RH Minggu, 29 Mei 2011

BAANA DAN REKHAB (2 Samuel 4)

Baana dan Rekhab adalah dua kepala gerombolan yang berpihak atau bekerja kepada Isyboset, anak dari Raja Saul. Kepala gerombolan adalah seorang perwira yang memimpin sebuah pasukan. Sebagai pemimpin pasukan, tentunya mereka adalah orang-orang yang terikat dengan sumpah untuk terus setia sebagai prajurit Saul. Namun, tidak demikian dengan Baana dan Rekhab. Ketika mereka melihat posisi keluarga Saul semakin melemah dengan tewasnya sang jenderal, yaitu Abner, mereka menilai bahwa posisi untuk tetap setia kepada keluarga Saul, tidaklah menguntungkan. Itu sebabnya mereka mulai mempertimbangkan untuk beralih menjadi pengikut Daud.

Melihat sebuah peluang dalam kehidupan dengan pola pikir untung dan rugi, tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi, apabila tidak berhati-hati, kita bisa terseret pada pemikiran pragmatis ekstrem dengan menghalalkan segala cara demi mendapat keuntungan. Oleh sebab itu, Amsal menasihatkan agar kita tetap menempuh jalan orang baik dan jalan yang benar. Supaya kita tidak terjatuh kepada dosa hanya karena mengejar keuntungan.

RH Sabtu, 28 Mei 2011

EZRA (Ezra 7: 1-10)

Tujuh puluh tahun setelah rombongan pertama bangsa Israel kembali dari pembuangan Babel ke Yerusalem, Ezra turut kembali dari pembuangan. Ezra adalah seorang dari garis keturunan Harun, yang telah dididik untuk menjadi imam. Ia adalah seorang yang banyak belajar dari tulisan-tulisan orang bijak Media Persia, tulisan-tulisan para nabi dan raja, dan teristimewa dari Taurat Tuhan yang diberikan melalui Musa. Dari semua itu, ia berusaha memahami, mengapa Tuhan sampai menghukum bangsanya dengan pembuangan. Dan, ketika ia sudah mengetahui kehendak Tuhan, serta apa yang berkenan kepada-Nya, ia bertekad mengajarkannya kepada kaum sebangsanya, agar mereka bertobat (ay. 10).

Mempelajari dan memahami firman Tuhan, itu satu hal. Namun, membagikannya agar orang lain juga mengerti dan turut melakukan firman Tuhan, adalah hal lain. Ezra tak hanya ingin menjadi ahli Taurat. Ia tak menyimpan pengetahuannya untuk kepentingan sendiri. Ia membagikan pengertian yang ia peroleh kepada umat Tuhan, karena ia rindu mereka kembali hidup dalam rancangan Tuhan. Maukah kita mengikuti jejaknya?

RH Jumat, 27 Mei 2011

MALAIKAT (Mazmur 91: 9-16)

Beberapa tahun silam, ketika saya dan istri membawa putra kami berobat, pencuri masuk ke rumah kami. Laptop saya dicuri. Namun, saya tidak begitu sedih bahkan saya bersyukur kepada Tuhan. Sebab hanya laptop yang dicuri, sementara putri kami yang saat itu ada di rumah bersama pengasuhnya tidak mengalami kejadian buruk apa pun. Padahal si pencuri sempat ke kamarnya, sebab terlihat sidik jari si pencuri di tirai jendela. Puji Tuhan, saat itu putri kami sedang tidak di kamar. Tak seperti biasa, ia terus bermain di lantai bawah sampai kami pulang. Kala si pencuri beroperasi, seperti ada yang "menahannya" untuk tidak ke loteng dan masuk ke kamar.

