JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Bp. Andri Wisnu
Jumat, 22 Agustus 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Gembala Sidang
Sabtu, 23 Agustus 2008 - Pk. 9.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bp. Edy Sujanto
Sabtu, 23 Agustus 2008 - Pk. 17.30 WIB
Acara: Games

Kebaktian Umum
Pembicara: Ev. Daniel Setiawan
Minggu, 24 Agustus 2008
Pagi – Pk. 08.00 WIB
Sore – Pk. 17.00 WIB

Kebaktian Anak
Minggu, 24 Agustus 2008
Pagi – Pk. 08.00 WIB
Sore – Pk. 17.00 WIB

Kenangan indah masa lalu hanya untuk dikenang,
bukan untuk diingat-ingat.

Rasa takut bukanlah untuk dinikmati,
tetapi untuk dihadapi.
Orang bijaksana selalu melengkapi
kehidupannya dengan banyak persahabatan.
Lidah anda yang menentukan siapa anda.

KOTBAH

SIKAP LEA
(Kejadian 29:16-30)

Dalam Kejadian 29:16-30 dikisahkan mengenai usaha Yakub untuk mendapatkan Rahel, Ia bekerja selama 7 tahun kepada Laban. Tetapi di malam pernikahan Yakub, yang diberikan oleh Laban adalah Lea bukan Rahel. Hal ini menyebabkan Yakub marah. Akhirmya Laban berjanji akan memberikan Rahel kepada Yakub setelah Yakub menggenapi 7 hari masa pernikahannya dengan Lea. Setelah Yakub mendapatkan Rahel, ia lebih cinta kepada Rahel dari pada Lea. Tetapi yang menarik, justru ada beberapa sikap Lea yang lebih elok atau lebih baik dibandingkan Rahel, yaitu:

1. Lea adalah seorang yang terus mengandalkan Tuhan dan bergantung kepada-Nya. Sekalipun ia berada di posisi yang tidak menyenangkan, tetapi ia senantiasa melibatkan Tuhan dalam hidupnya. Ini terlihat pada saat Lea mempunyai anak, ia menghubungkan nama anak-anaknya dengan Tuhan (Kej 29: 32-35; 30: 14-18, 20). Seringkali hidup kita berada di tempat yang tidak menyenangkan, tetapi kita harus selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup kita. Pada saat kita mengandalkan Tuhan, maka Tuhan akan menjadikan segalanya baik adanya. Hal yang terbaik yang diadakan Tuhan bagi Lea adalah Tuhan memakai keturunan Yehuda, anak dari Lea sebagai jalur lahirnya Tuhan kita, Yesus Kristus.

2. Lea selalu percaya yang baik itu pasti akan datang. Ia selalu percaya bahwa akan ada suatu perubahan dalam hidupnya. Dalam pemberian nama anak-anaknya terlihat adanya suatu peningkatan rasa percaya. Dalam Kejadian 30:13 Lea memberi nama anaknya dengan mengatakan bahwa ia merupakan perempuan yang berbahagia. Tetapi pada kenyataannya hidup Lea sesungguhnya tidak berbahagia. Karena ia tidak dicintai oleh suaminya. Dalam menghadapi kehidupan ini kita harus memiliki sikap yang tidak mudah menyerah dan percaya bahwa suatu kali sesuatu yang baik akan datang. Kita harus menaruh harapan yang baik atas masa depan kita.

