RH SENIN, 20 Okt '08

Bacaan Setahun: Ayb. 6-8; Kis. 12
HANYA BERDESIS? (Yosua 24:14-25)

Abraham Lincoln menceritakan mengenai seorang pandai besi yang sedang memanaskan sepotong besi. Pada mulanya ia berpikir untuk membuat sebuah tapal kuda, tetapi kemudian ia mengubah pikirannya itu. Setelah menempanya beberapa saat, ia memutuskan untuk mencoba membuat sesuatu yang lain. Namun ternyata besi tersebut sudah tidak lagi lunak untuk ditempa. Ia mengangkatnya dengan sebuah penjepit dan melemparkannya ke dalam sebuah tong air. "Yaah...paling tidak saya dapat membuatnya berdesis!" katanya sambil mengangkat bahu. Yosua tahu bahwa hidup yang berarti harus memiliki tujuan yang jelas. Jika Anda tidak ingin hidup bagi Allah, maka putuskanlah demikian. Jika Anda ingin hidup bagi Allah, maka biarlah hidup Anda mencerminkan keputusan Anda itu. Namun apapun yang Anda lakukan, tentukanlah! Bila Anda tidak mengambil keputusan untuk mempercayai Kristus dan melayani Dia, seluruh hidup Anda hanya akan menyuarakan desisan yang lantang, seperti sepotong besi panas tak terpakai yang dilemparkan ke dalam air.

JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdp. Rubbyanto K.
Jumat, 17 Okt 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Pdt. Andrew B.E.
Sabtu, 18 Okt 2008 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bp. Willy P.
Sabtu, 18 Okt 2008 - Pk. 17.30 WIB

Kebaktian Umum
Pembicara: Gembala Sidang
Minggu, 19 Okt 2008 - Pk. 08.00 & 17.00 WIB

Kebaktian Anak
Minggu, 19 Okt 2008 - Pk. 08.00 & 17.00 WIB

KOTBAH

Self-Confidence
(Yakobus 4:13-17)

Lawan dari minder adalah percaya diri. Banyak orang mengatakan bahwa kalau kita ingin sukses kita harus mempunyai percaya diri atau self confidence. Tetapi pendapat ini dipandang salah dalam Alkitab. Yang dipandang salah oleh Firman Tuhan bukan mengenai perencanaannya, tetapi ialah mengenai percaya dirinya. Perencanaan untuk masa depan itu tidak bertentangan dengan iman, tidak salah, dan bahkan harus dilakukan. Orang Kristen harus mempunyai perencanaan dan strategi untuk masa depannya. Hal ini alkitabiah, contoh: Yusuf pada saat mengartikan mimpi Firaun mengenai adanya 7 tahun masa kelimpahan dan 7 tahun masa kelaparan di Mesir.

Kesalahan dari Self-confidence atau percaya diri, adalah:
1) Percaya diri menyebabkan kita berusaha tidak melibatkan bimbingan dan pertolongan Tuhan. Orang yang demikian tidak sedikitpun berdoa meminta Tuhan terlibat dalam perencanaannya. Ia yakin bahwa ia mempunyai kemampuan untuk berhasil tanpa melibatkan Tuhan.
2) Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok (ay. 13-14). Amsal 27:1 menyatakan bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari esok.
3) Kita adalah manusia yang lemah (ay. 14b).
4) Self-confidence adalah suatu kesombongan (ay. 16).

Yang harus kita lakukan agar kita tidak salah:
1. Berhenti untuk terlalu percaya diri sehingga kita memiliki waktu untuk berpikir atau merenung. Sedikit banyak kita mempunyai self confidence dalam diri kita. Kita harus mulai berpikir dan merenung bahwa hidup kita ini hanya sebentar. Alkitab menggambarkan seperti uap yang dapat lenyap.

2. Ingat dan sadarilah bahwa segala sesuatu hanya bisa terjadi kalau Allah menghendakinya (ay 15). Kita harus belajar menyerahkan segala sesuatu kepada tangan Tuhan.

