RH SABTU, 07 Feb 2009

Bacaan Setahun: Im. 4-6; Kis. 14
AMAN DALAM HIDUP DAN MATI (Mazmur 31:1-9,24-24)

Istana di Edinburgh, Skotlandia, dibangun untuk memberikan rasa aman yang besar bagi warganya. Dengan letak yang strategis di daerah ketinggian, tembok besar ini memberikan perlindungan bagi penduduk kota terhadap para penyerbu. Namun akhirnya, tempat perlindungan yang sulit ditembus itu jatuh ke tangan musuh. Hal ini mengingatkan kita bahwa usaha manusia, bahkan yang terbaik sekalipun, tidak dapat menyediakan perlindungan yang sepenuhnya.

Sebaliknya, Daud memiliki suatu rencana perlindungan yang sempurna. Ia percaya pada Allah dan merasa aman dari serangan musuh-musuhnya. Rasa aman seperti itu akan tinggal tetap walaupun kita telah meninggal dunia. Kadang-kadang orang-orang percaya memiliki keyakinan yang besar kepada Tuhan selama hidupnya namun merasa gentar ketika harus menghadapi kematian. Allah yang sama yang menjadi tempat perlindungan di dalam hidup mereka, juga akan melindungi mereka dari maut dan menyambut mereka kelak dalam rumah yang aman. Kita akan aman di dalam tangan Allah yang kuat. Kita dapat meyakini bahwa Dia akan melindungi kita tatkala menghadapi maut, sebagaimana Dia melindungi kita tatkala kita hidup.

RH JUMAT, 06 Feb 2009

Bacaan Setahun: Im. 1-3; Kis. 13
FOKUS YANG TEPAT (Mazmur 90:1-17)

Kita sering menyebut masa tua manusia dengan istilah "usia senja." Tetapi apakah masa tua benar-benar indah seperti senja hari? Bagi sebagian orang memang demikian adanya. Namun bagi banyak orang lainnya, bahkan orang Kristen sekalipun, usia senja bisa jadi diliputi dengan kepahitan dan keputusasaan. Untuk memperkecil kemungkinan ini, sejak dini kita harus memiliki tujuan hidup yang benar. Ketika saya mengamati orang-orang tua yang merasa puas dengan hidupnya, saya belajar bahwa fokus, lebih dari sekadar perasaan, lebih menentukan orang macam apa kita ini. Suatu kali saya mengunjungi seorang wanita yang telah berusia 90-an. Wanita tua yang saleh ini merasakan ketuaannya di setiap ruas dan organ tubuhnya. "Usia tua bukanlah saat untuk mengeluh!" katanya dengan jujur. Kemudian, sebagaimana biasanya, kata-katanya mengungkapkan kebaikan Allah yang patut disyukuri. Ya, kebaikan Allah merupakan suatu fokus bagi ucapan syukur kita, dimulai sejak awal kehidupan kita di dunia, menepis awan pencobaan, dan membiarkan matahari terus bersinar. Apa yang menjadi fokus dalam hidup kita hari ini? Apakah itu berupa suatu ucapan syukur kepada Yesus atas anugerah hidup kekal yang diberikan-Nya? Jika ya, kehidupan kita akan semakin indah, seiring dengan bertambahnya usia.

RH KAMIS, 05 Feb 2009

Bacaan Setahun: Kel. 39,40; Mzm. 15; Kis. 12
UJI PANTULAN (Lukas 22:31-34)

Sebuah cranberry (salah satu jenis buah berry) yang baik dinilai dari daya pantulnya. Sementara buah-buah yang lain ditentukan kualitasnya berdasarkan kemasakan dan warnanya, buah cranberry yang baik justru dikenal berdasarkan kemampuannya dalam "memantul seperti bola golf." Majalah Science Digest memberitakan bahwa buah berry yang baru dipetik, diproses melalui serangkaian papan penguji. Pada setiap papan, hanya buah berry yang dapat memantul lebih dari 20-25 cm yang dinyatakan lulus uji kualitas ini.

