RH Minggu, 24 April 2011

SI KIDAL (Hakim-hakim 3: 14-21)

Setiap orang pasti sensitif terhadap apa yang dipandang sebagai "kekurangan" pada fisiknya. Apalagi kalau orang-orang di sekitar memakainya sebagai bahan ejekan. Menyebut kekurangan itu untuk memaki. Bahkan, para pelawak yang kehabisan lelucon memakainya juga untuk memunculkan kelucuan. Akibatnya, jauh di dalam hati, "kekurangan" fisik menimbulkan tekanan dan rasa minder yang mengusik jiwa pemiliknya. Namun, benarkah itu "kekurangan"?

Jangan pernah meremehkan kondisi fisik seseorang, Apalagi jika orang itu adalah diri Anda sendiri. Dunia ini penuh orang "berkekurangan" fisik, tetapi berprestasi besar. Sebut saja gadis buta sekaligus tunarungu, Hellen Keller. Pianis "bertangan kepiting" (masing-masing tangan berjari dua) dari Korea, Hee Ah Lee. Wanita lumpuh (dari leher ke bawah), pelukis dan motivator hebat, Joni Eareckson Tada. Dan, masih banyak lagi. Jika Tuhan berkenan memakai mereka, tak ada yang sanggup menghalangi. Termasuk keterbatasan fisik mereka. Apa yang bagi manusia sebuah “kekurangan”, Tuhan bias menjadikannya sebuah “kelebihan”.

RH Sabtu,23 April 2011

KESEMPATAN GAGAL (Kisah Para Rasul 15: 36-40)

Dalam bukunya Growing Kids God's Way, Gary dan Anne Marie Ezzo mengatakan bahwa orangtua kerap tak memberi kebebasan kepada anak untuk mengalami kegagalan. Umumnya orang tua begitu suka akan kemenangan, hingga agak kehilangan perspektif dan tak bisa menghargai pelajaran yang dapat dipetik dari kegagalan. Maka anak lebih memperjuangkan bagaimana caranya ia tidak gagal dan mengecewakan orangtua, walau untuk itu ia kemudian takut pada tantangan.

Ketika orang-orang dekat kita keluarga, sahabat, rekan kerja mengalami kegagalan; gagal memenuhi harapan, gagal menepati janji, gagal mengambil keputusan yang benar, tak ada gunanya kita menunjukkan kekecewaan. Sebaliknya, yang perlu kita lakukan adalah menjadi pendukung yang tetap ada bagi mereka dan tak menyerah mendampingi. Tetap memberinya kesempatan dan kepercayaan baru. Tetap mendukungnya saat ia belajar tentang arti perjuangan, kerendahan hati, serta penyerahan diri kepada Tuhan. Setiap momen kegagalan sesungguhnya bias menjadi pintu untuk seseorang memasuki babak kedewasaan yang baru.

RH Jumat, 22 April 2011

TEORI ATAU PRAKTIK? (Yakobus 1: 19-27)

Sebuah humor menceritakan tentang seseorang yang ke surga. Di sana ia melihat sebuah rak berisi benda-benda yang tampak aneh. "Apa itu?" tanyanya kepada malaikat. Jawab malaikat, "Itu telinga dari orang-orang yang ketika hidup di dunia mendengarkan hal-hal yang harus mereka lakukan, tetapi tidak melakukannya. Jadi waktu meninggal, telinga mereka saja yang masuk ke surga sementara bagian tubuh yang lain tidak." Lalu ada rak yang lain, dan malaikat menjelaskan, "Ini lidah orang-orang yang ketika hidup di dunia memberi tahu orang lain untuk berbuat baik dan hidup baik, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Maka ketika meninggal, lidah-lidah mereka saja yang masuk ke surga dan bagian tubuh yang lain tidak."

Humor ini mengingatkan kita untuk berhenti menjadi orang kristiani yang hanya suka mendengarkan khotbah atau seminar yang berbobot, tetapi tak pernah melakukan firman Tuhan yang didengar. Ada orang kristiani yang bangga dengan pengetahuannya tentang Allah dan hal-hal rohani. Namun, jika tidak dibarengi perbuatan nyata, semuanya sia-sia. Tuhan menuntut buah-buah yang nyata yang bisa dirasakan, dinikmati, dan memberkati orang lain.

