RH SELASA, 29 April 2008

Bacaan setahun: 2 Sam. 4,5; Mzm. 139; Mat. 16
ALLAH SELALU BESERTA KITA (YOSUA 1:1-9)
Bangsa Israel tampaknya mengalami krisis yang hebat. Musa, pemimpin mereka, telah mati. Apa yang akan mereka lakukan? Siapa yang akan memimpin mereka? Apakah ini saatnya mereka binasa di padang gurun? Tentu saja tidak! Meskipun Musa telah mati, Allah tentu saja tidak turut mati! Dia berkata dengan tegas kepada pemimpin baru, Yosua, tentang tindakan selanjutnya yang harus dikerjakan: "HambaKu Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini....". Tuhan memberi jaminan: "... seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu...".
Meskipun permasalahan datang menghadang, pemimpin yang besar telah gugur, orang yang kita kasihi telah mati, dan semua pertolongan serta penghiburan manusia gagal, Allah tidaklah mati. Dia selalu beserta kita. Apakah Anda bimbang dengan hidup? Ingatlah, seperti Allah menyertai Musa, Yosua, dan bangsa Israel, Allah pun menyertai kita.

RH SENIN, 28 April 2008

Bacaan setahun: 2 Sam. 3; 1 Taw 12; Mat. 15
KECNTIKAN TANPA CELA (ROMA 8:18-30)
Sebagian besar wanita telah dibuat cemburu pada foto seorang bintang film terkenal yang menghiasi sampul depan sebuah majalah terkenal. Aktris tersebut seakan-akan memiliki kecantikan yang sempurna. Namun redaksi sebuah majalah lain mengungkapkan bahwa sebuah agen foto yang memotret aktris itu telah dibayar lebih dari tiga juta rupiah untuk keahlian mereka dalam bidang fotografi yang dapat "membersihkan kulit, memperhalus kerutan di mata, memperhalus kerutan di wajah, menambah warna di bibir, memberi garis untuk menghias dagu, ... mengatur pewarnaan dan menambahkan rambut di atas kepala." Jadi, bagaimana pun cantiknya aktris itu, ia tetap membutuhkan sesuatu untuk menyembunyikan cacat yang dapat menghancurkan citranya sebagai artis "yang ideal." Itulah gambaran tentang kondisi kerohanian manusia! Setiap orang memiliki kelemahan ketika diperhadapkan dengan Kristus (Roma 3:23). Kita membutuhkan penyucian jiwa melalui darah penebusan Yesus Kristus. Ketika kita menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, Allah memberi kita pembenaran yang sempurna. Dia bekerja di dalam diri kita melalui Roh Kudus untuk membentuk kita menjadi seperti yang diinginkanNya

JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Vivid Irawadi
Jumat, 25 April 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Pdt. Ester Soleman
Sabtu, 26 April 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Sdr. Steven J.
Sabtu, 26 April 2008 - Pk. 17.30 WIB

KOTBAH

DEWASA DALAM PERKATAAN
Lidah seringkali menjadi penyebab masalah. Seringkali perkataan yang kita ucapkan menyakiti orang lain. Kita harus dewasa dalam setiap perkataan kita. Ciri-ciri orang yang dewasa dalam perkataan adalah:
1. Mampu berbicara pada waktu yang tepat. Amsal 25:11 mengatakan ”Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.” Apel emas menggambarkan sesuatu yang sangat berharga. Sekalipun isi perkataan dan cara penyampaian benar, namun bila waktunya tidak sesuai tidak akan berguna atau malah menjadi buruk. Kita harus pandai mengendalikan diri dan menahan emosi untuk bicara di waktu yang tepat. Kita pun harus meminta hikmat dari Tuhan agar kita tahu kapan waktu yang tepat untuk berbicara.
2. Mampu berbicara dengan isi yang bermanfaat. Saat kita berbicara, bisa menjadi 2 hal yaitu, memberi semangat atau malah menghancurkan. Hendaklah kita menjadi seperti dalam Yesaya 50:4 di mana perkataan kita dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Jadi, jangan ucapkan perkataan yang sia-sia, tetapi ucapkanlah perkataan yang dapat menguatkan orang lain.
3. Mampu berbicara dengan cara yang tepat. Cara kita menyampaikan isi pikiran kita mempengaruhi perasaan orang yang kita ajak bicara. Seringkali orang lain bukan tidak suka pada pada isi dan maksud perkataan kita namun cara kita menyampaikannya. Amsal 15:1 mengingatkan hendaknya kita lemah lembut dalam perkataan dan bukan berbicara dengan pedas sehingga menimbulkan kemarahan.
4. Mampu berbicara dengan isi yang benar. Yakobus 5:12 memperingatkan kita agar berkata benar apa adanya tanpa harus bersumpah demi apapun juga. Orang mudah bersumpah karena mereka sering mengatakan kebohongan atau tidak bisa dipercaya. Saat orang sudah tidak percaya lagi kepada kita maka kita akan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan.
Ada tiga dampak yang luar biasa jika kita dewasa dalam perkataan, yaitu:
(a). Kita akan memiliki hubungan yang baik dengan siapa pun juga. Kesuksesan tidak ditentukan oleh kepintaran namun karena hubungan/relasi yang baik dengan orang lain. Hubungan dibangun atas apa yang kita katakan(Ams 22:11). Hubungan yang baik terjadi karena kita bisa dipercaya.
(b). Kita akan memiliki integritas (Yak 5:12). Orang bisa percaya pada kita karena kita memiliki integritas. Kita berkata “ya” dan “tidak” secara jelas dan pasti, Tidak bohong dan plin plan.
(c). Mengubah keadaan yang buruk menjadi baik. Ada kuasa dalam perkataan kita. Jika kita sering berkata baik maka keadaan akan baik. Sebaliknya, jika kita sering berkata buruk maka keadaan akan buruk. Perkataan yang baik bisa mengubah keadaan yang buruk menjadi baik (Ams 12:25). Perkataan yang kita ucapkan bisa menjadi kenyataan. Amin.

