RH Minggu, 23 Mei 2010

LIDAH API (Kisah Para Rasul 2: 1-4)

Dalam Perjanjian Lama (PL), kita membaca sejumlah peristiwa yang menampilkan bagaimana api Allah menyambar dari surga. Misalnya dalam kisah Nabi Elia. Akan tetapi, pada hari Pentakosta setelah kenaikan Kristus, Roh Kudus juga turun dalam rupa seperti lidah api. Mengapa? Menurut Life Application Study Bible, lidah mewakili perkataan, yang dalam hal ini mengacu pada kabar baik yang kelak disebarkan melalui pemberitaan para murid. Api melambangkan hadirat Tuhan yang menguduskan. Api-Nya akan "membakar" perkara-perkara di dalam hidup kita yang tidak diperkenan oleh-Nya. Selanjutnya, api itu akan mengobarkan hati kita, sehingga kita dapat bersaksi tentang Dia kepada sesama. Turunnya Roh Kudus menandai lahirnya gereja: suatu umat yang dipenuhi oleh Roh Kudus dan mengemban amanat untuk mewartakan kabar baik Tuhan Yesus Kristus kepada segala bangsa. Lidah api Roh Kudus mengingatkan kita akan pentingnya kekudusan hidup dalam pemberitaan Injil. Hadirnya Roh Kudus juga menggenapi janji Kristus bahwa Dia tidak akan membiarkan kita sendiri, tetapi juga akan menyertai kita senantiasa. Roh Kudus akan menolong dan memampukan kita mengemban amanat-Nya tersebut.

RH Sabtu, 22 Mei 2010

CINTA SEBATAS KULIT (Kidung Agung 2: 2-3)

Di Inggris, para istri atau pacar pemain sepakbola biasa disebut WAGs (wife and girlfriends). Kehidupan WAGs layaknya selebriti; pesta-pesta besar pada malam hari dan belanja di toko-toko papan atas pada siang harinya. Namun, di balik kemewahan itu sebetulnya tersimpan rasa was-was yang teramat besar terkait tindak-tanduk sang kekasih. "Anda harus melakukan segalanya untuk tetap tampil cantik dan prima, termasuk operasi plastik, agar kekasih atau suami Anda tidak melirik wanita lain. Karena di luar rumah, mereka akan selalu menghadapi rayuan dan godaan. Jika sang kekasih kembali ke rumah dan tidak menemukan kami dalam kondisi sempurna, maka suatu hari nanti ia tidak akan kembali," demikian pengakuan salah seorang anggota WAGs.

Begitulah kalau cinta hanya sebatas kulit, semata-mata karena hal-hal lahiriah; sangat melelahkan dan melemahkan karena orang kemudian akan terus dituntut untuk hidup dalam "topengnya". Juga sangat rapuh, sebab betapa pun yang namanya "kulit" cepat atau lambat akan ditelan waktu. Seperti kata pepatah, "Jangan mencintai seseorang karena ia istimewa, tetapi buatlah ia istimewa karena kamu mencintainya."

RH Jumat, 21 Mei 2010

MEMBAWA DARAH (1 Petrus 1: 17-21)

Mengurus pendonoran darah ternyata cukup rumit. Ketika istri saya memerlukan transfusi darah, empat teman menyediakan diri menjadi donor. Yang pertama batal karena sedang sakit gigi. Yang kedua tidak lolos karena berat badan tidak cukup. Yang lain harus mengisi dulu sederet riwayat kesehatan, baru golongan darahnya dicocokkan. Setelah darah diambil di PMI, dilakukan uji laboratorium untuk memastikan darah dalam kondisi sehat. Sampai di rumah sakit, darah masih diuji silang sebelum ditransfusikan. Semua itu demi kebaikan dan keamanan si penerima. Ketika membawa dua kantong darah dari PMI ke rumah sakit, saya berkata kepada teman yang memboncengkan saya, "Kawan, kita ini membawa kehidupan."
Pengalaman itu menolong saya semakin menghargai nilai darah Kristus. Syukurlah, darah yang tak terukur harganya itu tersedia bagi semua orang berdosa dan cocok bagi setiap orang yang menerima-Nya oleh iman. Dan, darah-Nya itu mendatangkan kehidupan baru, kehidupan yang diwarnai oleh kekudusan dan takut akan Tuhan.

