RH Minggu, 20 Juni 2010

KENANGAN (Kejadian 28: 10-15, 31: 13)

Andy sudah menikah dengan Anna selama sekitar dua puluh tahun. Selama periode tersebut, seperti semua pasangan lain, terkadang mereka bertengkar. Sesekali pertengkaran tersebut begitu panas, sampai mereka tidak yakin lagi akan cinta satu sama lain. Pada saat seperti itu, Andy suka memutar lagu kenangan mereka. Lagu yang mengingatkan pada saat-saat indah ketika cinta di antara mereka terasa begitu kuat. Melalui lagu tersebut, rasa cinta mereka dipulihkan. Pertengkaran pun bisa diselesaikan dengan baik.

Kenangan juga penting dalam hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Ketika kita bimbang atau ragu akan penyertaan Tuhan, kenangan akan jamahan-Nya pada masa lalu penting untuk menguatkan kita. Apakah Anda sedang merasa Tuhan jauh dan tidak peduli? Ingatlah pengalaman ketika jamahan-Nya nyata atas hidup kita. Janji-Nya untuk tidak pernah meninggalkan kita, selalu dapat kita pegang. Apa pun yang sedang kita rasakan, yakinilah bahwa Dia yang mengasihi kita pada masa lalu, tak berhenti mengasihi kita saat ini . Kenangan akan jamahan Tuhan akan meneguhkan kita bahwa kesetiaan-Nya selalu ada.

RH Sabtu, 19 Juni 2010

GODAAN LANGKAH TENGAH (Mazmur 73)

Asaf pernah tergoda untuk berhenti dari segala upayanya menjaga kekudusan di hadapan Tuhan. Ia merasa bahwa segala upayanya sia-sia tatkala melihat orang fasik ternyata bisa hidup lebih baik. Dalam pikirannya, ia mengira bahwa seharusnya orang fasik dihukum Tuhan dan orang benar diberkati. Akan tetapi kenyataan yang dilihatnya malah yang sebaliknya. Meski demikian, dalam perjalanan melewati pergumulan tersebut Alkitab mencatat bahwa akhirnya Asaf bertobat dan kembali melangkah. Apa yang membuatnya kembali melangkah? Ketika melihat garis akhir, ia sadar bahwa selama ini ia memandang segala sesuatu berdasarkan pikirannya sendiri, bukan dari sudut pandang Allah. Ia hanya melihat apa yang ada di depan mata, bukan garis akhirnya.

Dalam perjalanan hidup kristiani, kita bisa mengalami apa yang dialami Asaf. Kita bisa tergoda untuk berhenti di tengah jalan. Kita mungkin melihat seolah-olah segala upaya mengikut Tuhan sia-sia, karena Tuhan tidak melakukan seperti apa yang kita inginkan atau pikirkan. Maka, penting sekali kita memelihara pengharapan dengan melihat garis akhir kehidupan setiap orang, menurut sudut pandang Allah.

RH Jumat, 18 Juni 2010

JANGKAR YANG KOKOH (Roma 5: 1-5)

Dua minggu setelah gempa besar mengguncang Haiti, tim SAR pesimis. Mana mungkin masih ada orang yang bisa bertahan hidup, setelah lebih dari 10 hari tidak makan, tidak minum, dengan tubuh terjepit reruntuhan? Mereka keliru! Emanuel Buteau ditemukan masih hidup. Segera pemuda ini dilarikan ke Rumah Sakit darurat. Setelah pulih, wartawan bertanya, "Apa yang membuatmu bisa bertahan?" Ia menjawab: "Selama terjepit, saya terus berseru memohon pertolongan Tuhan. Pengharapan saya tidak sia-sia. Kuasa-Nya bekerja!"

