RH Minggu, 25 April 2010

BUAH SEJATI (2 Timotius 2: 1-7)

Christian A. Schwarz, mendapat pertanyaan yang mengubah pemikirannya tentang kehidupan yang berbuah. Donald McGravan, suatu ketika menanyainya, "Apakah buah sejati sebatang pohon apel?" Dengan naif Schwarz menjawab, "Tentu saja buah apel." McGravan tampaknya sudah menduga jawaban itu. "Salah, " katanya, kemudian terdiam sejenak penuh arti. "Buah sejati pohon apel bukan buah apel, melainkan pohon apel lainnya." Berbuah, dengan demikian, sebenarnya bukan sekadar menghasilkan buah, melainkan melipatgandakan kehidupan yang serupa.

Paulus pun mengemukakan prinsip pelipatgandaan tersebut dalam hal pemuridan orang percaya. Estafet pengajaran ini merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan gereja. Ketika kita menerima pengajaran firman Tuhan, ibaratnya kita sedang mengalami pembuahan. Ketika kita memahami dan menerapkan firman itu, berarti kita sedang menghasilkan buah. Ketika kita mengajari orang lain sampai orang itu memahami, menerapkan, dan mampu mengajarkan lagi kebenaran tersebut, barulah kita sungguh-sungguh berbuah. Jadi, sudah sejauh mana kehidupan kita berbuah?

RH Sabtu, 24 April 2010

KUALITAS RENCANA, KUALITAS HIDUP (Yesaya 32: 1-8)

Cinderella bersepatu kaca? Ya, begitulah dongeng yang kita baca dan dengar berulang kali. Padahal sebenarnya Cinderella bersepatu kaca adalah contoh sebuah kesalahan. Pada 1697, Charles Perrault menulis kisah Cinderella dalam bahasa Prancis. Ia menggunakan frasa pantoufle en vair untuk sepatu Cinderella. Dalam penerjemahan ke dalam Bahasa Inggris, kata vair (bulu tupai) salah dibaca sebagai verre yang berarti kaca. Akibat kesalahan tak sengaja ini akhirnya jadilah Cinderella bersepatu kaca (Sumber: Ensiklopedia Kelirumologi, Jaya Suprana).

Kualitas manusia terlihat dari apa yang direncanakan dalam hati dan pikirannya. Khususnya apa yang direncanakannya bagi hidup orang lain. Hari ini, apa yang kita rencanakan dalam hati dan pikiran? Rencana untuk memfitnah atau melakukan kejahatan terhadap orang lain menunjukkan kebebalan kita, sebab kita sudah tahu apa yang benar. Sebaliknya, keluhuran hati dan pikiran kita terlihat dari rencana untuk melakukan hal yang baik kepada orang lain, bahkan yang membenci kita sekalipun.

RH Jumat, 23 April 2010

MAUNYA TUHAN = REPOT (Kejadian 6: 13-22)

Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, memiliki luas lebih dari 100 hektar, dengan koleksi satwa cukup banyak. Setiap satwa punya karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari perilaku, cara beradaptasi, ekosistem, makanan, hingga cara penanganannya. Makanan kasuari berbeda dengan makanan jerapah. Kandang burung rangkong berbeda dengan kandang buaya. Cara menangani beruang berbeda dengan cara menangani binturong (sejenis musang). Jika bekantan dan harimau diletakkan bersebelahan, bekantan akan mati tanpa harimau perlu menerkamnya. Masing-masing unik. Mengurus semuanya tentu sangat repot, butuh banyak pekerja.

Adakah di antara kita yang ingin mengikuti maunya Tuhan, tetapi tidak mau repot? Jika demikian, mungkin kita takkan pernah menjadi orang yang mendapat kasih karunia di mata Tuhan (ayat 8). Mengikuti perintah Tuhan kadang memang harus repot, tetapi jalani dengan keyakinan bahwa Tuhan takkan memberi perintah buruk. Seperti yang Nuh lakukan.

RH Kamis, 22 April 2010

PENIUP PELUIT (Yeremia 21: 11-29)

Seorang whistle blower (peniup peluit) adalah seseorang yang berani membongkar ketidakbenaran yang sedang berkembang di suatu organisasi. Orang ini biasanya adalah orang dalam, bagian dari organisasi itu. Pada konferensi tentang isu iklim global di Kopenhagen, Denmark, bulan Desember 2009 lalu, sempat muncul seorang yang demikian. Ia membocorkan isi proposal sebuah surat keputusan yang kabarnya akan dilegalkan di sana. Isinya kontroversial. Cenderung menguntungkan negara-negara maju dan merugikan negara-negara berkembang atau miskin. Sontak, berbagai pihak mengecam proposal tersebut.

Fungsi sebagai "peniup peluit" ini mirip dengan peran para nabi di Alkitab. Kita pun dipanggil Tuhan untuk melanjutkan peran kenabian ini. Ketika berkembang sesuatu yang tidak benar di keluarga, gereja, kantor, organisasi, atau masyarakat kita, Tuhan memanggil kita untuk menyuarakan kebenaran. Untuk membongkar ketidakbenaran yang sedang berkembang, bahkan kalau bisa untuk memperbaikinya. Tidak mudah, bahkan kerap membuat kita terancam. Kalau bukan kita, umat-Nya, siapa lagi yang bisa Dia utus?

RH Rabu, 21 April 2010

MENJADI YANG TERBESAR (Markus 10: 35-45)

Sekelompok kuda liar sedang makan rumput di sebuah padang belantara. Tiba-tiba muncul seekor harimau kelaparan yang tengah mencari mangsa. Kuda-kuda itu serentak melindungi diri dengan cara berdiri saling berhadapan membentuk lingkaran. Sang harimau tidak berani mendekat, takut kena tendang. Akan tetapi, dengan tipu muslihatnya ia lalu berkata, "Sungguh sebuah barisan yang bagus. Bolehkah aku tahu kuda jenius mana yang mencetuskan idenya?" Kuda-kuda itu termakan hasutan sang harimau. Mereka berdebat siapa yang pertama kali mencetuskan ide tersebut. Tidak ada kata sepakat, akhirnya mereka cerai-berai. Sang harimau pun dengan mudah memangsa mereka satu per satu. Dalam sebuah kelompok kerja di perusahaan, maupun di pelayanan, salah satu kerikil paling tajam yang bisa muncul adalah persaingan tentang siapa yang paling berpengaruh; paling berjasa; paling penting. Apabila sudah begitu, kelompok tersebut akan menjadi sangat rapuh.

