JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Samuel Irwan S.
Jumat, 14 Nov 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Pdt. Hosiana Yunus
Sabtu, 15 Nov 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bapak Yudi E.T.
Sabtu, 15 Nov 2008 - Pk. 17.30 WIB

Kebaktian Umum
Pembicara: Gembala Sidang
Minggu, 16 Nov 2008
Pk. 08.00 & 17.00 WIB

Kebaktian Anak
Minggu, 16 Nov 2008
Pk. 08.00 & 17.00 WIB

KOTBAH

ORANG KUSTA YG DIBERKATI
(2 Raja-raja 7:1-20)

Alkitab berkata, ”Orang benar akan hidup oleh imannya atau percayanya”. Jadi, iman berperan penting dalam kehidupan orang benar. Alkitab tidak berkata, orang benar hidup karena kekayaannya. Alkitab juga tidak berkata orang benar hidup karena kedudukannya. Alkitab tidak berkata bahwa orang benar hidup karena pengetahuannya.

Pada jaman Elisa menjadi nabi di Israel, ada satu peristiwa di mana orang Israel mengalami kelaparan yang hebat karena kekurangan makanan. Seluruh kota Samaria dikepung oleh tentara Aram, yang dipimpin oleh raja Benhadad. Semua barang tiba-tiba harganya naik. Bahkan, ada 2 orang ibu mengadakan kesepakatan untuk membunuh anaknya secara bergiliran supaya mereka dapat makan. Keadaan menjadi kacau. Dua kelompok orang Israel ketika mereka berada dalam kesulitan:

1. Perwira Ajudan Pribadi Raja Yoram (ayat 2).
Perwira ini tidak percaya kepada perkataan yang disampaikan oleh nabi Elisa. Orang yang demikian adalah gambaran dari orang yang tidak percaya kepada kebaikan dan kemahakuasaan Tuhan. Akibat dari seseorang yang tidak percaya, ialah: ia tidak akan menikmati berkat atau pertolongan Allah dan ia akan mati karena tidak mempercayai Firman Tuhan.


2. Empat orang kusta (ayat 3-4).
Tiga hal positif yang dilakukan empat orang kusta ini dalam menghadapi kesulitan, ialah:
· Berpikir benar dan tenang (ayat 3-4). Ciri-ciri orang yang beriman adalah tenang (Yes 30:15) dan berpikir benar (Fil 4:8).
· Bertindak benar. Tidak cukup sekedar berpikir benar, tetapi juga bertindak benar. Mereka melangkah untuk mengubah keadaannya. Setiap seribu langkah selalu dimulai dengan satu langkah. Setiap bangunan yang megah selalu dimulai dengan sebuah batu bata. Sebuah kemajuan atau keberhasilan selalu dimulai dengan sebuah tindakan yang benar. Meraih peluang yang ada di depannya.
· Diberkati dan mau menjadi berkat (ayat 9-10). Bertindak benar dengan meraih peluang yang ada akan membuat kita diberkati.

Pada saat kita berada dalam keadaan yang sulit, kita harus tetap mempercayai firman Tuhan. Firman Tuhan akan membawa kita untuk dapat berpikir benar dan tenang, bertindak benar dan akhirnya diberkati serta dapat menjadikan kita berkat bagi orang lain. Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 2 November 2008

ARTIKEL

PENYAKIT MENUNDA

Kerjakanlah apa yang bisa Anda kerjakan hari ini! Jika tidak, Anda akan membayar mahal di kemudian hari. Terlalu berlebihankah? Saya rasa tidak, sebab seringkali saya harus membayar dengan mahal akibat dari penundaan yang pernah saya lakukan. Saya lebih mudah jadi stress ketika melihat setumpuk pekerjaan yang tidak ada hentinya. Saya makin frustasi ketika waktu terus bergulir mendekati dead-line yang sudah ditentukan. Waktu-waktu itulah saya berubah jadi mahkluk yang sangat sensitif. Jangan coba macam-macam dengan saya. Sedikit kata gurauan bisa berarti ucapan serius di telinga saya.

Pekerjaan yang saya lakukan pun tak ubahnya dengan kegiatan rodi yang sangat menyiksa. Saya kehilangan taste dari setiap pekerjaan yang saya lakukan. Saya sama sekali tidak bisa menikmati pekerjaan di saat terburu-buru seperti itu. Itu semua bermula dari sebuah penundaan yang saya lakukan. Kadangkala kita juga melakukan hal yang sama, melakukan penundaan demi penundaan dengan sebuah pemikiran, “Aku toh bisa mengerjakan keesokan harinya.” Tanpa kita tahu bahwa hari esok sudah memiliki kesibukannya sendiri. Bagi banyak orang hal ini mungkin dianggap sangat sepele, tapi bukankah kadangkala kita kehilangan kesempatan-kesempatan berharga itu berlalu begitu saja hanya karena kita menunda untuk segera melakukannya?