Orang Kristen juga menghadapi "uji pantulan." Keteguhan iman mereka dapat diukur berdasarkan kemampuan mereka untuk memantul kembali setelah mengalami kejatuhan. Meskipun menyakitkan, kegagalan menawarkan kesempatan kepada kita untuk meyakinkan kembali kesetiaan kita kepada Kristus. Jika kita mengalami kemerosotan iman, janganlah menyerah. Kristus mampu memulihkan kita kembali. kita dapat bangkit lagi bagi-Nya, bahkan sesudah kejatuhan terbesar sekalipun. "Pantulan" iman Anda dan pengampunan dari Allah akan memampukan kita untuk terus maju.

RH RABU, 04 Feb 2009

Bacaan Setahun: Kel. 37,38; Mzm. 19; Kis. 11
ORANG DARI MAKEDONIA (Kisah 16:6-15)

Semua orang Kristen harus memiliki beban bagi "orang dari Makedonia." Orang itu bisa jadi adalah orang yang berpendidikan tinggi atau bahkan sama sekali tidak berpendidikan. Ia bisa jadi mengendarai mobil mewah, atau mungkin bahkan sangat miskin dan menghidupi dirinya dengan membongkar tempat-tempat sampah. Ia mungkin tinggal di sebelah rumah kita, di ujung jalan, atau di seberang lautan. Dan ia mungkin berbicara dengan bahasa yang berbeda dengan yang kita gunakan. Namun di mana pun kita menjumpainya dan dalam situasi apapun, orang tersebut memiliki satu kebutuhan yang mendesak, yakni mengenal Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.

Kadang-kadang kebutuhan itu diekspresikan seperti teriakan minta tolong. Pada saat yang lain, hal ini terselubung dengan sikap memusuhi sang Juruselamat dan Injil. Cepat atau lambat seseorang akan membutuhkan pertolongan Anda. Apakah Anda akan bergegas menjawabnya?

RH SELSA, 03 Feb 2009

Bacaan Setahun: Kel. 35,36; Kis. 10
26.000 HADIAH SEHARI! (Mazmur 104:24-35)

Pekerjaan atau hal apakah yang Anda lakukan sebanyak 18 kali setiap menit, 1080 kali setiap jam, 25.920 kali setiap hari? Sesuatu yang jarang Anda perhatikan. Jawabannya adalah: bernafas. Jika Anda telah berusia 40 tahun, berarti Anda telah menarik nafas lebih dari 378 juta kali. Dan setiap tarikan nafas itu sesungguhnya merupakan hadiah dari Allah. Paru-paru termasuk dalam bagian yang terpenting dari tubuh kita. Paru-paru menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida dan air. Jika Anda tidak bernafas dalam beberapa menit saja, Anda akan kehilangan kesadaran. Tanpa oksigen, Anda tidak akan dapat bertahan hidup.

Dia memberi kita hampir 26.000 hadiah tersebut setiap hari, supaya dengan hidup yang ditopang oleh tarikan nafas itu, kita dapat memuliakan nama-Nya. Apakah Anda telah mengucap syukur kepada Allah atas hadiah pemberianNya dalam hidup Anda?

RH SENIN, 02 Feb 2009

Bacaan Setahun: Kel. 33,34; Mzm. 16; Kis. 9
UCAPAN TERIMA KASIH (Filipi 4:10-19)

Membaca kartu dan surat ucapan terima kasih dari murid-murid saya mengingatkan saya betapa pentingnya membiarkan orang lain tahu bahwa mereka sangat dihargai. Kartu atau surat ucapan terima kasih memberi kita kesempatan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada teman-teman atau orang yang kita kasihi dengan lebih nyata.