Mazmur 91 adalah sebuah madah kepercayaan, tentang perlindungan Tuhan bagi orang yang "hatinya melekat kepada-Ku" (ay. 14). Kita semua bertanggung jawab menjaga diri sendiri. Akan tetapi, ada kalanya kita tak mampu melakukannya sendiri. Pada saat seperti itu, tak jarang Tuhan menghadirkan "penjaga" yang diutus untuk menolong kita. Setelah saat kritis lewat, ia pergi. Kehidupan berlanjut. Kita pun kembali bertanggung jawab menjaga diri. Anda punya pengalaman serupa kisah saya di atas? Saya yakin, "penjaga" itu adalah malaikat-Nya!

RH Kamis, 26 Mei 2011

AYAH TERHEBAT (Ulangan 7: 1-11)

Dick dan Rick Hoyt adalah ayah dan anak yang mengagumkan. Rick Hoyt adalah penyandang cacat cerebral palsy - tak dapat berbicara atau berjalan. Namun ketika ia berkeinginan untuk ikut triatlon, Dick ayahnya rela berlari mendorong kereta beserta Rick di atasnya, berenang melintasi samudra sambil menarik perahu dengan Rick di dalamnya, dan mengayuh sepeda tandem dengan Rick di bagian depan. Dick susah-payah melakukannya bukan untuk menjadi pemenang, melainkan untuk menunjukkan cintanya yang besar kepada putranya. Walau Rick memiliki keterbatasan, sang ayah tak membatasi kasihnya.

Siapakah kita ini sehingga Allah begitu mengasihi kita tanpa memandang dosa kita sebagai cacat? Bahkan, dalam keadaan kita yang berdosa pun, Dia menunjukkan kasih-Nya yang terbesar dengan mengurbankan Putra-Nya untuk mengangkat kita dari kubangan dosa dan memberi kita hidup berkemenangan. Dia sungguh adalah Ayah terhebat yang mau memberi segala yang terbaik bagi kita. Apabila begitu besar kasih dari Ayah terhebat kita itu, adakah kita perlu merasa gentar menjalani hidup ini?

RH Rabu, 25 Mei 2011

DIANGGAP BAIK (Yeremia 24)

Penelitian selama 25 tahun di Universitas Tel Aviv mendapati bahwa kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh pengharapan orang lain atas kinerjanya. Dalam satu percobaan, manajer sebuah kantor cabang bank dibagi dua. Kelompok A diberi tahu bahwa karyawan mereka luar biasa; kelompok B tidak diberi tahu apa-apa tentang potensi karyawan mereka. Sebenarnya potensi kedua kelompok karyawan itu sama. Nyatanya, manajer kelompok A membuahkan hasil yang lebih bagus, baik dari laba maupun kesuksesan ekonomis secara menyeluruh. Hal serupa ditemukan juga di sekolah, kalangan militer, dan berbagai badan sosial lain.

Pengharapan yang baik mengandung daya ubah yang luar biasa. Prinsip itu bersumber dari Allah sendiri, seperti yang dapat kita pelajari ketika Dia "mengubah" bangsa Israel yang dibuang ke Babel. Lalu, bagaimana menerapkannya secara horisontal? Kita ingin anak, murid, karyawan, dan tetangga kita semua baik, tetapi bisa jadi mereka menjengkelkan. Maukah kita lebih dulu mengasihi mereka, mengharapkan yang terbaik dari mereka (1 Kor. 13: 5), menganggap mereka baik, dan memperlakukan mereka dengan baik?

RH Selasa, 24 Mei 2011

SELALU INGAT AKAN RAHMAT (Mazmur 25)