RH Kamis, 20 Mei 2010

KERANGKA YANG HIDUP LAGI (Yehezkiel 37: 1-14)

Kepada Yehezkiel, Tuhan memberi penglihatan penting. Ketika itu Israel ada dalam pembuangan yang pahit di Babel. Mereka tercerai berai. Kota mereka tinggal reruntuhan.Seolah-olah tak ada harapan bangsa mereka dapat pulih lagi. Namun penglihatan kepada Yehezkiel, memberi pengharapan akan pemulihan. Yakni, bahwa Tuhan tidak selamanya menghukum. Allah menghukum agar Israel bertobat. Ketika Israel mau berpaling kembali serta memperbarui hati dan hidup mereka, Tuhan dapat memulihkan keadaan mereka.

Mungkin Indonesia tak seterpuruk Israel saat itu. Namun, barangkali ada aspek-aspek kehidupan yang seolah-olah tak dapat dipulihkan lagi. Seperti tulang yang sudah mengering. Walau demikian, Tuhan menunjukkan sekali lagi bahwa tak ada yang mustahil bagi-Nya. Selalu ada pengharapan dalam Dia, yang tidak berhenti mengasihi. Bangsa kita pun dapat kembali mengalami pemulihan dan kebangkitan secara nasional. Yakni, ketika kita sebagai umat-Nya, menjadi agen perubahan yang menularkan pertobatan di berbagai aspek kehidupan.

RH Rabu, 19 Mei 2010

MEMBERI DENGAN SENGAJA (Imamat 19: 9-10)

Banyak orang di sekitar kita adalah orang miskin. Data pemerintah mencatat, jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 50 juta orang. Bank Dunia memperkirakan, setengah penduduk Indonesia ada di bawah garis kemiskinan. Sejak dulu, sebagaimana Alkitab mencatat, bahkan sampai sekarang, kemiskinan seolah-olah selalu ada di sepanjang sejarah umat manusia. Dalam kondisi demikian, Tuhan mengajar umat Israel untuk dengan sengaja menyisihkan pemberian bagi mereka yang miskin. Memberi dengan sengaja, yang ditujukan untuk membantu orang miskin, sangat penting diperhatikan oleh anak Tuhan. Kita harus peduli pada sesama yang berkekurangan, karena Tuhan mengajarkan bahwa kita hidup tidak hanya untuk kita sendiri, tetapi juga untuk memikirkan kebutuhan orang lain. Jika setiap orang melakukannya, alangkah besar hasilnya, yang bisa diberikan kepada orang-orang miskin di sekitar kita.

RH Selasa, 18 Mei 2010

KAPAL DOULOS (Matius 4: 18-25)

Kapal Doulos dibuat pada 1914. Pada 2009, kapal ini tercatat sebagai kapal tertua yang masih aktif berlayar. Dalam sejarahnya, kapal ini telah dipakai untuk berbagai fungsi. Untuk mengangkut barang dan imigran, juga sebagai kapal pesiar. Namun sejak 1977, kapal ini dikhususkan untuk melayani Tuhan dengan menyalurkan buku-buku dan ilmu pengetahuan ke berbagai daerah di dunia. Melaluinya, banyak hidup yang telah disentuh dan diubahkan. Ketika kapal ini akhirnya dipensiunkan pada akhir 2009 lalu, banyak kenangan indah yang bisa diceritakan seputar kapal tersebut. Kenangan apa yang akan kita tinggalkan ketika kelak saat kita meninggalkan dunia ini? Akan sangat indah kalau kenangan yang ada di benak orang-orang adalah bahwa hidup kita telah menjadi berkat bagi orang lain. Bahwa hidup kita telah menyentuh dan mengubah hidup banyak orang. Jangan sampai akhirnya kita menutup hidup ini dalam penyesalan, karena sadar bahwa ternyata hidup kita tidak berdampak.

