JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara
: Pdt. Ranto Sari S.
Jumat, 11 April 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Gembala Sidang
Sabtu, 12 April 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Ibu Corry S.
Sabtu, 12 April 2008 - Pk. 17.30 WIB

Siapakah orang yang manis senyumannya?

Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah
orang yang ditimpa musibah lalu dia berucap " Tuhan yang memberi, dan Tuhan yang mengambil. Terpujilah Tuhan." Kemudian berkata,"Ya Tuhan, aku bersyukur dengan kehendak-Mu ini", sambil mengukir senyuman.

Maka berbaik hatilah dan bersabar.....

KHOTBAH

KEDENGKIAN
MARKUS 15:1-15


Kedengkian seringkali mengakibatkan seseorang melakukan hal-hal yang di luar akal sehat. Bahkan akibat kedengkian Yesus disalibkan. Markus 15:10 menyatakan bahwa imam-imam kepala merasa dengki terhadap Yesus. Mengapa mereka merasa dengki? Karena Yesus membubarkan orang-orang yang berjualan di halaman bait Allah dengan tujuan menyucikan bait Allah (Markus 11:15-19). Namun di lain pihak, imam-imam kepalalah yang memberikan izin untuk berjualan di bait Allah, supaya orang-orang tidak perlu kesulitan mendapatkan hewan korban bakaran. Ini berarti Yesus mengacaukan otoritas mereka atas bait Allah. Oleh karena itu mereka sangat benci kepada Yesus. Mereka menangkap Yesus dan mengajukannya kepada Pilatus untuk dihakimi. Pilatus tahu bahwa imam-imam kepala dengki kepada Yesus karena beberapa hal yang tidak masuk akal yang dilakukan mereka:

1. Mereka berdamai dengan musuh-musuhnya.
“Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya…..” Markus 15:1, dari ayat ini kita bisa tahu bahwa terjadi persatuan yang tidak wajar hanya demi menjatuhkan Yesus. Imam-imam kepala adalah orang-orang saduki yang tidak akur dengan orang farisi yaitu ahli-ahli taurat. Mereka sering berselisih paham dalam segala hal. Namun karena kebencian terhadap Yesus, mereka bisa melupakan perselisihan mereka dan punya tujuan yang sama.

2. Memakai alasan yang tidak masuk akal.
Di ayat 2, Pilatus bertanya pada Yesus apakah Ia raja orang Yahudi seperti yang dituduhkan oleh Imam-imam kepala. Yesus dituduh sebagaii pemberontak terhadap kekaisaran Roma. Yesus tidak membantah bahwa Ia raja orang Yahudi, namun bukan sebagai pemberontak seperti yang dituduhkan kepadaNya. Ia memiliki kerajaan di surga dan bukan dari dunia ini (baca Yohanes 18:34-38). Lagipula Pilatus tahu bahwa mahkamah agama yang berkumpul saat itu mendukung bergulingnya kekuasaan Roma atas mereka, sehingga Pilatus merasa heran mengapa mereka menyerahkan Yesus sebagai pemberontak.

3. Mereka lebih memilih penjahat daripada Yesus.
Orang-orang banyak berkumpul hari itu untuk membebaskan seorang terpidana di hari raya sesuai tradisi mereka selama ini. Mereka tidak tahu bahwa Yesus menjadi terhukum hari itu. Mereka dihadapkan pada dua pilihan yaitu melepas Yesus atau Barabas, seorang pemberontak. Mereka pastinya tahu hal-hal baik, mukjizat dan pengajaran yang dilakukan Yesus dan Ia tidak pernah melakukan kejahatan. Namun Imam-imam kepala menghasut orang banyak yang berkumpul saat itu untuk melepaskan Barabas daripada Yesus (ayat 11).

