JADWAL IBADAH

Jumat, 11 Februari '11
KEBAKTIAN DOA MALAM - Pk. 19.00 Wib
Pembicara: Pdm. Stephen V. I

Sabtu, 12 Februari 2011
KEBAKTIAN WANITA - Pk. 10.00 Wib
Pembicara: Pdt. Lindawati K.

KEBAKTIAN PEMUDA - Pk. 18.00 Wib
Pembicara: Sdri. Susan

Minggu, 13 Februari 2011
KEBAKTIAN UMUM - Pk. 07.30; 10.00; 17.00 Wib
Pembicara: Pdt. Isaac Latief
(Disertai Kebaktian Anak)

KEBAKTIAN REMAJA - Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 13 Februari 2011

NAMANYA YOHANES (Lukas 1: 57-66)

Seorang guru mempunyai kebiasaan unik, yaitu memberi hormat kepada murid-muridnya dengan menundukkan kepala sebelum ia mulai mengajar. Ketika ditanya mengapa melakukan kebiasaan tersebut, sang guru menjawab, "Bukankah kita tidak pernah tahu siswa-siswa tersebut akan menjadi apa kelak? Bisa jadi, ada di antara mereka kelak yang akan menjadi presiden, menteri, lurah, atau pemilik perusahaan ternama di negeri ini."

Kelahiran kita hampir pasti tidak seheboh dan seajaib kelahiran Yohanes Pembaptis. Namun, kita juga dapat mengalami penyertaan Tuhan di hidup kita. Alkitab menegaskan bahwa ada tangan Tuhan yang beserta kita sejak dari dalam kandungan (Mzm. 139: 13-16). Jadi, pertanyaan: "Menjadi apakah anak ini nanti?" seharusnya menjadi bahan perenungan kita; tatkala melihat setiap anak yang dilahirkan, juga saat memandang diri kita sendiri. Tuhan pasti punya maksud dan rencana dalam setiap kehidupan. Dan, tangan-Nya akan selalu menyertai setiap orang yang menyerahkan hidup dalam otoritas-Nya.

RH Sabtu, 12 Februari 2011

TAHU (...) DIRI (Amsal 30: 24-28)

Dunia perfilman cukup semarak dengan film-film animasi yang mengangkat tokoh binatang. Ada si singa Madagaskar dan si beruang Brother Bear. Begitu pun para semut Ants serta ikan mungil Nemo. Tak ketinggalan gajah purba dalam Ice Age serta kawan-kawannya. Juga si tikus jago memasak dalam film Ratatouille. Semua menyampaikan inspirasi sekaligus pesan berharga bagi hidup manusia. Serupa dengan sabda Tuhan melalui pesan-pesan hikmat dalam kitab Amsal.

Bukankah kita memerlukan semua kecakapan hidup seperti yang mereka tunjukkan? Guna menghadapi tantangan masa depan, kita harus tahu membekali diri. Untuk mengantisipasi bahaya, kita harus menempa kesanggupan berjaga-jaga, tahu menjaga diri. Agar mampu menghindari atau mengurangi dampak negatif ketidaktertiban dan keteledoran, kita harus berdisiplin memimpin diri sendiri, tahu mengendalikan diri. Demi menghadapi segala kondisi dan perubahan situasi, kita harus melatih kelincahan beradaptasi, tahu membawa diri.

RH Jumat, 11 Februari 2011

MENGIKUTI CAHAYA (Yohanes 14: 5-7)

Tatkala berada di tengah hutan, kita dapat mengetahui arah dengan memanfaatkan petunjuk rasi bintang. Sayangnya, cara ini hanya dapat dipakai ketika hari sudah malam. Itu pun dengan catatan bahwa langit malam tidak berkabut. Sebab itu, ada dua cara menarik lain yang dapat dipakai untuk menentukan arah jika kita tersesat di hutan. Cara pertama, carilah pohon yang paling besar dan amati bagian batang pohon yang paling berlumut. Bagian itu menunjukkan arah Barat - sebab ia membelakangi arah datangnya cahaya. Cara kedua, perhatikan arah uliran akar pohon yang menggantung. Arah uliran akar sejak dari ujungnya selalu menunjuk ke arah timur - menyongsong arah datangnya cahaya. Uliran akar yang menggantung, bahkan batang dan daun dari sebuah pohon yang hidup selalu condong ke arah datangnya cahaya.