RH Selasa, 20 April 2010

TELUR DADAR BUSUK (Roma 6: 5-11)

C.S. Lewis, suatu ketika didatangi seseorang yang ingin berkompromi dalam kehidupan kristianinya. Ia merasa tidak bermasalah kalau sesekali melakukan dosa dan pelanggaran kecil-kecilan. Tuhan pasti akan melupakan dosa-dosa kecil itu sepanjang ia menjadi orang kristiani yang baik. ”Tidak apa-apa kan berdosa sedikit, selama hal-hal yang lain baik-baik saja?” Begitu pikirnya. C.S. Lewis menjawab, "Kalau kita mencampurkan telur yang segar dengan telur yang busuk, kita tidak akan dapat membuat telur dadar yang enak." Setiap dosa adalah "telur busuk" yang merusakkan kehidupan manusia. Ketika kita tergoda untuk berkompromi melakukan perkara yang kita anggap sebagai "hanya dosa kecil", ada baiknya kita berhenti sejenak dan merenungkan kembali penebusan Kristus. Untuk dosa yang kecil sekalipun, Dia harus menebusnya dengan meregang nyawa di kayu salib. Akankah kita menganggap enteng pengurbanan-Nya itu dengan terus menyimpan "telur busuk"?

RH Senin, 19 April 2010

ENGGAN MELEPASKAN (Kolose 3: 1-17)

Suatu hari, seorang anak sedang asyik bermain pasir di pantai ditemani ayahnya. Lalu, datanglah penjaja es krim. Sang ayah segera membeli sebuah untuk anaknya. Namun, ketika melihat mulut anaknya penuh pasir, ia pun urung memberikan es krim itu. "Ayo, Sayang, buang dulu kotoran itu dari mulutmu. Ayah punya sesuatu yang lebih baik untukmu!" Kisah ini ditulis oleh Max Lucado, dalam bukunya Just Like Jesus. Ia berkata, "Saya tak akan memberinya es krim sebelum ia membersihkan mulutnya, sebab saya mengasihinya. Saya tidak ingin ia makan es krim bercampur pasir!" Tuhan menawarkan kepada kita sesuatu yang lebih baik. Hidup baru yang dipenuhi kasih, damai, dan berkat. Namun, sebelum bisa menerimanya, kita perlu membersihkan diri lebih dulu dari "pasir" dosa. Sama seperti es krim tidak enak dimakan bersama pasir, gaya hidup lama juga tidak bisa kita campur dengan gaya hidup manusia baru. Yang lama harus ditanggalkan, supaya yang baru bisa kita kenakan.

Artikel

Cerita Kehidupan dari India

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Tuhan, Bapa kita. (Kolose 3 :17)

Saya pikir, hidup ini kayaknya cuma menambah kesulitan-kesulitan saya saja! Kerja menyebalkan, hidup tak berguna, dan tidak ada sesuatu yang beres! Tapi semua itu telah berubah. Pandangan saya tentang hidup ini benar-benar telah berubah! Tepatnya terjadi setelah saya bercakap-cakap dengan teman saya. Ia mengatakan kepada saya bahwa walau ia mempunyai 2 pekerjaan dan berpenghasilan sangat minim setiap bulannya, namun ia tetap merasa bahagia dan senantiasa bersukacita. Saya pun jadi bingung, bagaimana bisa ia bersukacita selalu dengan gajinya yang minim itu untuk menyokong kedua orangtuanya, mertuanya, istrinya, 2 putrinya, ditambah lagi tagihan-tagihan rumah tangga yang numpuk!

Kemudian ia menjelaskan bahwa itu semua karena suatu kejadian yang ia alami di India. Hal ini dialaminya beberapa tahun yang lalu saat ia sedang berada dalam situasi yang berat. Setelah banyak kemunduran yang ia alami itu, ia memutuskan untuk menarik nafas sejenak dan mengikuti tur ke India. Ia mengatakan bahwa di India, ia melihat tepat di depan matanya sendiri bagaimana seorang ibu MEMOTONG tangan kanan anaknya sendiri dengan sebuah golok!!

Keputusasaan dalam mata sang ibu, jeritan kesakitan dari seorang anak yang tidak berdosa yang saat itu masih berumur 4 tahun, terus menghantuinya sampai sekarang. Kamu mungkin sekarang bertanya-tanya, kenapa ibu itu begitu tega melakukan hal itu? Apa anaknya itu 'so naughty' atau tangannya itu terkena suatu penyakit sampai harus dipotong? Ternyata tidak. Semua itu dilakukan sang ibu hanya agar anaknya dapat .. MENGEMIS... Ibu itu sengaja menyebabkan anaknya cacat agar dikasihani orang-orang saat mengemis di jalanan!! Saya benar-benar tidak dapat menerima hal ini, tetapi ini adalah KENYATAAN!

Sahabat saya juga mengatakan bahwa setelah itu, ketika ia sedang berjalan-jalan sambil memakan sepotong roti, ia tidak sengaja menjatuhkan potongan kecil dari roti yang ia makan itu ke tanah.

Kemudian dalam sekejap mata, segerombolan anak kira-kira 6 orang anak sudah mengerubungi potongan kecil dari roti yang sudah kotor itu... mereka berebutan untuk memakannya!! (suatu reaksi yang alami dari kelaparan). Terkejut dengan apa yang baru saja ia alami, kemudian sahabatku itu menyuruh guidenya untuk mengantarkannya ke toko roti terdekat. Ia menemukan 2 toko roti dan kemudian membeli semua roti yang ada di kedua toko itu! Pemilik toko sampai kebingungan, tetapi ia bersedia menjual semua rotinya. Kurang dari $100 dihabiskan untuk memperoleh 400 potong roti (jadi tidak sampai $0,25/potong) dan ia juga menghabiskan kurang lebih $100 lagi untuk membeli barang keperluan sehari-hari. Kemudian ia pun berangkat kembali ke jalan yang tadi dengan membawa satu truk yang dipenuhi dengan roti dan barang-barang keperluan sehari-hari kepada anak-anak (yang kebanyakan CACAT) dan beberapa orang-orang dewasa disitu! Ia pun mendapatkan imbalan yang sungguh tak ternilai harganya, yaitu kegembiraan dan rasa hormat dari orang-orang yang kurang beruntung ini! Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa heran bagaimana seseorang bisa melepaskan kehormatan dirinya hanya untuk sepotong roti yang tidak sampai $0,25.

Ia mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, betapa beruntungnya ia masih mempunyai tubuh yang sempurna, pekerjaan yang baik, juga keluarga yang hangat. Juga untuk setiap kesempatan dimana ia masih dapat berkomentar mana makanan yang enak, mempunyai kesempatan untuk berpakaian rapi, punya begitu banyak hal dimana orang-orang yang ada di hadapannya ini AMAT KEKURANGAN!!