4. Mereka menuntut Yesus dihukum tanpa alasan.
Pilatus bertanya pada orang banyak apakah ia harus membebaskan Yesus karena ia tahu imam-imam kepala dengki terhadap Yesus (ayat 9) tetapi karena hasutan imam-imam kepala orang-orang membebaskan Barabas, sehingga ia bertanya lagi apa yang harus ia lakukan terhadap Yesus (ayat 12). Ia pikir orang-orang hanya akan menyuruhnya mencambuk Yesus dan kemudian melepasNya pergi. Namun tanpa diduganya, orang-orang meminta Yesus dihukum mati yaitu disalibkan, sampai-sampai Pilatus menegaskan bahwa Yesus tidak melakukan kejahatan yang setimpal untuk hukuman mati, “Lalu Pilatus berkata kepada mereka:”Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak: “Salibkanlah Dia!” Markus 15:14.

Kitapun seringkali seperti imam-imam kepala tersebut. Saat kita membenci seseorang, kita bisa tahu segala keburukannya dan menggunakan mulut kita untuk menyebarkan keburukan itu atau bahkan kebohongan tentang orang itu. Kita bisa bersukacita atas kejatuhan orang yang kita benci namun berpikir negatif bila mereka mengalami kebaikan padahal kita tidak sedikitpun dirugikan karenanya. Jikalau Tuhan sampai mati disalibkan karena kebencian, apakah kita masih mau menyimpan kebencian lebih lama?

By. Ev. yakub Tri Handoko - Minggu, 30 Maret 2008

ARTIKEL2

YESUS : SANG PENEBUS AGUNG

Meskipun kita tidak bisa benar-benar memahami karya penebusan Yesus Kristus, Perjanjian Baru menyajikan beragam pikiran untuk menjelaskan dan mengilustrasikan makna kematian-Nya di bukit Kalvari.

Kita dapat melihat elemen pengorbanan dalam karya penebusan-Nya. Karena dosa, kita pantas mati (Roma 3:23; 6:23). Tapi Yesus berkorban bagi kita. "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah." (1 Petrus 3:18)

Kita dapat melihat elemen pemulihan hubungan dalam karya penebusan-Nya. Karena dosa, kita telah terpisah dari Allah yang kudus. Tapi Yesus mati untuk menghapus sebab dari perpisahan itu -dosa- dan mendamaikan kita kepada Allah. Sebab "ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya" (Roma 5:10).

Kita dapat melihat elemen tebusan dalam karya penebusan-Nya. Kita telah jatuh ke dalam dosa dan dikuasai olehnya. Tapi Yesus mati untuk menebus dosa kita, memenuhi semua persyaratan kudus hukum Allah dan kutukan-Nya, dan menebus kita dari kuasa dosa (1 Timotius 2:6).

Karena dosa, kita telah melawan Allah dan membangkitkan angkara-Nya. Namun dalam karya penebusan-Nya, Yesus mati untuk menghindarkan kita dari angkara murka Allah dengan mengorbankan diri-Nya. Yesus adalah "pendamai dosa-dosa kita" (1 Yohanes 4:10). Kita dapat melihat elemen penyelesaian dalam karya penebusan-Nya. Di kayu salib Yesus berkata, "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30) Yesus telah melakukan apa pun yang perlu untuk menyelamatkan kita. Ia telah menjalani hidup yang tidak akan pernah bisa kita jalani, dan kematian-Nya menebus dosa kita. Seperti yang dikatakan Yohanes, "Darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa." (1 Yohanes 1:7) Benar adanya jika kita masih memerlukan penyucian dan pengampunan dosa setiap hari (1 Yohanes 1:9) selama kita hidup, namun kita menerima pengampunan itu atas dasar apa yang telah diselesaikan oleh Yesus Kristus. Kematian-Nya yang sekali dan untuk selamanya menebus semua dosa - dahulu, sekarang, dan selamanya.

Dalam Perjanjian Baru, kita melihat kasih Allah ditunjukkan melalui Yesus Kristus. "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita" (1 Yohanes 3:16).