3. Lea menjalani hidupnya dengan penuh ucapan syukur. Apa pun yang orang lain perbuat kepadanya, ia tidak peduli. Ia tetap mengucap syukur. Setiap kita ini unik dan tidak ada yang sama satu dengan yang lain. Bahkan seorang saudara kembar tidak ada yang sama. Kita harus selalu mengucap syukur bagi keadaan kita. Amin

By: Pdt. Gideon L. Sugiarto - Minggu, 10 Agust 2008

ARTIKEL

TULUSNYA PERTOBATAN

Kehilangan adalah suatu hal yang menyedihkan, hilang itu tidak perlu selalu diiringi dengan perasaan sedih, karena hilang hanya berpindah tempat, yakni hanya sebuah proses dimana keberadaan dari sesuatu yang kita tahu dan kita miliki sebelumnya menjadi suatu misteri antah berantah. Sudah seyogyanya kehilangan ditanggapi dengan berbesar hati. Berusaha untuk mengibur diri sendiri dengan berbagai justifikasi-justifikasi sederhana seperti "ya sudahlah besok cari yang baru lagi, atau lain kali saja dicari lagi..tidak penting-penting amat toh?". Bagaimana dengan anak yang hilang?

Sekilas Kisah Anak Hilang (Luk 15:11-32)
Kisah anak yang hilang menjelaskan dengan sangat baik mengenai ketulusan hati, dimana seseorang itu tidak lagi hanya dinilai berdasarkan perbuatan baik yakni, apa saja hal-hal mulia dan berkenan secara hukum dan etika yang telah ia perbuat dalam hidupnya. Terlihat jelas mengenai kekecewaan hati si sulung melihat "kebodohan" Ayahnya yang berpesta ria menyambut kedatangan sang anak. Anak bungsu ini sadar dengan sesadar-sadarnya apa yang telah dia lakukan, semua kebejatan dan kekerasan hati yang ia punya luluh lantah karena kondisi dirinya sudah sedemikian menderita dan miris sekali. Dengan segenap keberanian akhirnya ia pulang dan berharap minimal menjadi orang upahan Ayahnya sendiri. Hal yang pertama dilakukan oleh sang anak adalah menyadari kesalahannya dan tidak berdalih lagi. Suatu pengakuan yang tulus..jujur dari hati yang paling dalam.
Ayah sang anak memiliki 100% hak untuk marah, bahkan secara extreme mungkin mengusir sang anak. Tetapi hanya satu yang membuat sang Ayah ini tidak melakukan hal tersebut. BELAS KASIHAN!!!..suatu perasaan kasihan dari kasih seorang Ayah kepada anaknya jauh lebih besar dari semua rasa marah..kesal..dan jengkel atas perbuatan sang anak. Disamping itu sang anak juga sudah PASRAH akan nasibnya..modal yang ia punya hanyalah harapan, sebuah harapan agar paling tidak ia bisa mendapat sedikit uang dan tempat tinggal yang seadanya untuk terus menjalankan babak baru hidupnya yang sudah morat-marit tidak karuan.

Perkara Ketulusan Hati
Akhirnya sang anak melangkah dalam keberanian dan iman untuk menghadap sang Ayah. Ternyata..belum sampai ia ke rumah sang Ayah, Ayahnya sudah melihatnya dari kejauhan, tak lama kemudian sang Ayah mendatangi sang anak dan menciuminya dengan perasaan bahagia, karena sang Anak telah didapatinya kembali. Diterima kembali tetapi dianggap sepi?? Tidak bukan itu, justru sang Ayah langsung memakaikannya jubah yang TERBAIK dan menjamunya sedemikian rupa.

Seorang anak hilang ditemukan kembali, seorang yang mati mata hati spiritualnya akhirnya hidup kembali dan bertobat. Seorang anak durhaka yang menginginkan warisan sebelum waktunya mendapatkan pesta dan jubah terbaik. Sang Ayah menggambarkan bagaimana cara pandang Bapa sorgawi dalam melihat anak-anak-Nya yang sempat "mati". Bukan dengan perbuatan baik, bukan dengan pelayanan yang hebat seperti yang di umbar oleh si Sulung, tetapi dengan pengakuan dan kerelaan hati untuk merendahkan diri di hadapan Allah. Maka sang anak bungsu beroleh belas kasihan SEMATA oleh sang Ayah.