ARTIKEL

KEBAHAGIAAN
Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi, percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini. Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo.
Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap. Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, aku menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya. Saya menyukainya, katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing. Pak, Anda belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut.
Hal itu tidak ada hubungannya, dia menjawab. Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur tapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur. Aku punya sebuah pilihan; aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhnya yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi.
Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan di bank. Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan. Jadi, nasihatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita. Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya.
Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:
1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak (give more).
5. Jangan terlalu banyak mengharap (expect less).

TIGA SARINGAN SOCRATES
Suatu hari, Socrates yang adalah seorang filsuf terkenal, menerima sebuah pengaduan dari seorang sahabatnya. Sahabatnya ini mengadu kepadanya tentang gosip di luar yang disebarkan oleh orang lain, yang isinya menjelek-jelekkan nama Socrates. Menghadapi gosip ini, Socrates lalu bertanya kepadanya, “Apakah gosip yang kau dengar dan laporkan kepadaku sudah kau uji melalui tiga saringan?” “Dengan tiga saringan?” tanya sabahat Socrates itu dengan heran, sebab ia tidak mengerti tentang apa yang dimaksudkan oleh Socrates itu. “Ya, tiga saringan,” jawab Socrates lagi, “marilah kita uji apa saja tiga saringan ini.”
Yang pertama adalah saringan kebenaran. Artinya, apakah engkau sudah sungguh-sungguh menyelidiki bahwa orang-orang itu benar-benar mengatakan demikian atau apa yang dikatakannya itu justru didengar pula dari orang lain lagi?” Sahabat Socrates segera menjawab, “Ya terus terang saja saya belum menyelidiki hal itu. Bahkan, informasi itu juga tidak saya dengar sendiri dari teman-temanku, tetapi dari orang lain yang mendengarnya dari orang lain lagi.
“Sekarang dengarlah saringan kedua, yaitu kebaikan. Artinya, walaupun apa yang kau katakan itu tidak semuanya benar, tetapi toh pasti masih ada sesuatu yang baik, bukan?” Kembali sahabat Socrates itu menjawab, “Ah, kukira bukannya sesuatu yang baik, melainkan sebaliknya, semua itu tidak mengandung kebaikan.”
Socrates lalu tersenyum, “Sekarang dengarkan saringan ketiga, yaitu faedah. Apakah hal-hal yang kau ceritakan kepadaku itu berfaedah atau tidak?” Sahabatnya itu lalu menunduk dan dengan malu mengaku, “Ya, memang harus kuakui bahwa apa yang kuadukan kepadamu memang tidak ada faedahnya sama sekali, bahkan bisa merusak hubunganmu dengan orang yang sudah bercerita itu.” Kemudian, Socrates menutup pembicaraan itu dengan berkata, “Kalau begitu, lebih baik engkau pulang saja dan melupakannya, sebab apa yang engkau ceritakan kepadaku ternyata tidak benar, tidak baik, dan tidak berfaedah!”