Rasul Paulus mengirim ucapan terima kasih kepada jemaat di Filipi. Mereka adalah satu-satunya jemaat di Filipi yang mendukung pelayanan Paulus secara finansial dan untuk itu ia ingin mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih memberi pengaruh dalam dua hal. Pertama, menolong para pengirimnya untuk mengungkapkan penghargaan. Kedua, menolong para penerimanya untuk mengetahui apa yang telah mereka lakukan. Ini adalah perpaduan yang luar biasa. Adakah orang yang Anda kenal yang berhak atas ucapan terima kasih Anda?

JADWAL IBADAH


Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Samuel Sianto
Jumat, 30 Jan 2009 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Ev. Megawati Y.
Sabtu, 31 Jan 2009 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bp. Steven
Sabtu, 31 Jan 2009 - Pk. 17.30 WIB

Ibadah Raya
& Perjamuan Suci

Minggu, 01 Februari 2009
Jam 08.00 & 17.00 WIB
Pembicara: Gembala Sidang

Disertai
Kebaktian Anak

KOTBAH

PRIORITAS
(LUKAS 10:38-42)


Seringkali kita mengisi kehidupan kita dengan hal-hal yang tampaknya terlalu kecil dan remeh. Kita tidak dapat menempatkan prioritas yang utama bagi kehidupan kita. Pada saat kita salah menempatkan segala sesuatu yang kita kerjakan maka kita akan mengalami kesusahan pada masa tua kita. Kita harus mengetahui apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita. Banyak hal yang penting dalam hidup ini, tetapi kita harus mengetahui manakah yang paling penting dari semuanya tersebut. Dua hal yang paling penting di dalam hidup ini, yaitu:

1.Mengasihi Tuhan, Allah kita dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan kita (Mark. 12: 29-30). Jemaat di Efesus ditegur Tuhan karena telah meninggalkan kasihnya yang semula. Waktu dapat mengubah kasih seseorang kepada Tuhan. Semua yang kita lakukan menjadi tidak berguna apabila kita tidak mengasihi Tuhan. Di hadapan Tuhan, orang-orang Kristen yang tidak punya kasih identik dengan orang kafir.


2.Mengasihi sesama manusia. Dalam Markus 12: 31 Yesus memberi perintah untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Mengasihi dengan standar diri sendiri seringkali menimbulkan konflik di dalam diri kita. Tetapi Tuhan Yesus kemudian memberikan perintah yang baru bagi kita. Perintah yang baru memberikan standar mengasihi seperti Kristus yang telah mengasihi kita (Yoh. 13: 34). Kalau Kristus menjadi standar kita mengasihi, syaratnya kita harus mau menyerahkan nyawa kita bagi saudara-saudara kita. Namun hal ini seringkali merupakan hal yang berat bagi setiap orang dan terasa mustahil untuk dilakukan. Untuk itu Tuhan pun menurunkan standarnya dengan cara pada saat kita melihat ada orang lain yang membutuhkan pertolongan, maukah kita menolongnya. Sesungguhnya di sekitar kita banyak orang yang membutuhkan pertolongan. Masih adakah kasih di hati kita.

Segala harta kekayaan, ijazah atau pun barang-barang berharga yang lainnya pada suatu saat nanti tidak ada gunanya. Sudahkah kita menempatkan prioritas hidup kita pada hal yang benar, yaitu dengan mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita, segenap jiwa kita dan dengan segenap kekuatan kita? Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto H., MA - Minggu, 18 Januari 2009

ARTIKEL

ALKITAB MENYEHATKAN

Berdasarkan riset dari Prof Dr Jeffrey Leven dan Dr David Larsen (Washington Times, 30 Juli 1996), dilaporkan bahwa apabila orang membaca Alkitab secara teratur, ini bukan saja baik bagi jiwanya, tetapi juga baik bagi tubuhnya. Mereka melakukan penelitian terhadap lebih dari 500 orang, selama berbulan-bulan. Ditemukan bahwa pada mereka yang membaca Alkitab secara teratur: Mempunyai tekanan darah lebih rendah, tingkat depresi lebih rendah, lebih sedikit penderita penyakit jantung, jarang yang kecanduan obat maupun alkohol, jarang terjadi perpecahan dalam perkawinan tingkat kesehatannya jauh lebih baik.
Dan berdasarkan laporan dari Religion in American Life, para peneliti menemukan bahwa mereka yang sering membaca Alkitab, mempunyai kemungkinan 50% jauh lebih banyak untuk menolak obat-obatan yang terlarang, daripada mereka yang tidak pernah membaca Alkitab. Di samping itu di tempat pekerjaan mereka, mereka memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi di atas rata-rata.