Yesus adalah cahaya kehidupan yang perlu kita sambut dan kita jadikan Tuhan yang memimpin hidup ini. Agar hidup kita sepenuhnya mengarah kepada Dia meneladani Dia, mengikut perintah-Nya, memuliakan Dia, dan menjadi semakin seperti Dia. Karena jika tidak, hidup kita tak ubahnya seperti bagian pohon yang tidak terkena sinar matahari-tertutup lumut; dingin dan gelap.

RH Kamis, 10 Februari 2011

MERENDA (Mazmur 119: 41-50)

Saat merenda satu karya, saya selalu harus mulai merenda baris yang paling bawah. Saat sampai pada baris kedua, keindahan pola tusukan belum terlihat. Ketika saya meneruskan ke baris-baris berikutnya, keindahannya baru mulai terlihat. Setiap tusukan yang terlihat sederhana akan tersusun menjadi karya yang indah. Itu sebabnya saya tak henti meneruskannya sampai selesai, karena keindahan hasil merenda itu belum bisa dinikmati ketika baru jadi sebagian, tetapi ketika sudah utuh.

Rasanya, proses merenda nyaris serupa dengan memulai kebiasaan berwaktu teduh. Ada kalanya kita merasa berat, seakan-akan sulit untuk mempertahankan ketekunan. Apalagi karena hasil akhirnya tak segera tampak ketika kita baru "memulai baris-baris pertama". Padahal kita ingin menikmati janji-janji Tuhan nyata di hidup kita: merasakan kasih setia-Nya, hidup dengan bijak, hidup dalam kelegaan, bahkan tetap kuat meski didera oleh kesengsaraan. Betapa indahnya hasil akhir yang dijanjikan itu! Namun, hasil akhir itu hanya akan dinikmati oleh mereka yang mau bertekun. Mungkin kita masih kesulitan memelihara disiplin berwaktu teduh. Seperti merenda yang harus dimulai dari tusukan pertama, dan selanjutnya terus dilakukan dengan tekun hingga selesai; kita perlu tekun membaca firman-Nya dari hari ke hari di sepanjang hidup kita. Maka pada waktunya nanti, kita akan menikmati janji-Nya dinyatakan.

RH Rabu, 09 Februari 2011

TUNTUTAN (Lukas 12: 47,48)

Dalam bacaan hari ini, Tuhan Yesus berbicara tentang tuntutan; siapa yang diberi banyak akan dituntut banyak pula. Tuhan tidak akan pernah memberikan sesuatu kepada manusia, apabila hal itu akan mereka sia-siakan. Dia akan menuntut pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang diberikan kepada kita. Ini bukan berarti Tuhan tidak rela memberikannya kepada kita, melainkan Dia ingin agar semua yang ada pada kita dapat dipakai secara maksimal sesuai dengan tujuan yang Allah kehendaki. Dan, tentunya Allah tidak akan sembarangan memberikan sesuatu kepada manusia. Allah tidak akan memberi cangkul kepada pemain sepak bola, atau gergaji kepada tukang masak. Allah tetap akan memberikan bola kepada pemain sepak bola dan gergaji kepada tukang kayu. Selanjutnya, Allah akan menuntut agar bola dan gergaji itu digunakan secara maksimal oleh masing-masing pribadi tersebut. Ingatlah bahwa ketika suatu berkat diberikan berarti ada mandate di dalamnya yang mesti kita kerjakan.