RH MINGGU, 27 April 2008

BAJU LENAN BARU (FILEMON 1:1-25)
Onesimus adalah budak Filemon. Berdasarkan hukum, ia harus dihukum karena telah lari dari tuannya. Namun Onesimus lari ke Paulus dan ke dalam tangan Yesus. Paulus mengirimnya kembali ke Filemon dengan jaminan surat ganti hutang akibat pelariannya. Paulus telah mengangkat beban Onesimus. Booker T. Washington menulis tentang suatu pengalaman yang menggambarkan prinsip ini: "Pencobaan yang paling berat yang memberi kekuatan kepada saya untuk bertahan seperti seorang budak adalah...mengenakan pakaian dari kain lenan.... Bagian dari kain lenan yang kita jadikan pakaian terbuat dari...bahan yang murah dan kasar. Saya dapat membayangkan penyiksaan lain...ini sama dengan akibat mengenakan pakaian lenan untuk pertama kalinya. Namun saya tidak memiliki pilihan lain.... Saudara saya John, yang beberapa tahun lebih tua dari saya, menunjukkan tindakan kemurahan hati. Pada beberapa kesempatan, ketika saya terpaksa harus mengenakan baju lenan baru, ia bermurah hati menerimanya...mengenakan baju lenan itu beberapa hari sampai sobek."

Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib untuk menggantikan kita. Ketika kita saling menanggung beban dengan orang lain, kita mengikuti teladanNya dan sepenuhnya mengikuti kehendakNya dalam hidup kita (Galatia 6:2; 1Yohanes 3:16). Apakah Anda bersedia mengenakan baju lenan orang lain hari ini?

RH SABTU, 26 April 2008

ROH YANG PENCEMBURU(YAKOBUS 4:1-10)
Shep adalah seekor anjing herder muda keturunan Shetland. Shep menunjukkan kecemburuannya ketika saya mencium istri saya. Ia tidak menakutkan atau menggigit, tetapi dengan gonggongannya ia ingin mengatakan, "Hai, tuan, kau milikku!" Ada jenis kecemburuan lain—kecemburuan pembenaran—yang bekerja dalam kehidupan setiap orang Kristen. Ini bukan kerinduan hamba terhadap tuannya seperti anjing saya Shep, tetapi Tuhan terhadap hambaNya. Ketika kita dikuasai oleh nafsu, iri hati dan perselisihan, kita berpegang pada nilai-nilai duniawi (Yakobus 4:1-4), dan ini menimbulkan kecemburuan Allah. Dia terus menerus menjaga kita agar tetap dekat denganNya. Dia mengoreksi, menyatakan kesalahan, menghibur, memimpin dan mendorong kita untuk mengenalNya dengan lebih baik lagi.

Pemilikan murni dari Allah ini bukan untuk melumpuhkan atau merendahkan kita, melainkan untuk meninggikan dan membebaskan, karena pemilikan ini penuh kasih dan kebenaran. Itulah sebabnya mengapa Dia menginginkan kita sepenuh hati untuk diriNya.

RH JUM'AT, 25 April 2008

TIDAK PERNAH TERLALU TUA(MAZMUR 90:10-17)
Perhatikanlah apa yang dilakukan sebagian orang di usia mereka yang semakin lanjut. Grandma Moses masih terus melukis pada usia 100 tahun. George Bernard Shaw menulis sebuah lakon sandiwara pada usia 94 tahun. Arthur Rubinstein mengadakan sebuah pertunjukan musik besar di Carnegie Hall pada saat usianya 89 tahun. Dan dalam usianya yang ke-82 tahun, Winston Churchill menulis A History of the English-Speaking Peoples. Alkitab juga mengungkapkan tentang orang percaya yang tidak membiarkan usia lanjut menghentikan mereka. Pada usia 80 tahun Kaleb adalah salah seorang dari keduabelas pengintai yang dikirim untuk memata-matai Tanah Kanaan, dan ia diperbolehkan memasuki Tanah Perjanjian (Bilangan 14:24; 26:65). Musa terus memimpin umat Israel dengan penuh iman sampai usianya yang ke-120 (Ulangan 34:5-7). Rahasia keberhasilan mereka adalah iman kepada Allah dan sikap untuk tetap setia sampai Allah memanggil mereka pulang kembali.

Ada banyak orang yang hidup di atas usia 70 tahun. Mereka terus berbuah di masa tua (Mazmur 92:15) dengan memberi dorongan kepada orang lain dan menggunakan tenaga mereka dalam pekerjaan Tuhan. Jadi selama kita masih memiliki kekuatan, kita harus mengabdikan diri pada pekerjaan Tuhan.

