JADWAL IBADAH

KEBAKTIAN DOA MALAM
Jumat, 7 Januari 2011 - Pk. 19.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

KEBAKTIAN WANITA
Sabtu, 8 Januari 2011 - Pk. 10.00 Wib
Pembicara: Pdt. Olly Andy

KEBAKTIAN PEMUDA
Sabtu, 8 Januari 2011 - Pk. 18.00 Wib
Pembicara: Sdr. Juri

KEBAKTIAN UMUM
Minggu, 9 Januari 2011 - Pk. 07.30; 10.00; 17.00 Wib
Pembicara: Pdt. Vivid Erawadi
(disertai Kebaktian Anak)

KEBAKTIAN REMAJA - Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 09 Januari 2011

HIDUP BENAR (Mazmur 20: 1-10)

Harold Kushner, seorang penulis ternama, pernah mengemukakan sebuah hukum yang berbunyi: "Anything that should be set right sooner or later will", artinya: “Apa pun yang dikerjakan dengan benar, cepat atau lambat akan terbukti benar". Ketika saya mencoba menghayatinya dalam relasi saya dengan Tuhan, maka hukum ini dapat diungkap kembali sebagai berikut: tak ada yang dapat menghalangi Allah untuk mengerjakan kebaikan bagi mereka yang dikasihi-Nya. Hidup dan perjuangan manusia memang bisa jadi penuh lika-liku dan sarat onak duri. Namun suatu saat, semuanya akan jelas dan bermakna. Semuanya akan mengarahkan mata orang beriman untuk melihat kebaikan Tuhan. Di ayat 7, Daud berefleksi demikian: "Sekarang aku tahu ...". Ini mengisyaratkan bahwa sebelumnya Daud pernah merasa tidak tahu, pernah bingung melihat "peta hidup" yang ia jalani. Namun, akhirnya ia tahu sesuatu dan memahami apa yang Tuhan kerjakan di hidupnya. Apakah hidup Anda sedang mengalami kesukaran dan perjuangan yang berat? Jika demikian, jangan tawar hati dan putus asa. Tetapkan hati dan yakinlah pada janji Tuhan yang akan memberi kemenangan. Asal Anda hidup dengan benar. Melakukan apa yang berkenan kepada-Nya. Maka, hidup benar itu akan Tuhan ganjar.

RH Sabtu, 08 Januari 2011

PRASANGKA BURUK (Matius 5: 13-16)

Ketika Pendeta Clark akan memasuki ruang kebaktian, seorang pengurus gereja melapor: "Pak, ada seorang pria aneh duduk di bangku tengah. Kostumnya mirip penyihir. Ia memakai anting-anting besar. Berwajah seram. Bagaimana jika ia mengacau ibadah? Apa yang harus kita lakukan?" Sang Pendeta berkata: "Sambutlah dia. Tunjukkan bahwa kita mengasihinya. Jangan berprasangka buruk. Belum tentu ia ingin mengacau." Pagi itu Clark mengajak jemaat bersalaman dengannya. Bahkan seusai ibadah, ia mengajak si pria aneh minum kopi bersama. Ternyata ia banyak bertanya tentang Injil. Merasa diterima, ia terus datang lagi, sampai akhirnya dibaptiskan!

Kristus meminta kita menjadi orang yang membawa pengaruh dalam hidup sesama. Bagai garam yang memberi rasa. Bagai terang yang membuat orang bisa melihat seperti apa Yesus itu. Namun, terang dalam diri kita bisa pudar jika hati kita dipenuhi prasangka buruk. Apakah Anda sering berprasangka buruk terhadap orang lain? Di sekitar kita banyak "orang aneh", yakni mereka yang berbeda dengan kita. Belum tentu mereka seburuk yang Anda bayangkan. Justru sebenarnya banyak dari mereka membutuhkan sentuhan kasih dari kita. Bangunlah jembatan, bukan tembok. Anda akan mampu menjadi garam dan terang.

RH Jumat, 07 Januari 2011

MURID YANG DIKASIHI (Yohanes 21: 20-25)

