JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Pengurapan
Pembicara: Gembala Sidang
Jumat, 7 Nov 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Pdt. Irvino Panky
Sabtu, 8 Nov 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Pdp. Debora Yuliastutik
Sabtu, 8 Nov 2008 - Pk. 17.30 WIB

Kebaktian Umum
Pembicara: Pdt. Djajadi S
Minggu, 9 Nov 2008 - Pk. 08.00 & 17.00 WIB
Kebaktian Anak
Minggu, 9 Nov 2008 - Pk. 08.00 & 17.00 WIB

KOTBAH

KARAKTER DISIPLIN
(1 Korintus 9:24-27)

Berbicara mengenai pemimpin tidak akan lepas dari berbicara mengenai pengaruh. Setiap orang dapat mempengaruhi orang lain. Menurut John Maxwell, orang dapat membangun pengaruh melalui 5 hal, yaitu: kedudukan, hubungan, hasil, karisma dan karakter. Dari kelima hal tersebut hanya satu yang dapat membuat pengaruh tetap bertahan, yakni karakter. Sedangkan yang lainnya memberikan pengaruh dengan ada batasnya.

Karakter dapat terbentuk sesuai dengan seberapa kita mendisiplin diri. Kita dapat saja ditolak oleh semua orang, apabila kita tidak membangun karakter disiplin. Menurut firman Tuhan ada 2 pilar dalam membangun karakter disiplin, yaitu melatih dan menguasainya. Dalam menjelaskan kedua pilar ini, Rasul Paulus menggunakan perumpamaan tentang seorang olahragawan. Seorang olahragawan harus dapat menguasai dirinya dalam segala hal dan melatih tubuhnya.

Melatih diri, adalah usaha keras untuk membangun suatu kebiasaan baru sehingga menjadi respon otomatis dari manusia baru (1 Tim 4:3). Menguasai diri, adalah melumpuhkan pengaruh dosa atau manusia lama yang membawa kerusakan hidup (I Pet 1:14). Ada 4 variabel disiplin, yaitu:
· Tidak melatih dan tidak menguasai: Duniawi.
· Melatih tapi tidak menguasai: Kristen duniawi.
· Tidak melatih tapi menguasai: Kristen Pertapa.
· Melatih dan menguasai diri: Kristen dewasa.

Menurut John Maxwell, tempat untuk melatih disiplin, adalah pikiran, perasaan dan tindakan yang didisiplinkan. Kita dapat mempraktekkan disiplin karakter dengan mendisiplin lidah kita. Penyakit yang dapat menghancurkan gereja adalah lidah kita. Lidah kita harus didisiplin dengan melatih lidah kita untuk mengucapkan perkataan-perkataan yang membangun dan menguasai lidah kita untuk tidak mengatakan perkataan-perkataan yang negatif atau tidak membangun. Kalau kita dapat menguasai lidah dengan baik maka 90% masalah gereja dapat selesai. Milikilah karakter disiplin, jika kita mau memperoleh kemenangan dan pengaruh yang kita berikan tidak menjadi pudar atau hilang karena waktu. Amin

By: Pdt. Hengky Setiawan - Minggu, 26 Oktober 2008

ARTIKEL

KRISTUS JAWABAN

Siapa yang tak ingin kaya? Siapa yang tak ingin menjadi orang besar dan terkenal? Siapa yang tak ingin menjadi orang dengan jabatan penting? Hanya saja kita perlu hati-hati terhadap kebohongan lama yang terus disebarkan oleh iblis, bahwa kekayaan, kedudukan dan popularitas akan menjamin kehidupan yang berbahagia. Sesungguhnya menjadi kaya atau menjadi besar atau menjadi semakin populer bukan jaminan bahwa kita pasti akan lebih berbahagia.
Anda tentu pernah mendengar tentang Joseph Stalin, PM Rusia pada rezim komunis. Dengan kekuasaan yang dimilikinya sudah seharusnya ia tak kenal rasa takut. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Stalin takut pergi tidur. Ia memiliki tujuh kamar tidur berbeda, untuk mengecoh orang yang mencoba membunuhnya. Kalau pergi, ia menggunakan lima limousine dengan gordyn tertutup, supaya tidak tahu mobil mana yang berisi Stalin. Kekuasaan tak menjamin Stalin menjadi lebih bahagia!
Mendiang miliarder Howard Hughes lebih unik lagi. Kisah hidupnya difilmkan dengan title Aviator. Meski menjadi konglomerat, ia memiliki kecurigaan yang berlebihan terhadap orang lain bahkan sampai mengalami paranoid soal kuman sehingga ia meninggal seperti pertapa kurus kering dengan jenggot sampai di perut. Tak jauh beda, John “The Beatles” Lennon memiliki kehidupan yang menyedihkan meski ia seorang artis yang sangat populer di jamannya. Bahkan penulis biografinya mengisahkan bahwa Lennon takut jika lampu padam dan takut menyentuh apapun karena kotor.
Kunci hidup bahagia hanya ada di dalam Kristus. Jangan buru-buru memicingkan mata hanya karena kata-kata tersebut terdengar begitu klise. Jutaan orang sudah mengalaminya. Saya bisa menulis hal seperti ini karena Kristus sudah membuat hidup saya lebih berbahagia. Bahkan kalau masih ragu, tanya saja kepada Paulus. Sebelumnya dia adalah seorang muda dengan jabatan penting di jajaran Farisi.
Selain itu dia pintar, kaya, populer dan punya banyak hal yang bisa dibanggakan. Namun semenjak ia berjumpa dengan Yesus, semua yang dimilikinya itu menjadi sama sekali tak berarti, bahkan ia menganggapnya sebagai sampah! Semuanya itu menjadi tak berarti dibandingkan dengan pengenalannya akan Kristus. Jadi, jika kita ingin berbahagia dalam hidup ini, Kristus adalah jawabannya.