RH Senin, 17 Mei 2010

MENERIMA TEGURAN (Galatia 2: 11-14)

Menerima teguran, sekalipun jelas-jelas kita ini salah dan patut ditegur, biasanya tetap saja menimbulkan perasaan tidak enak dalam hati. Itulah sebabnya banyak orang yang tidak suka, bahkan marah kalau ditegur. Ada saatnya kita berbuat salah, dan karenanya membutuhkan teguran supaya bisa memperbaiki diri. Randy Pausch menulis, "Kalau Anda melihat diri Anda melakukan sesuatu yang buruk dan sudah tidak ada lagi orang yang mau repot-repot memberi tahu Anda, maka tempat itu tidak baik untuk Anda. Anda mungkin tidak ingin mendapat teguran, tetapi orang yang menegur Anda kerap kali adalah satu-satunya orang yang memberi tahu bahwa ia masih mengasihi dan memedulikan Anda, dan ingin melihat Anda menjadi lebih baik." Jadi, kalau kita mendapat teguran dari siapa pun, jangan buru-buru merespons dengan sikap antipati. Sebab bisa jadi teguran itu justru sangat berguna buat kita. Lihat itu sebagai sebentuk cara seseorang peduli dan mengasihi kita.

Artikel

Jaga Emosi Agar Panjang Umur

Penelitian baru menyimpulkan perasaan hati yang bahagia juga merupakan kesehatan yang penting bagi seseorang. Sebuah studi yang dilakukan pada hampir 3.000 orang berumur 50-70 tahun yang sehat di Inggris, menemukan bahwa mereka yang mengaku sedikit murung atau sedih mempunyai tingkat cortisol (hormon penyebab stres) yang lebih rendah. Ketika hormon itu naik secara berkesinambungan, dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, kegemukan pada bagian perut, mengurangi fungsi kekebalan, juga masalah-masalah lainnya.

Dalam studi yang dipublikasikan di Amerika, wanita yang dilaporkan memiliki lebih banyak emosi negatifnya (perasaan tertekan, terasing, bermusuhan, atau pesimis) mempunyai tingkat protein CRP dan Interleukin darah lebih tinggi, yang mengindikasikan menyebarnya peradangan pada tubuh. Peradangan kronis dipercaya menyebabkan sejumlah penyakit selama periode tertentu, termasuk penyakit jantung dan kanker.

Tetapi apabila memang orang yang lebih bahagia adalah orang yang lebih sehat, maka pertanyaan sulit yang tertinggal adalah: Bagaimana anda dapat menjadi bahagia? Apa yang kita ketahui, adalah kondisi kejiwaan seseorang bukanlah sekedar sesuatu yang turun temurun, tetapi tergantung pada hubungan sosial kita dan pemenuhan makna hidup. Mulailah berpikir dan memiliki perasaan yang positif terhadap semua situasi kondisi yang Anda alami, bersyukurlah dalam segala hal karena ini akan bermanfaat untuk kesehatan Anda sendiri .....

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5: 16-18)

Artikel

Filosofi Dasar Dalam Hidup

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu dan bertanya kepada si bapak tua, "Saya memperhatikan apa yang Anda lakukan, pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup - jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya. Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita. Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan: supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik. Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras hati dan berusaha mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal, suatu keadaan atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. Karena tiada badai yang tak berlalu. Tiada Pesta yang tak pernah usai. Semua yang ada di dunia ini tiada yang abadi.

Ringkasan Khotbah 09 Mei 2010

Masalah, Tujuan dan Cara Menyingkapinya
(Yohanes 11: 1-44)

Masalah dapat datang kepada semua orang tanpa terkecuali. Pada setiap masalah yang kita hadapi, kita akan dapat tenang apabila kita tahu cara menyingkapinya. Bahkan kita akan memperoleh kemenangan dari setiap masalah kita. Mazmur 34: 20 menuliskan bahwa kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhanlah yang akan meluputkannya. Masalah dapat membunuh orang fasik, tetapi bagi orang benar - setiap masalah ada jalan keluarnya.