Pengharapan itu bagai jangkar. Begitu ditancapkan ke dasar laut, kapal menjadi mantap. Punya pegangan. Tidak diombang-ambingkan ombak. Pengharapan membuat orang beriman bisa berjalan mantap, walau janji Tuhan belum genap. Harapan kita sering keliru. Kadang kita mengharapkan jalan yang mudah. Atau, berharap hidup berjalan sesuai skenario kita. Harapan seperti itu bisa mengecewakan. Namun, pengharapan bahwa kita akan menerima kemuliaan Allah adalah jangkar yang kokoh. Pengharapan membuat kita yakin: ini bukan akhir segalanya. Yang terbaik masih akan datang!

RH Kamis, 17 Juni 2010

SISI-SISI BAIK (Filipi 1: 12-19)

Suatu malam di sebuah perempatan, Pak Jamil dirampok. Ia tengah menyetir mobil sendirian pulang kantor. Dua orang pemuda tanggung mendatanginya. Mereka mengancam dengan kapak dan meminta paksa uang dalam dompetnya. Apa boleh buat, ia menuruti permintaan mereka. Bagaimana perasaan Pak Jamil? Marah? Menyesal? "Tidak," katanya, "Buat apa? Itu tidak akan mengembalikan uang yang hilang. Malah syukurnya cuma uang di dompet yang mereka ambil, bukan nyawa saya. Dan syukurnya pula, saya yang dirampok bukan yang merampok. Semoga saja uang itu bisa berguna buat mereka."

Begitulah, di balik setiap kejadian atau keadaan yang kita alami, termasuk yang tidak menyenangkan sekalipun, selalu ada sisi-sisi baiknya. Kuncinya, kita tidak terjebak dalam kemarahan dan kekecewaan yang berkepanjangan. Menjalani apa pun yang terjadi dengan penyerahan diri kepada Tuhan; juga dengan keyakinan bahwa di balik semua itu pasti ada hikmahnya. Mungkin hal itu tidak menyelesaikan masalah, tetapi setidaknya, kita tidak akan kehilangan sukacita dan rasa syukur.

RH Rabu, 16 Juni 2010

MIL YANG KEDUA (Matius 5: 38-42)

Hukum Romawi pada abad pertama mengizinkan seorang anggota legiun (pasukan tentara beranggotakan lima ribu orang) memerintahkan orang sipil yang ditemuinya untuk membantu membawa beban dari satu penanda mil ke penanda mil berikutnya. Nah, beban para prajurit yang sedang berbaris ini bukan barang-barang yang ringan. Mereka biasanya membawa tombak, perisai, gergaji dan keranjang, ember dan kapak, tali pengikat dari kulit, sabit, rantai, dan ransum untuk tiga hari. Tidak mengherankan, jarang orang mau menuruti permintaan itu tanpa mengomel-ngomel.

Yesus menggarisbawahi pentingnya kesungguhan dalam pelayanan. Bukan sekadar memenuhi kewajiban, tetapi melampaui yang diharapkan orang. Menjalani mil pertama itu memenuhi kewajiban. Adapun menjalani mil kedua itu melibatkan pilihan, kerelaan, dan kesediaan berkorban demi memberi yang terbaik. Kalau terhadap musuh dan penindas saja kita diperintahkan untuk menempuh mil yang kedua, bagaimana dalam melayani Tuhan dan sesama? Pelayanan yang sejati ditentukan oleh kesediaan kita untuk menempuh mil yang kedua.

RH Selasa, 15 Juni 2010

KENANGAN TENTANG AYAH (Amsal 4: 1-4)

