RH Minggu, 01 Mei 2011

PANTASKAH? (Amsal 31: 1-9)

Pantas artinya cocok, sesuai, patut, atau layak. Berbicara soal kepantasan tidak selalu berkaitan dengan dosa. Ini menyangkut hikmat dalam membawa diri, sesuai dengan status dan lingkungan. Di Israel, misalnya, tidak ada larangan bagi raja untuk meminum anggur. Rakyat jelata pun biasa minum anggur sampai mabuk guna melupakan sejenak susahnya hidup. Dalam pesta perjamuan raja, minum anggur adalah hal biasa. Namun, Lemuel dinasihati ibunya untuk tidak meminum anggur. "Tidaklah pantas bagi raja meminum anggur," katanya. Mengapa? Minuman keras bisa memabukkan. Jika seorang kepala negara mabuk, ia tidak dapat memutuskan perkara dengan benar dan adil. Akibatnya, rakyat bisa menjadi korban ketidakadilan dan penindasan! Bicara soal kepantasan bukan melulu mempersoalkan benar salahnya suatu tindakan. Ada hal yang tidak salah, tetapi tidak pantas dilakukan oleh seorang dengan status atau jabatan tertentu. Orang bisa tersandung jika melakukannya. Setiap kita berstatus "orang kristiani". Sebagian lagi bahkan pemimpin kristiani. Sering-seringlah bertanya pada diri sendiri: Sudahkah saya bersikap, berperilaku, berbicara dan berpenampilan pantas, sesuai status yang saya sandang?

RH Sabtu, 30 April 2011

SUKSES TETAPI KASIHAN (Markus 10: 17-30)

Sungguh pemuda sukses yang hebat! Ia masih belia, tetapi sudah menjadi pemimpin dan kaya raya. Tak hanya kaya materi, tetapi juga secara "rohani". Sejak muda ia dididik mendalami Hukum Taurat dan menjalankannya. Ia dikagumi di lingkungan komunitas Yahudi saat itu. Ia juga dipandang berbakti kepada orangtua, sebab ia menghormati ayah-ibunya sejak belia dan tetap menghormatinya meski sudah sukses.
Dengan kerinduan dan semangat, ia berlutut di hadapan Yesus. Ia mohon petunjuk Yesus; apa lagi yang perlu diperbuat agar layak masuk ke Kerajaan Allah. Yesus tahu ada satu yang kurang dari pemuda ini: bahwa kekayaan materi, martabat sosial, dan "kekayaan rohani" yang ia punya menjadi ilah yang diandalkan sebagai "tiket" ke surga menggantikan Allah. Maka, ia diminta menjual semua, membagikannya ke orang miskin, dan mengikut Yesus, sebagai bukti bahwa ia diselamatkan hanya oleh belas kasihan Allah. Betulkah ia merasa perlu petunjuk Yesus? Sebab ia kecewa dan mengabaikan tawaran sejati untuk memasuki Kerajaan Allah. Alasan utamanya karena "banyak hartanya". Bagaimana dengan Anda? Beranikah Anda meletakkan seluruh kebanggaan Anda sebagai manusia, lalu datang kepada Allah sebagai orang yang miskin dan haus akan kebenaran?

RH Jumat, 29 April 2011

PENGHALANG MATA IMAN (Lukas 24: 13-32)

Tuhan Yesus sudah bangkit. Namun, sikap para murid beragam; ada yang percaya, ada yang ragu-ragu, ada juga yang masih bingung dan tidak percaya. Lalu di jalan yang menuju ke Emaus itu, Tuhan Yesus menampakkan diri lagi. Kali ini kepada dua orang murid. Anehnya, kedua murid itu tidak mengenali Dia. Padahal sudah sekian lama mereka bersama-Nya. Dalam hidup kita sebagai orang percaya, bukankah kita pun kerap mengalami hal serupa ketika kita kehilangan kepekaan akan kehadiran Tuhan Yesus? Seolah-olah ada sesuatu yang menghalangi mata iman kita. Sesuatu itu bisa berupa pikiran negatif; seperti kekhawatiran, kekecewaan, kemarahan, kebencian, atau berupa ambisi-ambisi yang tidak pada tempatnya. Akibatnya, hidup beriman kita jadi terganggu. Kita merasa hampa. Tuhan seakan-akan sangat jauh. Kita juga menjadi sulit bersyukur dan tidak bisa lagi menikmati hidup ini sebagai anugerah Allah. Adakah kita merasa hidup ini begitu muram, Tuhan seolah-olah jauh dari hidup kita? Tidak ada cara lain, bukalah pintu hati kita buat Dia. Undang Dia masuk ke dalam hidup kita, dan persilakan Dia menjadi pandu atas seluruh langkah kita. Ketika itulah mata iman kita akan dicelikkan, betapa sesungguhnya Dia tidak pernah jauh dari kita.