Tujuan Allah mengijinkan masalah, persoalan, pencobaan datang kepada kita, adalah:
1. Agar mujizat terjadi atas hidup kita. Allah dapat memberikan mujizat-Nya atau pun pertolongan-Nya apabila kita menghadapi masalah, persoalan dan pencobaan.Rata Penuh
2. Masalah terjadi untuk sarana proses belajar-mengajar. Melalui masalah Tuhan hendak mengajarkan banyak hal dalam hidup kita. Apa pun yang perlu berubah dalam hidup kita, maka Tuhan akan ijinkan masalah terjadi untuk mengubahnya.
3. Membawa kita untuk meningkat dari kemuliaan kepada kemuliaan selanjutnya sampai kita mencapai kesempurnaan.

Cara menyingkapi masalah, ialah:
1. Jangan pernah katakan Yesus terlambat. Allah bisa lambat tetapi Allah tidak pernah terlambat.
2. Jangan katakan Yesus tidak peduli. Tuhan akan selalu mempedulikan keadaan kita, apa pun yang sedang kita hadapi. Jadi pupuk kepercayaan kita kepada Tuhan.
3. Cabut kata-kata tidak mungkin atau mustahil dari perkataan kita. Karena kata-kata ini melecehkan Allah kita.

Masalah boleh datang tetapi apabila kita tahu tujuan Allah mengijinkan masalah itu kita hadapi dan kita pun menyingkapinya dengan benar, maka kita akan memperoleh kemenangan atas setiap masalah kita. Amin

By: Pdt. Edyanto Darmadji - Minggu, 09 Mei ‘10

JADWAL IBADAH

KEBAKTIAN KENAIKAN TUHAN YESUS
Kamis, 13 Mei 2010
Pukul 08.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

KEBAKTIAN DOA MALAM
Jumat, 14 Mei 2010
Pukul 19.00 Wib
Pembicara: Pdt. Frans Neman

KEBAKTIAN WANITA
Sabtu, 15 Mei 2010
Pukul 10.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

KEBAKTIAN PEMUDA
Sabtu, 15 Mei 2010
Pukul 18.00 Wib
Pembicara: Bp. Harun

KEBAKTIAN UMUM
Minggu, 16 Mei 2010
Pukul 07.30 Wib
Pukul 10.00 Wib
Pukul 17.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

RH Minggu, 16 Mei 2010

ITULAH KEHIDUPAN (Matius 28: 11-15)

Sesudah kebangkitan-Nya, terdapat banyak kisah tentang penampakan Yesus kepada para murid. Semuanya bermaksud menegaskan sebuah kebenaran: Kristus sudah bangkit! Semuanya adalah cerita yang membawa berita kebenaran. Namun, di antara kisah-kisah penampakan di dalam Injil tersebut, Matius mencatat satu kisah dusta. Mengapa satu kisah dusta ini "menyelip" dan mengusik agungnya kesaksian tentang Yesus yang bangkit? Pertama, "selipan" ini mau mengatakan bahwa serentak dengan berkumandangnya sebuah berita kebenaran, akan selalu ada suara yang melawannya. Kedua, "selipan" ini mau mengingatkan bahwa suara kebenaran harus digemakan berulang kali hingga terserap sampai ke hati. Sebaliknya, sebuah dusta cukup dinyatakan satu kali untuk menyelewengkan kebenaran. Perlu empat puluh hari untuk menegaskan kebenaran kebangkitan Tuhan lewat penampakan dan pengajaran. Sebaliknya, hanya perlu satu keputusan rapat Mahkamah Agama untuk menyiarkan kebohongan pencurian jasad-Nya. Kebaikan harus diajarkan berulang-ulang, sedangkan kejahatan cukup ditularkan sekali saja. Kebiasaan baik dibangun bertahun-tahun; kebiasaan buruk mengancamnya runtuh dalam sehari. Itulah kehidupan ini.