Reflexi
Sang Sulung marah dan merasa mendapat perlakuan tidak adil dari sang Ayah, ia bahkan merasa iri, karena usahanya yang begitu baik dalam melayani sang Ayah mati-matian. Adakah sang Sulung melayani dengan hatinya? hati yang tertuju kepada Bapanya. Apa yang ia harapkan dari sang Ayah?? menikmati jamuan layaknya si bungsu. Menyesal?? sang Sulung atas jerih payah dan usahanya untuk tetap berjuang dalam kebenaran. Sekali-kali tidak!!! Karena sang Sulung lupa kalau apa yang Ayahnya miliki semuanya adalah miliknya juga. Anak sulung tersebut lupa mengenai apa yang di miliki, sedangkan anak Bungsu ingat kembali apa yang sudah pernah ia miliki sebelumnya. Kadang rasa syukur itu datang terlambat, bahkan sangking dekatnya segala kelimpahan itu membuat rasa syukur itu menjadi hambar dan mungkin hilang sama sekali. Sama seperi lidah yang berada di dalam mulut, seringkali tidak terasa sangking kemelekatannya.

Terkadang kondisi-kondisi tertentu dalam kehidupan ini ada dan tercipta sedemikian rupa sebagai bentuk kasih sayang TUHAN kepada anak-Nya, keinginan manusia untuk melepaskan diri dan merasa diri mampu menanggung segala sesuatunya secara egois dan penuh iman dan keyakinan terhadap diri sendiri memang cukup menggoda. Menggoda yang bahkan memicu tindakan-tindakan lanjutan sebagai respon perwujudannya. TUHAN terlihat diam dan pasrah melihat kenakalan anak-Nya ini, tetapi selalu sedia menunggunya untuk kembali. Entah sudah berapa kali saya mendengar kisah Anak Hilang ini yang erat hubungannya dengan nuansa pertobatan, tetap menjadi sebuah kisah klasik yang abadi dan pada momen-momen tertentu menusuk dan menembus mahligai nurani yang terdalam mengenai hubungan kemesraan TUHAN dengan manusia.

Intinya terdapat sebuah bentuk pertobatan yang tulus yang bisa dikatakan bertobat dengan seluruh hati, seluruh jiwa dan segenap kekuatan. Hikmah dari si Sulung adalah bagaimana menjalani hidup ini dengan senantiasa bersyukur dan menikmati kehidupan yang penuh cinta kepada TUHAN, bukan hanya sekedar perbuatan baik dan pelayanan yang wah. (Gbu)

RH MINGGU, 24 Agustus 2008

Bacaan Setahun: Yer. 33, 34; Mzm. 74; 1 Yoh. 5
MANUSIA SERAT (Mazmur 1:1-6)

Dr. Denis Burkitt menjadi terkenal karena ia menemukan penyebab dan menyembuhkan penyakit yang diberi nama mengikuti namanya Lymphoma Burkitt. Ia juga menerima banyak pujian ketika ia menunjukkan pentingnya makanan yang kaya akan serat sehingga ia disebut "Manusia Serat." Banyak orang tidak tahu bahwa sebenarnya Dr. Burkitt bukan saja pelopor di bidang medis; tetapi ia juga seorang hamba Allah yang penuh pengabdian yang banyak menghabiskan waktunya untuk berdoa dan merenungkan firman Allah. Ia berkata, "Saya yakin penyebab utama kelemahan orang Kristen adalah karena mereka kurang mementingkan doa dan perenungan firman Tuhan.... Pemahaman Alkitab yang dangkal, seperti seekor lembu yang mengunyah rumput. Lebih baik membaca sedikit dan banyak mendalaminya daripada membaca banyak tetapi sedikit pendalamannya." Rahasia hidupnya adalah ia selalu menyisihkan waktu khusus untuk berdoa dan merenungkan firman Allah.

Kita pun dapat mengalami seperti yang dialami oleh Dr. Burkitt. Dengan mengikuti resep dari Mazmur 1:1-6 kita akan menjadi sehat rohani seperti Dr. Burkitt.