ARTIKEL1

BUNGA & KUPU-KUPU

Seorang lelaki berdoa kepada Allah agar diberikan bunga ....dan kupu-kupu. Namun Allah memberikannya kaktus ....dan ulat. Lelaki ini sedih, tidak paham mengapa pemberian-Nya berbeda daripada permintaannya
Kemudian dia berfikir: Allah mempunyai terlalu ramai umat untuk diuruskan dan dia memutuskan untuk tidak mempersoalkannya. Selepas satu tempuh, lelaki ini memikirkan semula permohonan doanya yang telah lama dilupakannya, lelaki ini amat terperanjat ketika melihat dari pokok kaktus yang jelek dan berduri itu tumbuh pula bunga yang cantik dan daripada ulat yang terselindung, telah bertukar menjadi kupu-kupu yang cantik.

Allah sentiasa melakukan semua perkara dengan betul!
Cara Allah selalu adalah cara yang terbaik, walaupun kelihatan semuanya salah. Jika anda memohon sesuatu dan menerima yang lain dari Allah, PERCAYALAH
pastinya Allah sentiasa mengurniakan apa yang dipinta pada masa yang sesuai. Apa yang Anda pinta...tidak semestinya apa yang diperlukan! Allah tidak akan gagal memenuhi permintaan, teruslah berdoa tanpa ragu dan mengeluh.

DURI hari ini... Adalah BUNGA hari esok!
ALLAH MENGARUNIAKAN PILIHAN TERBAIK KEPADA MEREKA YANG MENYERAHKAN SEGALA SESUATU KEPADA-NYA.

RH 13 APR'08

Bacaan setahun: 1 Sam. 14; 1 Taw. 4; 2 Kor. 13
PELAYANAN DOA (1TIMOTIUS 2:1-8)
Berabad-abad setelah kematian Yesus untuk menebus dosa dan bangkit dari kubur, banyak cara yang telah digunakan untuk mengabarkan berita sukacita itu. Mulai dari khotbah Petrus yang pertama, sampai kebangunan rohani besar-besaran seperti yang dilakukan oleh Charles Spurgeon dan Billy Sunday, sampai pada kesaksian melalui persahabatan. Banyak cara dilakukan untuk membagikan kasih karunia Allah. Cara lain juga sedang dilakukan, yaitu melalui doa. Dalam kampanye untuk menjangkau penduduk kota, telah diorganisir orang-orang untuk berdoa bagi setiap individu di kota tersebut. Mereka membagi kota itu menjadi beberapa bagian, dan semua gereja bersatu untuk memberikan nama-nama penduduk di wilayahnya.

Tentu saja kegiatan ini juga berkembang dalam bentuk lain, seperti melalui bacaan atau kunjungan tatap muka, tetapi doa merupakan komponen yang paling utama. Dalam I Timotius, Paulus menjelaskan bahwa Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran". Dan cara yang dianjurkan untuk memulai suatu pelayanan ini adalah "permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang". Bagaimana dengan tetangga, keluarga dan kita sendiri? Saat ini juga, mari kita memulai pelayanan doa.

RH 12 APR'08

Bacaan setahun: 1 Sam. 13; 1 Taw. 2,3; 2 Kor. 12
ANDA TIDAK PERLU MIMBAR (1KORINTUS 12:4-25)
Juara skate (menari di atas es) Paul Wylie adalah lulusan Harvard dengan predikat cum laude. Sebenarnya ibunya menginginkannya menjadi seorang pendeta, tetapi Wylie memutuskan untuk kuliah di Fakultas Hukum. Ia yakin bahwa ia tidak memiliki karunia yang dibutuhkan di bidang pastoral. Namun ia memegang teguh bahwa apapun yang ia tunjukkan di atas es sebagai penari atau sedang membaca di perpustakaan sekolah Hukum di Harvard, ia tetap dapat melayani Juruselamatnya. "Saya pikir setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi pendeta di mana pun ia bekerja," katanya. "Oleh karena itu saya berusaha menjadi seorang pelayan Tuhan di mana pun saya berada. Ketika orang banyak datang kepada saya dan mengajukan pertanyaan, saya ceritakan tentang kebenaran kepada mereka."