RH Sabtu, 15 Mei 2010

TELADAN HIDUP (Efesus 6: 1-4)

Puisi yang ditulis Inayah Wahid membuat trenyuh umat yang hadir di acara peringatan tujuh hari wafatnya Gus Dur. "Karena Ayahku", judulnya. "Kalau aku jadi orang dermawan, itu karena ayahku yang mengajarkan. Kalau aku jadi orang toleran, itu karena ayahku yang menjadi panutan. Kalau aku jadi orang beriman, itu karena ayahku yang menjadi imam. Kalau aku jadi orang yang rendah hati, itu karena ayahku yang menginspirasi. Kalau aku jadi orang yang bercinta kasih, itu karena ayahku yang memberi tanpa pamrih. Kalau aku membuat puisi ini, itu karena ayahku yang rendah hati." Ironisnya, pada hari yang sama, muncul berita lain yang bertentangan dengan peristiwa mengharukan di atas. Seorang pria Italia meludahi jenazah ibunya yang disemayamkan di Swiss, lantaran menyimpan dendam. Rupanya, semasa kecil ia sering dipukuli ibunya. Karakter anak terbentuk dari kebiasaan hidup sehari-hari bersama orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Dan, faktor dominan yang membentuk karakter mereka ialah apa saja yang mereka lihat, alami, dan rasakan dari orangtua khususnya pada usia anak-anak. Firman Tuhan menasihati dan mengajak orangtua agar waspada. Ya, semua yang ditabur orangtua dalam hidup anak-anak hari ini, kelak pasti akan dituai.

RH Jumat, 14 Mei 2010

FOTOGENIK (1 Korintus 13: 8-13)

Apakah wajah Anda terlihat lebih cantik di foto daripada aslinya? Itu tandanya Anda fotogenik! Sebaliknya, jika Anda tidak terlihat lebih baik di foto, berarti Anda tidak fotogenik. Namun, sebenarnya foto memang tidak dapat menampilkan citra wajah kita seutuhnya, sebab lensa kamera hanya melihat wajah dari satu sudut. Padahal mata kita melihat seseorang dari berbagai sudut yang berbeda. Hasilnya, apa yang dilihat mata jauh lebih utuh dari yang dilihat kamera. Lagi pula lensa kamera tidak dapat menangkap karisma yang terpancar dari wajah. Jadi, sebuah foto bisa menipu!

Gambaran kita terhadap Allah juga tidak sempurna. Tidak utuhnya gambaran kita terhadap Allah kadang membuat kita sulit memahami jalan dan kehendak-Nya. Berhentilah memandang Allah hanya berdasar perasaan. Belajarlah mengenal Tuhan secara objektif, lewat apa yang tertulis tentang Dia dalam firman-Nya. Gambaran keliru tentang Allah bisa menipu; membuat kita kecewa kepada-Nya. Di sinilah pentingnya iman dan harapan. Yakinlah bahwa Allah selalu lebih indah dari yang Anda bayangkan. Kasih-Nya bagi Anda jauh lebih luas dan dalam dari dugaan Anda. Seluas dan sedalam samudra!

RH Kamis, 13 Mei 2010

MENANG (Lukas 21: 1-4)

Di dunia ini, kita terbiasa menganggap orang yang menang adalah orang yang sukses mengalahkan orang lain. Menjadi nomor satu, itulah definisi pemenang. Bagi seorang pengusaha, menjadi yang terkaya di dunia. Bagi seorang politikus, menjadi orang nomor satu di negaranya. Bagi seorang pelajar, menjadi juara di sekolahnya. Namun, apakah itu juga definisi kemenangan di mata Allah? Kalau kita melihat kisah tentang janda miskin dan persembahannya, kita menemukan suatu definisi yang berbeda. Menurut standar Allah, si janda miskin ini tampil sebagai pemenang. Bagi Dia, kemenangan seseorang diukur dari seberapa maksimal ia berusaha memberikan apa yang ia mampu. Bukan seberapa hebat ia dibandingkan orang lain. Tuhan tidak meminta kita untuk menjadi yang nomor satu, tetapi menjadi yang terbaik yang kita bisa. Pola pikir ini memberi ketenangan sekaligus memacu kita. Ketenangan, karena kita tidak perlu menjalani hidup dengan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Tidak perlu takut dicap kalah bersaing. Terpacu, karena Tuhan meminta kita memberikan yang terbaik yang kita bisa. Untuk berusaha semaksimal mungkin memenuhi segala potensi kita. Untuk tidak mudah berpuas hati. Melainkan terus mendorong diri untuk maju, memakai semua bakat dan karunia yang Allah percayakan.