Sekarang aku pun mulai berpikir seperti itu juga! Sebenarnya, apakah hidup saya ini sedemikian buruknya? TIDAK, sebenarnya tidak buruk sama sekali. Nah, bagaimana dengan anda? Mungkin di waktu lain saat kamu mulai berpikir seperti aku, cobalah ingat kembali tentang seorang anak kecil yang HARUS KEHILANGAN sebelah tangannya hanya untuk mengemis di pinggir jalan. Saudara, banyak hal yang sudah kita alami dalam menjalani kehidupan kita selama ini, sudahkah kita BERSYUKUR? Apakah kita mengeluh saja dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki?

"Life is Beautiful."
"For He as made it beautiful for us."

Mari bersyukur atas indahnya hidup. Karena kita tidak pernah tahu apa yang DIA rencanakan untuk kita hari ini dan esok hari…

Ringkasan Khotbah 11 April 10

POTENSI
(Roma 8: 11)

Pada saat kita mempelajari mengenai perumpamaan tentang talenta atau mina, kita akan mendapati bahwa dalam kehidupan ini Tuhan mempercayakan pada setiap kita kemampuan atau potensi untuk melakukan sesuatu hal. Ketika kita dipercaya dengan talenta yang Tuhan beri atas kita, Tuhan menginginkan agar kita bisa mempertanggungjawabkannya suatu saat nanti. Itu sebabnya kita harus tahu ada potensi dalam kita dan berusaha untuk menggalinya, maka hidup kita akan menjadi bergairah.

Masing-masing orang diberikan talenta atau potensi yang berbeda-beda. Kita harus dapat mengerjakan talenta yang ada pada kita dengan setia. Tuhan tidak akan mempercayakan sesuatu yang besar apabila kita tidak dapat bertanggungjawab atas talenta yang Ia percayakan atas kita. Tetapi banyak orang yang memeram atau menyembunyikan talenta mereka. Dua alasan seseorang memeram atau menyembunyikan talentanya, ialah:
1. Kecewa. Seseorang menyembunyikan talentanya dan tidak berusaha menggali potensi yang ada padanya bukan karena kecewa kepada Tuhan melainkan kecewa kepada orang-orang di sekelilingnya. Tantangan dari luar tidak akan membuat seseorang kecewa. Seringkali orang kecewa karena gembalanya, rekan pelayanannya, atau pun keluarganya.
2. Adanya konsep ”lumayan” yang telah tertanam dalam pikiran. Dengan pemikiran ”lumayan” membuat seseorang tidak berusaha lebih lagi untuk menggali potensi yang ada padanya. Jangan berhenti pada konsep ”lumayan”. Jangan berikan untuk Tuhan dan pelayanan yang Tuhan percayakan atas kita setengah-setengah atau sedang-sedang saja. Berikan yang terbaik untuk Tuhan.

Setiap kita memiliki talenta dan potensi dalam kehidupan ini. Gali dan kembangkan potensi yang Tuhan percayakan atas kita maka suatu saat nanti Allah yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuh kita yang fana ini. Amin

By: Pdt. Moy Liana - Minggu, 11 April ‘10

HUMOR

Oh, Istriku

Tiga orang pria meninggal dunia dan segera menghadap malaikat.
Malaikat: Selama hidup kalian di dunia, berapa kalikah kalian menyeleweng dan mengkhianati istri kalian?
Pria 1: Saya ingat benar, dua kali.
Malaikat: Kalau begitu, kau kuberi mobil bekas sebagai kendaraanmu di sini.
Pria 2: Kalau saya, hanya sekali. Benar-benar hanya sekali!
Malaikat: Oke, buatmu kuberi mobil baru sederhana!
Pria 3: Terlebih saya. Saya tidak pernah sekali pun mengkhianati istri saya karena istri saya pun mengaku tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk menoleh ke pria lain sekejap pun.
Malaikat: Bagus. Buat kamu, sebuah Baby Benz mewah!
Selang beberapa waktu kemudian, mereka secara kebetulan bertemu di sebuah tempat parkir. Pria pertama dan kedua heran melihat pria ketiga tersedu-sedu di dalam Beby Benznya. Mereka berdua menanyai pria ketiga tersebut mengapa ia menangis. Lalu dia menjawab, "Aku baru ketemu istri saya di jalan. Dia naik sepeda rongsokan."

Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (Efesus 5: 25-27)

RH Minggu, 18 April 2010

OBAT MUJARAB (Matius 27: 45-55)

Apa persamaan dan perbedaan antara penyakit demam berdarah dan flu burung? Persamaannya adalah jika tidak segera diobati, keduanya dapat membawa kematian bagi si penderita. Perbedaannya, demam berdarah sudah ada obatnya, sedangkan flu burung belum ada obatnya. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka orang cenderung merasa "lebih tenang" jika terserang demam berdarah dibanding jika terserang flu burung. Padahal dulu ketika obat demam berdarah belum ditemukan, di mana-mana orang sangat takut terhadap penyakit ini. Hanya, pada zaman sekarang sudah ada obat untuk penyakit ini.

Demikian juga dengan dosa. Pada kenyataannya, dosa adalah penyakit rohani yang mematikan karena akan membawa si penderita masuk kepada hukuman kekal. Akan tetapi, syukur kepada Allah karena dari peristiwa salib itulah kita menemukan "obat paling manjur" yang dapat menghapuskan dosa kita. Walaupun "obat" penghapus dosa sudah ditemukan di dalam Kristus, bukan berarti kita boleh tetap merasa tenang jika berbuat dosa. Kiranya setiap kita menikmati ampuhnya "obat" dari Kristus itu.

RH Sabtu, 17 April 2010

DI MANA SAJA, KAPAN SAJA (Kisah Para Rasul 16: 19-32)

Suatu ketika, saya membaca sebuah kalimat yang menyentuh hati saya. "Anda diampuni ketika Anda mengampuni." Kalimat yang indah. Nah, coba tebak di mana saya membaca kalimat itu? Buku rohani? Tidak. Majalah kristiani? Bukan. Warta sebuah gereja? Bukan. Saya menemukan dan membaca kalimat itu di toilet sebuat rumah penginapan. Saya kagum pada si pemilik penginapan yang menggunakan setiap ruang, bahkan toilet, untuk mencantumkan kalimat-kalimat yang membangun.

Acap kali kita punya ribuan alasan untuk tidak memberitakan Firman. Waktu yang tidak pas; lagi tidak mood; kondisi hati yang kurang baik. Marilah kita belajar dari Paulus dan Silas selalu siap sedia memberitakan firman dalam kondisi apa pun. Hari ini lihatlah sekeliling Anda. Adakah orang yang memerlukan peneguhan dan penghiburan dari firman Tuhan? Adakah jiwa yang mendambakan keselamatan kekal? Mereka memerlukan Firman Tuhan, HARI INI. Bukan besok. Tiada waktu yang lebih indah selain saat Firman Tuhan diberitakan.