Seorang ayah, umumnya adalah idola bagi anak-anaknya. Dan segala kenangan tentang ayah yang luar biasa selalu tertanam indah di benak anak. Ayah saya sendiri sudah meninggal, tetapi sungguh ada banyak hal indah yang dapat saya kenang tentang ayah. Salah satunya adalah pemberian-pemberiannya ketika saya kecil. Ia pernah memberi saya sebuah buku kecil berjudul Doa Anak-anak. Buku-buku itu saya peroleh ketika mulai masuk Sekolah Minggu. Lalu ketika saya mulai bersekolah dan lancar membaca, ayah memberi saya Alkitab kecil bersampul hitam. Itulah buku-buku pertama saya, dan pengalaman itu membangkitkan kecintaan saya pada aktivitas membaca. Waktu saya masih kanak-kanak, gambaran saya tentang Tuhan adalah gambaran yang masih samar-samar. Namun, ayah adalah figur yang nyata bagi saya. Dan, saya mulai mencintai Alkitab karena ayah yang mengajarkannya. Saya senang memiliki ayah yang mengenalkan saya kepada Kristus dan memastikan saya memiliki hidup yang baru. Jika anda adalah seorang ayah, atau menjadi figur ayah bagi anak-anak di sekitar anda, pastikan bahwa mereka mendapatkan didikan yang sungguh-sungguh membimbing mereka menuju hidup yang kekal.

RH Senin, 14 Juni 2010

OBAT BAGI HATI (Yesaya 40: 1-5)

Dua katak terjatuh ke lubang yang dalam. Keduanya berusaha melompat keluar, tetapi tidak berhasil. Menyadari lubang itu terlalu dalam bagi seekor katak, maka katak-katak yang lain meneriaki mereka agar menyerah saja. Menyuruh mereka mengikhlaskan diri untuk mati saja di situ, sebab upaya mereka akan sia-sia. Salah satu katak percaya akan teriakan teman-temannya. Ia putus asa dan menyerah untuk mati. Tetapi yang lain tidak. Ketika para katak berteriak, ia justru makin giat melompat. Dan akhirnya, ia berhasil keluar! Teman-temannya heran dan baru tahu kemudian, ternyata katak itu tuli. Ternyata, tadi ia mengira teman-temannya menyorakinya untuk terus berjuang.

Perkataan yang diterima oleh otak kita sungguh berdampak dahsyat. Perkataan yang negatif menjatuhkan semangat. Meruntuhkan harga diri. Mengacaukan pikiran dan suasana hati. Sebaliknya, perkataan yang positif membangkitkan gairah. Menyalakan harapan. Memberi kekuatan. Seperti obat yang menyembuhkan. Banyak orang memerlukan siraman rohani dari ucapan mulut kita. Jadi, perbanyaklah kata-kata penghiburan dari bibir kita.

Artikel

Info Kesehatan

Tidur Dengan Lampu Menyala Dapat Menyebabkan Kanker

Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia. Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.

Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.

Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.

Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda di bawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur di malam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.

Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.

Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan untuk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan.

Artikel

Kisah: Michelle Price

Michelle Price adalah gadis kecil periang yang senang memanjat pohon, menunggang kuda, bermain ski, bercerita tentang banyak kisah dan menyanyi. Dengan keluarga Kristen yang mengasihi dia, hidup Michelle seolah tak memiliki sedikit beban pun sampai ia berumur 8 tahun, ketika kaki kanannya mulai terasa sakit dan bengkak.

Setelah beberapa dokter melakukan pemeriksaan, mereka mengatakan kepada orang tua Michelle bahwa Michelle menderita salah satu jenis penyakit kanker tulang yang mematikan. Dokter itu berkata bahwa kesempatan untuk hidup kurang dari 4%, dan sebagian besar kakinya harus diamputasi.

Orang tua Michelle sangat ketakutan tentang bagaimana mereka harus menceritakan hal tersebut kepadanya. Ketika mereka akhirnya menceritakan kepada Michelle, maka reaksi pertama dari Michelle: "Oh Papa, saya tidak akan dapat berdansa lagi jika saya tidak mempunyai kaki! Saya tidak mau menjadi seorang yang cacat!" Dia menangis terisak-isak untuk beberapa menit. Tetapi ketika ia melihat wajah ibunya dipenuhi air mata, ia berhenti menangis, mengambil napas panjang dan berkata, "Saya akan baik-baik saja, Mami. Jangan menangis." Sambil menepuk-nepuk wajah ibunya, ia melanjutkan, "Saya memang takut ketika papa menceritakan kepada saya, tetapi Yesus membuat hati saya tenang. Saya akan baik-baik saja. Percayalah, Mam."