Jangan pernah menunda apa yang bisa kita kerjakan pada hari ini. Ini adalah salah satu prinsip kesuksesan yang sangat penting. Biasakanlah diri untuk selalu menunda-nunda, maka kesuksesan yang kita impikan juga akan tertunda. Napoleon Hill, seorang motivator berkata, “Yang berarti bukan apa yang akan Anda kerjakan melainkan apa yang sedang Anda kerjakan sekarang.” Banyak orang gagal meraih kesuksesan karena penyakit suatu hari. Mereka harusnya bisa meraih kesuksesan pada hari ini, tetapi mereka memilih untuk menundanya dan berkata akan melakukannya pada suatu hari. Apa yang bisa kita kerjakan pada hari ini adalah anugerah Tuhan yang harus kita responi dengan cepat. Jika kita menunda untuk melakukannya, ada kalanya itu berarti kita secara tidak sengaja menolak berkat dan keberhasilan yang diberikan oleh Tuhan bagi kita pada hari ini. Jadi, jangan biasakan untuk melakukan penundaan dan terjangkit dengan penyakit suatu hari.


Jangan pernah menunda
apa yang bisa kita kerjakan hari ini, kerjakanlah.
Harapan yang tertunda menyedihkan hati ...
Amsal 13:12


PAUSE

Kita hidup di tengah jaman yang rentan terhadap stres. The National Center for Health Statistic melaporkan bahwa hampir satu juta orang setahun meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh stres yang tidak tertangani. Dari sebuah hasil polling disimpulkan bahwa 86% orang Amerika mengaku mengalami stres kronis. Jika di negara yang sudah maju seperti Amerika saja mengalami tingkat stres yang sedemikian tinggi, bagaimana di negara kita yang kondisi ekonominya tengah terpuruk dan yang tak henti-hentinya di rundung bencana? Atau jangan-jangan kita malah sudah kebal terhadap stres karena sudah terbiasa dengan tekanan hidup?

Tingkat stres makin tinggi. Kebutuhan hidup semakin banyak. Tagihan-tagihan menuntut dilunasi. Belum lagi melihat kenyataan bahwa kita hidup di dunia yang serba cepat dan tampaknya kita tidak menemukan tombol stop atau bahkan pause dalam remote control hidup kita. Kesibukan yang luar biasa di dalam pekerjaan kita turut andil dalam menciptakan ruang stres bagi hidup kita. Wayne Muller berkata dengan nada menyindir, “Tidak punya waktu untuk teman-teman dan keluarga, tidak punya waktu untuk menikmati matahari terbenam, memenuhi kewajiban-kewajiban kita tanpa punya waktu sedetikpun untuk menarik napas, ini telah menjadi model dari kehidupan yang sukses.”

Menurut penelitian, balita rata-rata tertawa sekitar 200 kali per hari. Tetapi begitu si bayi menjadi dewasa, tawanya merosot drastis menjadi hanya 6 kali per hari. Barangkali untuk menghindari dari kehidupan yang penuh dengan stres kita perlu belajar dari anak kecil.
Anak kecil tidak pernah tergesa-gesa di dalam hidup dan selalu punya waktu untuk menikmati kehidupan yang sebenarnya. Apakah Anda sedang stres hari ini? Saya sarankan untuk memperlambat hidup Anda, kalau perlu milikilah waktu untuk memencet tombol pause dalam remote control hidup Anda, hingga Anda bisa beristirahat barang sejenak dan mulai menikmati kembali hal-hal yang sudah lama tidak Anda lakukan. Bersantailah! Hidup ini terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Kita tidak perlu stres seandainya memiliki tombol stop atau pause dalam remote control hidup kita.