RH Rabu, 12 Mei 2010

BERSUNGUT-SUNGUT (Keluaran 17: 1-7)

Seorang pengemudi mobil kehilangan karcis parkir di sebuah mal. Akibatnya ia harus membayar denda Rp 20.000, 00. Karena jengkel, spontan ia memarahi petugas di loket parkir. "Ini pemerasan!" katanya. "Saya tidak akan ke sini lagi!" Setelah petugas menjelaskan bahwa ia hanya menjalankan ketentuan pihak pengelola, si pengemudi membayar juga. Namun, ia pulang dengan bersungut-sungut!

Kita bersungut-sungut ketika merasa terjebak dalam situasi yang tak dapat diubah. Kadang kita tak dapat mengubah situasi, tetapi kita dapat mengubah cara kita menghadapi situasi. Sikap menggerutu membuat situasi tambah runyam. Pimpinan Tuhan diragukan. Orang lain dikambinghitamkan. Bukankah lebih baik kita meniru Musa: berseru-seru pada Tuhan? Dengan mencurahkan isi hati kepada Tuhan, hati menjadi lega, Tuhan pun menawarkan solusi. Ingatlah, Tuhan bertindak bukan karena sungut-sungut umat, melainkan karena seruan Musa. Dengan berseru-seru, kita memiliki cara sehat dan kreatif ketika menghadapi jalan buntu.

RH Selasa, 11 Mei 2010

CUKUP MEMAKAI SANDAL (Roma 14: 1-12)

Seorang raja berjalan kaki melihat keadaan negerinya. Di jalan, kakinya terluka karena terantuk batu. "Jalanan di negeriku amat buruk. Aku harus memperbaikinya, " begitu pikirnya. Maka, ia memerintahkan agar seluruh jalan di negerinya dilapisi dengan kulit sapi yang terbaik. Persiapan mengumpulkan sapi-sapi di seluruh negeri dilakukan. Di tengah kesibukan luar biasa itu, seorang pertapa menghadap raja dan berkata, "Wahai Paduka, mengapa Paduka mengorbankan sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan negeri ini, padahal yang Paduka perlukan hanya dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka?" Konon sejak itu orang menemukan kulit pelapis telapak kaki, yaitu sandal.

Manusia cenderung punya pengharapan yang berlebihan terhadap orang lain. Pengharapan itu bisa menjadi tuntutan, bahkan tuntutan yang tidak wajar lagi. Akibatnya, pertikaian heboh pun terjadi. Entah di rumah, di kantor, atau di gereja. Kita mau mengubah dunia, padahal yang kita perlukan adalah mengubah persepsi kita tentang dunia.

RH Senin, 10 Mei 2010

KEHADIRAN TUHAN (Mazmur 11: 1-7)

Seorang pembimbing remaja di gereja saya, selalu memulai doanya dengan khas. Demikian bunyinya: "Bapa kami yang ada di surga, tetapi yang sekarang juga hadir di antara kami." Sebuah awalan doa yang penuh makna, bukan? Allah hadir di sana dan hadir di sini, sekaligus. Pemazmur mengawali pujiannya dengan sebuah pernyataan iman bahwa pada Tuhanlah ia berlindung. Namun, bagaimana bisa Tuhan melindungi jika Dia ada di surga atau di bait-Nya yang kudus, sementara peristiwa kehidupan manusia ada di bumi atau di luar Bait Tuhan; di tempat yang tidak selalu dianggap kudus? Walaupun Tuhan memang di surga dan berada di bait yang kudus, tetapi surga dan bait-Nya yang kudus tidak memenjara Tuhan. Dari base camp-Nya Tuhan bisa melihat dan menguji orang yang hidup di dunia ini dengan segala tingkah lakunya, serta melakukan pembelaan-Nya. Pemahaman inilah yang membuat pemazmur mantap menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungannya. Terkadang kita menganggap enteng hal kehadiran Tuhan yang tak tampak mata. Keterbatasan mata indrawi kerap menjadi sebab kesembronoan hidup. Mata kita di dunia inilah yang tak dapat menembus surga, sementara mata Tuhan di surga melihat kita di dunia dengan terang benderang tiada tara.