Sebagaimana halnya musik, setiap mazmur membawa suasana yang khas. Ada mazmur kegirangan; ada mazmur kedukaan; ada mazmur doa; ada mazmur pertobatan. Mazmur 25 adalah contoh mazmur pertobatan. Pertobatan yang dialami Daud pertama-tama terjadi karena ia sadar telah banyak berdosa sejak muda (ay. 7). Syukur, bukan keberdosaannya saja yang ia catat. Jika hanya itu yang diingat, mungkin ia hanya akan menghukum dan menindas dirinya sendiri dengan rasa bersalah. Akan tetapi Daud juga mengingat rahmat dan kasih setia Tuhan yang besar. Kata "kasih setia" dalam bahasa Ibrani adalah khesed. Khesed menunjuk pada kasih yang terus ada, tanpa bergantung pada tindakan orang yang dituju oleh kasih itu. Apa pun ulah orang, Tuhan tetap teguh dalam khesed-Nya. Dia tetap Allah yang berlimpah rahmat. Repotnya, ini bisa disalahpahami: karena Allah itu khesed, manusia tidak lagi takut berbuat dosa. Lupa bahwa khesed ada untuk mengungkap kasih setia Tuhan, yang jauh lebih besar dari keberdosaan yang manusia lakukan sejak dulu. Kasih setia ini, dengan demikian, bukan "tiket" untuk berbuat dosa. Namun, harus ditanggapi dengan ucapan syukur dan pertobatan. Apakah kita juga hidup dalam syukur akan rahmat Tuhan yang baru setiap pagi dan dengan demikian tak lagi berkubang dalam dosa?

RH Senin, 23 Mei 2011

ORANG SEDERHANA (1 Korintus 1: 18-31)

Seorang doktor dimenangkan bagi Kristus ketika mendengar khotbah Dwight L. Moody. Ketika ia ditanya bagaimana hal itu terjadi, begini jawabnya, "Aku mau mendengar khotbahnya dengan maksud menertawakannya. Sebab, aku mengenalnya sebagai orang sederhana yang tak pernah mengenyam pendidikan. Aku yakin khotbahnya tidak logis dan ngawur. Tetapi ketika aku datang dalam kebaktian yang ia pimpin, aku mendapati hal yang berbeda. Ia berdiri di belakang Alkitab, dibakar oleh kekuatan firman Allah. Dan, hatiku seperti ditembak oleh firman Allah. Aku pun bertobat."

Kita kerap kali mudah diintimidasi oleh Iblis agar tidak melayani Tuhan karena kita adalah orang yang sederhana, yang tidak punya pengalaman, atau tidak punya embel-embel titel di belakang nama kita. Jangan pernah mau diintimidasi dan ditipu iblis. Pendidikan dan kepandaian memang penting dan perlu, tetapi itu bukan segalanya. Yang terpenting, kuasa Allah menyertai pelayanan kita. Jika kita mau menyediakan diri untuk dipakai oleh Allah, maka apa pun latar belakang hidup kita, percayalah bahwa kita dapat Dia pakai untuk memengaruhi dunia. Masihkah kita ragu melayani Tuhan hanya karena kita merasa sebagai orang sederhana dan tidak berpendidikan?

Artikel

Kata Tepat Dalam Waktu Yang Tepat

Pada tahun 1975 seorang petani Indiana, Amerika Serikat (AS) bernama Frosty Hofmann didiagnosis dokter mengalami sakit ginjal yang parah. Usinya ketika itu baru 35 tahun, tetapi karena penyakitnya begitu parah ia pun harus merelakan diri menjalani perawatan dialysis. Dengan dibantu istrinya, Jane, ia melakukan perawatan dialysis di rumah mereka selama 2 ½ tahun.

Pada tahun 1978, saudara laki-laki dari Frosty memberinya karunia hidup, yakni sumbangan sebuah ginjal. Ia pun akhirnya bisa tinggal di dunia ini selama kurang lebih 25 tahun dan menjadi pasien transplantasi ginjal yang hidup terpanjang di AS. Ia wafat pada tahun 2002.

Selama 15 tahun terakhir, Frosty menjalani profesi baru yakni sebagai artis panggung. Bersama sang istri, mereka berdua berkeliling negeri menghibur lebih dari 1400 penonton. Dan dalam cerita yang mereka mainkan selalu berisi pesan-pesan mengenai patriotisme.