Waktu remaja, tatkala membaca Injil Yohanes, saya merasa heran dengan kata "murid yang dikasihi Yesus". Jika belum dipahami benar, pernyataan itu seolah-olah bisa membentuk pengertian bahwa Yesus paling mengasihi Yohanes, lebih daripada murid-murid yang lain. Bahwa Yesus memiliki "lingkaran dalam", berisi orang-orang yang lebih Dia perhatikan, setelah itu baru meluas ke "lingkaran luar". Lebih parah lagi jika kemudian muncul pemikiran bahwa Yesus itu pilih kasih; bahwa Yesus lebih mengasihi mereka yang kaya, tampan, terkenal di gereja, yang suka menyanyi di panggung gereja, dan sebagainya. Itu salah! Pengertian baru yang saya peroleh adalah bahwa Yohanes tidak pernah menulis bahwa Yesus mengasihinya lebih dari yang lain. Namun, ketika menulis tentang dirinya sendiri, ia sungguh merasa sebagai "pribadi yang dikasihi" (the beloved). Yohanes menyatakan bahwa ia begitu tenggelam dalam kasih karunia Tuhan. Dan, itu terbawa dalam detak napasnya, dalam ingatannya, bahkan dalam gerakan penanya, bahwa ia dikasihi, ia dikasihi, ia dikasihi. Itu mengubah seluruh cara pandang saya. Bahwa Tuhan tidak membedakan kasih-Nya. Dan, saya pun melihat bahwa saya dikasihi, saya dikasihi, saya dikasihi. Sayalah murid yang dikasihi Yesus.

RH Kamis, 06 Januari 2011

TUHAN SEGALANYA (Mazmur 124)

"Semasa penderitaan melanda, kita akan mendapat pengalaman termanis tentang kasih Allah," demikian kata John Bunyan. Nasihat yang benar, walau tak mudah dijalani dengan sabar. Kerap terjadi, masalah yang datang di hidup ini membuat kita terpuruk. Masalah itu tampak begitu besar hingga menutupi pandangan kita dari segala sesuatu yang lain. Menjadi "segalanya" bagi kita. Saya pernah merasa sangat susah karena suatu masalah yang menimpa. Masalah itu menyelubungi mata hati saya, hingga sukacita dan damai sejahtera saya terenggut. Sampai kemudian sebuah teguran membuka mata rohani saya, bahwa Tuhan-lah segalanya dalam hidup ini. Bukan masalah saya yang layak menjadi segalanya di hidup saya. Hanya Tuhan-lah yang layak menjadi segalanya bagi saya. Jika Tuhan yang menjadi segalanya di hidup kita, maka pasti masih ada kekuatan yang cukup untuk mengatasinya. Hidup selalu menyimpan banyak cerita. Dan, tak pernah berhenti merangkai peristiwa menyenangkan dan peristiwa menyedihkan secara bergantian. Jadikan Dia segala-galanya di hidup kita, jangan izinkan satu masalah pun menjadi segalanya bagi kita. Sebab, hanya ketika Dia menjadi Tuhan yang mengendalikan segalanya, kita dimampukan untuk menang atas segala masalah yang akan datang.

RH Rabu, 05 Januari 2011

UANG ALKITABIAH (Amsal 23: 4-5)

Ketika Salomo menuliskan amsal ini, tentu ia tidak sedang berangan-angan untuk menjadi orang kaya. Sebab, ia sendiri adalah orang yang sudah sangat kaya, sehingga ia tahu bagaimana rasanya menjadi kaya dan sangat tahu bahwa kekayaan tidak dapat menjadi andalan hidup karena bisa cepat datang, bisa juga cepat hilang. Itu sebabnya ia memberi nasihat agar manusia jangan bersusah payah menjadi kaya. Bukan berarti kita tidak perlu bekerja dan tidak boleh kaya. Kekayaan bukan hal yang utama dalam hidup dan tidak memiliki nilai kekal. Ada banyak hal yang lebih penting dan utama di hidup ini; seperti keluarga dan relasi dengan sesama.Dan yang terutama adalah keselamatan jiwa kita. Periksalah prioritas dari segala kesibukan dan aktivitas kita. Apakah sebagian besar waktu kita adalah untuk mengejar dan mengumpulkan harta dunia - yang sementara; atau harta surgawi - relasi yang erat dengan Tuhan, kasih, kepedulian, integritas, dan nilai-nilai utama lainnya?

RH Selasa, 04 Januari 2011

IDENTITAS SEUTUHNYA (Ulangan 25: 13-16)

Kita kerap mendengar kisah semacam ini. Seseorang bisa menjadi pengikut Kristus yang "baik-baik" saat berada di lingkungan tetangga, di keluarga besar, apalagi di gereja. Namun, di tempat kerja ... identitas kristianinya langsung ditinggalkan. Ia bisa berubah menjadi belut licin dan licik, saling sikut dan saling dorong demi kemajuan karier dan laba. "Yang namanya dunia kerja memang begitu. Kalau enggak ikut, bisa-bisa rugi!" Fenomena ini sebenarnya bukan "barang baru". Setiap orang yang berbuat curang, adalah kekejian bagi Tuhan (ay. 16). Jelas, Tuhan tidak berkompromi. Dia ingin Anda bersikap konsisten. Memiliki identitas yang utuh. Jika Anda menjadi orang kristiani di gereja, kita mesti menunjukkan juga cara hidup kristiani di tempat kerja; jangan manfaatkan jabatan Anda untuk bersikap curang. Meski pandangan umum mengatakan bahwa orang baik dan jujur kemungkinan akan rugi pada zaman ini, percayalah, segala sesuatu yang dikerjakan sesuai jalan Tuhan dan dengan hati tulus, akan berbuah kebaikan. Sebaliknya, usaha yang dikerjakan dengan kecurangan, akan berbuah kepahitan.