RH Jumat, 16 April 2010

BAHAYA BUJUKAN (Kejadian 3: 1-7)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengadakan program vaksinasi gratis di Pakistan. Setiap anak harus divaksin agar tak tertular wabah penyakit berbahaya. Celakanya, upaya itu ditentang oleh sekelompok pemeluk agama radikal. Dengan gencar mereka membujuk ibu-ibu untuk menolak anaknya divaksin. Ditebarkanlah isu bahwa obat vaksin itu akan membuat anak-anak mandul. Menurut mereka, program vaksinasi itu adalah rekayasa negara Barat untuk menghabisi generasi muda Pakistan. Bujukan itu ampuh. Sekitar 24.000 anak akhirnya tidak divaksin, padahal mereka sangat memerlukannya!

Sebuah bujukan membuat apa yang benar tampak salah, sebaliknya yang salah tampak benar. Taktik ini sudah dipakai Iblis sejak zaman Adam dan Hawa. Sampai kini Iblis masih membujuk. Waspadalah terhadap ajaran yang "mirip" firman Tuhan. Ajaran yang aneh, menghebohkan, atau terlalu indah untuk dipercaya (too good to be true). Agar tak sampai terbujuk, dalamilah firman Tuhan secara pribadi. Jangan puas hanya mendengar nasihat orang lain. Kenalilah mana yang benar dan salah, lalu pegang teguh firman-Nya.

RH Kamis, 15 April 2010

PERAWATAN TUBUH (1 Korintus 15: 35-58)

Beberapa tahun terakhir ini, banyak orang yang menjadi begitu tertarik dengan berbagai isu seputar perawatan tubuh. Baik itu seputar makanan sehat, perawatan kulit, pembentukan tubuh, dan sebagainya. Hal ini tampak melalui fenomena digemarinya acara-acara konsultasi kesehatan dan tempat-tempat perawatan tubuh. Juga tampak dari besarnya dana yang ditanamkan untuk meneliti mengenai berbagai aspek kesehatan manusia. Tak heran ada yang sampai berkomentar bahwa perawatan tubuh adalah agama baru zaman ini.

Di satu sisi kita tahu bahwa tubuh ini memang harus dirawat sebagai pemberian Tuhan yang berharga. Tetapi di sisi lain, kita tahu bahwa tubuh kita yang sekarang ini sifatnya sangat sementara. Suatu saat tubuh ini akan menua dan mati. Karena itu, meskipun merawat tubuh memang penting, hal itu tidak boleh dijadikan tujuan hidup kita. Perawatan tersebut seharusnya dilakukan justru dengan tujuan supaya kita bisa memenuhi tujuan hidup kita dengan lebih baik. Yaitu untuk mengerjakan tugas-tugas kita dan melayani Sang Pemberi tubuh kita dengan maksimal.

RH Rabu, 14 April 2010

MERASA DIMUSUHI TUHAN (Mazmur 102: 1-23)

"Suami saya selalu menunjukkan sikap permusuhan. Apa pun yang saya lakukan dianggap salah. Saya harus bagaimana?" Keluh seorang ibu pada pendetanya. "Sudahkah Ibu berdoa memohon Tuhan melunakkan hatinya?" tanya Pendeta. Ibu itu menjawab, "Saya merasa Tuhan pun sedang memusuhi saya! Memang semuanya gara-gara saya. Beberapa tahun lalu saya pernah selingkuh. Sejak saat itu, biarpun sudah bertobat, saya merasa baik suami maupun Tuhan memusuhi saya!"

Ketika dimusuhi orang, kita bisa mengadu pada Tuhan. Namun, jika Tuhan pun buang muka, ke mana lagi kita bisa pergi? Situasi tanpa harapan ini pernah dialami pemazmur. Bagian pertama Mazmur 102 mengungkapkan kesengsaraannya saat dicela musuh sekaligus dimurkai Tuhan. Hubungan dengan Tuhan bisa rusak karena dosa dan pemberontakan kita. Ketika hal itu terjadi, Tuhan terasa jauh. Wajah-Nya tampak seram bagai musuh. Namun, jika kita sudah bertobat, yakinlah bahwa Tuhan pasti kembali peduli. Dia tidak lagi berwajah marah, tetapi ramah. Jangan biarkan hidup Anda terus dihantui rasa bersalah!

RH Selasa, 13 April 2010

PERTANDINGAN IMAN (2 Timotius 4: 5-8)

Pada Olimpiade Meksiko 1968, Mamo Wolde dari Ethiopia memenangkan medali emas dalam cabang lari maraton. Ia mencatat waktu 2 jam 20 menit 27 detik. Namun, yang menjadi "bintang" justru John Stephen Akhwari dari Tanzania. Ia masuk finis sebagai pelari terakhir, 1,5 jam setelah Wolde. Ketika Akhwari masuk lapangan, medali sudah diserahkan, penonton sudah sepi. Ia berjalan tertatih-tatih dengan kaki penuh darah dan balutan. Ia sempat jatuh beberapa kali sebelum akhirnya menjejakkan kaki di garis finis. Penonton yang masih ada pun bersorak. Kepada Bud Greenspan, seorang sutradara film yang mewawancarainya, Akhwari berkata, "Saya dikirim ke sini bukan hanya untuk memulai perlombaan, tetapi juga untuk menyelesaikannya." Akhwari memang pelari terakhir di lomba tersebut. Namun, ia dicatat sebagai pelari yang menyelesaikan pertandingan hingga akhir, tidak undur atau menyerah kalah di tengah jalan. Hidup kita seumpama pertandingan iman. Kita tengah berlari menuju garis finis (baca: kematian). Ada saat kita merasa lelah dan letih, bisa karena beban hidup yang berat, sakit penyakit yang berkepanjangan, atau juga karena kegagalan dan kepahitan yang terus mendera. Dalam keadaan demikian, janganlah kita menyerah atau undur. Teruslah "berlari" dengan iman kita.

RH Senin, 12 April 2010

ANDAI BISA MEMILIH (Yeremia 29: 1-14)

Kondisi bangsa kita tampaknya jauh dari membanggakan. Korupsi, pertikaian antara kelompok satu dengan kelompok lain, belum lagi bencana alam yang seolah-olah tidak ada habisnya. Namun, betapa pun buruknya negeri kita, yang pasti Tuhan telah menetapkan kita lahir sebagai bangsa Indonesia. Bangsa Israel pada masa Yeremia juga menghadapi masa sulit. Mereka hidup di negeri asing. Melalui Yeremia, Tuhan berbicara bahwa mereka berada di negeri Babel adalah bagian dari rencana Tuhan. Karena itu, baiklah mereka tetap mengusahakan dan berdoa bagi kesejahteraan kota tempat mereka dibuang. Tuhan ingin mereka bekerja dan menjadi berkat di Babel.