RH Selasa, 08 Februari 2011

ALLAH YANG MAHAKUDUS (Keluaran 20: 18-21)

Allah yang disaksikan bangsa Israel itu sesungguhnya sama dengan Allah yang kita hampiri setiap Minggu dalam ibadah di gereja. Dia adalah Allah Yang Mahakudus. Benar, karya Kristus memungkinkan kita untuk menghampiri Dia dengan penuh keberanian saat ini (Ibr. 4: 16). Akan tetapi, itu bukan berarti kita kemudian tidak perlu menghormati-Nya, dan boleh mengabaikan-Nya dengan tidak sungguh-sungguh berkonsentrasi selama ibadah. Ibadah adalah pertemuan kita dengan Allah sendiri Yang Mahakudus. Itu sebabnya kita harus senantiasa mengarahkan seluruh hati, pikiran, dan perhatian hanya kepada-Nya saat menyanyikan lagu pujian, mendengarkan firman Tuhan, dan mengikuti seluruh rangkaian ibadah yang kita hadiri. Sebab Allah yang kita sembah Mahakudus, kiranya kita pun datang ke hadirat-Nya dengan penuh hormat.

RH Senin, 07 Februari 2011

RASAKAN BEDANYA! (Kejadian 29: 18-20)

Anak lelaki kurus itu berjalan sambil menggendong adiknya yang lumpuh di punggungnya. Melihatnya, seseorang berkomentar prihatin, "Kasihan kau, Nak. Bebanmu pasti berat." Lalu terdengar jawaban spontan, "Pak, ia bukan beban, ia saudaraku". Itulah ilustrasi di balik lirik lagu pop balada karangan Bobby Scott dan Bob Russel, He Ain’t Heavy, He’s My Brother. Satu perbuatan yang dipandang beban oleh seseorang, nyatanya tidak bagi yang lain. Tergantung alasan ia melakukannya. Jika ia melakukannya karena rasa cinta, pasti akan berbeda. Apakah kekuatan terbesar di hidup ini? Jawabnya: cinta yang bersumber dari Tuhan. Banyak hal yang tampak menjengkelkan, melelahkan, dihindari orang, dapat dilakukan dengan setia oleh pelakunya. Mengapa? Karena cinta membuat mereka punya cara pandang lain. Semua akan terasa berbeda jika dilakukan karena dan dengan cinta.

HUMOR

Pasti Keluar

Terjadi kecelakaan hebat dalam terowongan kereta api. Semua penumpang yang selamat terjebak di tengah terowongan. Saat itu semuanya panik, banyak penumpang yang berteriak, "Kita tidak bisa keluar, kita terjebak, kita akan mati."
Tiba-tiba seorang pak tua berteriak, "Tenang-tenang, kita semua pasti akan keluar, saya jamin!!"
Kemudian suasana menjadi tenang. Lalu, seorang penumpang bertanya: "Bagaimana caranya keluar? Semua jalan keluar tertutup?"
Dengan tenang, pak tua menjawab: "Kita pasti keluar di koran besok ...."

"Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." (Mazmur 124: 8)

Artikel

20 Kiat Untuk Menjadi Pemenang

Kali ini kita akan memahami dari ayat-ayat Firman Tuhan sedikitnya 20 hal yang bisa membuat langkahmu tetap untuk menjadi seorang pemenang!

1. Mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Flp. 4: 13)?

2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Flp. 4: 19)?

3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata... bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim. 1: 7)?
4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rm. 12: 3)?

5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Mzm. 27: 1; Dan. 11: 32)?

6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh. 4: 4)?

7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenangan-Nya (2 Kor. 2: 14)?

8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta pada-Nya (1 Kor. 1: 30; Yak. 1: 5)?

9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setia-Nya tidak habis-habis-Nya setiap pagi (Rat. 3: 21-23)?

10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Ptr. 5: 7)?

11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor. 3: 17; Gal. 5: 1)?

12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rm. 8: 1)?

13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat. 28: 20; Ibr. 13: 5)?

14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal. 3: 13-14)?