RH Senin, 03 Januari 2011

MAGNET KRISTUS (Filipi 2: 1-8)

Bayangkan Anda memiliki butir-butir kelereng dalam kantong plastik. Butir-butir kelereng itu bersatu karena berada dalam wadah yang sama. Namun, saat plastiknya robek, segera saja butir demi butir kelereng itu berjatuhan dan tercerai-berai. Bandingkan dengan apabila Anda memiliki magnet. Saat Anda mendekatkannya dengan serbuk besi, maka serbuk itu akan melekat pada magnet. Dua benda itu bersatu bukan karena berada dalam wadah yang sama, melainkan karena ditarik oleh kekuatan daya tarik magnet. Anggota-anggota jemaat di Filipi berasal dari berbagai latar belakang kehidupan. Surat Paulus memperlihatkan kondisi kesatuan mereka yang sesungguhnya: "dalam Kristus". Kristus-lah "magnet" yang menarik dan melekatkan mereka. Mereka diikat melalui hubungan mereka dengan Kristus, bukan oleh kesamaan-kesamaan lahiriah. Kesatuan mereka semakin kuat ketika mereka masing-masing menanggalkan keegoisan dan menjadi semakin serupa dengan Kristus. Di gereja kita juga bertemu orang-orang dari berbagai latar belakang. Bagaimana kesatuan di antara kita-seperti kelereng dalam kantung plastik atau serbuk besi yang melekat pada magnet?

Artikel

Tidak Menyerah Hadapi Tragedi

Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. (Ibrani 10: 36)

Pada 2 Juli 1932, di Atlantic City, seorang bayi laki-laki lahir. Enam minggu kemudian, sepasang suami istri mengadopsinya, tetapi pada saat usianya 5 tahun, ibu angkatnya meninggal dunia. Ayahnya membawanya dari satu kota ke kota lain untuk mencari pekerjaan, hingga saat usianya 12 tahun, anak laki-laki itu mendapatkan pekerjaan pertamanya di sebuah restoran – dan dia menyukainya. Ketika dia berumur 15 tahun, ayahnya ingin pindah lagi, tetapi anak muda ini menyukai pekerjaannya di Hobby House restoran. Akhirnya dia membuat keputusan, dia berhenti sekolah dan pindah ke YMCA dan bekerja sepenuh waktu di restoran itu.

Beberapa tahun kemudian, bos dari Hobby House menawarkan anak muda itu kesempatan. Bosnya memiliki empat restoran KFC yang merugi, dan memintanya untuk membuat restoran itu berhasil. Dengan kerja keras dan tujuan yang kuat, selama empat tahun usaha itu sukses. Akhirnya restoran itu dijual kembali ke KFC, dan dia menjadi jutawan dalam usia 35 tahun. Siapa anak muda ini? Namanya Dave Thomas, pendiri Wendy’s. 45 tahun setelah ia drop out dari sekolahnya, Dave akhirnya berhasil mendapatkan ijasahnya.

Dunia penuh dengan orang seperti Dave, mereka menghadapi tragedi, penyakit, terluka, kemiskinan dan kesulitan di berbagai area, dan mereka tidak menyerah dengan keadaan serta menjadi orang yang dikagumi oleh banyak orang. Orang-orang tersebut adalah orang yang mau berjuang dan bekerja keras. Tuhan ingin kita menjadi orang jenis ini. Pribadi yang tidak takut atau dilemahkan oleh kesulitan. Rasul paulus menulis kepada Timotius bahwa Tuhan tidak memberi kita roh ketakutan tapi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban (2 Tim. 1: 7). Ketakutan hanya akan membuat Anda kehabisan tenaga dan mematahkan semangat Anda. Namun bersama dengan Kristus, Anda akan mendapatkan kekuatan untuk menanggung segala perkara. Jangat takut saat kesulitan datang, tetapi lihatlah ke depan dan jalani dengan penuh antusias, semangat dan kasih.

Orang yang sukses dan gagal sama-sama berjuang, namun yang membedakan mereka adalah seorang sukses tidak menyerah dengan kegagalan.

Artikel

Tiga Macam Waktu Tuhan

Dalam membicarakan waktu Tuhan, kita bertemu dengan tiga istilah dalam Alkitab (bah. aslinya)
1. Waktu Kronos. Yang dimaksud Kronos adalah waktu yang biasa, yang selalu ada. kronos menunjukan jangka waktu tertentu, entah itu waktu yang singkat (sekejap mata, Luk. 4: 5) atau waktu yang lama (Luk. 8: 27; 20: 9). Dengan demikian kita mengerti bahwa kata Yunani kronos dipakai berhubungan dengan jam, bulan, dan tahun. Waktu kronos adalah siklus waktu yang biasa.