Demikian juga dengan kita. Ada alasan mengapa Tuhan menempatkan kita di Indonesia. Tuhan tidak ingin kita hanya mengeluh dan mengkritik, tetapi tak bekerja bagi kesejahteraan bangsa kita. Tuhan menempatkan kita di Indonesia untuk membawa damai sejahtera bagi bangsa ini. Akankah kita terus mengeluh, atau bangkit dan bekerja sama dengan Tuhan mewujudkan rencana damai sejahtera bagi Indonesia? Pilihan di tangan Anda.

Artikel

PUTUS ASA

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4: 13)

Pada suatu ketika, iblis mengiklankan bahwa ia akan mengobral perkakas-perkakas kerjanya. Pada hari H, seluruh perkakasnya dipajang untuk dilihat oleh para calon pembeli, lengkap dengan harga jualnya... Barang-barang yang dijual antara lain: dengki, iri, dendam, tidak jujur, malas, tidak menghargai orang lain, tak tahu berterima kasih, dll...

Di suatu pojok display ada suatu perkakas yang bentuknya sederhana bahkan sudah agak aus, tetapi harganya paling tinggi diantara yang lain. Salah seorang pembeli bertanya "Alat ini apa namanya?", iblis menjawab, " Oh...itu namanya Putus Asa".

"Kenapa harganya mahal sekali, kan sudah aus...?"

"Ya karena perkakas ini sangat mudah dipakai dan berdaya guna tinggi. Saya biasa dengan mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dibandingkan dengan perkakas yang lain. Begitu saya berhasil masuk, dengan mudah saya dapat melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap manusia tersebut.”

“Tahukah anda kenapa barang ini menjadi aus? karena saya sering menggunakan kepada hampir semua orang. Kebanyakan manusia tidak tahu kalau PUTUS ASA itu sebenarnya milik saya."

Jadi jika saat ini anda sedang ber-PUTUS ASA, maka ingatlah itu bukan berasal dari TUHAN! Segala sesuatu yang melemahkan iman berasal dari iblis... Waspadalah, jangan menjadikan diri kita bulan-bulanan iblis. Hari ini, bangkit dan katakan pada iblis, "Tuhan adalah kekuatan dan perisaiku, bersama-Nya aku tidak akan goyah." Lalu melangkahlah dengan iman...

Keadaan hidup kita mungkin sekali-kali memukul kita sampai jatuh, tetapi kita tidak boleh tetap tinggal di bawah... Berdirilah teguh... Milikilah sikap dan mentalitas pemenang! GBU

Artikel

Don’t Ever Give Up

Selalu ada 1001 alasan untuk menyerah, namun 'orang yang berhasil' adalah orang yang memutuskan untuk tidak menyerah. Dia selalu bisa menemukan sebuah alasan untuk tidak menyerah...

NANCY MATTHEWS EDISON (1810-1871)
Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, ' Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.' Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, 'Anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.' Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. Tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya.

Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? Jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison di rumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. Namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti.

JOANNE KATHLEEN ROWLING
Sejak kecil, Rowling memang sudah memiliki kegemaran menulis. Bahkan di usia 6 tahun, ia sudah mengarang sebuah cerita berjudul Rabbit. Ia juga memiliki kegemaran ‘tanpa malu' menunjukan karyanya kepada teman dan orangtuanya. kebiasaan ini terus dipelihara hingga ia dewasa. Daya imajinasi yang tinggi itu pula yang kemudian melambungkan namanya di dunia. Akan tetapi, dalam kehidupan nyata, Rowling seperti tak henti didera masalah. Keadaan yang miskin, yang bahkan membuat ia masuk dalam kategori pihak yang berhak memperoleh santunan orang miskin dari pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika Rowling menulis seri Harry Potter yang pertama. Ditambah dengan perceraian yang ia alami, kondisi yang serba sulit itu justru semakin memacu dirinya untuk segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik bernama Harry Potter yang idenya ia dapat saat sedang berada dalam sebuah kereta api.

Tahun 1995, dengan susah payah, karena tak memiliki uang untuk memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya itu dengan mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual. Naskah yang akhirnya selesai dengan perjuangan susah payah itu tidak lantas langsung diterima dan meledak di pasaran. Berbagai penolakan dari pihak penerbit harus ia alami terlebih dahulu. Diantaranya, adalah karena semula ia mengirim naskah dengan memakai nama aslinya, Joanne Rowling. Pandangan meremehkan penulis wanita yang masih kuat membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan menyebabkan ia menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling. Memakai dua huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan penulis cerita anak favoritnya CS Lewis. Akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry Potter luar biasa meledak di pasaran. Semua itu tentu saja adalah hasil dari sikap pantang menyerah dan kerja keras yang luar biasa. Tak ada kesuksesan yang dibayar dengan harga murah.

7UP
Tentu kamu mengenal 7up. Merk softdrink rasa jeruk nipis ini terbilang cukup populer di penjuru dunia. Dibalik ketenaran merk 7up rupanya ada kisah yang sangat menarik untuk kita pelajari tentang arti 'pantang menyerah'. Awal mulanya perusahaan ini mengambil nama 3up sebagai merek sodanya. Namun sayangnya, usaha ini gagal. Kemudian si pendiri kembali memperjuangkan bisnisnya dan mengganti namanya dengan 4up. Malangnya, produk ini pun bernasib sama dengan sebelumnya.

Selanjutnya dia berusaha bangkit lagi dan mengganti lagi namanya menjadi 5up. Gagal lagi. Kecintaannya pada soda membuatnya tak menyerah dan berusaha lagi dengan nama baru 6up. Produk ini pun gagal dan dia pun menyerah.

Beberapa tahun kemudian, orang lain muncul dan membuat soda dengan nama 7up dan mendapat sukses besar! Mungkin kita tidak tahu kapan usaha kita akan membuahkan hasil, tapi suatu saat nanti pastilah waktu itu akan tiba. Justru karena kita tidak tahu kapan waktu keberhasilan kita, maka jangan pernah kita menghentikan usaha kita dan memutuskan untuk menyerah. 3up gagal, buatlah 4up! 4up gagal, dirikan 5up! bahkan meski harus muncul 6up, 7up, 8up, atau 100up sekalipun, jangan pernah berhenti sampai jerih payah kita membuahkan hasil. Percayalah bahwa Tuhan menghargai usaha kita. keberhasilan tidak datang pada orang yang malas berjuang dan gampang menyerah. Tunjukan kualitas iman kita melalui ketekunan kita dalam berjuang! TETAP SEMANGAT!

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (2 Korintus 4:7-9)

Ringkasan Khotbah 07 April 2010

Pengharapan Dalam Kristus
(1 Korintus 15: 12-23)

Dalam acara tanya jawab kita paling tidak senang mendapat pertanyaan yang diawali dengan kata ‘andaikata’. Karena biasanya pertanyaan menggunakan kata ‘andaikata’ itu adalah pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Tetapi hari ini kita justru akan membahas 2 pertanyaan dengan menggunakan kata ‘andaikata’.

