JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Ev. Daniel Setiawan
Jumat, 30 Mei 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Pdt. Sunarmo
Sabtu, 31 Mei 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Sdri. Yunita
Sabtu, 31 Mei 2008 - Pk. 17.30 WIB

Di dalam Kristus, tentukan posisimuDi mana Dia berada, di situlah Anda berada.Di dalam Kristus, tentukan siapakah AndaSeperti apa Dia, seperti itulah dirimu.Di dalam Kristus, tentukan bagianmuApa yang Dia punya, bagikanlah.Di dalam Kristus, tentukan langkahmuApa yang Dia lakukan, lakukanlah.

KOTBAH

KETAATAN HIDUP
(Hakim-hakim 3:12-13)

Ada 4 kebenaran dalam firman Tuhan ini.

I. Naik turunnya ketaatan dan kasih setia manusia kepada Tuhan berdampak langsung terhadap kualitas hidupnya. (ayat 12)
Firman Tuhan mencatat ketika orang Israel melakukan lagi apa yang jahat di mata Tuhan. Lalu Eglon, raja Moab, itu diberi kuasa Tuhan atas orang Israel. Begitu ada pelanggaran langsung ada konsekwensi bagi yang melakukannya. Naik turunnya ketaatan orang Israel berdampak langsung terhadap kualitas hidup orang Israel. Fluktuasi ketaatan – fluktuasi kasih setia kita kepada Tuhan sangat mempengaruhi kualitas hidup kita. Ketika orang Israel hidup benar di hadapan Allah, negeri itu aman 40 tahun (ayat 11). Namun, ketika mereka melakukan yang jahat di mata Tuhan, maka yang aman berubah menjadi tidak aman lagi. Naik turunnya kualitas hidup manusia sangat ditentukan oleh sikap, kelakuan dan ketaatan manusia kepada Tuhan.

II. Waktu keadaan aman dan nyaman berhati-hatilah
Empat puluh tahun Tuhan memberikan keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan kemakmuran tetapi pada saat itu justru orang Israel melakukan lagi apa yang jahat di mata Tuhan. Berhati-hatilah dengan keadaan yang nyaman dalam hidup kita, karena bangsa Israel justru sering kembali kepada kehidupan yang lama pada saat mengalami kemakmuran dan kenyamanan. Bukan pada saat masalah dan persoalan datang!

III. Kembali kepada dosa menyebabkan kita kehilangan kebanggaan hidup (ayat 13)
Kota Yerikho adalah kota yang indah. Di sana banyak pohon korma karena ada dua sumber mata air yang mengaliri kota itu. Kota yang indah dan simbol kebanggaan inilah yang hilang diambil oleh musuh di jaman itu. Kalau kita kembali kepada kehidupan lama, maka seluruh kebanggaan hidup kita akan direbut oleh musuh. Ingat Istri Lot. Ia tidak rela kehilangan kota Sodom yang ada di belakangnya. Akhirnya ia kehilangan nyawanya.

IV. Pertobatan adalah kunci pemulihan (ayat 14-16)
Setelah 18 tahun dijajah Eglon, lalu berserulah orang Israel kepada Tuhan, maka Tuhan membangkitkan seorang penyelamat yakni Ehud. Lewat Ehud, Tuhan mengembalikan lagi kota pohon korma itu. Kota kebanggaan bangsa Israel. Kita bersyukur memiliki Tuhan yang selalu memberikan kesempatan kedua dalam hidup kita. Apapun keadaan kita, Tuhan sanggup memulihkan keadaan kita.