FOKUSKAN HIDUP KEPADA KRISTUS, BUKAN KEPADA JABATAN, KEKAYAAN DAN POPULARITAS.

Karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.
Filipi 3:8

MENANG DAN BEBAS DARI KUTUK

Tidak sedikit orang yang sadar adanya kutuk. Tidak ada seorangpun ingin dikutuk dan hidup terkutuk, tetapi masalahnya, ada banyak orang yang hidup terikat dengan kutuk dan tidak tahu bagaimana caranya dapat hidup terbebas dari kutuk. Terkadang kutuk bukanlah pilihan. Sadar atau tidak, ada hal-hal yang merupakan keputusan kita sendiri atau karena tindakan, kita telah memilih untuk hidup dalam kutuk. Namun, ada juga hal-hal yang bukan karena pilihan/keputusan kita sendiri, tetapi masuk dalam kehidupan kita karena orangtua/leluhur. Di dalam Keluaran 20:4-5 dijelaskan, ”Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku”. Sekarang yang menjadi persoalan, bukanlah masalah kuat atau tidak kuat menanggung kutuk, tetapi bagaimana kita dapat lepas dari ikatan kutuk itu?

Dalam 2 Samuel 9:1-13 disebutkan bahwa Mefiboset bukanlah nama aslinya, tetapi Meribaal yang artinya orang kafir. Dia adalah anak dari Yonatan, dan Yonatan adalah anak Saul. Yonatan menamai anaknya dengan nama seperti itu, karena pada waktu itu bangsa Israel bermusuhan dengan Bangsa Filistin dan allah orang Filistin disebut Baal. Dan sebagai bentuk ejekan, maka dia menamai anaknya adalah Meribaal. Maksudnya dia ingin mengatakan, ”Nih yang kamu sembah, anakku nih!” Mefiboset artinya orang yang lumpuh, tidak mampu tegak berdiri. Banyak anak Raja dalam kondisi mefiboset, sebagai orang yang tidak mampu, tidak dapat tegak menghadapi tantangan. Mefiboset atau Meribaal sebenarnya adalah keturunan raja, namun ia menjadi seorang yang lumpuh, tidak bisa tegak dan tidak mampu berjalan dengan kekuatannya sendiri. Ia adalah keturunan raja tetapi karena kutuk menimpa keturunannya, maka ia harus tinggal (menumpang) di rumah seseorang bernama Makhir bin Amiel di Lodebar (ay 4).

Kutuk bukanlah persoalan sial atau tidak sial, tetapi ”when you were born with the cursed”. Jika kita lahir sudah dengan kutuk, maka apapun yang kita buat, yang ada dalam hidup kita hanyalah penderitaan. Mefiboset adalah keturunan raja yang seharusnya menjadi raja tetapi ia tidak memiliki kepercayaan diri sama sekali. Dia menyebut dirinya sebagai ”anjing mati” (ay 8). Jadi kalau Mefiboset mengatakan”anjing mati”, sebenarnya ia mau mengatakan bahwa yang ada dalam dirinya hanyalah kutuk. Ada banyak orang yang mengutuk dirinya sendiri. Tetapi ingatlah, ”We are son and daughter of King”. Beberapa hal yang perlu kita renungkan:
1. Mefiboset adalah keturunan raja; Seharusnya ia memerintah, hidup dalam kelimpahan, dan seharusnya ia hidup bahagia dan sukacita.
2. Mefiboset diikat karena dosa Saul, yakni ketidaktaatan (I Sam 28:6)
3. Mefiboset sudah diangkat oleh Daud tetapi tiba-tiba ia berkhianat kepada Daud (II Samuel 19:24-28). Hal ini adalah kutuk.