RH KAMIS, 24 April 2008

KELUAR DARI FOKUS (MATIUS 17:1-8)
Pada bagian belakang mimbar yang terdapat di gereja yang biasa saya kunjungi tertera kata-kata seperti ini: _"Pak, kita akan melihat Yesus!"_ Kata-kata ini akan mengingatkan si pendeta bahwa ia tidak boleh membiarkan sesuatu pun mengalihkan perhatiannya dari sang Juruselamat. Petrus, Yakobus dan Yohanes membutuhkan pengingat seperti itu ketika mereka menyaksikan perubahan rupa Yesus serta penampakan Musa dan Elia. Ketika mengomentari hal ini, J.B. Nicholson menyatakan bahwa pada saat Petrus berkata, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini," sesungguhnya ia memusatkan perhatiannya pada suatu pengalaman yang indah. Nicholson kemudian berkata, "Petrus telah teralihkan perhatiannya sehingga Allah Bapa harus membuka surga untuk berbicara kepada mereka. KataNya, ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.’" Allah menempatkan kembali fokus perhatian mereka pada sasaran yang semestinya: Kristus.

Dosa telah mengalihkan perhatian sebagian orang percaya dari Yesus. Kita harus tetap menempatkan Yesus sebagai pusat dari kehidupan rohani kita. Apakah Tuhan Yesus Kristus adalah sasaran utama dari kasih dan kesetiaan Anda?

RH 23 April 2008

"INI KESALAHAN SAYA” (YAKOBUS 1:13-18)
Langkah pertama dalam mengatasi dosa adalah dengan mengakui bahwa kitalah yang bertanggungjawab atas dosa itu. Menyalahkan orang lain berarti mengalihkan persoalan yang sebenarnya. Setelah Adam memakan buah terlarang, ia menyangkali kesalahannya dan melimpahkan kesalahan itu kepada perempuan yang diciptakan Allah. Kadang-kadang kita melakukan hal seperti itu. Ketika kita melakukan suatu kesalahan, kita segera mencari orang lain yang bisa disalahkan; bahkan Allah sekalipun. Namun Yakobus berkata bahwa kita berdosa karena menuruti keinginan-keinginan kita sendiri.

Apakah Anda merasa terganggu dengan suatu dosa yang tak mau hilang? Mungkin Anda tak mampu mengatasinya karena Anda menyalahkan orang lain. Mungkin Anda menyalahkan Allah karena membiarkan Anda melakukan dosa itu. Anda tidak akan pernah dapat mengatasi dosa sampai Anda mau mengakui bahwa "ini kesalahan saya!"

RH 22 April 2008

TETANGGA YANG BAIK(LUKAS 10:25-37)
Melalui kisah tentang orang Samaria yang murah hati, Yesus menyatakan supaya kita menganggap semua orang yang kita temui sebagai sesama manusia dan menolong mereka saat mereka membutuhkan. Saya menerima tanggung jawab ini dengan sungguh-sungguh, tetapi terkadang saya gagal—seperti yang saya alami baru-baru ini. Di depan sebuah restauran, seorang laki-laki muda meminta pertolongan saya. Ia dan istrinya berada hampir 500 km jauhnya dari rumah dan telah kehabisan uang untuk memperbaiki radiator mobil. Dengan sopan saya katakan bahwa saya tidak memiliki uang untuk dipinjamkan. Saya berkata jujur, namun sebenarnya saya membawa buku cek dan sebuah kartu kredit sehingga bisa saja saya memberi sedikit uang dan mengatakan tentang kasih Kristus kepada mereka—tetapi saya tidak melakukannya.

Saya mencoba menenangkan suara hati saya dengan berkata kepada diri sendiri bahwa saya tidak dapat menolong setiap orang, atau orang muda itu tidak seharusnya meninggalkan rumah dengan uang yang sedikit. Namun saya tahu bahwa saya sedang mencari-cari alasan. Dalam hal ini saya telah kehilangan kesempatan untuk menolong.

RH 21 April 2008

Bacaan setahun: 1 Sam. 24; Mzm. 57,58; 1 Taw. 8; Mat. 8
KETIKA TUHAN BERBICARA(MAZMUR 33:1-12)
Seringkali kita membuat pernyataan-pernyataan tentang apa yang kita inginkan untuk terjadi. Namun antara mengatakan sesuatu dan membuat sesuatu itu terjadi, merupakan dua hal yang berbeda sama sekali. Dibutuhkan usaha dan pengabdian, dan mungkin saja apa yang kita inginkan itu tidak bisa terlaksana. Tidak demikian dengan Allah. Mazmur 33:1-22 menjelaskan bahwa bila Dia bersabda, maka apa yang Dia katakan akan menjadi kenyataan.

Kebenaran yang menakjubkan ini seharusnya mendorong kita untuk senantiasa, "Bersorak sorailah...dalam TUHAN," "Bersyukurlah kepada TUHAN," dan "Nyanyikanlah bagiNya” (Mazmur 33:1-3). Kata-kata atau firmanNya membuat kehidupan dunia ini terus berlangsung, dan kata-kata kita dibutuhkan untuk membuat puji-pujian dari orang kepadaNya senantiasa terucap.