RH Kamis, 21 April 2011

SAYAP RAJAWALI (Ulangan 32: 11-12)

Di wilayah pegunungan Palestina hidup beberapa jenis burung rajawali. Ada rajawali biasa, spesies yang lazim. Ada rajawali emas dengan bulu berkilau. Ada pula rajawali tutul atau berbintik. Serta hidup juga rajawali pemangsa reptil. Namun yang pasti, semua jenis burung rajawali suka terbang di ketinggian di mana angin berembus kencang. Maka, tak heran rajawali punya sayap yang kuat. Pada sayap itu terletak kekuatan rajawali. Akan tetapi, sayap rajawali tidak tiba-tiba menjadi kuat. Sejak kecil burung ini memang terlatih untuk terbang tinggi. Sang induk selalu menempatkan sarangnya di tempat tinggi. Lalu jika sudah tiba saatnya, ia akan membongkar sarang itu, sehingga anak-anaknya "terjun bebas" di udara. Dipaksa untuk belajar terbang di tengah empasan angin kencang. Sementara sang induk melayang-layang di atas, sembari menjaga. Jika mereka tidak mampu terbang lagi, ia melesat ke bawah untuk menopang mereka di atas kepak sayapnya.

Seperti itulah Tuhan melatih umat-Nya, agar bertumbuh kuat dan dewasa dalam iman. Dia mau kita bertumbuh. Dia melatih kita di tengah empasan "angin" kesukaran dan tantangan hidup. Sebab, iman tidak tumbuh dalam kemudahan hidup, tetapi sebaliknya. Dan, ketika Tuhan mengizinkan kesukaran terjadi, Dia tetap mengawasi sembari melatih iman kita agar bertumbuh.

RH Rabu, 20 April 2011

PELAYAN TUHAN SEJATI (Markus 1: 1-8)

Sungguh memprihatinkan bila banyak gereja sebagai umat Tuhan terpecah-belah. Bukan hanya dalam denominasi-denominasi besar. Dalam satu denominasi pun, tak jarang terjadi perpecahan. Bahkan, dalam satu gereja bisa juga terjadi perpecahan. Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab, tetapi salah satu penyebab besarnya adalah fanatisme umat terhadap sosok hamba Tuhan. Tak jarang ada hamba Tuhan yang tanpa sadar membangun kekaguman jemaat kepada diri sendiri. Mengajarkan prinsip agama dan moral hasil penemuannya sendiri, dan bukan pada Alkitab. Memang ada ayat-ayat Alkitab yang dikutip, tetapi sekadar mendukung pendapatnya sendiri. Sebagai anggota gereja Tuhan, mari periksa diri, siapakah Kepala gereja kita? Siapakah pusat hidup dan ibadah kita? Sebagai hamba Tuhan, siapakah yang kita layani?

RH Selasa, 19 April 2011

JANGAN KAGET! (1 Petrus 4: 12-19)

Berita-berita mengenai pembakaran gereja, penganiayaan orang kristiani, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain, kerap membuat kita bertanya-tanya, "Mengapa ini harus terjadi? Bukankah kita melakukan hal yang baik? Bukankah kita melayani Tuhan? Mengapa Tuhan membiarkan ini terjadi?" Kita kaget, terkejut, bahkan mungkin meragukan Tuhan. Pertanyaan ini juga pernah muncul di gereja pada abad mula-mula. Ketika penderitaan atau aniaya kita alami, ada dua hal yang bisa kita lakukan. Pertama, berdoa dan bertanya pada Tuhan, apakah penderitaan ini terjadi karena kesalahan kita? Kedua, jika kita tidak melakukan hal yang salah, tetapi kita menderita, maka kita jangan malu atau sedih. Sebaliknya, kita bisa memegang erat pengharapan dalam firman Tuhan bahwa kita patut berbahagia jika dihina karena Kristus, karena itu berarti Roh Allah menyertai kita.

RH Senin, 18 April 2011

KESUKSESAN (Yesaya 6: 8-13)

Ada beragam definisi kesuksesan. Namun, secara umum kesuksesan kerap diukur berdasarkan pencapaian atau buah yang diperoleh. Definisi kesuksesan bagi Tuhan, khususnya dalam konteks panggilan-Nya kepada Yesaya, beda dengan yang umumnya manusia pegang. Yesaya diutus untuk menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel. Uniknya, Tuhan sudah mengatakan bahwa Israel tidak akan memedulikan Yesaya. Pelayanan Yesaya akan tidak berbuah. Namun demikian, Tuhan tetap menyuruh Yesaya menjalani panggilan-Nya tersebut dan hanya memintanya setia. Itulah arti kesuksesan bagi Tuhan, yaitu setia kepada panggilan-Nya sampai akhir, bagaimanapun beratnya situasi. Tuhan tidak menuntut kita memiliki pencapaian yang spektakuler. Berusahalah dinilai sukses oleh Tuhan dengan terus berusaha setia kepada panggilan-Nya.