Artikel


DOA, DOA, BERDOA (Yakobus 5: 13-18)
Tokoh seperti Hudson Taylor, Martin Luther dan Corrie Tenboom, mungkin kita sudah kenal. Dan apakah kita tahu mengapa mereka bisa dipakai Allah secara luar biasa? Salah satu kunci kesamaan mereka adalah: "KEHIDUPAN BERDOA" yang luar biasa. Corrie berkata: ”Iblis tersenyum ketika anda mengatur rencana, ia tertawa jika anda terlalu sibuk, tetapi iblis gemetar saat anda berDOA.” Hudson mengatakan: ”Jangan melakukan konser dulu, baru memeriksa alat musik anda.” Artinya: mulailah setiap hari bersama Allah. Martin Luther berkata: ”Begitu banyak yang harus saya kerjakan hari ini, maka saya menggunakan 3 jam pertama saya untuk berDOA.” Saudaraku, kita tidak dapat hidup tanpa "DOA". tanpa DOA hidup rohani kita menjadi lemah. DOA menembus batas ketidakmungkinan dan kemustahilan. Kemampuan kita terbatas. Tanpa DOA, kita tidak dapat berbuat banyak. Sebab itu marilah kita mulai hari ini dengan DOA.

Artikel


Bangunlah Jembatan Jangan Tembok

Alkisah ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah desa. Entah karena apa mereka terjebak ke dalam suatu pertengkaran serius. Dan ini adalah kali pertama mereka bertengkar demikian hebatnya. Padahal selama 40 tahun mereka hidup rukun berdampingan. Saling meminjamkan peralatan pertanian. Dan bahu membahu dalam usaha perdagangan tanpa mengalami hambatan. Namun kerjasama yang akrab itu kini retak.

Dimulai dari kesalahpahaman yang sepele saja. Kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar. Dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki. Beberapa minggu sudah berlalu, mereka saling berdiam diri tak bertegur-sapa.

Suatu pagi, datanglah seseorang mengetuk pintu rumah sang kakak. Di depan pintu berdiri seorang pria membawa kotak perkakas tukang kayu.

”Maaf tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan?” kata pria itu dengan ramah. ”Barangkali tuan berkenan memberikan beberapa pekerjaan untuk saya selesaikan?”

”Oh ya,” jawab sang kakak. ”Saya punya sebuah pekerjaan untukmu. Kau lihat ladang pertanian di seberang sungai sana. Itu adalah rumah tetanggaku, ah sebetulnya ia adalah adikku. Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan bulldozer lalu mengalirkan airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang memisahkan tanah kami. Hmm, barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku. Tapi aku akan membalasnya lebih setimpal. Di situ ada gundukan kayu. Aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya. Pokoknya, aku ingin melupakannya.”

Kata tukang kayu, ”Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan. Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang.”

Kemudian sang kakak pergi ke kota untuk berbelanja berbagai Kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu. Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendirian. Sepanjang hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, menggergaji dan memaku. Di sore hari, ketika sang kakak petani itu kembali, tukang kayu itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Betapa terbelalaknya ia begitu melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar kayu sebagaimana yang dimintanya. Namun yang ada adalah jembatan melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang pertanian adiknya. Jembatan itu begitu indah dengan undak-undakan yang tertata rapi.

Dari seberang sana, terlihat sang adik bergegas berjalan menaiki Jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar. ”Kakakku, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku,” kata sang adik pada kakaknya.

Dua bersaudara itu pun bertemu di tengah-tengah jembatan, saling berjabat tangan dan berpelukan. Melihat itu, tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi.

”Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi. Kami mempunyai banyak pekerjaan untukmu,” pinta sang kakak.