EHUD adalah (a.) Orang Benyamin. Suku Benyamin adalah suku yang dikenal sebagai suku “Kekasih Tuhan” (Ul 33:12). Suku yang dekat dengan Tuhan. (b.) Seorang yang kidal. Kidal di jaman itu dipandang sebagai orang yang unik, aneh, antik. Benyamin artinya The son of My right hand (Tangan kanan Tuhan). Jadi agak aneh kalau semua orang biasa pakai tangan kanan tetapi Ehud menggunakan tangan kiri. (c.) Punya pedang bermata dua. Dengan pedang bermata dua, Ehud mampu mengalahkan musuh. Apakah pedang bermata dua itu? baca: Ibr. 4:12. Kalau iblis menggoda kita lawanlah dengan pedang bermata dua, yaitu Firman Tuhan. Amin
By: Pdt.Henoch Wilianto - Minggu, 18 Mei 2008

ARTIKEL

INTI KEKRISTENAN

Ray menjadi anggota klub atletik di kampung halaman kami, daerah Pantai Newport. Klub itu memiliki satu keistimewaan. Anda tidak akan bisa masuk kecuali Anda menjadi anggotanya. Pemilik klub itu adalah teman kami yang bernama John, seorang Kristen yang merasa sangat terbantu oleh pelayanan Ray ketika ia menjadi pembicara di siaran radio "Haven of Rest". Itulah sebabnya ia begitu baik memberikan fasilitas keanggotaan gratis bagi Ray di klubnya.
Ray diperlakukan sama seperti anggota-anggota lain yang telah membayar. Ia masuk ke klub dan tak seorang pun yang mengusirnya. Ia mengangkat barbel, berlari di lintasan, menggunakan "jacuzzi", dan mandi di sana. Ia benar-benar menjadi anggota klub itu.
Di mata penjaga klub olahraga itu, ada orang yang boleh masuk dan menggunakan fasilitas, dan ada orang yang tidak boleh. Jadi ada dua kategori, yang menjadi anggota dan yang tidak. Ini bukan masalah apakah klub itu menyukai beberapa orang lebih dari yang lain atau mengagumi seseorang lebih dari yang lain - ini adalah masalah siapa yang adalah anggota dan siapa yang bukan anggota.
Di mata Tuhan, ada juga orang-orang "yang anggota" dan "yang bukan anggota". Dan bukan masalah bila Tuhan mengasihi yang satu lebih dari yang lain - Tuhan mengasihi semua orang. Tetapi untuk berada "di dalam Kristus", ada harga yang harus dibayar; penyelamatan oleh Kristus, melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan harga yang telah dibayar lunas oleh diri-Nya sendiri, Dia memberikan keanggotaan gratis sehingga mereka dapat menjadi anggota.
Betapa sangat disayangkan apabila Ray tidak pernah mencoba keanggotaan gratisnya. Hal itu juga akan sangat menyakitkan bagi John yang sudah berbaik hati memberikan keanggotaan gratis itu kepada Ray. Tetapi, jauh lebih buruk bila orang-orang percaya yang telah memiliki keanggotaan di dalam Kristus, yang karena keinginan mereka sendiri, tak pernah berjalan masuk dan menikmati semua hak-hak istimewa dan fasilitas yang Tuhan tawarkan bagi siapa saja yang berada di dalam-Nya.

Salah satu alasan mengapa orang tidak menjadi anggota keluarga Allah adalah karena mereka belum mengenal Yesus. Mereka tidak punya gambaran akan keuntungan dan bagaimana masuk ke dalam keanggotaan kerajaan Allah. Strong, dalam bukunya "Systematic Theology" (Teologia Sistematika), mengatakan bahwa doktrin untuk hidup di dalam Kristus adalah inti dari seluruh ajaran kekristenan, tapi juga merupakan hal yang paling sering diabaikan.
Perhatikan bahwa inti kekristenan bukanlah pengetahuan, juga bukan kesetiaan pada gereja, bukan pula etika Kristen. INTI KEKRISTENAN ADALAH HIDUP DI DALAM KRISTUS.
Mari kita merenungkan hal ini lebih dari sekadar pengetahuan sejarah tentang Kristus. Merenungkannya lebih dari sekadar tentang menerima kematian-Nya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, yang oleh-Nya nama kita boleh berada dalam daftar keanggotaan Tuhan."Dua kata 'dalam Kristus' ini sangat menjelaskan siapa diri kita jika dibandingkan dengan kata yang lain dan tidak ada deskripsi lain tentang kita yang jauh lebih menakjubkan daripada 'dalam Kristus' atau pun implikasi lain selain 'dalam Kristus'."
Dengan keinginan dan pengalaman sehari-hari, mulailah untuk hidup, bergerak, dan menempatkan diri Anda "di dalam Dia". Seperti yang Huegel katakan, "Serahkanlah hidupmu menjadi... milik yang Empunya hidup."
=========================================================================
Tahukah Anda?