Alkitab mencatat bahwa hidup kita jangan seperti rumah yang kosong, bila rumah kosong maka tujuh roh jahat lain akan masuk. Tuhan tidak tahan melihat kita menderita, Ia bukan Allah yang senang memukul. Ia adalah Bapa yang baik dan Ia tidak membiarkan kita berada dalam penderitaan.

RH MINGGU, 9 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 34; 1 Kor. 4-6
METODE PENGAMPUNAN (Matius 18:21-35)

Dalam katalog program pelayanan keluarnya, Universitas Wisconsin mengumumkan satu kursus baru berjudul "Pengampunan Antarpribadi." Katalog itu menjelaskan bahwa para peserta akan diberi pelajaran tentang "pendekatan mutakhir terhadap pengampunan." Di dunia ini di mana ketidakpedulian telah menjadi hal yang biasa, alangkah gembiranya kita mendengar sebuah universitas terkenal mempunyai perhatian terhadap pengampunan. Namun sekalipun kursus semacam ini menawarkan beberapa pandangan yang berharga, Alkitab memiliki jawaban terbaik terhadap pertanyaan bagaimana mengampuni, yakni: dengan mengampuni orang lain sebagaimana Allah telah mengampuni kita. Pikirkanlah tentang karunia dan pengampunan Allah yang telah diberikan kepada kita melalui pengurbanan Kristus di atas kayu salib ketika kita masih berdosa (Rm 5:8). Pikirkanlah tentang pengampunan yang diberikan Allah kepada kita ketika kita bertobat dan mengakui dosa-dosa kita (1Yoh 1:9). Sebenarnya, kita tidak membutuhkan teknik baru tentang pengampunan. Metode kuno ini, metode Allah, benar-benar ampuh bila kita mau menggunakannya dengan sungguh-sungguh.

RH SABTU, 8 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 33; 1 Kor. 1-3
CARA UNTUK BEBAS (Amsal 16:16-33)
Roh manusia merindukan kebebasan. Namun bagi banyak orang, upaya untuk mencari kebebasan seringkali justru membawa orang tersebut menuju pada ikatan yang lebih kuat lagi. Henrietta Mears suatu kali pernah berkata kepada murid-muridnya, "Seekor burung memiliki kebebasan di udara. Tempatkanlah seekor burung di dalam air, maka ia akan kehilangan kemerdekaannya. Seekor ikan memiliki kebebasan di dalam air, tetapi letakkan ia di atas pasir, maka ia akan mati.... Orang Kristen memiliki kebebasan bila ia melakukan kehendak Allah dan taat kepada perintahNya. Hal ini merupakan sifat yang alaminya, seperti air bagi seekor ikan, dan udara bagi seekor burung."

Meskipun Raja Salomo tidak memakai kata bebas dalam Amsal 16:1-33, ia mengerti bahwa kebebasan datang hanya bila kita menghormati Allah dan firmanNya. Sebaliknya, ikatan akan datang kepada mereka yang mengabaikan kebenaran Allah. Kemerdekaan merupakan hasil dari tindakan merendahkan hati, memperhatikan firman Tuhan, berbicara dengan manis, dan pengendalian diri. Anda ingin bebas? Yesus merupakan sumber utama dari kemerdekaan yang sejati.

RH JUMAT, 7 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 31,32; Gal. 5,6
SELAMAT DALAM LINDUNGAN ALLAH

(Kisah 27:27-44)
Mantan presiden Amerika Franklin D. Roosevelt senang dengan sebuah lagu yang dikenal dengan judul Himne Angkatan Laut. Lagu itu dinyanyikan pada pemakamannya di Hyde Park, New York, pada 14 April 1945. Lirik lagu itu ditulis pada tahun 1860 oleh William Whiting, yang mengajar dan memimpin sebuah koor anak laki-laki. Ia menulis lirik itu bagi para pelajar yang akan berlayar dan yang kuatir akan perjalanan itu. Iramanya yang indah dikerjakan oleh John B. Dykes dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1861. Ia menamakan lagu himne itu Melita, nama Romawi bagi Malta, sebuah pulau di mana perahu Paulus yang rusak terdampar. Himne itu merupakan sebuah doa sederhana yang berdasarkan pada kebenaran sejati bahwa Allah yang kekal, yang menciptakan alam semesta, mengendalikan semua unsur yang ada pada alam dan dapat melindunginya, bagaimanapun besarnya masalah yang datang. Angin dan ombak berada di bawah kendalinya.

Ketika kita atau orang yang kita kasihi melakukan perjalanan jauh, atau jika kita pulang pergi dari rumah ke kantor, kita dapat meyakini bahwa kita berada di dalam perlindungan dan perhatianNya.

