JADWAL IBADAH

KEBAKTIAN DOA PUASA
Rabu, 2 Februari 2011 - Pk. 12.00 Wib
Pembicara: Bp. Noverius

KEBAKTIAN DOA PENGURAPAN
Jumat, 4 Februari 2011 - Pk. 19.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

KEBAKTIAN WANITA
Sabtu, 5 Februari 2011 - Pk. 10.00 Wib
Pembicara: Pdt. Daniel Setiawan

KEBAKTIAN PEMUDA
Sabtu, 5 Februari 2011 - Pk. 18.00 Wib
Pembicara: Ibu Yunita


KEBAKTIAN UMUM
Minggu, 6 Februari 2011
Pk. 07.30; 10.00 & 17.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang
(Disertai Kebaktian Anak)

KEBAKTIAN REMAJA - Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 06 Februari 2011

MAKAM TERBUKA (Pengkhotbah 11: 9 – 12: 8)

Eugene Peterson, pendeta dan penerjemah Alkitab, menceritakan pengalamannya berkunjung ke biara Benediktin Kristus di Gurun. Ketika hendak makan siang, mereka melewati kompleks pemakaman. Anehnya, di situ ada satu makam yang terbuka. Eugene menanyakan siapa anggota biara yang baru saja meninggal. "Tidak ada, " jawab orang yang mengantarnya. "Makam itu disiapkan untuk siapa saja yang meninggal berikutnya." Begitulah, tiga kali sehari, setiap kali mereka berjalan menuju ruang makan, anggota biara itu diingatkan akan perkara yang lebih sering kita tepiskan: kematian. Salah satu dari mereka mungkin akan menjadi yang berikutnya.

Pengkhotbah mendorong kaum muda untuk menikmati kemudaannya, tetapi sekaligus menyodorkan fakta akan kematian kepada mereka. Kematian bisa menjemput kapan saja. Tanpa memandang umur kita. Tanpa memandang kondisi tubuh kita. Ingatlah bahwa hidup ini hanya "barang pinjaman". Perlakukanlah secara bijaksana. Dan, karena kita tidak pernah tahu kapan masa pinjam itu habis, perlakukanlah setiap hari seolah-olah itu hari yang terakhir. Bagaimana kiranya kita akan menjalani hari terakhir kita?

RH Sabtu, 05 Februari 2011

HATI YANG BERBELAS KASIH (Ester 4: 7-16)

Pada 26 Oktober 2010, Gunung Merapi di Yogyakarta kembali bergolak. Banyak orang di lereng Merapi berupaya menyelamatkan diri. Namun, satu keluarga tak dapat mengungsi karena terjebak di rumah mereka. Pada malam mencekam itu, seorang pemuda bernama Pandu Bani Nugraha mendengar berita itu. Ia segera mengupayakan evakuasi bersama dua rekannya. Sayang, debu vulkanik yang begitu tebal menutup jalan menghentikan niat dua rekannya. Akhirnya, hanya Pandu yang tetap bertekad naik untuk melakukan evakuasi. Pandu hanya memiliki satu keinginan: agar semua anggota keluarga itu dapat diselamatkan, tanpa memperhatikan keselamatan dirinya.

Posisi Pandu saat itu serupa dengan yang dialami Ester. Pengalaman Pandu dan Ester ini mengajak kita untuk punya hati yang berbelas kasih kepada sesama. Tak banyak orang yang terpanggil untuk melayani sesama dengan sepenuh hati, dengan menyingkirkan egoisme diri. Adakah orang yang membutuhkan uluran tangan dan kepedulian Anda saat ini? Ambillah bagian untuk melakukan sesuatu.