15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya, seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Flp. 4: 11)?

16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor. 5: 21)?

17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rm. 8: 31)?

18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui Roh-Nya yang diam di dalam kita (1 Kor. 14:33; 2:12)?

19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rm. 8: 37)?

20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh. 16: 33)?

Ringkasan Khotbah Minggu, 30 Januari 2011

Kuasa Yang Besar
(Lukas 18: 1-8)

Dalam perikop ini Tuhan Yesus mengajarkan tentang sebuah perumpamaan. Perumpamaan adalah sebuah cerita karangan, fiksi, dongeng, kiasan, atau cerita suatu kisah yang tidak ada nyatanya, tetapi itu penting sekali digunakan oleh Tuhan Yesus sebagai metode pelajaran dan Yesus menegaskan kepada mereka yang mendengarkan bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ada dua hal untuk mendapat kuasa yang besar, yaitu:
1. Harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (ay. 1). Dalam berdoa apa yang diinginkan, harus selalu berdoa tidak jemu-jemu. Jika dalam doa itu meminta supaya orang tua diselamatkan, menerima Yesus secara pribadi, maka berdoa setiap hari berseru siang dan malam tidak jemu-jemu (ay. 7), dengan topik orang tua supaya diselamatkan. Inilah yang namanya doa tidak jemu-jemu. Jika kita mau mendapat kuasa yang besar berserulah kepada Tuhan siang dan malam dengan tidak jemu-jemu, apa yang kita inginkan.
2. Datang terus kepada Tuhan Yesus (ay. 5). Untuk mendapat kuasa yang besar harus selalu datang kepada Tuhan Yesus, seperti seorang janda itu selalu datang kepada hakim yang tidak benar. Datang kepada Tuhan Yesus dengan beribadah sungguh-sungguh, dan tidak meninggalkan waktu untuk beribadah, maka Tuhan sangat mengasihi seseorang dengan kesetiaannya beribadah kepada-Nya, sehingga orang itu mendapatkan kuasa yang besar dari Tuhan. Penting sekali orang Kristen selalu datang kepada Tuhan dengan beribadah sungguh-sungguh, sebab ibadah itu mengandung kuasa yang besar.

Jadi Tuhan Yesus memberikan pelajaran kepada kita semua, supaya kita hidup harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu dan beribadah sungguh-sungguh. Dengan demikian kita berdoa setiap hari apa yang kita inginkan bisa terjawab maka hal itu bagi kita adalah kuasa yang besar dari Tuhan Yesus. Amin

By:Pdt. Bambang Sulistyo -- Minggu, 30 Januari 2011

Artikel

Kesempatan Yang Mulia

C.T Studd, seorang pemain kriket terkenal dari Cambridge dan perintis penginjilan, menulis dua baris kalimat di bawah ini saat ia masih menjadi mahasiswa di Cambridge:
Hanya satu kehidupan, yang segera akan menjadi masalah lalu;
Hanya apa yang diperbuat bagi Kristus yang bisa bertahan.

Kehidupan adalah sebuah kesempatan yang mulia jika digunakan untuk menyiapkan kita bagi kekekalan. Jika di sini kita gagal, walaupun kita sukses dalam hal-hal lainnya, maka hidup kita menjadi sebuah kegagalan. Tidak ada jalan keluar bagi manusia yang menyia-nyiakan kesempatannya untuk bersiap-siap bertemu dengan Allah.

Anda tidak akan pernah mengulangi kehidupan hari ini; sekali itu berlalu, akan berlalu selamanya. Bagaimana Anda menjalaninya? Untuk diri sendiri atau untuk Kristus? Biarlah tulisan C.T Studd di baris kalimat keduanya tertanam kuat dalam hati kita: "Hanya apa yang diperbuat bagi Kristus yang bisa bertahan."

Melayani Tuhan di dunia ini adalah sebuah anugerah besar karena kita melayani Raja di atas segala raja.

"Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!" (Mazmur 104: 31)