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
Pengkhotbah 3:1

RH MINGGU, 16 Nov 2008

Bacaan Setahun: 2 Kor. 3-6
APA YANG DAPAT ANDA LAKUKAN? (Galatia 6:1-10)
Saya tidak akan pernah melupakan peristiwa "kegelapan total" yang terjadi pada bulan November 1965. Kegelapan itu tidak hanya menyelimuti satu kota atau satu negara bagian atau wilayah tertentu di Amerika, tetapi melingkupi delapan negara bagian dan sebagian wilayah Kanada. Kegelapan ini menyelimuti wilayah seluas lebih dari 200.000 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 30 juta orang. Tanpa cahaya listrik, lilin amatlah dibutuhkan. Beberapa pemilik toko lebih mengutamakan perhatian mereka terhadap orang lain di saat darurat, lebih dari keinginan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi. Namun pemilik toko lainnya tak segan-segan memancing di air keruh dan menempatkan keuntungan pribadi di atas perhatian mereka terhadap orang lain.

Ya, keadaan yang sama dapat menghasilkan dua pilihan yang berbeda, yakni kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi atau menjadi seorang dermawan yang tidak mementingkan diri sendiri. Nasehat Paulus sangat sesuai untuk keadaan ini: "Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman".

RH SABTU, 15 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 41, 42: 2 Kor. 1, 2
SOK TAHU (Yakobus 1:19-27)

Betapa menjengkelkannya bila seseorang memotong pembicaraan kita dan seakan-akan ia telah tahu apa yang akan kita ucapkan, kemudian melompat mengambil kesimpulan yang dibuatnya sendiri. Disadari atau tidak, kita sering melakukan hal seperti itu. Kita sering bersikap sok tahu ketika mendengar apa yang diungkapkan oleh orang lain. Memang kita mendengar kalimat-kalimat yang diucapkannya, tetapi kita tidak sungguh-sungguh memperhatikan apa yang dikatakannya. Dan hasilnya adalah kesalahpahaman!

Saya tidak dapat membayangkan apakah Yesus juga pernah terlibat dalam percakapan yang amat kasar seperti itu. Orang-orang mendengarkan Dia, dan Dia mendengarkan mereka. Mendengarkan dengan penuh rasa hormat membuat kita mampu mengendalikan amarah dan menghargai kebenaran. Marilah kita mendengarkan pembicaraan orang lain dengan cermat dan menghindari tindakan yang terlalu cepat melompat ke kesimpulan.

RH JUMAT, 14 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mzm. 149; 1 Kor. 15, 16
PERUBAHAN HATI (Matius 23:25-28)

Seorang pria yang membawa mobil tuanya ke dealer dan meminta mereka untuk menjualkan mobilnya. Ketika dealer itu bertanya sudah berapa kilometer mobil itu dipakai, pria itu menjawab, "370.000." Penjualnya menjawab, "Mobil ini tidak akan laku kecuali engkau memutar kembali petunjuk jarak pemakaiannya." Pria itu kemudian pergi. Ketika pemilik dealer tidak mendengar kabar dari pria pemilik mobil tua itu selama beberapa minggu, ia menghubungi pria itu. "Lho, katanya engkau ingin menjual mobilmu?" "Saya kira saya tidak perlu lagi menjualnya," jawab pria itu. "Mobil saya sekarang baru berjalan 124.000 kilometer, kok. Mengapa saya harus menjualnya?"

Terlalu banyak orang saat ini yang membodohi diri mereka sendiri bila mereka mengira dapat menyenangkan hati Allah hanya dengan mengubah kelakuan lahiriah mereka. Sesungguhnya yang mereka butuhkan adalah sebuah hati yang baru. Pekerjaan yang baik tidak akan dapat mengubah hati Anda. Hanya iman kepada Kristus yang dapat membersihkan bagian dalam dan bagian luar. Setelah itu barulah pekerjaan yang baik dan kehidupan Anda yang saleh akan dapat menyenangkan Allah.

RH KAMIS, 13 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 39, 40; 1 Kor. 13, 14
HADIAH YANG BURUK (2 Petrus 2:1-3,12-21)

Sepasang suami istri di kota New York menerima dua buah tiket pementasan di Broadway lewat surat. Anehnya, hadiah itu tiba tanpa satu pesan pun, dan mereka tak tahu siapa yang telah mengirimnya. Namun mereka tetap menghadiri pertunjukan itu dan amat menikmatinya. Ketika kembali ke apartemen, mereka menemukan bahwa kamar mereka telah diaduk-aduk. Mantel bulu yang mahal dan perhiasan mereka telah lenyap. Di atas sebuah bantal tergeletak sebuah catatan sederhana kecil "Sekarang engkau tahu siapa saya."