RH Kamis, 28 April 2011

KEBANGKITAN YESUS (1 Korintus 15: 1-17)

Beberapa dekade belakangan, beberapa kalangan gencar menyerang kesejarahan kebangkitan Yesus. Sebagian orang kristiani mengambil jalan tengah dengan berkata bahwa tak masalah apakah Yesus sungguh-sungguh bangkit, sepanjang Dia ada di hati kita. Sepintas kalimat ini terdengar "aman". Namun, sesungguhnya kebangkitan jasmani Yesus adalah tonggak dasar fondasi iman kristiani. Sebab, untuk menjadi Mesias yang dijanjikan dalam nubuat-nubuat di Perjanjian Lama, Yesus tidak boleh mati dan ditundukkan maut selamanya. Maka, kebangkitan-Nya harus benar-benar pernah terjadi. Peristiwa ini juga sangat penting karena kemenangan Yesus atas maut adalah dasar pengharapan kita akan hidup kekal. Para penulis Perjanjian Baru sendiri meyakini kesejarahan peristiwa ini. Itu sebabnya semua kitab Injil ditutup dengan catatan tentang kebangkitan Yesus. Rasul Paulus berpendapat secara teologis maupun historis, untuk membuktikan kebenaran peristiwa ini. Kebangkitan jasmani Yesus adalah dasar pengharapan kita dan berita besar yang layak diberitakan.

RH Rabu, 27 April 2011

CIUMAN YUDAS (Lukas 22: 47-53)

Pengalaman dikhianati sangat menyakitkan, apalagi jika sang pengkhianat bisa membungkusnya dengan apik dalam "kemasan rohani." Yudas memakai ciuman untuk mengkhianati Yesus. Ciuman di kening adalah tanda kasih, kedekatan, dan persaudaraan. Dengan ciuman itu Yudas berharap bisa menangkap Yesus secara elegan. Pikirnya, Yesus dan para murid pasti mengira ia masih tetap mengasihi Yesus. Sandiwara cinta ini mungkin bisa menipu para murid, tetapi Yesus tidak bisa ditipu. Dia tahu ciuman Yudas tidak tulus. Bukan tanda kasih, melainkan tanda pengkhianatan. Maka Dia menegur Yudas dan menyimpulkan, "inilah kuasa kegelapan itu".

Bersikap ramah dan hangat itu perlu. Sebuah jabat tangan, pelukan, ciuman, dan sikap penuh perhatian penting untuk menyatakan kasih. Namun, pastikan kita melakukannya dengan tulus. Tanpa kamuflase. Sebab jika kita memakainya sekadar untuk menjaga "topeng kerohanian" kita, orang akan merasa ditipu dan dikhianati. Tidak jauh beda dengan ciuman Yudas!

RH Selasa, 26 April 2011

TERTUTUP DARAH (Keluaran 12: 1-28)

Pada 26 November 2008 segerombolan teroris menyerbu Taj Mahal Palace di Mumbai, India. Korban mencapai 200 jiwa, tetapi ada seorang tamu hotel yang selamat secara ajaib. Ia dan teman-temannya sedang makan malam ketika terdengar suara tembakan. Seseorang merenggutnya dan menyeretnya ke bawah meja. Teroris memasuki restoran, menembak ke segala arah, sampai setiap orang (menurut perkiraan mereka) tewas. Ternyata, pria tadi terluput. Ketika diwawancarai wartawan, ia menjelaskan, "Karena saya tertutupi oleh darah orang lain, mereka mengira saya sudah mati."

Pengalaman bangsa Israel merupakan simbol dari karunia Allah melalui Yesus Kristus bagi kita semua. Karena Dia sudah membayar hukuman atas dosa kita karena kita ditutupi oleh darah pengorbanan-Nya kita diselamatkan dan memperoleh kehidupan kekal. Kita mungkin sulit memahami bagaimana darah-Nya "menutupi" kita, tetapi kita dapat menerima dan mengalaminya oleh iman. Yesus mencurahkan darah dan mengalami kematian agar kita terbebas dari dosa dan mengalami kehidupan.

RH Senin, 25 April 2011

BERKELIT (Matius 26: 36-46)

Ada sebuah video game klasik berjudul 1942. Dalam permainan ini, kita mengendalikan sebuah pesawat dan bertugas menghancurkan pesawat-pesawat musuh. Untuk itu, kita dibekali dengan senjata dan tiga kali kesempatan berkelit dari segala bahaya, yakni dengan bermanuver. Kesempatan berkelit ini sangat berguna saat kita tengah dalam keadaan terjepit akibat serangan musuh yang bertubi-tubi.