Apapun status kita, kita dapat melayani Yesus Kristus. 1Korintus 12:1-31 menyatakan bahwa setiap orang percaya secara rohani diperlengkapi untuk suatu pelayanan tertentu. Kita tidak harus berdiri di belakang sebuah mimbar untuk dapat melayani Juruselamat kita. Tugas dan hak untuk melayani telah diberikan kepada setiap orang percaya.

RH 11 APR'08

Bacaan setahun: 1 Sam. 11,12; 1 Taw. 1; 2 Kor. 11
MARI BERTUMBUH (MAZMUR 1:1-6)
Ada sesuatu yang menarik dari proses pertumbuhan yang terjadi pada tanaman. Sebagai orang-orang Kristen, kita juga sama seperti tanaman. Seharusnya kita membenamkan akar kita, tumbuh ke atas, bercabang, dan merekah untuk berbunga. Hal ini baru dapat terjadi pada kondisi yang subur, namun tidak selalu demikian dengan kehidupan kita. Kebosanan dengan mudah datang dan kelesuan melanda aktifitas rutin kita dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita mengalami hidup yang biasa-biasa saja tanpa bertumbuh menjadi dewasa dan berbuah.

Ketika kita berada dalam kehidupan rohani yang statis, kita harus mengizinkan Yesus yang adalah "Surya Kebenaran" (Maleakhi 4:2) untuk menghangatkan hati kita menjadi baru dengan kasihNya. Kita harus membenamkan akar kita dalam-dalam pada firman Allah dengan merenungkannya siang dan malam (Mazmur 1:2), sehingga kita menjadi seperti pohon yang berbuah lebat, yang tumbuh di tepi sungai yang airnya mengalir. Pohon tersebut akan penuh dengan bunga-bunga yang menyatakan keindahan dari kehidupan yang benar.

RH 10 APR'08

Bacaan setahun: 1 Sam. 8-10; 2 Kor. 10
SUARA TUHAN (2PETRUS 1:16-21)
Suatu pagi saya mendengar sejenis burung berkicau sedang memperdengarkan keindahan suaranya dari luar jendela. Keindahan irama kicauannya membuat hati saya bergetar. Namun dari hari ke hari, secara berangsur-angsur, saya mulai menganggap nyanyian pagi ini sebagai sesuatu hal yang biasa. Sampai suatu ketika saya menyadari bahwa saya sudah tidak terlalu menghargai kehadiran tamu tetap saya ini lagi. Hal ini tentu saja bukan kesalahan burung itu. Ia masih selalu hadir di sana. Kicauannya yang indah tidak pernah berubah, tetapi saya yang tidak bisa lagi menikmatinya saat mendengarnya.

Sebagai orang percaya, kita mungkin mengalami hal seperti ini. Ketika kita pertama kali bertobat, Alkitab, dengan perintahnya yang menggetarkan jiwa dan makanan rohaninya yang vital, sangat memuaskan kita. Namun dengan berlalunya waktu, kepekaan rohani kita menjadi tumpul dan lesu; dan firman Allah yang menyegarkan menjadi biasa bagi kita. Namun kemudian, betapa sukacitanya hati kita ketika suatu bagian firman menyatakan kebenaran yang membangkitkan. Dan sekali lagi kita akan "mendengar" suara Tuhan!