2. Waktu Aion. Kata Aion dipakai untuk menunjukan entah waktu yang lama sekali, atau waktu yang tanpa batas. Oleh sebab itu waktu aion dipakai tentang waktu ini yang mulai dengan penciptaan dan berakhir dengan kedatangan Kristus yang kedua kali; atau juga tentang waktu kekekalan, yaitu waktu tanpa batas. Matius 12: 32 - dunia ini dan dunia yang akan datang. Yang diterjemahkan dengan kata dunia adalah aion - Ef 1:21.

3. Waktu Kairos. Kata kairos berbicara tentang periode tertentu. Kalau waktu itu sudah lewat, tidak akan kembali lagi (Rm. 5: 6) Oleh sebab itu waktu kairos berbicara tentang kesempatan dan momentum yang ada di waktu-waktu tertentu. Galatia 6: 10 “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman” - artinya, kalau kesempatan tidak digunakan, maka waktu (kairos) akan hilang.

Kalau kita tidak cermat kita akan kehilangan kesempatan. Sebab itu kita harus memperhatikan waktu pintu terbuka dan waktu pintu tertutup. Alkitab berkata, “Apabila Ia (Yesus) membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka” (Why. 3: 7).

Ada waktunya Tuhan membuka pintu masuk bagi kita dalam sebuah kesempatan. Bila mana kita tidak masuk, pintu akan tertutup. Pintu itu bisa sebuah kesempatan-kesempatan baik yang kita miliki. Yang mungkin Cuma sekali saja. Jadi perhatikan KAIROS yang Tuhan berikan. Jadilah peka, bijaksana, berani mengambil keputusan namun tidak terburu-buru. Atau anda akan menyesalinya!

Ringkasan Khotbah Minggu, 26 Desember ‘10

KRISTUS DATANG KE DUNIA
(I Timotius 1: 12-17)

Setiap tanggal 25 Desember kita merayakan hari Natal, hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus datang ke dunia ini sangat berarti bagi umat manusia. Apakah yang membuat kedatangan Tuhan Yesus sangat berarti bagi kita?
1. Kristus datang ke dunia menyelamatkan orang berdosa (ay. 15). Ini menunjukkan bahwa orang berdosa membutuhkan keselamatan, dan kalau tidak mendapatkannya, mereka akan terhilang atau masuk neraka selama-lamanya. Kalau Yesus tidak datang ke dunia pada Natal yang pertama itu, maka umat manusia tidak akan bisa selamat. Yesus datang ke dalam dunia dan mati disalib untuk menebus dosa, supaya tersedia satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia. Jangan mencari jalan keselamatan di luar Kristus. Kalau mau selamat, datanglah dan percayalah kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
2. Paulus ikut diselamatkan sekalipun ia yang paling berdosa (ay. 13a). Paulus dahulu adalah seorang penganiaya dan bahkan pembunuh orang kristen. Sekalipun Paulus jahat, ia tidak sampai menghujat Roh Kudus (bdk. Mat. 12: 31-32). Ia melakukan semua itu tanpa pengetahuan, atau di luar iman. Paulus mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling berdosa. Menjadi pertanyaan buat kita apakah saudara menyadari bahwa diri saudara sangat berdosa?
3. Kalau Paulus bisa diselamatkan, kitapun bisa diselamatkan (ay. 16). Ini menunjukkan bahwa Paulus telah menjadi contoh bahwa orang yang sangat berdosapun bisa diselamatkan asal mau datang kepada Yesus. Jangan menganggap bahwa itu merupakan keadaan tanpa harapan. Kalau orang seperti Paulus bisa diselamatkan, maka saudara juga bisa, asal saudara mau datang kepada Yesus. Maukah saudara datang kepada Yesus?
4. Orang yang sudah diselamatkan. Paulus yang sudah diselamatkan ternyata berubah! Dan ia berubah ke arah yang positif! Dari mana kita melihat hal itu? Sekarang ada iman dan kasih (ay. 14b), Paulus melayani Tuhan (bdk. Gal. 1: 23) dan ia bahkan bersyukur karena pelayanan yang dipercayakan kepadanya.

Maukah saudara merayakan Natal tahun ini dengan berjanji untuk melakukan pelayanan bagi Tuhan? Kalau saudara adalah orang yang belum diselamatkan, datanglah kepada Tuhan Yesus saat ini juga. Kalau saudara sudah diselamatkan, berubahlah, atau makin berubahlah, supaya hidup dan pelayanan saudara bisa lebih menyenangkan dan lebih memuliakan Tuhan. Amin

By: Pdt. Budi Asali - Minggu, 26 Desember ‘10

Artikel

Pulang Kampung Ke Papua Waktu Natal

Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya.
(Ayub 12: 12)


Seorang pria di Mimika menelepon anaknya yang ada di Jakarta sehari sebelum malam Natal dan berkata, "Aku tidak bermaksud merusak harimu, tapi aku perlu kasih tahu kamu bahwa aku dan ibumu akan bercerai; sudah cukup aku menderita selama 45 tahun ini."