RH Jumat, 04 Februari 2011

KASIH KOK MENGHUKUM? (2 Samuel 12: 8-14)

Masih terbayang di depan mata, sebuah peristiwa yang terjadi 40 tahun lalu. Saya dan adik saya dihukum oleh Ayah, karena berkelahi. Waktu itu, saya menangis karena marah sekali. Mengapa orangtua menyiksa anaknya sendiri sedemikian kejam? Jika Ayah mengasihi kami, mengapa ia tega menghukum kami? Saya menemukan jawabannya sewaktu membaca kisah Daud. Tuhan sangat mengasihi Daud, sehingga Dia mengurapinya menjadi raja Israel melalui Samuel. Dia memberkati pemerintahannya, sehingga Daud berhasil mempersatukan bangsa Israel. Di puncak kekuasaannya, Daud melakukan apa yang jahat di mata Tuhan; ia mengambil Batsyeba sebagai istrinya. Padahal Batsyeba jelas-jelas adalah istri Uria, prajuritnya sendiri. Itu sebabnya Tuhan murka, dan menghukum Daud. Namun, Tuhan menghukum bukan karena Dia benci, melainkan karena Dia masih tetap mengasihi. Lewat hukuman itu, Dia hendak mendidik Daud, bahwa atas setiap perbuatan dosa, ada konsekuensi berupa hukuman. Dari situ saya sadar, dulu Ayah menghukum demi mendidik kami agar bertumbuh dengan karakter baik. Jika saat ini Tuhan mendidik kita karena suatu kesalahan yang kita perbuat, terimalah dengan kesadaran bahwa Tuhan ingin kita kembali.

RH Kamis, 03 Februari 2011

JALAN KEBAHAGIAAN (Mazmur 1)

Apa lagi yang kurang dari hidup Kurt Cobain? Ia masih muda, berusia 27 tahun, kaya, dan terkenal di seantero dunia. Ia adalah vokalis Nirvana, grup musik rok terkenal asal Amerika. Pada 1991, lagu yang diciptakannya, Smell Like Teen Spirit, sempat sangat populer di Amerika dan Inggris. Namun, suatu hari pemuda itu ditemukan bunuh diri dengan pistol setelah mengonsumsi heroin. Kurt Cobain tidak sendiri. Kita bisa membuat daftar sangat panjang, tentang orang kaya dan terkenal yang dalam pandangan umum dianggap sudah tidak kekurangan apa-apa tetapi hidupnya merana dan depresi. Bahkan, tidak sedikit yang berakhir tragis. Itu menunjukkan bahwa kekayaan dan popularitas tidak menjamin kebahagiaan hidup. Sukses lahiriah tidak serta-merta menjadi petunjuk "sukses batiniah". Itu berarti: (1) Kalau kita tidak kaya dan tidak populer, jangan berkecil hati, sebab itu bukan berarti kita tidak bisa bahagia. (2) Tetapi kalau kita kaya dan populer, mesti tetap berhati-hati agar jangan lupa diri, sebab dengan itu semua tidak serta-merta hidup kita bahagia. Malah kalau tidak waspada, itu semua justru bisa membawa bencana.

RH Rabu, 02 Februari 2011

KATAK (Lukas 9: 51-56)

Di rumah-rumah orang Meksiko, hampir selalu ada patung hias berbentuk katak. Katak melambangkan cara pandang terhadap kehidupan, yang disukai dan dianut oleh kebanyakan orang Meksiko. Yakni bahwa katak senantiasa melompat maju. Tak pernah melompat mundur. Begitulah semestinya orang menjalani kehidupan. Harus bergerak ke masa depan, tak terus melongok atau berhenti pada masa silam. Berpengharapan dan meraih kesempatan yang ada di depan. Tidak mengubur diri dalam penyesalan atas apa yang sudah lewat. Terus melangkah dan menatap kedepan memang tak mudah. Terlalu banyak masalah kehidupan yang seolah-olah ingin memaksa kita berhenti. Kita bisa saja terus berkubang dalam kolam kegagalan, kesulitan, dan penyesalan yang melumpuhkan. Ingatlah simbol katak. Dan yang terpenting, ikutilah langkah Tuhan Yesus. Yang lalu biarlah berlalu. Berdamailah dengan masa silam. Raihlah tujuan masa depan. Bersama Yesus, buatlah satu langkah maju hari ini.