”Sesungguhnya saya ingin sekali tinggal di sini,” kata tukang kayu, ”Tapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan.”

TUHAN SELALU INGIN KITA BERSAMA DALAM DAMAI SEJAHTERA.
TUHAN SELALU INGIN MEMPERSATUKAN HATI KITA.
TUHAN SELALU INGIN KITA MENGASIHI SESAMA KITA, SAUDARA KITA.
KARENA TUHAN ADALAH SAHABAT SETIA, PENOLONG KITA.
PERCAYALAH BAHWA TUHAN SELALU INGAT PADA KITA.

Sadarkah kita bahwa kita dilahirkan dengan dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan. Kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah. Menangkap pujian maupun kritikan, dan mendengar mana yang salah dan mana yang benar. Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Karena tak seorang pun dapat mencuri isi otak kita. Yang lebih berharga dari segala permata yang ada.

Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut tadi adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat. Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita. Untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati.

Belajar untuk mencintai dan menikmati untuk dicintai, tetapi jangan pernah mengharapkan orang lain mencintai anda dengan cara dan sebanyak yang sudah anda berikan.

Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan,
maka anda akan menemukan bahwa hidup ini terasa menjadi lebih indah.

Ringkasan Khotbah 02 Mei 2010


Keputusan
(Matius 14: 22-32)

Dari pengalaman Petrus berjalan di atas air, apa saja yang harus dimiliki atau dialami seseorang supaya mengalami mujizat? Keajaiban atau mujizat dapat terjadi ketika seseorang memiliki:
1. Mimpi (ay. 28). Orang-orang yang sukses dimulai dari sebuah mimpi. Penting memiliki sebuah mimpi dalam kehidupan kita. Bermimpilah untuk perkara-perkara yang besar. Punyailah keinginan untuk mendapatkan perkara-perkara yang besar dalam hidupmu. Orang yang tidak pernah bermimpi tidak pernah tahu mau jadi apa kelak. Allah berfirman kepada Abraham, sejauh matamu memandang, sejauh itu tanah itu menjadi milikmu! Mimpi kita sangat menentukan apa yang akan kita capai dan raih dalam hidup kita. Allah mau memberikan itu kepada kita.

2. Keputusan (ay. 29). Mimpi harus ditindak lanjuti dengan sebuah keputusan untuk bertindak. Setiap keputusan tentu ada resikonya. Tetapi apabila setiap langkah dituntun oleh Tuhan kita akan menuju keberhasilan. Keputusan-keputusan masa lalu menyebabkan keadaan kita hari ini. Keputusan-keputusan kita hari ini akan menentukan masa depan kita.

Menurut survei Thomas J. Stanley dalam bukunya The Millionaire Mind, ada 10 gaya hidup yang dimiliki oleh orang kaya yang berbahagia, yaitu: hemat; setia dengan pasangannya; hidup di bawah income; disiplin; mendapat dukungan dari istri; integritas; cara berpikir yang berbeda dari kebanyakan orang; lolos dari problem baik di pekerjaan, keluarga maupun kesehatan; religius atau rohani; mentor atau pembimbing mereka adalah Tuhan.

3. Mengalami kesulitan-kesulitan (ay. 30). Semakin besar mimpi seseorang, semakin besar kesukaran atau kesulitan yang harus dihadapi. Kalau kita tidak menyerah dengan kesukaran maka Tuhan pasti akan membuat kita berhasil.

4. Pertolongan datang jam 3 malam (ay. 23 dan 25). Seringkali dalam hidup ini sebelum pertolongan datang, kita mengalami waktu sendirian. Kita harus belajar menunggu.

5. Kelepasan dari Tuhan pasti datang pada waktunya (ay. 31). Tuhan menolong tepat pada waktunya, ketika kesulitan dan kesukaran datang dalam hidup kita. Kalau kita punya masalah, janganlah ragu untuk menelpon Tuhan di 333 (Yeremia 33: 3).

Apabila kita ingin mengalami mujizat dalam hidup ini, milikilah kelima hal di atas dan percayalah bahwa Ia tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri. Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto - 02 Mei 2010