Di penjara "Lewes Remand Prison" di Inggris, pendetanya telah berhasil menobatkan sekitar 600 orang napi, setelah mereka membaca Alkitab selama berbulan-bulan. Mereka memberikan kesaksian "Bahwa Alkitab itu ternyata lebih baik daripada nyetun!"

Suatu malam di tahun 1989 dua orang salesman keliling, John Nicholson dan Samuel Hill, bertemu di sebuah hotel. Dalam percakapannya ternyata mereka mempunyai gagasan yang sama, yakni alangkah baiknya apabila ada Alkitab di dalam kamar hotelnya. Oleh sebab itulah akhirnya mereka berdua bersama seorang rekan lainnya lagi, WJ Knight, membentuk satu yayasan untuk menyalurkan Alkitab ke hotel-hotel. Yayasan mereka diberi nama "Gideon." Nama Gideon diambil dari Kitab Hakim-Hakim 6 & 7. Mereka bukan saja menempatkan Alkitab di hotel-hotel, melainkan juga di rumah sakit, penjara maupun gedung-gedung asrama lainnya. Hampir di seluruh Hotel di Eropa maupun di USA, Anda akan selalu menemukan Alkitab dari Gideon di laci kamar hotel Anda. Pada saat ini Gideon menyalurkan dan membagi-bagikan lebih dari satu juta jilid Alkitab perminggu ke seluruh mancanegara.
Marilah setiap kita merenungkannya sejenak arti dan makna dari Alkitab dalam kehidupan kita sehari-hari, sambil bertanya apakah benar Alkitab ini bermanfaat bagi saya? Berapa jauh saya membutuhkan Alkitab dalam kehidupan saya sehari-hari? Jangan kita membaca Alkitab tanpa kita sendiri menyadari untuk apa makna dan manfaatnya, seperti juga kalau tiap hari kita menelan obat atau vitamin, tanpa kita sendiri menyadari untuk apa. Mungkin motivasi makan obat tersebut akan lenyap apabila kita tidak tahu untuk apa kita memakan obat tersebut. Begitu juga dengan membaca Alkitab, tetapi kebalikannya kalau kita menyadari manfaat dari firman Allah tersebut, maka kita akan memiliki motivasi yang jauh lebih besar untuk membaca Alkitab.

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.
(Yeremia 33:6)

CIRI-CIRI ORANG YANG AKAN
MENCAPAI KEBERHASILAN

< PERCAYA DIRI
< BELAJAR UNTUK MELIHAT yang TERBAIK
< KEMAMPUAN MELIHAT PELUANG yang ADA DIMANA-MANA
< FOKUS dengan APA YANG DIKERJAKAN
< MEMILIKI HASRAT MEMBERI
< MEMILIKI KEULETAN yang TINGGI
< BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KEHIDUPAN MEREKA

TIPS UNTUK
MENCAPAI KEBERHASILAN


Bertanyalah ke orang yang tepat. Lihat apa yang ada pada kita.
Mau menjalani Proses.Harus ada Pengorbanan.
Jangan lihat pada keterbatasan.Berpikir besar.
Kerja keras.Ketekunan dan kesabaran.Punya Reputasi yang baik.
Punya Sahabat-sahabat yang baik.Punya Im a n.
Kapasitas yang dikembangkan.Selalu Mengucapkan terima kasih.
Selalu Penuhi kewajiban.