RH Selasa, 01 Februari 2011

TETAP DIBUTUHKAN (1 Korintus 12: 12-26)

Pernahkah kita merasa rendah diri untuk bergabung dalam sebuah kelompok paduan suara karena suara kita pas-pasan? Atau, pernahkah kita merasa tidak dapat memberikan kontribusi apa pun dalam pelayanan? Mungkin banyak di antara kita yang mengundurkan diri dalam pelayanan karena ia berpikir tidak dapat memberi pengaruh apa pun dalam pelayanan. Atau, merasa telah banyak orang yang melayani di gereja, sehingga keterlibatannya hanya akan seperti "memberikan setitik air kepada samudra". Mungkin kita adalah setitik air bagi samudra. Akan tetapi, jika setiap titik air tidak mau memberikan dirinya, bukankah samudra itu tidak pernah ada. Demikian juga dengan setiap anggota tubuh Kristus. Meskipun kita adalah bagian tubuh yang paling kecil dan lemah, kita tetap dibutuhkan dan sangat berarti bagi pekerjaan Kristus. Inilah saatnya kita mengubah cara pandang terhadap diri sendiri. Tak perlu berpikir kita tidak dapat memberi pengaruh apa pun dalam pelayanan karena merasa tidak memiliki kemampuan apa-apa. Tanamkan keyakinan bahwa setiap pelayanan selalu sangat berarti. Setiap orang dapat membuat sesuatu lebih baik demi kemuliaan Tuhan.

RH Senin, 31 Januari 2011

SAMPAI KAPAN? (Maleakhi 3: 1-3; 2 Korintus 3: 18)

Untuk memurnikan dan mentahirkan perak, perak harus dipanaskan dalam perapian dengan suhu sangat tinggi. Ini dimaksudkan agar bagian-bagian yang tidak diperlukan dapat dibuang dan yang tersisa hanya perak murni. Kehidupan kita juga serupa seperti perak yang sedang dimurnikan. Kita harus melewati proses yang tidak selalu menyenangkan, bahkan cenderung membuat kita merasa tidak nyaman. Namun, seperti tukang perak yang duduk di dekat perapian sambil "memegang" peraknya, demikianlah Tuhan menjagai kita agar melewati setiap proses dengan baik dan tidak sampai hancur. Kadang kita memang bertanya, "Sampai kapan, Tuhan?" Bagi seorang tukang perak, sangat mudah mengetahui jika peraknya sudah benar-benar murni, yaitu ketika ia dapat melihat wajahnya tercermin dari logam yang sedang dibakarnya. Demikian juga, dalam setiap proses yang kita alami, Tuhan memastikan bahwa hanya Dia yang tercermin dalam kehidupan kita.

HUMOR

Pembual

Seorang Amerika membual, "Musim salju kami begitu dingin sehingga kami memasang alat pemanas di bawah tubuh sapi supaya mereka tidak menghasilkan es krim."

Jhody yang diajaknya bicara tidak mau kalah, "Itu bukan apa-apa! Musim panas kami begitu panas sehingga kami harus mengkipasi ayam betina supaya tidak mengeluarkan telur rebus!"

"Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! (Yakobus 3: 14)

Artikel

Macan dengan Nyali Tikus

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan. (2 Timotius 1: 7)

Salah satu alasan mengapa kita tidak bisa mengembangkan senyum lebih lebar adalah karena kita terlampau dicekam oleh ketakutan kita sendiri. Boleh percaya boleh tidak, namun fakta berkata bahwa ketakutan adalah seperti kanker ganas yang menggerogoti sukacita kita. Semakin kita mengijinkan ketakutan mempengaruhi kehidupan kita, maka semakin sulit kita merasakan sukacita.