"Ayah ini ngomong apa sih?" teriak anak laki-lakinya.
"Kami tidak dapat bersama lagi," kata sang ayah. "Kami saling benci dan saya sudah muak membicarakan hal ini, jadi teleponlah kakak perempuanmu di Bandung dan ceritakan ke dia."

Dengan kalut, ia menelepon kakaknya, yang kemudian berteriak di telepon, "Mereka tidak akan bercerai! Aku akan menangani masalah ini."

Ia segera menelepon ke Mimika dan berteriak kepada ayahnya, "Ayah nggak akan cerai. Jangan lakukan apa pun sampai aku tiba di sana. Aku akan menelepon adik dan kami akan tiba di sana besok pagi. Jangan lakukan apa-apa sampai kami tiba di sana, mengerti?" Ia menutup teleponnya.

Pria itu menutup teleponnya dan berkata kepada istrinya, "Oke," katanya, "mereka akan pulang saat Natal dan mereka juga membayar ongkos perjalanannya sendiri!"

JADWAL IBADAH

Jumat, 31 Desember 2010
  • KEBAKTIAN TUTUP TAHUN - Pukul 17.00 Wib
  • DOA TUTUP TAHUN - Pukul 22.00 Wib

Minggu, 02 Januari 2011
  • KEBAKTIAN UMUM & PERJAMUAN SUCI
Pukul 07.30; 10.00; 17.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang
(Disertai Kebaktian Anak)
  • KEBAKTIAN REMAJA - Pukul 10.00 Wib

RH Minggu, 02 Januari 2011

DIHIBUR UNTUK MENGHIBUR (2 Korintus 1: 1-10)

Dua belas tahun yang lalu, saya bergabung dengan sekelompok relawan yang menolong para korban kerusuhan Mei 1998. Sejarah mencatat lembaran gelap ketika kerusuhan itu menyebabkan banyak rumah dibakar, banyak orang kehilangan anggota keluarga, dan banyak kaum wanita yang juga dinista. Di tengah interaksi dengan para korban, seorang rohaniwan dalam kelompok kami terus mendorong para korban agar tidak terus menutup diri dalam ketakutan, keputusasaan, dan kekhawatiran. Sebaliknya, ia meminta mereka untuk bangkit, ikut menolong korban yang lain, ikut menyaksikan suara kebenaran, dan dengan demikian menunjukkan kekuatan mereka. Sebab jika tidak, mereka hanya akan terus terpuruk dan tenggelam dalam sikap mengasihani diri sendiri.

Apabila kita ada dalam masalah, janganlah kita larut dan semakin terpuruk dalam masalah. Baiklah kita tidak mengeluh. Bahkan, alangkah baik jika kita pun membuka diri terhadap masalah yang dialami orang lain. Dan, meminta Tuhan memampukan kita untuk dapat pula menolong orang lain yang tengah berada dalam masalah. Walau kita terjepit dan terpuruk, penghiburan Allah memampukan kita menghibur orang lain.

RH Sabtu, 01 Januari 2011

KUASA DALAM PUJIAN (Kisah Para Rasul 16: 19-31)

Ketika saya mendampingi Ayah menjalani operasi atas kanker yang dideritanya, lalu menjalani perawatan selama lebih dari 2 bulan di rumah sakit, rasa khawatir serta putus asa sering menyergap. Membuat saya sangat takut dan tidak berdaya. Untuk mengurangi kegelisahan di hati, setiap malam saya melantunkan kidung pujian sembari mendampingi Ayah yang mengalami insomnia. Awalnya, saya melakukannya hanya untuk kepentingan pribadi dan menyanyi dengan sangat lirih karena takut mengganggu pasien lain. Namun, ternyata pasien yang lain serta keluarga yang seruangan dengan Ayah tidak keberatan saya menyanyi, malah meminta saya menyanyi untuk semua, sebab kata mereka, nyanyian yang saya naikkan menenteramkan hati mereka juga.

Biarlah bibir kita suka menaikkan nyanyian pujian kepada Tuhan. Khususnya pada masa yang sulit dan berat. Sebab, ada kuasa dalam setiap pujian yang dinaikkan dengan segenap hati. Kuasa yang membangkitkan iman kita sendiri, yang menguatkan orang lain di sekitar kita, yang mengagungkan kebesaran Tuhan, Sang Pengendali segala peristiwa. Allah bekerja melalui setiap pujian yang kita naikkan.