RH SABTU, 23 Agustus 2008

Bacaan Setahun: Yer. 31, 32; 1 Yoh. 4
JIKA SESEORANG LUPA (Roma 12:9-16)

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang tinggal di daerah miskin di sebuah kota besar. Suatu hari ia bertobat setelah menghadiri sebuah kebaktian penginjilan. Tidak lama kemudian, seseorang mencoba menggoncangkan imannya melalui sejumlah pertanyaan yang membingungkan: "Jika Allah mengasihimu, mengapa tidak ada seorang pun yang memperhatikanmu? Mengapa Dia tidak menyuruh seseorang untuk mengirim sepasang sepatu baru kepadamu?" Anak laki-laki itu berpikir sejenak dan kemudian berkata dengan mata yang berkaca-kaca, "Saya kira Dia telah menyuruh seseorang, tetapi orang yang disuruh itu lupa!"

Memang benar bahwa kewajiban orang percaya yang pertama adalah membawa orang kepada Kristus, tetapi kadang-kadang kita menggunakannya sebagai alasan untuk melarikan diri dari tanggungjawab untuk berbuat baik dan membagi berkat kepada orang lain. Kita sebagai orang yang telah mengalami kasih Allah secara pribadi, seharusnya dapat melakukannya. Jika Allah memberi tugas kepada kita untuk membantu orang lain, jangan sampai orang mengatakan bahwa kita lupa!

RH JUMAT, 22 Agustus 2008

Bacaan Setahun: Yer. 28-30; 1 Yoh. 3
KETIKA ANDA DIBENCI (Mazmur 118:1-21)

Ketika saya membaca tentang orang-orang Kristen di Rumania yang mempertahankan kekristenan melalui penjara, siksaan dan kematian, saya teringat akan nasihat Tuhan kita, "Jangan kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa". Sepanjang sejarah gereja, orang-orang Kristen yang dipenjara dan menderita, telah mendapatkan penghiburan melalui jaminan bahwa Allah akan membebaskan mereka. Meskipun orang-orang yang menentang kekristenan masih ada di beberapa bagian di dunia ini, sebagian besar dari kita tidaklah menghadapi ancaman penyiksaan yang akan merenggut nyawa. Namun semua orang Kristen pasti mengalami pencobaan yang akan menguji iman mereka.

Seperti orang-orang beriman berabad-abad yang lalu, kita pasti akan dibenci dan diserang. Namun kita tidak perlu takut. Allah akan mengawasi kita. Dia akan mengalahkan kekuatan setan dan akan menghargai anak-anak-Nya. Kita juga dapat berkata, "TUHAN di pihakku; aku tidak akan takut".

RH KAMIS, 21 Agustus 2008

Bacaan Setahun: Yer. 21, 24, 27; Mzm. 118; 1 Yoh. 2
DIBUTUHKAN: HATI YANG LEMBUT (Efesus 4:17-32)

Pada tanggal 12 Desember 1938, pemimpin Soviet Joseph Stalin menandatangani 30 daftar hukuman mati. Pada malam harinya, orang yang tidak memiliki perasaan dan kejam ini mengunjungi teater pribadinya dan menonton dua film komedi. Dimitri Volkogonov, penulis biografi Stalin, merasa heran bagaimana mungkin seorang manusia dapat memiliki hati yang demikian keras sehingga ia dapat tersenyum dan tertawa setelah mengeluarkan perintah untuk membunuh 5000 orang, dimana banyak di antaranya ia kenal secara pribadi.

Meskipun Anda dan saya tidak akan sampai hati untuk menandatangani surat perintah untuk menghukum mati para korban yang tidak berdosa, kita tetap harus berjaga-jaga terhadap kekerasan hati dan kita harus berdoa untuk memperoleh roh yang berlawanan dengan kekejaman Stalin. Marilah kita meminta Yesus untuk menolong kita agar dapat menghilangkan kekerasan hati kita dan menggantikannya dengan kelemahlembutan-Nya. Dan marilah kita menunjukkan belas kasih Kristus kepada seseorang hari ini.