Cerita lama dari India menceritakan tentang tikus yang ketakutan karena melihat seekor kucing. Itu sebabnya tikus tersebut pergi kepada tukang sihir untuk menyulapnya menjadi kucing. Setelah tikus tersebut jadi kucing, kembali lagi ia dicekam rasa takut karena melihat anjing. Maka segera saja ia kembali ke tukang sihir dan minta mengubahnya menjadi anjing. Setelah jadi anjing, lagi-lagi ia takut ketika bertemu dengan macan dan minta kepada tukang sihir untuk mengubahnya menjadi macan. Tetapi ketika ia datang lagi dengan keluhan bahwa ia bertemu dengan pemburu, si tukang sihir menolak membantu lagi, “Akan saya ubah kamu jadi tikus lagi, sebab, sekalipun badanmu macan, nyalimu masih tetap nyali tikus.”

Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diubah menjadi manusia baru. Hanya sayang, kita seperti cerita klasik tersebut. Kita mengaku sudah menjadi manusia baru, tapi “nyali” kita tidak baru. Daripada mengijinkan Kristus menguasai kehidupan kita, kita lebih mengijinkan ketakutan yang menguasai kita. Bukan iman, tapi rasa kuatir. Bukan keberanian, tapi rasa cemas. Tak heran sukacita kita padam. Tak ada senyum. Tak ada keceriaan. Sebaliknya, kegelisahan dan ketakutanlah yang terpancar dari hidup kita.

Seandainya kita memiliki nyali Kristus, tentu kita bisa bersukacita dalam segala keadaan. Situasi dan kondisi yang paling buruk sekalipun tak akan pernah bisa memadamkan sukacita kita, seandainya kita memiliki nyali Kristus. Sungguh ironis kalau kita mengaku sebagai anak Tuhan tetapi tak mampu lagi bersukacita karena situasi dan keadaan yang menantang kita. Bukankah seharusnya kita berani menghadapi setiap tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita? Kalau tak bisa tersenyum di tengah tantangan hidup, itu seperti seekor macan dengan nyali tikus. Hadapilah semua tantangan hidup dengan optimisme dan sukacita.

Artikel

Meninggalkan Begitu Saja

Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu." (Keluaran 33: 14)

Setelah memenangkan medali perunggu pada Olimpiade 2004 di Athena, pegulat Rulon Gardner melepaskan kedua sepatunya, meletakkan di tengah matras, dan meninggalkannya sambil menangis. Air mata yang keluar oleh Gardner bukanlah karena dia kalah dari lawannya, tetapi karena dia harus mundur dari olahraga yang telah ditekuninya selama ini.

Akan ada waktunya kita semua meninggalkan sesuatu di dalam hidup ini, dan saat itu mungkin menyakitkan secara emosional. Seseorang yang kita kasihi meninggalkan kita lewat kematian atau anak kita yang masih kecil ketika besar akan meninggalkan rumah karena ingin membangun bahtera rumah tangganya sendiri bersama dengan orang yang dicintainya. Pekerjaan yang kita banggakan juga suatu saat harus ditinggalkan dan kita merasa seakan-akan telah meninggalkannya semua di belakang kita. Namun, jika kita mengenal Tuhan, hal itu tidak akan membuat kita takut untuk menapaki masa depan yang tak pasti.

Orang-orang Israel meninggalkan sesuatu yang sangat besar ketika Musa memimpin mereka keluar dari Mesir. Mereka meninggalkan beban berat perbudakkan, namun mereka juga meninggalkan segala hal yang stabil dan dapat diduga yang telah mereka kenali. Di kemudian hari, saat Tuhan berkata kepada Musa, “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketentraman kepadamu” (Kel. 33: 14). Musa menjawab, “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini” (Kel. 33: 15).

Pada waktu kita menghadapi saat-saat yang paling sulit, kehadiran dan kedamaian Allah memberi kita kestabilan. Karena Dia menyertai kita, maka kita dapat berjalan menapaki masa depan dengan penuh keyakinan.

Setiap kehilangan yang meninggalkan kekosongan hanya dapat diisi oleh kehadiran Allah.