AKU BERTANYA KEPADA TUHAN

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak kaya... Lalu Dia menunjukkan seorang pria dengan banyak harta, tetapi hidup kesepian, dan tidak memiliki siapapun untuk berbagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak cantik... Lalu Dia menunjukkan seorang wanita dengan kecantikan yang melebihi lainnya, tetapi memiliki karakter yang buruk.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia membiarkan aku menjadi tua... Lalu Dia menunjukkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sedang terbujur kaku, meninggal karena kecelakaan mobil.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak memiliki rumah besar... Lalu Dia menunjukkan sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang, baru saja diusir dari rumah yang kecil sesak dan terpaksa tinggal dijalanan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku harus bekerja... Lalu Dia menunjukkan seorang pria, yang tidak bisa menemukan satu pekerjaan pun, karena tidak memiliki kesempatan untuk belajar membaca.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak menjadi orang terkenal... Lalu Dia menunjukkan seseorang yang memiliki banyak sahabat, tetapi semuanya pergi ketika orang itu tidak memiliki harta lagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak pintar... Lalu Dia menunjukkan seorang yang terlahir jenius, tetapi dipenjara karena menyalahgunakan kepintarannya untuk kejahatan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia begitu sabar dengan orang yang tidak bisa bersyukur seperti aku... Dia lalu menunjukkan AlkitabNya. Dia menunjukkan AnakNya, yang telah mengambil alih tempatku di Kalvari.

Aku tahu sekarang betapa besar Ia mengasihiku... Dan itu cukup bagitu!

"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
1 TESALONIKA 5:18

RH MINGGU, 01 Feb 2009

Bacaan Setahun: Kel. 30-32; Kis.8
KAMBING HITAM (Imamat 16:1-10,20-22)

Sebuah perusahaan mengalami kerugian besar. Harga barang-barangnya merosot, dan dewan komisarisnya menggerutu. Oleh karena itu, direktur utama perusahaan itu kemudian memecat wakil direktur yang mengepalai penjualan. Dalam situasi yang sama, tim basket sebuah perguruan tinggi terperosok dalam kegagalan setelah selama enam tahun meraih keberhasilan secara berturut-turut. Jumlah kehadiran penonton merosot dan para alumni perguruan tinggi itu menangis. Kemudian pihak universitas memecat pelatih tim basket tersebut. Dalam kedua kasus di atas, orang-orang yang mungkin baik dikeluarkan karena organisasi membutuhkan "kambing hitam" atau korban. Mereka memfokuskan kesalahan pada satu orang, meskipun kesalahan ada pada banyak orang.

Itulah yang terjadi pada diri Yesus. Imam besar Kayafas, tanpa memahami seluruh makna dari ucapannya, berkata bahwa adalah lebih baik mengurbankan seorang Manusia, yakni Yesus. Apa yang tidak disadarinya adalah bahwa Yesus menanggung kesalahan dan hukuman atas dosa dunia. Kita layak menerima hukuman berupa kematian kekal. Betapa bersyukurnya kita bahwa Allah menjadikan Yesus sebagai "kurban" penebusan kita.

RH SABTU, 31 Jan 2009

Bacaan Setahun: Kel. 28,29; Kis. 7
BATAS AKHIR KEHIDUPAN (Lukas 12:16-21)

Kita semua diperhadapkan pada batas waktu. Pembayaran rekening, perpanjangan SIM, penghitungan pajak, dan sebagainya. Semuanya berjalan terus mendekati batas waktunya. Namun ada satu batas waktu yang paling penting yang harus kita hadapi. Alkitab berkata, "Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi" (Ibr. 9:27). Selain orang-orang percaya yang akan bangkit pada waktu kedatangan Yesus kembali (1 Tes. 4:16-17), semua orang akan binasa. Dan semua orang tanpa terkecuali akan menghadapi penghakiman Allah. Alangkah bodohnya bila kita tidak bersiap-siap untuk menghadapi peristiwa yang sangat penting ini.

