi panggilan dan menggenapi tujuan-tujuanNya. Namun kita harus dihubungkan melalui "kabel" doa, merenungkan firman Allah dan "ditancapkan" pada power Allah.