RH Jumat, 31 Desember 2010

MENYEBERANG BERSAMA TUHAN (Ulangan 31: 1-8)

Zebra cross awalnya berwarna biru kuning diperkenalkan di Inggris pada 1949. Tujuannya untuk membantu orang menyeberang jalan. Namun, karena kecelakaan penyeberang jalan tetap tinggi, di beberapa negara setiap zebra cross yang berada di depan sekolah biasanya ada penjaganya. Mereka biasa disebut School Patrol atau Lollipop Men (karena biasanya membawa sebuah papan berbentuk seperti permen loli), tugasnya menyeberangkan anak-anak sekolah sampai di seberang jalan.

Memasuki tahun baru wajar juga jika ada kegentaran. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok lusa. Apakah langit akan cerah ataukah hujan turun mengguyur? Tetapi satu yang pasti, kita akan menyeberang menuju tahun yang baru dengan Tuhan berjalan di depan kita. Tantangan pasti akan ada, tetapi seperti kata Musa, "Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati" (ayat 8). Selamat menyeberang menuju tahun yang baru!

RH Kamis, 30 Desember 2010

TULUS DAN BENAR (Mazmur 7: 1-15)

Almarhum penyair W.S. Rendra pernah menulis kalimat tajam yang berbunyi, "Kalian boleh saja berjaya dalam kehidupan, namun apakah kalian tidak takut menghadapi kematian kalau batinmu telah sering tak kau hormati". Sebuah pernyataan yang menempelak kita, orang-orang yang kerap tidak peduli pada hati yang semestinya dijaga tetap bersih, menjalankan nilai-nilai kebenaran dan integritas dalam kehidupan sesehari.

Demikian juga dengan pemazmur. Ia adalah orang yang berusaha hidup benar dan tulus. Ia menjaganya sedemikian rupa, sehingga ia berani diperiksa oleh Tuhan sendiri. Dan, ketika Tuhan tengah menyelidiki hati seseorang, siapa pun tak dapat berdalih macam-macam, beralasan beribu rupa, atau melakukan tipu muslihat. Suatu saat, hidup kita pasti akan berakhir. Akan tetapi, selagi masih ada waktu, biarlah dalam hidup ini kita selalu bekerja dan bertindak dengan ketulusan dan kebenaran serta dalam hal apa pun. Supaya jika tiba saatnya kematian kelak menjemput, kita tak takut. Hidup tulus dan benar, bisa dianggap merugikan. Namun sungguh merupakan sumber ketenangan.

RH Rabu, 29 Desember 2010

HANYA (Bilangan 20: 7-13)

Saat sedang menunggu diwawancara untuk melamar pekerjaan, seorang lelaki memungut kertas-kertas berceceran di lantai lalu memasukkannya ke dalam tong sampah; sementara calon-calon yang lain hanya membiarkannya. Hal itu sengaja diperhatikan oleh si pewawancara. Dan ternyata, karena itulah lamarannya diterima. Memang kelihatannya di satu sisi hanya sebuah tindakan sederhana dan di sisi lain hanya sekadar membiarkannya, tetapi dampaknya amat besar. Tak bisa lagi disebut "hanya".

Apa yang kita sangka "hanya" ternyata tak boleh disepelekan. Kelihatannya hal remeh atau sederhana. Perkara kecil saja. Namun, belum tentu dampaknya tidak besar. Kemarahan kecil bisa menyulut keributan besar. Keteledoran kecil dapat berakibat kecelakaan fatal. Kemalasan yang serba meremehkan berpotensi menciptakan kegagalan serius. Sebaliknya, sedikit menahan diri bisa mencegah huru-hara. Datang sedikit lebih awal dapat menciptakan ketenangan yang positif. Kerja sedikit lebih keras memberi nilai lebih yang signifikan. Sungguh, semua itu bukan "hanya"! Sesuatu yang besar kerap kali ditentukan hanya oleh sedikit tindakan kecil.

RH Selasa, 28 Desember 2010

TUHAN JUGA RINDU (Yesaya 30: 1-26)

Israel, sangat rindu kehidupan bangsanya segera pulih dan sejahtera. Namun, karena tidak sabar, maka mereka mencari jalan sendiri. Mereka tidak mau lagi bersandar dan meminta pertolongan Tuhan. Sebaliknya, meminta bantuan Mesir. Ini mendukakan Tuhan, sehingga bangsa Israel dihukum karenanya. Padahal sesungguhnya Tuhan sangat menyayangi mereka. Tuhan sedang menanti waktu yang tepat untuk menunjukkan belas kasihan, memulihkan, dan memberkati mereka.