Apakah Anda telah siap untuk berjumpa dengan Allah? Jika Anda belum pernah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda pribadi, terimalah Dia sekarang juga tanpa menunda-nunda lagi. Percayalah bahwa Dia telah mengucurkan darahNya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa Anda, dan dengan kebangkitan-Nya dari kubur Dia juga telah mengalahkan maut. Mintalah Yesus menyelamatkan Anda. Dengan demikian Anda akan menghadapi batas waktu akhir kehidupan ini dengan mantap.

RH JUMAT, 30 Jan 2009

Bacaan Setahun: Kel. 25-27; Kis. 6
KELEMAHAN DAN KEKUATAN (2 Korintus 12:1-10)

Burung loons, sejenis burung penyelam yang banyak terdapat di Danau Piatt, di semenanjung atas Michigan. Mereka terbang setengah berlari sepanjang beberapa ratus meter di permukaan air sampai akhirnya mereka mencapai kecepatan yang cukup untuk terjun ke dalam air. Ternyata hal ini terjadi karena burung loons memiliki tulang-tulang yang lebih keras dibanding burung lainnya. Berat badan mereka yang besar turut membuat mereka sukar untuk langsung terjun ke dalam air. Burung loons pun terlihat kaku saat berjalan karena kaki mereka condong ke belakang tubuhnya. Namun, kelemahan-kelemahan ini ternyata juga memberi keuntungan besar. Karena berat badannya yang besar dan keberadaan kakinya ini, burung ini dapat terjun lebih dalam, lebih jauh dan lebih cepat ke dalam air. Hal ini memudahkannya untuk menangkap ikan atau mendapatkan mangsa lainnya.

Apa yang kita anggap rugi dalam hidup kita dapat berubah menjadi keuntungan, dan yang tampaknya sebagai kelemahan dapat diubahkan menjadi kekuatan. Adakah kelemahan-kelemahan yang membuat Anda susah? Apakah itu berupa perasaan minder atau kekurangan secara fisik? Mohonlah agar Allah mengubahnya menjadi kekuatan untuk kemuliaan-Nya.

RH KAMIS, 29 Jan 2009

Bacaan Setahun: Kel. 23,24; Mzm. 14; Kis. 5
PEMBERITA KABAR BAIK (Kisah 1:1-8)

Berbicara tentang pemberitaan kabar baik, akan terkait di dalamnya dua kelompok orang: mereka yang harus mengabarkan kabar baik tentang Kristus dan mereka yang haus akan kabar baik itu. Ketika saya masih anak-anak, para utusan Injil dalam bayangan saya adalah orang-orang baik yang melakukan perjalanan jauh ke negeri-negeri yang tak dikenal untuk jangka waktu yang lama. Sesungguhnya, menjadi seorang utusan Injil atau pemberita kabar baik adalah suatu panggilan bukan pilihan untuk menjadi terkenal atau terpandang. Saya tetap percaya bahwa Allah masih memanggil orang-orang untuk melayani ladang penginjilan di negeri lain, dan saya tetap menghargai mereka yang menerima panggilan itu, tetapi pandangan saya tentang pemberitaan kabar baik kini telah berubah.

Setiap orang Kristen adalah bagian dari utusan Kristus di dunia ini. Kita adalah saksi-saksiNya, oleh karena itu kita harus berkata dan berbuat sedemikian rupa sehingga orang lain yang mendengar kabar baik yang kita sampaikan akan memuliakan namaNya karena mereka melihat iman yang nyata dalam perbuatan kita. Menjadi pemberita kabar baik bukanlah salah satu pilihan, tetapi panggilan bagi setiap kita.