HUMOR

Tuhan Yesus

Ada beberapa anak Papua yang senang mandi di sungai, suatu saat mereka sepakat untuk meloncat dari sebatang pohon yang tumbang ke tengah sungai, mereka sepakat juga untuk meyebutkan setiap tokoh yang mereka kagumi saat melompat, lalu mereka memulai:

Anak pertama ketika melompat menyebut: "Betmen ..."
Anak kedua ketika melompat menyebut: "Supermen ..."
Anak ketiga ketika melompat menyebut: "Spidermen ..."

Giliran anak keempat melompat, dia lupa tokohnya, sambil termangu dia berusaha mengingat siapa tokohnya, lalu kemudian terpaksa dia melompat karena teman-temannya mendesak. Karena terdesak, ia melompat sambil berkata, "Tuye ..."

Teman-temannya bingung lalu bertanya, "Pace coba ko jelaskan Tuye itu sapa ka?"
Lalu anak itu menjawab, "Tuhan Yesus."

Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Lukas 18: 16)

Artikel

Cinta Itu Buta

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3: 16)

Banyak orang mengatakan bahwa cinta itu buta. Anda percaya? Kalau Anda tidak, saya percaya.

Ketika seorang pemuda jatuh cinta, ia tidak akan melihat gadis pujaannya itu berasal dari mana, apa pekerjaannya, bahkan sifat-sifat buruknya tidak akan diperhatikannya. Yang ia lihat hanyalah semua keelokan dan kebaikan si gadis, entah kecantikannya, kecerdasannya, atau kelemahlembutannya. Ia pun hanya memikirkan bagaimana caranya menyenangkan gadisnya atau membuat sang gadis menjadi miliknya. Ia tidak mempedulikan omongan miring dari teman-temannya tentang si gadis. Baginya, gadis itu begitu sempurna dan tak ada gadis lain yang dapat menandingi pujaan hatinya itu. Pokoknya gadis itu paling hebat!

Bagaimana kalau Tuhan jatuh cinta, ya? Barangkali cinta Tuhan kepada kita juga buta. Bagaimana tidak buta kalau Tuhan tidak lagi melihat sifat-sifat buruk yang ada pada kita. Bahkan sepertinya Dia lupa kalau kita sering mengkhianati-Nya. Tuhan tidak pernah berhenti mendekati kita. Meskipun kita sering kali menolak-Nya, Tuhan tetap saja datang dan mengulurkan tangan buat kita. Wah hebat betul Tuhan itu! Dia seperti seorang pemuda yang sudah berulang kali datang melamar gadis pujaan-Nya tetapi selalu ditolak. Biarpun lamaran-Nya diterima, Tuhan masih saja dikhianati, dibohongi. Saya kadang berpikir, kok bisa-bisanya Tuhan itu begitu sabar terhadap kita.

Coba hitung, dalam sehari berapa kali kita tidak jujur kepada Tuhan? Sudah berapa kata ejekan yang kita ucapkan kepada sesama? Sudah berapa orang yang kita benci? Atau sudah berapa kali kita merusak dan mengabaikan ciptaan-Nya? Rasanya kita terlalu sering berlaku tidak adil pada Tuhan. Coba bandingkan, jika kita menyimpan barang pemberian kekasih kita dengan begitu baik, apa yang telah kita lakukan dengan alam pemberian Tuhan ini?

Tuhan menciptakan alam ini bukan tanpa tujuan. Dia sungguh-sungguh tulus memberi kita alam yang begitu indah. Namun ternyata kita dengan enak merusaknya sehingga tidak heran jika terjadi bencana alam di mana-mana. Yang banjirlah, tanah longsorlah, wah ... macam-macam saja ulah kita ini! Namun Tuhan begitu setia kepada kita.

Paskah membuktikan bahwa kita sangat dicintai Tuhan. Dengan merayakan Paskah kita mengingat kebesaran dan keagungan cinta-Nya. Namun rasa-rasanya tidak cukup jika kita hanya datang ke gereja, mengikuti perayaan Paskah, lalu pulang begitu saja. Satu hal penting yang dapat kita lakukan adalah mengubah sikap hidup kita. Mari kita tanggalkan manusia lama kita yang malas-malasan menanggapi cinta Tuhan. Seandainya saja Tuhan merasa kita berlaku tidak adil dalam membalas cinta-Nya, apakah kita mau dan siap di-"putus" oleh Tuhan?