Michelle, dengan perlahan bertanya kepada ayahnya mengapa Tuhan mengizinkan hal ini terjadi. Dan ketika ayahnya menjawab tidak tahu, Michelle berpikir untuk beberapa saat sebelum ia berkata, "Mungkin saya tahu jawabnya, jika para dokter itu belum memiliki obat untuk mengobati penyakit saya, mungkin mereka dapat mempelajari kaki saya dan menemukannya. Sehingga mereka dapat membantu anak-anak lain yang sakit seperti saya."

Para dokter mengamputasi kaki Michelle sampai 4-5 inci di atas lutut (± 13 cm). Michelle menangis ketika pertama kali ia melihat kakinya yang terbalut. Namun kemudian, ia menceritakan kepada ibunya betapa takutnya ia pada saat berada dalam ruang operasi ... sampai ia mengingat bahwa ia tidak sendiri. Yesus berada bersamanya.

Untuk beberapa waktu lamanya, Michelle merasakan rasa sakit yang menggigit. Urat syaraf di kakinya terus-menerus mengatakan kepada otaknya bahwa sesuatu yang salah terjadi sehingga menyebabkan rasa sakit itu. Namun, 3 hari setelah operasi dilakukan, ia mengagetkan dokternya dengan melukis wajah yang tersenyum pada pembalut di kakinya yang buntung. Dokter itu mengatakan kepada orangtua Michelle bahwa biasanya dibutuhkan waktu berminggu-minggu sebelum seseorang yang diamputasi dapat menerima keadaannya.

Setelah 5 hari berlalu semenjak operasi dilakukan, para dokter mulai memberikan kemoterapi kepada Michelle ... obat yang sangat kuat yang diciptakan untuk membunuh sel-sel kanker. Dan dikarenakan kanker pada Michelle sangat mematikan, maka mereka memberikan dosis 1000 kali lebih besar dari biasanya.

Dalam waktu singkat, obat itu membuat semua rambut Michelle rontok. Setiap pengobatan membuatnya merasa amat sakit. Ia muntah dan menggigil. Tetapi setiap kali seseorang datang menjenguknya dan bertanya bagaimana rasanya, ia menjawab, "Doing Ok!" sehingga ia tidak membuat orang lain merasa tidak enak. Setelah 4 minggu berada di rumah sakit, ia diizinkan untuk pulang beberapa hari. Ketika ia berjalan-jalan dengan ayahnya, ia menyadari para tetangga merasa tidak nyaman berada di sisinya, karena kaki dan kepalanya yang gundul. Untuk membuat mereka merasa lebih baik, ia justru mengunjungi rumah para tetangga dan menceritakan kepada mereka tentang kanker. Bahkan, Michelle meminta mereka untuk tidak ragu-ragu bertanya.

Michelle menjalani kemoterapi selama 18 bulan dan menunjukkan sikap tegar yang amat besar pada saat melalui semua ketidaknyamanan itu. Ketika ia merasa lebih baik, ia mengunjungi anak-anak lain di rumah sakit yang juga menderita kanker dan berusaha membuat mereka gembira. Dan setelah pemeriksaan menunjukkan bahwa kankernya telah sembuh, hati Michelle dipenuhi rasa ucapan syukur.

Dengan berjalannya waktu, ia belajar bermain ski dengan satu kaki dan menjalankan "skate board" serta bermain "soccer" dengan menggunakan kruk (penyangga kaki). Setelah ia berhasil mendapatkan medali pada sebuah kontes ski nasional bagi orang-orang cacat, Wayne Newton memberikan penghargaan olahraga bagi orang-orang cacat pada TV nasional karena keberaniannya.