Ringkasan Khotbah Minggu, 23 Januari 2011

Iman Yang Progresif
(Lukas 7: 36,37)

Ada seorang perempuan berdosa bernama Maria Magdalena, ia membawa minyak wangi dan meminyaki kaki Yesus. Sebelum Maria melayani Tuhan hidupnya banyak melakukan dosa akan tetapi setelah ia berjumpa dengan Yesus ia sungguh-sungguh berbeda, ia sekarang memiliki iman yang progresif atau iman yang bertumbuh. Ada tiga hal yang buat imannya progresif, yaitu:
1. Perubahan hidup yang radikal. Dahulu Maria Magdalena adalah seorang yang menjual dirinya kepada laki-laki bahkan hidupnya sudah tenggelam dalam keberdosaannya, sehingga ia dikatakan perempuan berdosa (ay. 37), tetapi sekarang ia sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dalam hidup ini harus ada perubahan hidup yang radikal. Dari yang setiap hari suka berbuat dosa berbalik menjadi tidak melakukan dosa dan yang menyenangkan hati Tuhan.
2. Setia dalam melayani Tuhan (Mat. 27: 55,56). Maria Magdalena adalah orang yang sangat setia kepada Tuhan Yesus, ada banyak yang dilakukan Yesus semasa hidupnya dan Maria Magdalena selalu ikut kemana Yesus pergi. Bukan itu saja kita bisa lihat bahwa Maria Magdalena tetap berada bersama dengan Yesus ketika Yesus mau disalib, dan dibaringkan (Mat. 15: 47) lalu saat kenaikan Yesus ke sorga (Yoh. 20: 1). Kesetiaan Maria Magdalena sungguh luar biasa mengalahkan beberapa murid-murid Yesus lainnya. Bagaimana dengan kita apakah kita tetap setia kepada Tuhan Yesus. Jangan sampai karena kedudukan yang enak di pekerjaan akhirnya melupakan Tuhan dan sampai meninggalkan Tuhan Yesus.
3. Kasih tanpa batas (Yoh. 20: 15). Sekalipun Yesus sudah menjadi mayat, Maria Magdalena tetap memiliki kasih yang tanpa batas, ia mencari mayat Yesus berada. Maria tidak mau kehilangan Yesus dan Maria sangat mengasihi Yesus, ia mau berbuat banyak untuk Yesus. Kasih tanpa batas inilah yang seharusnya kita miliki dalam hidup ini, mengingat bahwa Yesus sangat mengasihi kita, Ia mau mati untuk dosa-dosa kita. Jadi kita harus mengasihi Tuhan lebih dari yang ada supaya hidup kita diberkati.
Amin

BY: Pdt. Edyanto Darmadji -- Minggu, 23 Januari 2011

Artikel

Tangan Siapa?

Bola basket di tanganku berharga Rp.150.000,-
Bola basket di tangan Michael Jordan berharga 33 juta Dollar.
Tergantung siapa yang memegang.

Raket tenis di tanganku mungkin tidak berharga.
Raket tenis di tangan Pete Sampras adalah juara Wimledon.
Tergantung tangan siapa yang memegang.

Tongkat di tanganku dapat mengusir binatang liar.
Tongkat di tangan Musa dapat membelah lautan ganas.
Tergantung tangan siapa yang memegang.

Ketapel di tanganku hanyalah sebuah mainan anak kecil.
Ketapel di tangan Daud adalah senjata yang hebat.
Tergantung tangan siapa yang memegang.

2 ikan dan 5 roti di tanganku tidak cukup untuk makan 3 orang.
2 ikan dan 5 roti di tangan Yesus dapat memberi makan 5 ribu orang.
Tergantung tangan siapa yang memegang.

Paku di tanganku hanya dapat membuat sebuah kandang.
Paku di tangan Yesus membuat keselamatan bagi dunia.
Tergantung tangan siapa yang memegang.

Seperti yang saya dan anda lihat tergantung tangan siapa yang memegang.
Begitu pula dengan hidup kita…
letakkan kekhawatiran, ketakutan, harapan, mimpi, keluarga dan hubungan kita di dalam Tangan Tuhan karena …
hal itu tergantung tangan siapa yang memegang.

HIDUPKU TENANG DI DALAM TANGAN TUHAN!