Ringkasan Khotbah Minggu, 10 April 2011

Fokus Pada Yesus
(Lukas 22:31-32, Ibrani 12:2-4)

Di dalam hidup ini sangat penting sekali fokus pada Yesus supaya dalam kita menjalani hidup ini mendapatkan hasil yang terbaik, seperti dalam pelayanan, berkerja, usaha, sekolah dan keluarga. Dalam iman kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus kita harus terus fokus pada Yesus sebab Tuhan Yesus juga fokus pada kita. Ia berdoa supaya kita menjalani hidup sesuai dengan firman Tuhan dan diselamatkan. Fokus membuat kita betul-betul memandang dengan tepat sebab itu menentukan segalanya. Dua pengalaman yang dapat mengajarkan kita untuk belajar fokus kepada Yesus, yaitu:

1. Matius 14: 22-33, Yesus seorang diri mendoakan perjalanan murid-murid-Nya. Saat perjalanan mereka mengalami angin sakal dan Yesus datang, murid-murid-Nya tidak mengenali Yesus dan mereka melihat Yesus itu hantu. Yesus sangat fokus, tetapi murid-murid-Nya tidak fokus. Seringkali kita lebih melihat masalah kita dan tidak melihat Yesus, melihat masalah yang besar, sehingga kita tidak dapat penyelesaiannya dengan baik karena fokus kita bergeser bukan pada Yesus. Demikian dengan Petrus saat Yesus memanggilnya berjalan di atas air dan sampai di tengah Petrus tenggelam, Petrus sudah tidak lagi fokus pada Yesus, ia melihat ke kanan dan ke kiri dan merasakan adanya ombak yang besar. Hidup ini harus fokus pada Yesus dalam segala keadaan dan bukan kepada yang lainnya dan jikalau kita mengalami masalah mintalah tolong pada Yesus.

2. Lukas 22: 54-62, saat Yesus ditangkap - Petrus mengikuti dari jauh, tetapi Petrus sudah tidak fokus lagi kepada Yesus. Orang disekelilingnya memperhatikan Petrus, mereka tahu Petrus adalah pengikutnya, tetapi Petrus menyangkalnya sampai tiga kali. Orang Kristen bisa saja menyangkal Yesus oleh karena orang-orang yang disekitarnya mempengaruhinya, sehingga iman menjadi gugur dan menjadi tidak fokus pada Yesus. Janganlah fokus kita pada Yesus bergeser oleh karena pengaruh-pengaruh di sekitar kita, sehingga iman kepada Yesus gugur. Amin

By: Pdt. Kaleb Kiantoro -- Minggu, 10 April 2011

Artikel

Cermin Manusia

“Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.” (Amsal 27: 19)

Dahulu di sebuah desa kecil jauh, ada tempat yang dikenal sebagai rumah 1000 kaca. Anjing kecil yang bahagia mengetahui tempat ini dan memutuskan untuk mengunjungi. Ketika ia tiba, ia melompat gembira menaiki tangga ke pintu rumah. Ia melihat melalui pintu sambil telinganya mengangkat tinggi dan ekornya bergoyang-goyang.

Sangat mengejutkan, ia melihat ada 1000 anjing kecil lain sedang mengibaskan ekor sepertinya. Ia pun tersenyum dengan hebat, dan ajaibnya yang dilihatnya justru ada 1000 anjing yang tersenyum hangat dan ramah seperti dirinya. Saat ia meninggalkan gedung itu, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang indah, aku akan kembali dan sering mengunjunginya."

Di desa yang sama, ada anjing kecil lain yang tidak begitu sesenang dengan yang pertama, namun memutuskan untuk mengunjungi rumah 1000 kaca. Dengan perlahan-lahan, anjing yang kedua ini pun menaiki tangga dan menunduk rendah sambil menatap pintu. Ketika ia melihat ke dalam ternyata ada 1000 anjing yang tampak tidak ramah menatap ke arahnya, ia menggeram pada mereka dan merasa ngeri melihat 1000 anjing kecil menggeram ke arahnya. Saat dia pergi meninggalkan gedung, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang mengerikan, dan aku tidak akan pernah kembali ke sana lagi."

Seluruh manusia di dunia ini adalah cermin bagi diri Anda. Refleksi apa yang ingin Anda lihat dari orang-orang yang Anda temui? Orang-orang tersenyum kepada Anda atau justru Anda melihat wajah-wajah yang memperlihatkan bahwa mereka sedang mengalami banyak masalah dan beban?

Untuk memiliki wajah yang selalu memancarkan sukacita, Anda harus memiliki hati yang selalu bersukacita. Hati adalah sumber dari mimik wajah yang akan Anda perlihatkan kepada orang lain. Ketika Kristus tinggal di dalam hati Anda maka Anda akan dapat selalu bersukacita dalam segala situasi dan kondisi.

Orang yang di dalam hatinya ada Tuhan Yesus, wajahnya selalu berseri-seri.