I) 2 pertanyaan dengan ’andaikata’.
1. Andaikata Jumat Agung tidak ada, atau andaikata Kristus tidak mati di salib untuk menebus dosa kita, apa yang terjadi? Yang terjadi ialah tidak ada kekeristenan. Kristen adalah satu-satunya agama yang mengandalkan penebusan Kristus, bukan usaha/perbuatan baik manusia. Karena itu kalau penebusan Kristus tidak ada, kekristenan pasti juga tidak ada. Selain itu banyak ayat-ayat Kitab Suci yang hilang. Misalnya Yohanes 3: 16, 1 Petrus 1: 18-19 dan sebagainya. Andaikata Kristus tidak mati disalib maka semua manusia tetap ada dalam dosa dan harus binasa dalam dosa. Andaikata Kristus tidak mati disalib, maka tidak ada harapan bagi seluruh umat manusia. Semua manusia mulai Adam sampai kiamat akan masuk ke neraka selama-lamanya.

2. Andaikata ada Jumat Agung, tetapi tidak ada Paskah, apa yang terjadi? Kalau Kristus mati tetapi tidak bangkit, itu berarti: Ia kalah oleh maut/setan, hutang dosa tidak terbayar lunas karena maut adalah upah dosa. Kalau Kristus mati tetapi tidak bangkit, maka pemberitaan Injil menjadi sia-sia (ay. 14), kepercayaan/iman kita juga sia-sia (ay. 14,17), kita masih hidup dalam dosa kita (ay. 17b), orang yang mati dalam Kristus tetap binasa (ay. 18). Kalau Kristus mati tetapi tidak bangkit, maka tidak ada pengharapan apapun bagi manusia.

II) Faktanya: Kristus mati dan bangkit.
1. Kristus telah menderita dan mati di salib untuk menebus dosa-dosa kita. Fakta mengatakan bahwa Kristus sudah menderita dan mati disalib untuk menebus dosa kita (Ibr. 10: 4; Gal. 2: 16; Rm 8: 1; Yes. 53: 4-6; 2 Kor. 5: 15). Karena itu maka sekarang ada pengharapan bagi kita.
2. Kristus telah bangkit dari antara orang mati (ay. 20-21). Kebangkitan Kristus dari antara orang mati menunjukkan musuh (iblis dan maut) sudah dikalahkan (Kej. 3: 15; 1 Kor. 15: 57).

Dari 2 fakta ini yaitu Jumat Agung dan Paskah memberikan atau menyediakan pengharapan kepada kita manusia. Pengharapan sudah tersedia, tetapi belum menjadi milik kita. Kalau kita sekedar menjadi orang Kristen KTP, pengikut gereja/pendeta/aliran, tetapi tidak percaya dan mengikut Kristus, maka kita tetap tidak mempunyai pengharapan apapun. Kalau saudara ingin mendapatkan pengharapan tersebut, datanglah dan percayalah kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara. Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto - 07 April 2010

HUMOR

Di Kiri dan Kanan Salib

Suatu siang serombongan polisi memasuki rumah Pak Petrus dengan marah-marah. "Pak Petrus, apakah Anda tahu bahwa perbuatan Anda melecehkan kepala negara?" bentak seorang polisi.
"Apa salah saya?" Pak Petrus menjawab dengan ketakutan.
"Anda memasang potret presiden dan wakil presiden di kiri dan di kanan salib Kristus. Pak Petrus tahu tidak, siapa yang berada di kiri dan di kanan Yesus waktu Dia disalib? Mereka adalah penjahat!" seorang polisi lain malah menjelaskan.

Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. (Lukas 23: 33)

Artikel

Sejarah Membagi Telur Pada Hari Paskah

Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa. Bagi para leluhur kita yang belum mengenal ajaran Kristiani, sungguh merupakan peristiwa yang menakjubkan menyaksikan suatu makhluk hidup yang baru muncul dari suatu obyek yang tampaknya mati. Bagi mereka, telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat equinox musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.

Pada masa Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu darimana Kristus keluar menyongsong hidup baru melalui Kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa sukacita Paskah, yaitu karena, dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Pra-paskah. Kaum beriman sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.

Tradisi telur Paskah berkembang di antara bangsa-bangsa Eropa utara dan di Asia segera sesudah mereka masuk Kristen. Tetapi, di antara bangsa-bangsa Eropa selatan, dan dengan demikian juga di Amerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah menjadi populer. Ritual Romawi mempunyai tata cara khusus untuk pemberkatan telur-telur Paskah.

Pada abad pertengahan, menurut tradisi telur-telur dibagikan pada Hari Raya Paskah kepada semua pelayan. Terdapat catatan bahwa Raja Edward I dari Inggris (1307) memerintahkan agar 450 butir telur direbus menjelang Paskah, diberi warna atau dibungkus dengan daun keemasan, yang kemudian akan dibagi-bagikannya kepada seluruh anggota keluarga kerajaan pada Hari Raya Paskah.

Telur Paskah biasanya dibagikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah bersama dengan hadiah-hadiah lain. Kebiasaan ini berakar kuat di Jerman di mana telur-telur disebut “Dingeier” (telur-telur yang “dihutang”).

Anak-anak tidak berlambat dalam menuntut apa yang “dihutang” dari mereka, dan dengan demikian berkembanglah berbagai macam pantun di Perancis, Jerman, Austria dan Inggris, di mana anak-anak, bahkan hingga sekarang, menuntut telur-telur Paskah sebagai hadiah mereka.

Di beberapa daerah di Irlandia, anak-anak mengumpulkan telur-telur angsa dan bebek sepanjang Pekan Suci, untuk diberikan sebagai hadiah pada Minggu Paskah. Sebelumnya, pada Minggu Palma, mereka membuat sarang-sarang kecil dari batu, dan sepanjang Pekan Suci mereka mengumpulkan sebanyak mungkin telur, menyimpannya dalam sarang-sarang batu mereka yang tersembunyi. Pada Minggu Paskah, mereka memakan semuanya, membaginya dengan anak-anak lain yang masih terlalu kecil untuk mengumpulkan telur-telur mereka sendiri.

Orang-orang dewasa juga memberikan telur-telur sebagai hadiah di Irlandia. Jumlah telur yang akan dihadiahkan ditentukan menurut peribahasa kuno di kalangan rakyat Irlandia: “Satu telur untuk pria sejati; dua telur untuk pria terhormat; tiga telur untuk yang miskin; empat telur untuk yang termiskin [pengemis].”