Allah menginginkan kita melatih di dunia ini apa yang akan kita lakukan selamanya dalam kekekalan. Kita diciptakan oleh Allah dan untuk Allah, dan sampai kita bisa memahami hal itu; hidup tidak akan pernah masuk akal.
Hidup adalah sebuah seri dari masalah-masalah; apakah engkau sedang dalam masalah sekarang, baru saja selesai dari satu masalah, atau akan segera masuk dalam satu masalah. Alasan untuk ini adalah: Tuhan lebih tertarik kepada karaktermu daripada kesenangan atau kenyamanan hidupmu.
Tuhan lebih tertarik untuk membuat hidupmu suci daripada membuat hidupmu senang. Kita bisa cukup senang di dunia, tapi itu bukanlah tujuan dari hidup. Tujuannya adalah pertumbuhan karakter, dalam kemiripan kepada Kristus (Menjadi serupa dengan Kristus).

RH MINGGU, 1 Juni 2008

Bacaan setahun: Ams. 19-21; Rm. 13
Mengapa saya? (ayub 1:13-22)

Putra Kolonel Bill Kehler adalah seorang Kristen yang taat dan memiliki masa depan yang cerah. Ia sedang menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Udara di Colorado ketika ia tewas dalam sebuah latihan pemboman. "Mengapa harus Tim?" tanya seorang pemuda yang juga cacat karena kecelakaan lalu lintas. Kehler menjawab, "Mengapa tidak?"

Musibah dan malapetaka memperdaya kita dengan pikiran-pikiran logis seperti: "Mengapa saya? Jika Allah mengatur segala sesuatu dan kita telah berusaha untuk hidup berkenan di hadapanNya, mengapa Dia tidak menghindarkan kita dari penderitaan?" Iblis telah berupaya sedemikian rupa agar orang-orang yang percaya pada kebaikan Allah goyah imannya. Namun Ayub memperlihatkan kekuatan iman yang dikaruniakan Allah kepadanya. Ketika istrinya mendorong untuk mengutuki Allah dan mati, Ayub menjawab dengan tegas: "Mengapa saya harus menghindari penderitaan ini? Mengapa saya tak boleh mengalaminya?" Meskipun untuk berkata demikian Ayub harus bergumul ke- ras, namun ia sampai pada penghayatan untuk pasrah ketika ia mengenali kebesaran dan kebijaksanaan Allah. Ia tetap teguh dan percaya bahwa Allah akan melakukan yang terbaik.

RH SABTU, 31 Mei 2008

Bacaan setahun: Ams. 16-18; Rm. 12
"Belanja" agama (Yohanes 1:1-4)

Andaikan saja saat ini Anda sedang "berbelanja" agama. Tidakkah Anda ingin dilayani oleh Sosok yang lebih tinggi, yang memiliki kekuatan dan dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan? Tidakkah Anda menginginkan sebuah agama yang menyediakan keuntungan besar setelah kematian? Tidakkah Anda ingin pemimpin agama ini secara mutlak berharga untuk dipercaya dan dapat mengampuni dosa-dosa Anda?