Jane dan Frosty memiliki aturan tidak tertulis selama di panggung, yakni mereka tidak boleh mengatakan masalah kesehatan yang mereka alami kepada para penonton. "Kami tidak ingin memanfaatkan atau membuat orang merasa kasihan pada kami," kata Jane. "Tapi hanya satu kali saya melanggar aturan, yakni saat membuat komentar tentang transplantasi ginjal yang dilakukan Frosty. Itu benar-benar bukan sesuatu yang saya rencanakan sebelumnya."


Pada akhir aksi panggung mereka, seorang wanita tua berjalan ke bagian depan panggung. Ia berkata, "Cucu saya mengalami masalah ginjal dan mungkin harus memiliki transplantasi ginjal. Saya harus tahu semua detail tentang pengalaman Anda."

Jane mengungkapkan bahwa wanita tua tersebut terlihat sangat ingin mendengar apa yang suaminya, Frosty alami. Tanpa berpikir dua kali, ia pun menceritakannya.

"Ini sangat jelas," tambahnya, "bahwa Tuhan membimbing saya untuk mengucapkan kata-kata tepat kepada wanita tua itu sehingga kami bisa menjadi sumber informasi, kenyamanan, dan semangat kepadanya."

Bukankah menakjubkan bagaimana Tuhan menggunakan seseorang berbicara persis seperti yang Dia ingin katakan kepada orang lain dalam waktu yang tepat juga? Alkitab mengkonfirmasi hal ini lewat perkataan Allah kepada Nabi Yeremia: “Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu” (Yeremia 1:9).
Ketika Anda hendak menjalani hari ini, berdoalah sebelumnya kepada Allah. Mintalah kepada-Nya untuk meletakkan kata-kata-Nya ke dalam mulut Anda. Anda mungkin tidak akan pernah tahu kapan Dia akan memakai kata-kata-Nya tersebut, tetapi yakinlah Dia memiliki waktu yang tepat untuk menggunakannya dalam kehidupan Anda.

Kata-kata membangun bisa berubah menjadi negatif di telinga seseorang bila Anda mengucapkannya pada waktu yang tidak tepat.

Kata-kata yang tepat pada waktu yang tepat dapat mengerjakan sesuatu yang besar bagi orang-orang yang mendengarnya

Artikel

Pertolongan Yang Tak Terduga

Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. (Yosua 2: 4)

Pada tahun 1803, Thomas Jefferson memerintahkan Lewis and Clark untuk memimpin suatu ekspedisi melintasi bagian Amerika yang belum terjelajahi sampai ke Pantai Pasifik. Ekspedisi ini dinamai Corps of Discovery (Satuan Penemuan) sesuai dengan namanya. Ekspedisi itu mendata 300 spesies baru, mengidentifikasi hampir 50 suku Indian, dan menjelajahi medan yang belum pernah disaksikan orang Eropa sebelumnya.

Dalam perjalanan, mereka bergabung dengan seorang pedagang bulu dari Perancis dan istrinya, Sacajawea. Mereka segera menyadari bahwa sang istri berperan sangat penting sebagai pemandu dan penerjemah.

Dalam perjalanan itu, Sacajawea bertemu dengan keluarganya. Kakak laki-lakinya telah menjadi seorang kepala suku, dan ia membantu mereka mendapatkan kuda dan peta daerah Barat yang belum tergambar. Tanpa bantuan tak terduga dari Sacajawea dan saudaranya, ekspedisi itu belum tentu berhasil.