RH RABU, 20 Agustus 2008

Bacaan Setahun: Yer. 48, 49; Mzm. 67; 1 Yoh. 1
MENUJU KESEMPURNAAN (1Petrus 1:13-19)

Setiap kali kami pergi ke tempat rekreasi kesukaan kami sekeluarga, kami selalu melewati sebuah rumah di sisi jalan yang selalu menarik perhatian kami. Setiap kali kami melewati rumah itu, kami berkata, "Alangkah sempurnanya rumah itu". Kami menyebut rumah itu rumah yang sempurna karena menurut pendapat kami, rumah itu terlihat tidak bercacat. Ketika kami melewati rumah itu, kami biasanya mendapatkan jawaban mengapa rumah itu kelihatan rapi. Pemilik rumah selalu berada di luar, sedang bekerja merapikan rumah mereka.

Dalam Injil, Allah berkata, "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus". Ini berarti kita harus berjuang untuk mencapai kesempurnaan. Kita harus tetap bertahan — membersihkan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, "memangkas" pikiran-pikiran yang mengganggu. Hal ini membutuhkan usaha yang terus menerus, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus, kita harus terus melanjutkan perjalanan menuju ke kesempurnaan.

RH SELASA, 19 Agustus 2008

Bacaan Setahun: Yer. 45-47; Mzm. 105; Yoh. 21
TERUSLAH BERTAHAN! (Yesaya 55:6-13)

Tom Dotson menghabiskan sepertiga dari usianya yang 38 tahun sebagai penghuni penjara Michigan. Tom memberikan kesaksiannya pada suatu perjamuan tahunan untuk para pendeta penjara di Muskegon, Michigan. Ia menceritakan bahwa ia dibesarkan di keluarga Kristen, tetapi ia memberontak dan menolak Injil. Dalam kesaksiannya, Tom berbicara langsung kepada para pelayan Tuhan. "Lanjutkanlah pelayanan anda kepada orang-orang seperti saya," katanya, "tidak peduli betapa putus asanya anda. Kami mungkin sering mengalami kemunduran, tetapi jangan putus asa. Melalui pengorbanan Kristus yang membebaskan, dalam diri orang yang paling putus asa sekalipun selalu ada kuasa untuk mengubah orang lain."

Apakah saat ini anda merencanakan untuk berhenti membimbing seseorang? Jangan! Allah akan memberi pengampunan dengan "limpahnya" kepada semua yang datang kapada-Nya. Firman-Nya yang berkuasa akan membawa perubahan, membebaskan orang-orang dari penjara dosa. Teruslah bertahan!

RH SENIN, 18 Agustus 2008

Bacaan Setahun: Yer. 26, 35, 36; Yoh. 20
"SAYA DIBENARKAN!" (Roma 4:13-15:2)

Pada suatu hari R. A. Torrey berbicara kepada seorang wanita yang tidak yakin bahwa dosa-dosanya telah diampuni. Ia meminta wanita itu untuk membaca dengan keras Kisah Para Rasul 13:39. Kemudian Torrey bertanya, "Siapakah yang sudah dibenarkan oleh Allah?" "Setiap orang yang percaya," jawab wanita itu. "Percaya kepada siapa," tanya Torrey. "Percaya kepada Kristus," jawabnya. "Apakah Anda telah menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan?" tanya Torrey " Ya," jawab wanita itu. " Lalu, apa yang dijanjikan oleh ayat ini?" tanya Torrey. Wanita yang ragu-ragu ini tidak dapat berkata, "Saya dibenarkan dari segala dosa." Akhirnya ayat ini menjadi jelas baginya.

Usaha sendiri, upacara-upacara keagamaan atau doa tidak dapat menghilangkan dosa. Namun ketika kita percaya kepada Kristus, kita dibenarkan oleh Allah. Dan ketika kita bebas dari beban rasa bersalah dan mengalami pembenaran yang total, kita akan mengalami damai yang sesungguhnya.