RH 9 APR'08

Bacaan setahun: 1 Sam. 6,7; Mzm. 72; 2 Kor. 9
KETIDAK-ADILAN DI KOTA (YESAYA 59:1-21)
Pemeriksaan pengadilan yang dilakukan terhadap tiga orang anggota polisi sebagai terdakwa karena tuntutan dari Malice Green, merupakan salah satu kasus yang paling potensial untuk dipeti-eskan di Detroit. Maka ketika hakim George Crockett III menjatuhkan hukuman, para pengacara memuji keputusan itu. "Ia bertindak adil, sangat adil, dan ia tegas," kata seseorang. "Ia memperhatikan masyarakat—para korban kejahatan dan terdakwa," ujar lainnya.

Keadilan, kebenaran, kejujuran, itulah yang kita harapkan dari seorang hakim. Namun Allah, hakim dari seluruh alam semesta, menghendaki dan menginginkan kita berseru kepadaNya mewakili orang-orang yang tertindas. Kesalahan Israel ini merupakan bagian yang menyebabkan keruntuhan bangsanya (Yesaya 59:9-15). Sebagai orang Kristen, kita harus menjadi orang pertama yang menyerukan keadilan di masyarakat. Kita harus menjadi orang pertama yang menanggalkan prasangka dan sikap yang tidak adil dari dalam hati kita.

RH 8 APR'08

Bacaan setahun: 1 Sam. 3-5; Mzm. 77; 2 Kor. 8
PENDENGAR YANG BAIK (KISAH 6:1-7)
Dalam bukunya yang berjudul Life Together (Hidup Bersama), Dietrich Bonhoeffer menulis, "Pelayanan pertama yang kita lakukan terhadap orang lain dalam suatu persekutuan adalah mendengarkan mereka. Mendengarkan adalah unsur kunci dalam memecahkan masalah antara dua golongan etnis dalam suatu gereja kecil di Yerusalem. Satu golongan merasakan bahwa janda-janda mereka dibedakan dalam pembagian makanan. Karena itu, para rasul dengan bijaksana mendengarkan keluhan mereka, mencari jalan keluar, serta menghentikan perselisihan yang terjadi.

Saling mendengarkan satu dengan yang lain merupakan hal yang penting saat ini, karena gereja-gereja kita semakin banyak ragamnya. Kita datang dari berbagai macam kebudayaan, latar belakang dan perbedaan derajat kedewasaan. Namun jika kita menunjukkan kasih dengan mendengarkan mereka, iman kita dalam Kristus dapat menyatukan kita semua.

RH 7 APR'08

Bacaan setahun: 1 Sam. 1,2; Mzm. 66; 2 Kor. 7
KOMUNIKASI YANG BAIK (EFESUS 4:25-5:1)
Seorang anak dan ayah tirinya memiliki kesukaran untuk berkomunikasi. Sang ayah suka memancing; sedangkan anaknya lebih suka membaca. Suatu hari sang ayah mengajak anaknya untuk ikut memancing. Anak itu tidak menyukainya, tetapi ia tidak tahu bagaimana mengatakannya. Karena itu ia menulis pada selembar kertas bahwa ia ingin pulang. Sang ayah melihat kertas itu kemudian memasukkannya ke dalam saku. Ketika mereka kembali ke rumah, anak muda ini menyatakan kekecewaannya karena ayah tirinya tidak memberikan perhatian atas surat yang ditulisnya. Ibunya menjawab, "Anakku, ayahmu tidak dapat membaca!".

Komunikasi yang baik terjadi tidak hanya ketika kita mengetahui apa yang akan kita katakan, tetapi ketika kita mengenal siapa orang yang kita ajak berbicara. Untuk saling mengenal satu sama lain, diperlukan suatu kerelaan untuk membiarkan orang lain mengetahui kelemahan dan keterbatasan kita. Paulus menghendaki kita untuk saling berbicara dalam kebenaran karena kita semua adalah anggota tubuh Kristus. Ia juga mengingatkan kita untuk bersikap "ramah satu dengan yang lainnya, berperasaan halus, suka memberi maaf satu dengan yang lainnya".