Kita juga mungkin terbiasa menghadapi kesusahan dengan cara "berkelit" seperti dalam game itu. Adalah manusiawi kalau kita gentar dan ingin berkelit dari masalah yang sedang kita hadapi. Namun, berkelit tidaklah menyelesaikan masalah, bahkan kerap memperburuk situasi yang ada. Baiklah kita datang kepada Tuhan, mengakui kegentaran kita dan meminta kekuatan serta hikmat kepada-Nya. Sama seperti yang Yesus alami, Allah juga akan menjawab doa kita dengan memberi kekuatan untuk menghadapi situasi yang ada. Kemudian, dengan berbekal kekuatan tersebut, kita hadapi dan berusaha menyelesaikan masalah yang ada.

Artikel

Aku Bertanya Kepada Tuhan

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5: 18)

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak kaya...
Lalu Dia menunjukkan seorang pria dengan banyak harta, tetapi hidup kesepian, dan tidak memiliki siapapun untuk berbagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak cantik...
Lalu Dia menunjukkan seorang wanita dengan kecantikan yang melebihi lainnya, tetapi memiliki karakter yang buruk.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia membiarkan aku menjadi tua... Lalu Dia menunjukkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sedang terbujur kaku, meninggal karena kecelakaan mobil.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak memiliki rumah besar... Lalu Dia menunjukkan sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang, baru saja diusir dari rumah yang kecil sesak dan terpaksa tinggal di jalanan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku harus bekerja...
Lalu Dia menunjukkan seorang pria, yang tidak bisa menemukan satu pekerjaan pun, karena tidak memiliki kesempatan untuk belajar membaca.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak menjadi orang terkenal... Lalu Dia menunjukkan seseorang yang memiliki banyak sahabat, tetapi semuanya pergi ketika orang itu tidak memiliki harta lagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak pintar...
Lalu Dia menunjukkan seorang yang terlahir jenius, tetapi dipenjara karena menyalahgunakan kepintarannya untuk kejahatan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia begitu sabar dengan orang yang tidak bisa bersyukur seperti aku...
Dia lalu menunjukkan Alkitab-Nya. Dia menunjukkan Anak-Nya, yang telah mengambil alih tempatku di Kalvari.

Aku tahu sekarang betapa besar Ia mengasihiku... dan itu cukup bagiku

Artikel

Paskah, Satu Hari Raya Dua Agama

Paskah, adalah momen penting bagi umat Kristiani karena inilah peringatan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Sebuah bukti kemenangan atas dosa dan maut, yang menyatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, telah merdeka dari kutuk dosa. Namun Paskah sudah ada jauh sebelum ke-Kristenan. Paskah dimulai ketika Musa membawa umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Umat Yahudi telah merayakan Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi selama kurang lebih 4000 tahun.

Hal ini adalah sebuah perintah, sebagaimana ditulis dalam Keluaran 12: 25-27, “Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yangdifirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini. Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini? maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita. Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.”

Sebelum Paskah, selama tujuh hari, orang Israel hanya makan roti tidak beragi, dan tiap-tiap hari, selama tujuh hari itu, Musa memerintahkan untuk mengadakan pertemuan kudus. Di hari Paskah itu, setiap kaum Israel harus mempersembahkan kambing domba, atau yang disebut anak domba Paskah. Sebagai peringatan bagaimana darah domba itu telah disapukan di pintu-pintu rumah orang Israel ketika masih di Mesir sehingga Tuhan tidak menulahi mereka, seperti tulah yang turun atas orang Mesir. Ketika tiba makan malam di hari Paskah itu, orang Yahudi menamai makan malam itu “Passover Seder” atau “Perintah Paskah” yang menyatakan ada suatu perintah dari tiap makanan yang mereka nikmati. Di tengah meja, terletak piring Paskah, dengan enam elemen yang akan membantu menceritakan tentang keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir.

1. Peterseli (Karpas) mewakili awal yang sederhana dari bangsa Israel,
2. dicelupkan dalam air garam yang melambangkan air mata yang ditumpahkan oleh nenek moyang orang Israel.
3. Horseradih (maror) merupakan lambang pahitnya perbudakan.
4. Charoset – campuran apel, anggur merah, kacang-kacangan dan kayu manis, melambangkan bahan-bahan yang digunakan bangsa Israel untuk membangun gudang-gudang Firaun.
5. Tulang betis (z’roah) melambangkan anak domba yang dikorbankan dan darahnya disapukan di ambang rumah umat Israel sehingga malaikat maut melewati rumah-rumah mereka.
6. Telur rebus (beitzah) melambangkan pengorbanan yang dilakukan ketika Bait Allah pertama dan kedua di bangun.