Di kebanyakan negara, telur-telur diberi warna polos dengan pewarna dari tumbuh-tumbuhan. Di kalangan orang Chaldean, Syria dan Yunani, kaum beriman saling menghadiahkan telur-telur berwarna merah demi menghormati darah Kristus. Di daerah-daerah di Jerman dan Austria, hanya telur-telur berwarna hijau saja yang dipergunakan pada Hari Kamis Putih, tetapi telur-telur yang berwarna-warni dipergunakan selama perayaan Paskah. Orang-orang Slavic membuat pola-pola istimewa dengan emas dan perak. Di Jerman dan di beberapa negara Eropa tengah, telur-telur yang dipergunakan untuk memasak hidangan Paskah tidak dipecahkan, melainkan ditusuk dengan jarum di kedua ujungnya, lalu isinya dikeluarkan dengan meniupnya ke dalam mangkok. Kulit-kulit telur kosong diberikan kepada anak-anak untuk dipergunakan dalam berbagai macam permainan Paskah. Di beberapa daerah di Jerman, kulit-kulit telur kosong tersebut digantungkan pada semak-semak dan pohon sepanjang Pekan Paskah, mirip pohon Natal. Orang-orang Armenia menghiasi kulit telur kosong mereka dengan gambar-gambar Kristus yang Bangkit, Bunda Maria, dan gambar-gambar religius lainnya, untuk diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah.

RH Minggu, 11 April 2010

KEMULIAAN YANG UNIK (Yohanes 17: 1-5)

Kemuliaan tidak selalu berarti mahkota dan penghormatan. Saat membaca kisah biografi Ibu Teresa, saya menemukan bahwa kemuliaan bisa mengambil rupa karakter luhur yang rela berkorban demi melayani orang-orang miskin di Kalkuta, India. Ada kemuliaan dalam sikapnya yang menghargai manusia yang dibuang dan ditinggalkan keluarganya. Gaun yang sederhana dan hidup miskin demi mengabdi adalah sebentuk kemuliaan unik. Dalam Injil Yohanes, Yesus banyak menyebut tentang kemuliaan. Namun, kerap kali yang Dia maksud adalah peristiwa penyaliban-Nya. Ya, berkorban bagi keselamatan manusia adalah sebuah kemuliaan. Meskipun itu berarti Dia harus dipermalukan dan dihina melalui proses penangkapan, penganiayaan, dan penyaliban. Namun, kemuliaan Bapa terpancar dalam kasih dan pengorbanan Kristus. Dalam peristiwa paling memalukan sepanjang sejarah itu, di sana kemuliaan Bapa justru terpancar paling indah selama-lamanya. Kemuliaan salib yang unik mengajak Anda untuk mengejar kemuliaan yang berbeda dari kemuliaan dunia. Kemuliaan salib adalah inspirasi bagi kemuliaan hidup berkorban dan mengabdi. Hidup tidak untuk diri sendiri, tetapi demi panggilan ilahi melayani dunia ini. Maukah Anda ikut ambil bagian dalam kemuliaan yang unik ini?

RH Sabtu, 10 April 2010

SEMAK DURI JADI RAJA (Hakim-hakim 9: 8-15)

Bacaan Alkitab hari ini adalah perumpamaan yang menggambarkan situasi ketika Abimelekh dinobatkan menjadi raja di Sikhem. Dikisahkan, pohon- pohon di sebuah hutan sedang memilih raja. Mereka datang ke Pohon Zaitun dan memintanya menjadi raja, tetapi dengan berbagai alasan Pohon Zaitun menolaknya. Begitu pula ketika mereka datang ke Pohon Ara dan Pohon Anggur, kedua pohon itu juga menolak. Akhirnya, mereka datang ke Semak Duri. Semak Duri bersedia menjadi raja. Namun, ketika Semak Duri yang menjadi raja, maka terbakarlah seluruh hutan itu.

Kita kerap kali mendengar bagaimana gereja sulit sekali mencari orang yang mau menjadi anggota Majelis Jemaat atau anggota pengurus bidang pelayanan tertentu. Hal ini terjadi bukan karena tidak adanya orang- orang yang potensial, tetapi lebih karena orang-orang yang potensial menolak dengan berbagai alasan. Marilah kita singsingkan lengan baju untuk ambil bagian dalam pelayanan di gereja. Jangan hanya jadi penonton. Betul, kita tidak perlu mencari-cari jabatan di gereja, tetapi kalau tanggung jawab itu datang, sebisa mungkin jangan menolak. Tuhan menanti karya Anda.

RH Jumat, 09 April 2010

GIDEON YANG TAKUT (Hakim-hakim 7: 7-25)

Dalam bukunya, Melepas Belenggu Kekhawatiran dan Kecemasan (Gloria Graffa), Pam Vredevelt menulis bahwa ia pernah menemukan akronim buatan orang atas kata fear ("ketakutan"), yakni false evidence appearing real (bukti palsu yang kelihatan benar). Menurutnya, ketakutan bisa membuat seseorang menilai sesuatu secara berlebihan - cenderung negatif, atas sesuatu yang belum ia ketahui secara pasti kebenarannya. Tepat seperti itulah yang dialami Gideon. Saat dihadapkan pada "pertarungan mustahil" dengan orang Midian dan Amalek, ia takut. Kekuatannya terbatas. Ia hanya punya 300 prajurit. Yang ia hadapi terlalu banyak, terlalu kuat. Jadi, wajar jika di benaknya terbayang kekalahan telak. Tuhan menjanjikan kemenangan, tetapi Gideon masih tetap takut.


Rupa-rupa pergumulan hidup juga kerap membuat kita takut. Terlalu berat. Terlalu menakutkan. Namun, Allah yang mengerti ketakutan Gideon, juga memahami ketakutan kita. Jangan biarkan ketakutan itu terus membuat banyak bayangan negatif di kepala. Sebaliknya, ceritakan semua kepada-Nya. Biarlah besar dan kuatnya lawan justru mendorong kita untuk mengandalkan Dia saja, bukan kekuatan kita yang terbatas.

RH Kamis, 08 April 2010

MANIS BUKAN? (Mazmur 21: 1-14)

Seorang bayi bernama Henry Michael dilahirkan melalui operasi caesar di Wisconsin, Amerika pada tanggal 09/09/09 pukul 09.09 pagi dengan berat badan 9 pon plus 9 ons. Manis, bukan? Apakah ini suatu kebetulan saja? Ya dan tidak. Hari dan jam operasi telah ditentukan oleh orangtuanya. Hal berat badannya adalah soal lain. Peristiwa unik ini terjadi karena bentuk kerja sama rencana manusia dan anugerah Allah. Kerja sama semacam inilah yang dilihat oleh sang pemazmur. Semua hal baik yang diberikan kepada sang raja bukan sesuatu yang jatuh dari langit, tetapi karena dua hal. Pertama, "Sebab raja percaya kepada Tuhan" (ayat 8). Kedua, "karena kasih setia Yang Mahatinggi ia tidak goyang" (ayat 8). Kata percaya yang dipakai di sini adalah batach, yang artinya memercayakan diri dan merasa aman, mantap. Kita akan merasa aman kalau kita tahu siapa yang melindungi kita, atau di mana kita berlindung. Tuhan tidak memanjakan umat-Nya. Dia memanggil kita dalam sebuah kerja sama, dari pihak-Nya, Tuhan akan senantiasa setia dan tidak berubah. Dan dari pihak kita, Dia meminta iman yang teguh; teguh dalam badai, teguh dalam proses penantian. Manis bukan?