RH RABU, 28 Jan 2009

Bacaan Setahun: Kel. 21, 22; Mzm. 12; Kis. 4
KOKOHNYA JEMBATAN KITA (Yudas 1:20-25)

Robert Louis Dabney adalah seorang teolog Presbyterian yang terkenal pada pertengahan abad ke-19. Ia melayani sebagai seorang penginjil, pendeta, pimpinan sebuah organisasi dan dosen di sebuah sekolah teologi. Namun pada masa tuanya, mendekati saat kematiannya, ia merasakan kecemasan dan keraguan, apakah ia telah cukup beriman untuk melewati kematian yang berada di hadapannya. Dabney lalu menuliskan isi hatinya ini dalam sepucuk surat yang ditujukan kepada C.R. Vaughan, mantan mahasiswanya yang adalah juga seorang teolog.

Vaughan membalas suratnya demikian: "Seandainya bapak hendak melewati sebuah jurang yang dalam, dan ada sebuah jembatan di atasnya, apakah bapak hanya akan berdiri saja memandangi diri sendiri dan bertanya-tanya apakah bapak cukup percaya pada jembatan tersebut? Atau apakah bapak akan memeriksa terlebih dahulu konstruksi jembatan itu dengan sebaik-baiknya sampai bapak yakin bahwa jembatan itu aman, baru bapak akan melaluinya? Iman kita adalah kepada Kristus; kita harus menyerahkan diri kita dan bersandar sepenuhnya kepada-Nya daripada kepada diri kita sendiri." Apakah Anda juga mengalami ketakutan dalam menghadapi kematian?

RH SELASA, 27 Jan 2009

Bacaan Setahun: Kel. 17-20; Kis. 3
KEBESARAN HATI (Yohanes 4:1-15)

Yesus memang adalah Manusia sejati sama seperti kita, di samping juga Allah sejati. Sebagai Allah Dia dapat memenuhi segala kebutuhan-Nya sendiri; tetapi Yesus sering memberi kesempatan kepada orang lain untuk berbuat sesuatu bagi-Nya. Ketika seorang perempuan Samaria yang reputasinya meragukan datang untuk menimba air, Yesus pun melakukan hal yang mungkin orang lain tak akan melakukannya: Dia meminta minum!

Saya telah menjadi orang yang terlalu sombong dengan cara tidak pernah membiarkan orang lain berbuat sesuatu bagi saya, sampai pada suatu hari Tuhan menegur saya. Tatkala seperti biasanya saya menolak sahabat saya berbuat sesuatu, ia berkata dengan nada kecewa, "Kamu tahu tidak? Kamu itu adalah orang yang tidak punya kebesaran hati untuk menerima sesuatu." Orang lain pun perlu mengalami kesukaan untuk menjadi si pemberi, dan kita akan membuatnya kecewa dengan menolak pemberiannya. Marilah kita belajar dari Tuhan Yesus sendiri untuk memiliki kebesaran hati sebagai penerima.

RH SENIN, 26 Jan 2009

Bacaan Setahun: Kel. 14- 16; Kis. 2
ORANG-ORANG ISTIMEWA (2 Samuel 9:1-13)

Hubert H. Humphrey, seorang mantan senator, wakil presiden, dosen dan kepala keluarga, dengan bangga bercerita tentang keluarga yang dikasihinya dalam sebuah wawancara di televisi. Namun tiba-tiba matanya berkaca-kaca tatkala ia menceritakan tentang kelahiran seorang cucu perempuannya yang menderita cacat mental. "Itu terjadi beberapa tahun yang lalu," ungkapnya, "tetapi tahukah Anda, kehadiran anak istimewa ini justru telah membuat cinta kasih dalam keluarga kami lebih indah dari sebelumnya."

Beberapa tahun kemudian Humphrey meninggal dunia. Ketika sanak keluarganya demikian berat untuk meninggalkan pemakaman, meskipun seluruh rangkaian upacara telah selesai, anak inilah yang kemudian menggugah hati mereka. "Kakek kini sudah berada di surga, tidak lagi di kuburan ini!" katanya. Betapa diberkatinya keluarga Humphrey dengan adanya anak istimewa seperti itu. Orang-orang yang memiliki kekurangan menempati tempat khusus dalam rencana Allah. Marilah kita belajar dari teladan yang telah diberikan oleh Raja Daud.