Selain semua makanan itu, di meja itu juga ada matzo (roti tidak beragi) yang di tutup dengan tiga buah kantong. Saat akan memulai makan malam, pemimpin Seder akan memecah-mecahkan matzo tersebut, menaruhnya di sebuah sapu tangan putih dan menyembunyikannya di suatu tempat dalam rumah tersebut. Potongan roti yang disembunyikan itu disebut afikoman (gurun). Pada saat selesai makan malam, anak-anak akan mencari afikoman dan mereka yang menemukannya pertama kali akan mendapatkan hadiah. Hal ini untuk mengajarkan kepada anak-anak untuk melihat ke depan, untuk membantu mereka melewati perjalanan panjang ketika mereka melayani sebagai seorang Seder.

Elemen lainnya adalah sebuah gelas anggur untuk Nabi Elia, yang akan menyambut kedatangan Mesias. Pada saat makan malam itu, di waktu-waktu tertentu, pemimpin keluarga itu akan memerintahkan seorang anak untuk membuka pintu, siapa tahu Elia akan datang.

Dan ketika anak-anak mencari afikoman yang tadi disembunyikan, salah seorang keluarga akan minum dari cawan anggur itu. Ketika anak-anak itu berkumpul, Seder akan meminta mereka merenungkan apakah Elia benar-benar telah datang dan minum beberapa teguk anggur itu.

Semua berkenaan dengan perayaan Paskah kaum Israel adalah sebuah perlambangan akan kedatangan Mesias yang akan datang dan menebus umat-Nya, sebagai domba Paskah itu sendiri. Mereka yang percaya kepada-Nya akan dilalukan dari maut itu, dan memperoleh hidup kekal.

Hari ini, apakah Anda telah mengalami Paskah itu dalam hidup Anda. Atau sebaliknya, Anda masih dalam perbudakan dosa? Apapun keadaan Anda hari ini, datanglah pada Yesus. Undanglah Dia masuk dalam hatimu, dan menjadi Anak Domba yang tersembelih bagi dosa-dosamu. Yesus mengasihimu, Dia rindu Anda diselamatkan.

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Roma 10: 9)

Ringkasan Khotbah Minggu, 17 April 2011

Yudas Menghianati Yesus
(Matius 26: 14-16)

Yudas adalah orang yang betul-betul sangat berbahagia. Mengapa? Salah satunya adalah Dia dipilih oleh Yesus sendiri, karena Yesus yang mencari murid-muridnya bukan mereka yang mencari Yesus. Mengapa Yudas sampai mengkhianati Kristus? Yudas yang mengalami semua ini selama 3,5 tahun ternyata hatinya belum pernah mengalami pertobatan sejati dan akhirnya berada di neraka selama-lamanya. Ini menjadi peringatan bagi kita, kalau hati kita belum sungguh-sungguh bertobat, lahir baru, maka betapa berbahayanya hidup kita. Tiga hal yang menyebabkan Yudas mengkhianati Yesus, ialah:

I. Karena Yudas cinta uang. Ia menukar Yesus dengan 30 keping perak. Cinta uang adalah hal yang begitu penting yang Alkitab seringkali peringatkan. Alkitab menyatakan bahwa pada akhir zaman banyak orang akan cinta uang. Kalau kasih objeknya tidak lagikepada Tuhan tetapi kepada uang maka itu menjadi dosa yang sangat yang besar. Janganlah kita mengejar uang karena pada akhirnya kita akan ditusuk dengan banyak paku yang memberikan penderitaan yang besar ketika hidup kita cinta uang.

II. Yudas salah berharap. Ia mengharapkan Yesus menjadi raja di dunia. Tetapi Yesus berkali-kali mengatakan bahwa diri-Nya akan menghancurkan kuasa yang lebih besar yaitu dosa, tetapi dengan cara ditangkap, dianiaya dan akan mati. Ini mungkin menjadi kebingungan bagi Yudas dan melihat bahwa Yesus yang semakin lama tidak kelihatan menjadi besar dan Yesus berulang kali mengatakan bawa diri-Nya akan mati, maka Yudas berpikir daripada ia tidak dapat apa-apa lebih baik dijual saja dan mendapatkan uang.

III. Yudas tidak mendengar perkataan Yesus dengan sungguh-sungguh. Murid-murid mengikuti Yesus dengan harapan yang salah, tetapi satu per satu mereka bersedia dikoreksi. Kecuali Yudas. Yudas sampai mati tidak mau dikoreksi kesalahannya dan tidak bertobat, ia hanya menyesali diri dan akhirnya menggantung dirinya. Yudas tidak sungguh-sungguh mendengar apa yang Tuhan Yesus katakan. Biarlah kita belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Ketika Firman Tuhan datang, kita mulai dengan koreksi diri sendiri, bukan menunjuk orang lain. Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 17 April 2011