Pikirkanlah tentang religi-religi yang ada di dunia. Berapa di antara mereka yang menawarkan Allah yang mahakuasa, mahabijaksana, mahakasih? Berapa yang memberikan jaminan akan kerajaan surga? Berapa yang menyediakan seorang Juruselamat atas dosa dan kesalahan? Mereka memberi janji-janji yang besar, tetapi gagal memberi apa yang kita butuhkan. Saat ini pikirkanlah pernyataan-pernyataan berikut ini: Mereka yang menaruh percaya pada Kristus melayani Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahakasih. Mereka memiliki seorang Juruselamat yang menyediakan jaminan atas kerajaan sorga dan kemerdekaan atas dosa. Dari semua kepercayaan yang ada di dunia, inilah satu-satunya yang bukan buatan manusia. Mengapa memilih yang kurang baik kalau ada yang terbaik?

RH JUM'AT, 30 Mei 2008

Bacaan setahun: Ams. 13-15; Rm. 11
Harga suatu kebenaran (Ester 4:10-17)
Ketika saya berbicara dengan seorang pemuda sebelum hari H dalam Perang Dunia II, saya mengamati bahwa mereka mengalami suatu ketakutan. Tak seorang pun dari mereka yang ingin mati dalam peperangan. Namun bagaimanapun juga, sebagian besar dari mereka menggambarkan keyakinan bahwa alasan mereka untuk berperang adalah benar dan itu adalah harga dari suatu resiko. Ratu Ester juga mengalami perasaan yang sama. Ia tidak ingin mati. Ia berpuasa selama tiga hari untuk menyatakan kebutuhannya akan pertolongan khusus dari Allah. Menurut adat-istiadat Persia, jika Ester menghadap raja tanpa diundang dan raja tidak berkenan, raja dapat menjatuhkan hukuman mati sekalipun itu isterinya. Namun Ester berani mengambil resiko itu karena ia sangat mengasihi rakyatnya.

Saat ini di Amerika Serikat, pria dan wanita dan yang gugur karena membela negaranya sangat dihormati. Dorongan patriotisme memaksa mereka mengambil jalan itu dalam hidup mereka. Baik secara sukarela maupun karena wajib militer, mereka bergabung untuk mempertahankan tanah airnya. Mereka mempertaruhkan nyawa dan mati. Sama seperti kita berhutang pada mereka yang gugur untuk mencapai kemerdekaan, kita juga harus berterima kasih kepada Allah karena AnakNya telah mati di kayu salib untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa.

RH KAMIS, 29 Mei 2008

Bacaan setahun: Ams. 10-12; Rm. 10
Sukacita seorang janda (Mazmur 146:1-10)

Seorang Kristen tahu bahwa ia harus mengunjungi seorang wanita yang suaminya baru saja meninggal dunia. Pada mulanya ia merasa takut untuk melakukannya karena wanita itu sedang hancur hatinya, tetapi akhirnya ia memutuskan untuk pergi juga. Ia tahu bahwa tindakan "mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka" (Yak 1:27) adalah tindakan yang benar. Ketika ia tiba di rumah wanita itu, ia terkejut karena wanita itu berada dalam kondisi gembira. "Apa yang telah mengubah sikap Anda?" tanyanya. Wanita itu menjawab, "Saya telah membaca Alkitab dengan lebih tekun sejak kematian John, dan saya menemukan dalam Mazmur 146:1-10 bahwa Tuhan akan menjagai saya. Saya merasakan semangat baru karena saya sangat bersuka cita dengan janjiNya."

Siapa pun yang melihat wajah yang berseri-seri dan iman kepada Allah yang telah diperbarui dari wanita itu akan terkesan dengan perubahan yang diberikan Allah dalam hidupnya. Ia mendapat kekuatan karena gerejanya selalu memberi semangat dan menyediakan keperluannya. Alkitab berkata kepada kita untuk menghormati para janda dan menentang siapa pun yang mencoba mengambil keuntungan dari mereka (Mat 23:14). Kembali kita diingatkan akan perhatian dan pemeliharaan khusus Allah kepada wanita yang kehilangan orang dikasihinya (Kel 22:22; Ams 15:25).