Ketika Newton melihat bagaimana ia menghabiskan waktunya berusaha membuat orang lain bahagia, ia menjadi sangat kagum kepada Michelle dan memberikan kejutan hadiah istimewa pada hari ulang tahunnya ..., seekor kuda!

Pada suatu hari, Michelle berkata kepada ibunya bahwa kadang-kadang ia merasa sedih karena diperlakukan berbeda pada waktu berolahraga dan ia juga sering merenung apakah ada anak laki-laki yang akan menyukainya karena ia hanya memiliki satu kaki. Kemudian ia menambahkan, "Saya merasa bersalah jika merasa susah. Tuhan akan berpikir saya tidak cukup berterima kasih atas apa yang telah Dia lakukan kepada saya. Saya berpikir, saya melihat kepada kesusahan lebih banyak dan tidak cukup melihat kepada kebaikan."

Ketika Michelle beranjak dewasa, ia menjadi seorang pemain ski cacat termuda di seluruh dunia, seorang model, pembicara, dan seorang penunggang kuda nomor satu bagi orang-orang cacat. Ia melanjutkan kuliah dan kemudian bekerja di sebuah pusat pelayanan orang-orang yang tidak memiliki tangan atau kaki. Tahun 1993, ia menerima penghargaan atas keberaniannya oleh American Cancer Society.

Saat ini Michelle adalah seorang istri dan ibu muda. Ia bermimpi untuk dapat memiliki sebuah perkemahan bagi anak-anak cacat sehingga mereka dapat memiliki sikap positif terhadap keberadaan mereka.

Sumber asli: Courageous Christians by Joyce Vollmer Brown

Ringkasan Khotbah 06 Juni 2010

Lupa Berterimakasih
(Lukas 17: 11-19)

Ada 10 orang sakit kusta disembuhkan oleh Tuhan Yesus, satu orang datang untuk berterima kasih. Dan Tuhan Yesus bertanya: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Mengapa Yesus menanyakan 9 orang yang tidak kembali untuk berterima kasih kepada Tuhan? Pesan apa yang Tuhan Yesus mau sampaikan dalam peristiwa ini?

Ada kuasa atas ucapan terima kasih. Dua hal yang terjadi pada saat seseorang mengucapkan terima kasih, yaitu:

1. Berterimakasih kepada Tuhan membangun hubungan lebih intim (15-16). Menurut kepala peneliti Nathaniel Lambert, dari Florida State University, Tallahasse: ”Terima kasih, ketika disampaikan, meningkatkan kekuatan hubungan. Berterima kasih membuat orang melihat pihak lain dari sudut pandang positif dan membantu seseorang memusatkan perhatian pada ciri-ciri baik mereka." Terimakasih menunjukkan penghormatan dan penghargaan atas segala kebaikan Tuhan. Salah satu tanda pertama menolak Allah ialah lupa berterima kasih kepada-Nya.

2. Berterimakasih membuat orang mengalami berkat ekstra (19). Rahasia Daud diberkati Tuhan terus menerus, ialah pada saat ia susah, tertekan dan tertindas oleh keadaan, ia selalu berterimakasih. Daud selalu ingat akan kebaikan Tuhan. Pada umumnya orang cenderung lupa akan kebaikan Tuhan di masa sukar dan sulit.

Dalam kehidupan ini, kita harus berterimakasih kepada Tuhan, orangtua kita, guru-guru (sekolah dan sekolah minggu, hamba Tuhan dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita harus membiasakan diri berterimakasih agar kita tidak menjadi lupa mengucapkan terima kasih baik kepada Tuhan maupun kepada orang lain. Mulailah dari sekarang untuk mengucapkan terimakasih, jadilah panutan dan lakukan dengan konsisten, maka berterimakasih akan menjadi kebiasaan kita. Amin

By:Pdt. Henoch Wilianto - 06 Juni 2010