RH Rabu, 07 April 2010

CARA ALLAH BEKERJA (Ayub 42: 7-17)

Kadangkala ada situasi yang tidak kita harapkan tiba-tiba berubah menjadi menyenangkan. Maka bisa kita sebut "hadiah kecil" pada hari itu. Suatu kali saya sedang asyik mengetik naskah di komputer, tiba-tiba anak saya berteriak dari dalam kamar, "Bu, bantu aku menarik ranjang ini. Aku mau mengambil anak panahku yang jatuh terselip di bawah ranjang." Karena sedang fokus di depan komputer, saya enggan memenuhi permintaannya. Namun, saya tidak tega juga membiarkannya. Saya pun meninggalkan komputer dan membantunya mencari anak panahnya. Dan ternyata ada "hadiah" yang saya peroleh. Flashdisk suami saya yang hilang dan sedang dicari-cari rupanya juga terjatuh di bawah ranjang. Ya, cara Tuhan bekerja memang ajaib. Maka bila sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi; entah dalam perkara sederhana seperti yang saya alami, atau berkenaan dengan perkara besar seperti yang Ayub alami, jangan mengeluh. Jalani dengan iman. Siapa tahu di sana Tuhan telah menyiapkan "berkat" buat kita.

RH Selasa, 06 April 2010

YANG TERBAIK (Yohanes 12: 1-8)

Petenis Amerika di era tahun 80-an, Jimmy Connors, adalah seorang jago tenis yang tak suka melewatkan kesempatan untuk melakukan yang terbaik di lapangan. Di segala kesempatan, ia selalu mengayunkan pukulan terbaiknya. Bahkan, jika posisi lawan sudah terkecoh dan bola tinggal dipukul ringan melampaui jala, ia tetap mengayun sekuat tenaga memberikan pukulan telak, smash terbaiknya. Mungkin bagi yang lain itu dianggap tidak perlu. Akan tetapi, ia memang selalu ingin memberikan pukulan terbaiknya. Maria dari Betania melakukan hal serupa bagi Tuhan. Ia pun melakukan hal terbaik yang bisa dilakukannya. Yakni meminyaki kaki Yesus dengan "minyak narwastu murni yang mahal harganya" dan "menyekanya dengan rambutnya". Sudahkah anda dan saya memberikan yang terbaik sebagai bukti kasih kita: kepada orangtua, kekasih, suami, istri, anak-anak, sahabat ... dan Tuhan?

RH Senin, 05 April 2010

KORMA (Mazmur 92)

Pohon korma itu istimewa. Ia mampu tumbuh di tengah gurun gersang di Timur Tengah. Di tengah cuaca panas dan persediaan air yang minim, korma bukan sekedar bisa bertahan hidup. Ia pun mampu berbuah. Bahkan, buahnya manis. Makin tua pohonnya, makin manis buahnya! Daya tahan pohon korma terletak pada akarnya. Ketika biji korma tumbuh, akarnya lebih dulu tumbuh menghunjam jauh ke dalam tanah. Mencari air. Baru setelah itu tumbuh batang dan daunnya. Pemazmur menggambarkan orang beriman bagaikan pohon korma yang ditanam di bait Tuhan. Firman dan kehadiran Tuhan menjadi makanannya. Ini membuatnya bertumbuh sehat dari tahun ke tahun. Tanamlah diri Anda di Bait Tuhan. Serap dan taati firman-Nya. Hidup Anda pun akan berbuah manis bagai korma! Bisa menghadapi tiap hari dengan senyuman adalah berkat istimewa dari Tuhan.

Ringkasan Khotbah 28 Maret '10

Penyertaan Tuhan
Sumber Kekuatan Kita
(Keluaran 13: 20-22; Keluaran 15: 22-27)

Banyak orang Kristen yang menghadapi masalah dan bergumul dengan masalah dalam kehidupannya. Sebagian besar dari orang-orang yang sedang bergumul dengan masalah akan bertanya-tanya mengenai penyertaan Tuhan. Seringkali orang tidak mengerti mengenai arti penyertaan Tuhan dan menjadi kecewa tatkala masalah yang dihadapi tidak kunjung selesai. Kita harus memahami arti penyertaan Tuhan dalam hidup ini. Arti penyertaan Tuhan, ialah:

1. Penyertaan Tuhan bukan berarti Tuhan menjamin hidup kita bebas dari masalah. Kita harus memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita. Sesungguhnya Tuhan ijinkan masalah terjadi dalam hidup seseorang dengan tujuan untuk mempelebar kapasitas orang tersebut. Hantaman atau masalah atau persoalan itu penting bagi kita untuk memproses hidup kita agar dapat sesuai dengan kehendak-Nya.
2. Penyertaan Tuhan bukan menjamin kehidupan kita berkecukupan senantiasa. Kita tidak dapat mengukur penyertaan Tuhan dari segala berkat yang kita peroleh dan miliki dalam kehidupan ini. Kadangkala Tuhan ijinkan kita bergumul secara materi dengan tujuan agar kita bergantung kepada Tuhan, memiliki kesabaran dan semakin berhikmat dalam menjalani hidup ini.
3. Penyertaan Tuhan berarti Tuhan hadir dan menyertai kehidupan umat-Nya. Kekayaan dan harta tidak akan dapat menolong seseorang dalam menghadapi masalah. Yang dapat menolong ialah iman kita. Dengan iman seseorang dapat menjadi kuat dan memiliki pengharapan pada saat menghadapi masalah. Tuhan hadir dalam hidup umat-Nya melalui Firman-Nya yaitu alkitab.
4. Penyertaan Tuhan berarti Tuhan tidak akan menuntun umat-Nya di jalan yang salah. Pada saat kita melangkah dalam kehidupan ini mungkin kita akan jumpai onak dan duri, tanjakan ataupun padang yang gersang, tetapi jangan menyerah karena di ujung perjalanan kita Tuhan sediakan padang rumput yang indah.

Apa pun persoalan yang kita hadapi kini, jangan pernah menyerah dan mempertanyakan penyertaan Tuhan. Tuhan akan selalu menyertai kita apa pun yang kita hadapi. Berkat Tuhan tersedia di depan setiap hal yang mungkin tidak menyenangkan bagi kita. Penyertaan Tuhan sumber kekuatan kita. Amin

By: Pdt. Johny Takarbessy - Minggu, 28 Maret ‘10