3. Ubahlah self-confidence itu menjadi God-confidence. Kalau Kitab Suci melarang kita mempunyai self-confidence, itu tidak berarti bahwa semua orang kristen harus menjadi orang yang rendah diri, pesimis dan selalu ragu-ragu / kuatir. Ini tidak beriman! Kita harus melakukan segala sesuatu dengan yakin, tetapi keyakinan itu tidak boleh kita letak­kan pada diri kita sendiri, tetapi kepada Tuhan. Yeremia menyatakan bahwa orang yang mengandalkan dirinya akan terkutuk (Yer. 17:5) dan orang yang mengandalkan Tuhan akan diberkati (Yer.17:7).

Membuat perencanaan di dalam kehidupan kita itu boleh tetapi kita juga harus duduk di kaki Tuhan dan melibatkan Tuhan dalam setiap perencanaan kita. Serahkan segala sesuatu pada kehendak Tuhan dan percayalah kepada-Nya. Amin
By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 5 Oktober 2008

ARTIKEL

Attitude Plus
Muncul buku baru yang menarik perhatian saya, Attitude Plus! Buku ini berisi pengalaman hidup Tony Christiansen yang luar biasa. Chritiansen adalah seorang manusia dengan kursi roda, karena sejak umur 9 tahun kedua kakinya diamputasi. Meski ia cacat secara fisik, ia tidak mengalami cacat dalam bersikap. Karena ia memiliki attitude (sikap) yang positif, maka berulangkali ia memecahkan rekor yang mengagumkan.
Apa yang ada di benak pikiran Anda seandainya mendengar gunung Kilimanjaro? Gunung yang namanya berarti gunung yang tidak bisa didaki, ini adalah salah satu gunung yang sulit ditaklukan, tapi Christiansen dengan positive attitude-nya mampu melakukannya. Selain itu Chritiansen menjadi juara penyelamat berselancar, bisa mengemudikan pesawat, mengikuti balap mobil, pemegang sabuk hitam tae kwon do, menjadi bintang film, pebisnis sukses dan pembicara inspirasional berskala internasional!
Tidak ada yang tak mungkin. Jika saja kita memiliki attitude yang positif, maka kesuksesan akan lebih mudah untuk diraih. Sebaliknya jika sikap hidup kita negatif terus, maka kita tidak akan pernah meraih yang terbaik. Sikap yang pesimis akan menghalangi kita. Rasa putus asa mudah berjangkit. Frustasi lebih cepat menyerang. Dan akhirnya kita dengan gampangnya angkat tangan dan mencari berbagai dalih untuk menutupi kegagalan kita.
Dalam bahasa rohani, attitude yang positif ini sering kita sebut sebagai iman. Bukankah Alkitab berkata bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang percaya? Bahkan gunung pun akan berpindah jika kita percaya dengan apa yang kita katakan. Orang-orang yang memiliki imanlah yang akan mencapai kesuksesan. Iman akan mendorongnya untuk melakukan yang terbaik. Iman akan menjadi motivator yang luar biasa. Dan imanlah yang membuat segala sesuatu yang mustahil menjadi mungkin. Kita ingin sukses? Yang perlu kita lakukan dalam deteksi awal adalah melihat bagaimana kondisi iman atau attitude kita. Jika selama ini kita memiliki attitude yang buruk, itu sinyal agar kita menaruh rasa percaya kepada Allah dan kepada diri kita. Belum terlambat untuk membangun attitude yang plus, attitude yang menjadi kunci kesuksesan! Miliki attitude positif, dan buat segala sesuatunya menjadi mungkin.
“...Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, - maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”.
Matius 17:20

Kehidupan Sang Elang

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40. Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang.
Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan --- suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari. Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang, berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.
Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!
Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan.
Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan. Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Teruslah berjuang!!!