Saat ini, barangkali ada hal yang kita nantikan tetapi belum juga Tuhan berikan. Mungkin pergumulan tentang pasangan hidup, kehadiran seorang anak, atau pertobatan keluarga kita. Sesungguhnya, selama kerinduan itu bukan untuk memuaskan kepentingan pribadi, maka bukan kita saja yang menantikannya, bahkan Tuhan juga rindu hal itu terwujud. Sebab itu, tetaplah yakin bahwa Tuhan punya saat yang tepat. Sementara itu, selama dalam penantian sesungguhnya Tuhan sedang membentuk dan mempersiapkan kita. Yang terpenting, jangan sampai karena kita begitu menginginkan sesuatu, lalu kita mengambil jalan pintas yang mendukakan hati Tuhan.

RH Senin, 27 Desember 2010

BAHAYA LIDAH (Yakobus 3: 1-12)

orothy Nevill adalah seorang penulis Inggris yang hidup pada 1826-1913. Ia dikenal karena kepiawaiannya berbicara dan memengaruhi banyak orang pada zamannya. Suatu waktu ia pernah ditanyai tentang bagaimana seseorang dapat disebut memiliki kemampuan berbicara yang baik. Ia menjawab, "Seni percakapan yang benar bukan hanya mengatakan hal yang benar pada waktu yang benar, melainkan juga untuk tidak mengatakan hal yang salah dan tidak boleh dikatakan walau ada kesempatan sekalipun."

Yakobus mengingatkan tentang pengaruh lidah yang luar biasa, bahwa anggota tubuh yang kecil ini sanggup mencetuskan perkara besar (ay. 5). Orang yang dapat mengendalikan lidahnya adalah orang yang hanya akan berkata-kata kalau ia tahu betul kata-katanya itu benar, berarti, menghibur, menopang, dan menjadi berkat bagi yang mendengarnya. Dan, memilih diam kalau ia tahu apa yang akan dikatakannya tidak jelas kebenarannya, tidak berarti apa-apa, tidak menjadi berkat; malah menyakiti, menimbulkan gosip, dan permusuhan.

Artikel

Untuk Itulah Aku Lahir

Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14: 6)

Menjelang kematiannya Yesus membuat sebuah pernyataan penting tentang kelahirannya. Selama menjalani pengadilan, Yesus ditanya oleh Pilatus tentang identitasnya. Inilah jawaban Yesus, “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku” (Yoh. 18: 37b).

Yesus tidak mengatakan bahwa Ia lahir untuk berkotbah atau menyembuhkan, tetapi tujuannya yang utama adalah untuk menjadi saksi bagi kebenaran.

Pilatus kemudian bertanya, “Apakah kebenaran itu?” Sayangnya, Pilatus terlalu terburu-buru dan tidak mau menunggu Yesus menjawabnya. Berapa banyak dari kita yang seperti Pilatus hari ini? Alasan Yesus lahir adalah agar kita mengenal Allah! Itulah alasan bagi kita untuk merayakan Natal dengan sukacita yang besar, tahun demi tahun. Melalui Yesus yang dipanggil “Imanuel” yang artinya Tuhan bersama kita, Tuhan bersama dengan kita, baik waktu susah maupun senang.

Namun selangkah lebih dalam dari pesan Yesus ini, kita juga diminta untuk menjadi saksi bagi apa yang telah Ia lakukan. Mari dalam bulan dimana kita merayakan hari kelahiran Yesus Sang Juru Selamat ini kita menyaksikan kepada sebanyak mungkin orang bahwa ada kabar baik untuk mereka. Yesus telah lahir, mati dan bangkit untuk menyelamatkan semua manusia yang berdosa.

Jangan sampai kita salah memaknai natal, karena Yesus telah dengan jelas mengatakan tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini.

Artikel

Palungan Yang Hilang

Seorang anak muda pernah menulis sebuah naskah drama Natal berjudul "Palungan Yang Hilang". Drama itu menceritakan tentang persiapan perayaan Natal yang sangat meriah. Pernak-pernik Natal terlihat menghiasi kota, pita serta lampu warna-warni semakin menyemarakkan perayaan Natal yang akan dilangsungkan. Semua orang bersukacita, tetapi tiba-tiba keceriaan mereka berubah menjadi kepanikan. Apa gerangan yang terjadi? Ternyata palungan yang bagi mereka dianggap sebagai simbol utama kehadiran Yesus raib dari tempatnya.

Panitia kalang kabut, bagaimana mungkin merayakan Natal tanpa palungan? Mulailah mereka mencari-cari palungan itu, siapa gerangan yang telah lancang mengambilnya. Semua warga pun ikut larut dalam kepanikan dan akhirnya mereka pun turun tangan membantu menemukan palungan yang hilang tersebut. Tak lama mencari, mereka menemukan palungan itu. Kali ini mereka terkejut untuk kedua kalinya. Ternyata palungan itu ditemukan di rumah seorang janda miskin, ia tidak dapat membeli peti mati untuk anaknya, sehingga ia meletakkan mayat anaknya dalam palungan.