RH KAMIS, 6 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 30; Mzm. 120; Gal. 3,4
PESAN YANG TIDAK DISAMPAIKAN (Roma 10:1-15)

George Sweeting, di dalam bukunya The No-Guilt Guide for Witnessing, menceritakan tentang seorang pria bernama John Currier yang pada tahun 1949 ditemukan bersalah membunuh dan dihukum seumur hidup di penjara. Beberapa saat kemudian ia dipindahkan dan mendapat kebebasan bersyarat untuk bekerja di ladang pertanian di dekat Nashville, Tennessee. Pada tahun 1968, hukuman Currier berakhir dan sepucuk surat yang membawa kabar baik ini dikirimkan kepadanya. Namun Currier tidak pernah membaca surat itu. Ia juga tidak diberitahu tentang hal itu. Currier terus melakukan apa yang harus ia kerjakan. Bahkan setelah pemilik ladang tempat ia bekerja meninggal dunia, ia tetap bekerja. Sepuluh tahun berlalu. Kemudian pegawai pemerintah mengetahui kondisi Currier, menemuinya dan memberitahu bahwa hukumannya telah berakhir. Sweeting mengakhiri kisahnya dengan pertanyaan, "Apakah Anda tidak berkeberatan jika seseorang mengirimkan kepada Anda sebuah pesan penting tetapi selama bertahun-tahun pesan itu tidak pernah disampaikan kepada Anda?" Kita yang telah mendengar kabar baik dan menikmati kemerdekaan melalui Kristus, bertanggung jawab menyatakan hal itu kepada orang lain yang masih terbelenggu dosa.

RH RABU, 5 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 28,29; Gal. 1,2
HARAPAN YANG DIPERBARUI (1Raja 19:1-18)

Seorang tawanan perang Italia yang ditahan di Amerika Serikat selama berlangsungnya Perang Dunia II menjadi sangat sedih setelah tahu bahwa istrinya telah meninggal di Italia. Pimpinan kamp, menawarkan kepadanya apakah ia dapat membangun sebuah kapel bagi penghuni markas itu. Tawanan perang itu menerima tugas tersebut, bahkan mengawasi sendiri jalannya pembangunan. Saat ini kapel yang unik itu masih berdiri di Letterkenny Army Depot di Chambersburg, Pennsylvania. Tawanan yang dulunya amat remuk hatinya itu menemukan pengharapan baru dengan menggunakan talenta yang Allah berikan kepadanya untuk menjadi berkat bagi orang lain melalui pembangunan kapel itu. Jika Anda mengalami keputusasaan, langkah pertama untuk memperbarui harapan adalah dengan memperhatikan kebutuhan fisik Anda. Kemudian dengarkanlah suara Allah lewat firmanNya. Tuhan akan menunjukkan kondisi rohani Anda dan mengatakan kepada Anda apa yang dapat Anda lakukan untuk menjadi berkat bagi orang lain.

RH SELASA, 4 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 26,27; Mrk. 15,16
KECERDIKAN SEMUT (Amsal 30:24-28)

"Semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas". Semua semut tahu secara naluri bila musim dingin akan tiba, sehingga mereka memanfaatkan dengan baik musim panas. Ketika kita makan roti dan minum, mereka giat mengumpulkan remah-remah makanan. Mereka menyimpannya dengan baik, dan ketika salju mulai turun, mereka telah memiliki persediaan makanan yang cukup.

Bagi kita, langkah pertama untuk "mempersiapkan diri bagi musim dingin" adalah dengan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. "Sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu" demikian kita diingatkan (2Kor 6:2). Kita dapat memperlengkapi diri kita sendiri dari masa-masa kesukaran dengan menyimpan firman Tuhan di dalam hati kita. Kemudian, jika kita menghadapi kesukaran hidup, kita mengetahui tempat di mana kita dapat memperoleh makanan bagi roh kita.

RH SENIN, 3 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 25; Mrk. 13,14
TUJUAN TERTINGGI (Filipi 3:7-14)
Untuk apa Anda menjalani kehidupan di tahun-tahun yang berlalu dengan cepat di bumi ini? Ketika Thomas Naylor mengajar manajemen bisnis di Universitas Duke, ia meminta para mahasiswa yang mengikuti kuliahnya untuk menceritakan secara garis besar rencana strategis pribadi mereka. Ia melaporkan bahwa "dengan sedikit perkecualian, apa yang mereka inginkan dapat dibagi menjadi tiga kategori: uang, kekuasaan, dan harta benda." Inilah permintaan mereka terhadap fakultas: "Ajarlah kami bagaimana menjadi mesin pencetak uang."

Ambisi Rasul Paulus sangatlah berbeda. Ia ingin melayaniNya dengan memberitakan kabar baik kasih karunia Allah yang telah mengubah hidupnya. Apa tujuan hidup kita yang tertinggi? Apakah kita ingin menjadi mesin pencetak uang, yang tidak akan pernah dapat membeli kebahagiaan kekal? Atau inginkah kita menjadi lebih serupa dengan Yesus?