RH MINGGU, 19 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 5; Mzm. 108; Kis. 10,11
UNTUK DINYANYIKAN (Mazmur 147:1-20)

Saya mengerti mengapa saya tidak pernah diminta bergabung dalam koor atau menyanyi solo. Musik bukanlah talenta saya. Tetapi hal ini tidak pernah membuat saya berhenti untuk memuji Allah dalam bentuk nyanyian. Keselamatan yang ajaib dari Allah mengisi jiwa saya dengan ucapan syukur, dan salah satu cara untuk mengekspresikan sukacita itu saya menyanyi. Oleh karena itulah saya heran dengan orang yang mengaku sebagai orang Kristen tetapi mengakui bahwa mereka jarang datang ke kebaktian, hampir tidak pernah mendengarkan lagu-lagu rohani dan mengatakan bahwa menyanyikan lagu rohani dan mendengarkan khotbah adalah pekerjaan yang membosankan. Saya dapat memahami bila perkataan itu diucapkan oleh orang-orang yang tidak percaya, karena mereka tidak memahami Allah ataupun sukacita keselamatan. Namun tidak demikian dengan orang-orang percaya, seharusnya mereka memahami hal itu. Renungkanlah segala kekayaan di dalam Kristus sesering dan sedalam mungkin. Jika Anda merasakan sukacita, Anda tentu rindu untuk memuji Tuhan. Dan meskipun Anda dan saya bukan seorang penyanyi yang baik, Anda akan tetap dapat mengatakan "Amin" dengan sepenuh hati terhadap ucapan pemazmur: "Bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah" (Mzm 147:1).

RH SABTU, 18 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 3,4; Kis. 8,9
KASIH YANG MURNI (1Korintus 6:18-7:9)

Suatu keadaan yang dulunya dipandang sebagai tidak bermoral dan tidak dapat diterima oleh banyak orang, sekarang menjadi suatu hal yang biasa. Menurut National & International Religion Report, kebanyakan orang Amerika telah menjalani hidup bersama dengan pasangannya sebelum melangsungkan pernikahan. Laporan tersebut kemudian memaparkan bahwa praktek seperti itu menimbulkan banyak dampak yang menghancurkan. "Pernikahan yang telah didahului dengan hidup bersama mengalami gangguan (bercerai atau berpisah) sekitar 50% lebih tinggi dari pernikahan yang tidak didahului dengan hidup bersama." Bahkan di antara orang-orang Kristen sendiri tidak sedikit yang berpikir bahwa mereka dapat saja melanggar standar moral Allah. Paulus berkata bahwa jika mereka mendapati dorongan seksual mereka menjadi begitu kuatnya sehingga mereka tidak dapat mengendalikannya, ada jalan keluar yang dapat ditempuh. Bukan dengan hubungan yang tidak senonoh; melainkan pernikahan. Pada masa kini di mana pelanggaran norma terus menguasai manusia, marilah kita melakukan apa saja untuk mengembangkan sukacita dan hak istimewa dari kasih yang didapat dalam pernikahan, yakni dengan menghormati Allah. Tidak ada yang dapat menggantikan kasih yang murni.

RH JUMAT, 17 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Ayb. 1,2; Kis. 6,7
BERTINDAK ATAU MENUNGGU? (Bilangan 9:15-23)

Seorang wanita Kristen yang berbakat dan aktif terserang suatu penyakit yang memaksanya berbaring di tempat tidur. Pada tembok kamarnya tergantung satu semboyan: JADILAH KUAT DAN BEKERJALAH UNTUK TUHAN. Namun kata-kata itu yang sebelumnya memberi semangat dan kekuatan, kini hanya membawa kesedihan. Seorang sahabatnya memahami keresahan wanita itu dan membacakan bagian terakhir Bilangan 9:1-23 untuknya. Sahabatnya itu kemudian melanjutkan, bahwa memang ada saat di mana Allah mengharapkan kita untuk bergerak maju dalam melakukan pekerjaan bagiNya. Namun pada kesempatan lain Dia mengharapkan kita untuk beristirahat. Ia pun berjalan menuju tembok, menurunkan semboyan tersebut dan menggantinya dengan yang baru: DIAMLAH DAN KETAHUILAH, BAHWA AKULAH ALLAH! (Mzm 46:11). Kita semua perlu menyadari bahwa Allah dengan segala kebijasanaanNya tidak hanya memimpin kita masuk dalam pelayanan, tetapi juga menyediakan waktu untuk beristirahat. Seringkali kita menginginkan aktivitas yang menegangkan padahal kita justru akan semakin dekat denganNya melalui waktu istirahat yang penuh damai sejahtera. Ujian yang sesungguhnya atas pengabdian kita adalah kemampuan untuk menunggu ketika kita sangat ingin bertindak.