Kejadian yang ada di depan mata mereka merombak secara total konsep mereka tentang Natal. Kekesalan karena seseorang telah mengambil palungan itu serta merta sirna dari hati mereka. Semua panitia Natal memutuskan untuk merayakan Natal di rumah sang janda, bukan dalam kemewahan dan gemerlapnya lampu-lampu serta pernak-pernik Natal, tetapi dalam ketiadaan. Mereka akhirnya mengerti bahwa Natal sesungguhnya adalah bagaimana kita memaknai kelahiran Juruselamat dengan sebuah pengorbanan.

Dewasa ini, tidak sedikit gereja yang telah kehilangan "palungan" setiap kali merayakan Natal. Palungan di sini berbicara tentang kehadiran Yesus yang dampaknya dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita. Palungan yang hilang itu telah digantikan oleh rangkaian upacara agamawi yang membuat puluhan, ratusan atau bahkan ribuan mata terkagum-kagum. Rangkaian acara yang hanya memamerkan kebesaran organisasi, kehebatan pribadi dan daya tarik materi yang hanya mengundang pengagungan diri dan organisasi ini telah menyingkirkan palungan itu jauh-jauh dari perayaan Natal kita. Natal yang sakral telah menjadi sumber hiburan yang mendatangkan sukacita sesaat. Perselisihan, kebencian dan permusuhan muncul hanya karena mempersoalkan susunan acara dan warna serta model seragam panitia yang akan dikenakan. Sungguh-sungguh menyedihkan.

Kali ini jangan biarkan perayaan Natal kita kehilangan makna, melainkan temukanlah kembali palungan yang hilang selama ini. Lakukan pembaruan yang akan membuat semua orang benar-benar merasakan kehadiran Yesus di dalam Natal kita. Natal bukan soal kemeriahan, makanan, kemewahan dan decak kagum orang, melainkan bagaimana kehadiran Yesus mengerjakan sebuah perubahan penting di dalam hati setiap orang.

Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. (Amos 5: 21)

Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
(Yesaya 1: 13)

Ringkasan Khotbah 19 Desember 2010

Persembahan Kain dan Habel
Kejadian 4: 1-6

Ada sebuah pertanyaan kepada kita mengapa persembahan kain ditolak oleh Allah sedangkan Habel diterima? Sebab pada waktu menjelang hari natal ini hampir banyak orang tidak mau ketinggalan berlomba memberikan persembahan, tetapi pernahkah kita menyadari bahwa tidak semua persembahan berkenan kepada Tuhan. Firman Tuhan menjelaskan bahwa persembahan Habel yang diindahkan Tuhan dan korban persembahan Kain itu tidak diindahkannya (ay. 4-5). Ada banyak orang memberikan jawaban tentang persembahan Kain dan Habel, tetapi firman Tuhan menjelaskan berdasarkan fakta, yaitu:

1. Habel memiliki iman dan Kain tidak (Ibr. 11: 4). Yang membedakan persembahan Kain dan Habel adalah iman mereka. Jadi ketika Habel mempersembahkan korban didasari dengan hati dan sikap yang beriman kepada Tuhan, sedangkan Kain tidak didasari denganiman, tetapi Kain itu bukan seorang yang ateis atau tidak ber-Tuhan, dan persembahan yang dilakukan Kain hanya tradisi bukan dengan iman. Jadi persembahan yang berkenan dan yang diindahkan Tuhan adalah dilakukan dengan iman. Segala sesuatu tanpa iman tidak mungkin berkenan kepada Tuhan (Ibr. 11: 6a). Banyak orang kristen datang ke gereja tidak disertai iman, sesungguhnya Allah layak ditinggikan dan layak menerima segala persembahan kita, akan tetapi sebaliknya orang kristen datang ke gereja hanya dengan tardisi yang ada. Jadi jika kita datang ke gereja kita harus memberi persembahan dengan iman hal itu berarti meninggikan dan mengagungkan nama Tuhan.

2. Kain menolak Roh Allah yang menginsafkan, sementara Habel tidak. Itulah yang membuat persembahan Habel diterima, sebab Kain tidak mau bertobat (Kej. 4: 6-8). Hati Kain penuh dengan perlawanan. Beberapa banyak orang hidup di dunia ini hatinya penuh dengan perlawanan kepada Tuhan dengan cara tidak mau ke gereja diinsafkan. Tuhan mau menginsafkan Kain tetapi malahan membunuh Habel. Ada banyak anak-anak sekarang tidak mau mendengarkan nasehat orang tuanya, sehingga hidupnya tidak memuliakan Tuhan. Jadi harus kita sadari bahwa hidup ini jangan pernah menolak Roh Allah yang menginsafkan.

By: Pdt. Henoch Wilianto - 19 Desember 2010