Seperti pencuri tak bernama itu, nabi-nabi palsu tahu apa yang diinginkan dan yang menjadi minat umat Allah. Berbeda dengan Yesus. Dia menawarkan hidup yang kekal kepada kita. Menerima anugerah keselamatan-Nya merupakan langkah pertama untuk melindungi diri kita dari "hadiah" yang menipu yang ditawarkan oleh nabi-nabi palsu. Orang Kristen pun masih dapat tertipu oleh ajaran-ajaran palsu. Firman Allah mendesak kita untuk mempelajari Alkitab, menguji apa yang kita dengar (1 Yoh 4:1), dan bertumbuh di dalam iman (2 Ptr 1:5-9). Dengan cara itulah kita dapat terhindar dari hidup rohani yang berantakan.

RH RABU, 12 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 37, 38; 1 Kor.12
SUPERMAN DAN PESAWAT TERBANG (Obaja 1:1-7)

Saat itu Muhammad Ali duduk di pesawat yang sedang bersiap untuk tinggal landas. Seorang pramugari yang melihatnya tidak mengenakan sabuk pengaman, memintanya dengan sopan, "Maaf Pak, tolong kenakan sabuk pengamannya." Muhammad Ali mengangkat kepalanya, dan sambil menyeringai ia berkata dengan suara yang perlahan tetapi berat, "Superman tidak memerlukan sabuk pengaman!” Tidak mau kalah, pramugari itu membalas dengan "pukulan" yang cepat: "Superman memang tidak memerlukan sabuk pengaman, jadi tolong kenakan sabuk pengaman Anda!" Tentu saja Muhammaad Ali hanya bergurau saat itu.

A.W. Tozer menggambarkan jenis orang Kristen yang dirindukan oleh Tuhan ini dengan ungkapan: "Pria dan wanita yang berhenti ‘dibodohi’ tentang kekuatannya sendiri, dan yang tidak takut dengan keberadaan dirinya bila ‘tertangkap’ sedang bergantung sepenuhnya pada Tuhan mereka yang mencukupi segalanya"

RH SELASA, 11 Nov 2008

Bacaan Setahun: Mzm. 122; 1 Kor. 9-11
DI MANA KEDAMAIAN? (Yohanes 14:25-31)
Lebih dari 45 tahun yang lalu, ayah saya terluka tatkala bertempur dalam kancah Perang Dunia II, suatu peperangan besar yang menelan korban paling sedikit 35 juta jiwa. Selain itu jutaan orang lainnya di seluruh dunia terkena dampak konsekuensi tragis dari konflik internasional ini. Kita juga harus selalu ingat bahwa setiap kedamaian yang diperjuangkan dengan cara kekerasan tidak akan pernah berlangsung dengan permanen. Damai sejahtera yang sejati baru akan tercipta tatkala Raja Damai memerintah atas bangsa-bangsa. Dia memberi kita damai sejahtera yang dapat kita peroleh dengan cara percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus. Itulah damai sejahtera dengan Allah sesuatu yang dapat dialami bahkan oleh mereka yang pernah mengalami kengerian perang. Suatu hari nanti ketika Kristus kembali, akan ada damai sejahtera di seluruh bumi. Namun untuk saat ini, damai sejahtera di bumi dapat dirasakan oleh seseorang setiap saat, tatkala ia menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Sudahkan Anda memiliki damai sejahtera?

RH SENIN, 10 Nov 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 35, 36; 1 Kor. 7-8
RAKSASA YANG TIDAK DIPERHITUNGKAN

(Matius 3:1-17)
Dwight L. Moody benar-benar tersentuh oleh pernyataan seorang pengkhotbah awam bahwa dunia akan melihat apa yang dapat Allah lakukan melalui diri seorang yang benar-benar berserah kepada-Nya. Karena sikap berserah jauh lebih penting daripada penampilan lahiriah, beberapa orang yang tidak diperhitungkan dapat menjadi "raksasa-raksasa" rohani. Philip Yancey menggambarkan almarhum Bill Leslie sebagai "kusut," "tidak rapi," dan seseorang yang "tertawa terbahak-bahak pada gurauannya sendiri yang jelek." Namun ia mencatat bahwa sebagai pendeta di LaSalle Street Church di Chicago, pria ini telah menuntun banyak orang pada Kristus, dan membawa perubahan sosial dan ekonomi pada bagian dari warga kota itu. "Raksasa" rohani yang tidak diperhitungkan ini meninggal pada usia 60 tahun setelah bekerja selama tiga dekade di kota ini. Allah sering memakai orang biasa untuk pelayanan yang besar, dan Dia juga ingin memakai Anda. Layanilah Dia dengan rendah hati, penuh semangat dan penuh harapan.