RH RABU, 28 Mei 2008

Bacaan setahun: Ams. 7-9; Rm. 9
Pilihan anda (Yosua 24:1-15)

Pada saat-saat terakhir hidupnya, Yosua mengumpulkan orang-orang Israel di Sikhem. Di tempat itu, keluar seruan yang tetap melekat di hati banyak orang selama berabad-abad hingga saat ini. Yosua berkata, "Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah" .
Tantangan ini mengungkapkan tiga pelajaran penting yang berkaitan dengan keselamatan kita. Pertama, kita harus mengambil keputusan untuk memilih Allah atau iblis. Menolak Kristus berarti secara otomatis kita menempatkan diri di pihak iblis. Yesus berkata, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku" (Mat 12:30). Kedua, pilihan ini adalah pilihan yang harus diambil secara pribadi. Melalui iman kepada Yesus Kristus, kita dapat dilahirkan kembali dan menjadi anak-anak Allah. Namun kita harus percaya secara pribadi. Ketiga, ada suatu hal yang mendesak dari pernyataan ini. "Pilihlah pada hari ini," bukan bulan depan, minggu depan atau hari esok, tetapi hari ini. Apakah Anda telah mengambil keputusan terhadap semua pilihan yang penting ini? Percayakah Anda bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Juruselamat Anda? Jika belum, terimalah saat ini juga!

RH SELASA, 27 Mei 2008

Bacaan setahun: Ams. 4-6; Rm. 8
Dicipta untuk membubung (Roma 6:1-14)

Pada saat saya pergi ke kebun binatang, saya melewati kandang elang. Saya sama sekali tidak suka melihat burung yang gagah itu bertengger di dalam sarangnya hari demi hari. Sayap mereka yang coklat mengkilap membungkus tubuh mereka seperti jas tua yang tidak pas. Mereka diciptakan untuk berada di ketinggian, untuk menari-nari di antara awan. Bukan untuk dikurung di dalam kandang. Burung-burung itu diciptakan untuk terbang.
Rasul Paulus berkata bahwa kita yang telah meletakkan kepercayaan kita kepada Kristus, telah mati bersama Dia terhadap dosa yang membelenggu kita pada kehidupan kita yang lama. Dan sekarang kita hidup di dalam Dia. Kita bukanlah orang yang dahulu lagi, karena itu kita harus berhenti menjalani hidup seperti yang biasa kita jalani dahulu. Pikirkanlah dengan sungguh-sungguh kebenaran itu. Ingatkan terus diri Anda tentang hal itu. Melalui Kristus, Anda telah dimerdekakan! Anda tidak lagi terkurung dalam sebuah kandang. Akuilah dosa Anda dan mulai percaya kepadaNya. Anda diciptakan untuk membubung tinggi.

RH SENIN, 26 Mei 2008

Bacaan setahun: Ams. 1-3; Rm. 7
Yang tidak kita butuhkan (1Timotius 6:6-11)

Pada abad kelima, seorang bernama Arsenius memutuskan untuk hidup suci. Oleh karena itu ia meninggalkan kenyamanan hidup di lingkungan masyarakat Mesir dan menjalani kehidupan yang keras di padang pasir. Namun setiap kali ia mengunjungi kota besar Alexandria, ia menghabiskan waktu dengan berkeliling menyusuri pasar. Ketika ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia menjelaskan bahwa hatinya bersukacita melihat semua barang-barang yang tidak ia butuhkan.
Suatu hal yang sulit bagi kita untuk menyatakan dengan tulus bersama Rasul Paulus, "Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah". Dalam perjuangan kita melawan budaya materialisme yang menggiurkan, marilah kita meneladani Arsenius. Pada saat kita berjalan menyusuri toko-toko dan pasar-pasar, kita juga dapat bersukacita saat melihat semua barang yang tidak kita butuhkan. Itu barulah langkah pertama. Langkah berikutnya adalah menjadi lebih bijaksana dalam mengatur pengeluaran kita, lebih banyak memberi kepada orang lain, dan lebih banyak mempersembahkan apa yang telah Allah berikan kepada kita.