Alkitab menceritakan sebuah ekspedisi yang mendapat pertolongan yang tak terduga. Orang-orang Israel mengirimkan mata-mata memasuki Yerikho, sebuah kota yang berada di tanah yang dijanjikan kepada mereka. Di sana, mata-mata Israel tinggal di rumah Rahab, seorang perempuan sundal. Wanita itu setuju untuk menjamin keluar mereka asalkan ia dan keluarganya dilindungi saat kota tersebut diruntuhkan. Para mata-mata ini setuju dengan syarat yang diajukan Rahab. Singkat cerita, mata-mata Israel berhasil lolos dari Yerikho dan kembali kepada Yosua. Mereka pun menceritakan segala sesuatu yang mereka alami di sana kepada Yosua. Saat tiba penghancuran Yerikho, kedua pengintai ini pun menyelamatkan Rahab beserta orang-orang yang ada di dalam rumahnya tepat seperti yang mereka janjikan. Yosua dan bangsa Israel pada akhirnya berhasil memperoleh kemenangan besar seperti yang Allah janjikan kepadanya.

Dari kisah di atas, kita dapat melihat bagaimana Allah memakai Rahab sebagai sumber bantuan untuk menggenapi janji-Nya kepada Yosua dan bangsa Israel. Sebuah pertolongan yang manusia sepintar apapun belum tentu bisa merancangkannya. Apakah saat ini Anda sedang mengalami suatu tantangan? Ingatlah, Allah dapat memberikan pertolongan dari sumber-sumber yang tak terduga. Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kuasa. Dia dapat membuka jalan bagi setiap persoalan kita walaupun sepertinya semua jalan itu telah tertutup.

Ringkasan Khotbah Minggu, 15 Mei 2011

Harus Berbuat Apa Pada Saat Tidak Tahu Berbuat Apa?
(2 Tawarikh 20: 1-2,12,25-26)

Yosafat sedang menghadapi ancaman besar dalam hidupnya. Musuh-musuhnya bersatu melawan dirinya pada waktu yang sama. Yosafat mengatakan: ”Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan” (ay. 12). Mungkin saat ini bisnis stagnan, terbelit utang yang sangat besar, gajimu selalu tidak cukup untuk hidupmu dan keluarga, mungkin pernikahanmu dalam masalah yang sangat besar, mungkin sakit semakin berat di hari-hari belakangan ini, mungkin di keluarga sedang ada masalah. Segala sesuatu yang tidak beres menimpa hidup. Melalui firman Tuhan ini, Tuhan sedang mengajarkan kepada kita untuk: berbuat apa pada saat tidak tahu harus berbuat apa!

Ada 3 langkah yang diambil Yosafat, yaitu:
1. Yosafat bertekad dan sungguh-sungguh mencari Tuhan (ay. 3-4). Yosafat berdoa, isi doanya ia mengingatkan dirinya siapakah Tuhan bagi dirinya (ay. 5-6) dan ia mengingatkan dirinya tentang apa yang Tuhan sudah lakukan di masa lalu (ay. 7-9). Serta ia meminta Tuhan melakukannya sekali lagi. Jika kita berdoa seperti Yosafat berdoa, maka kita akan mengalami mujizat seperti mujizat yang dialami Yosafat. Kita harus mengambil keputusan untuk mencari Tuhan mulai saat ini.
2. Yosafat Fokus kepada janji Tuhan dan bukan kepada masalah (ay. 12). Untuk naik level, selalu ada badai di tengah-tengahnya. Tetapi Allah tidak pernah gugup menghadapi masalahmu. Allah punya banyak cara menolong kita. Tuhan punya banyak jalan menolong kita. Apapun masalahnya, Dia tetap Tuhan yang sama, yang mampu menolong setiap kita.
3. Bersorak-sorak dan memuji Tuhan sekalipun belum menerima pertolongan (ay. 22). Sorak-sorai itu tidak mungkin pelan-pelan. Kita harus memuji Tuhan dengan bersorak-sorai, suara yang nyaring!! Bagaimana bersorak-sorak tetapi tidak terdengar suaranya? Pada saat Yosafat dan orang-orangnya mulai bersorak-sorai maka pertolongan Tuhan itu datang. Apapun keadaan yang sedang kita hadapi, jangan pernah berhenti bersorak-sorai dan memuji Tuhan sampai pertolongan Tuhan itu datang.

By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 15 Mei 2011