RH KAMIS, 16 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Mal. 3,4; Mzm. 148; Kis.5
DEMI NAMANYA (Yehezkiel 36:16-25)

Dalam sebuah wawancara dengan harian New York Times, seorang pria yang terkenal menyatakan ketidakpuasannya atas penayangan serangkaian iklan makanan fast-food yang ia perankan di televisi. Ia merasa bahwa kualitas dari beberapa jenis makanan yang diiklannya itu telah mengalami penurunan dari sebelumnya. Karena masyarakat selalu menghubungkan namanya dengan produk tersebut, ia tidak ingin perusahaan tersebut kehilangan kontrol atas kualitas makanan itu sehingga akan merusak namanya.

Hal yang sama terjadi pula saat ini tatkala kita hidup dalam ketidaktaatan kepada Tuhan. Perbuatan-perbuatan kita yang berdosa dengan parahnya mencerminkan Dia. Kita bukan saja merendahkan reputasi diri kita saat kita gagal untuk menjalani hidup sesuai dengan standar Allah, tetapi bahkan memberi kesempatan kepada orang-orang yang tidak percaya untuk memberi penilaian yang rendah terhadap Dia. Jika kita gagal untuk mengikuti teladan-Nya, kita dapat meyakini bahwa Tuhan akan menepati janji-Nya untuk mendisiplin umat-Nya demi nama-Nya yang kudus. Kecemburuan Allah demi pribadiNya seharusnya mendorong kita untuk hidup semakin setia kepadaNya.

RH RABU, 15 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Neh. 13; Mal. 1,2; Kis. 4
SEAKAN TANPA PENGHARAPAN (Kejadian 42:1-7, 25-36)

Yakub yang malang telah mencapai batas akhir dalam pengharapannya. Tatkala mendengar berita yang menyedihkan dari anak-anaknya yang baru saja tiba dari Mesir, ia berkata dengan cemas, "Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!" Yusuf telah diambil darinya. Kelaparan hebat melanda tanah Kanaan. Simeon telah ditahan sebagai sandera. Dan sekarang Benyamin, anak bungsunya, diinginkan sebagai jaminan untuk membebaskan kakaknya. Dalam keadaan bingung dengan semua kejadian ini, ia merasa bahwa segala sesuatu telah berbalik menyerangnya. Namun, sebenarnya Allah sedang mengerjakan tujuan-tujuan-Nya yang bijak.

Ketika segala sesuatu nampak tak berpengharapan lagi, tetaplah berpegang pada kebenaran yang dinyatakan dalam Roma 8:28. Lalu, daripada terus mengeluh, Anda akan dapat berkata dengan penuh keyakinan diri bahwa, "Allah sedang mengerjakan kebaikan bagi saya!"

RH SELASA, 14 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Neh. 11,12; Mzm. 1; Kis. 3
PERSAHABATAN SEJATI (Mazmur 116:1-7)

Phillips Brooks, mantan pendeta Gereja Trinitas Episkopal Boston, yang mungkin lebih dikenal sebagai pengarang lagu O Little Town of Betlehem (Kota Kecil di Betlehem). Ia adalah seorang pendeta yang sangat sibuk tetapi selalu terlihat santai dan tidak berbeban, bersedia menyediakan waktunya kepada siapa pun yang sedang membutuhkannya. Beberapa waktu sebelum Brooks meninggal, seorang sahabatnya yang masih muda menulis surat kepadanya dan bertanya mengenai rahasia kekuatan dan ketenangannya. Dengan tanggapan yang sepenuh hati, Brooks mengutarakan tentang hubungan pribadinya dengan Kristus yang terus bertumbuh. Suatu kesaksian yang nyata tentang kekuatan dan ketenangan yang Juruselamat sediakan bagi kita! Suatu pendorong yang kuat bagi kita semua yang mengenal Dia sebagai Juruselamat untuk dapat semakin bertambah dekat setiap hari dan memiliki persekutuan yang semakin dalam dengan Yesus! Hanya hubungan seperti itu yang dapat memberikan damai sejahtera dan kesukaan.

RH SENIN, 13 Oktober 2008

Bacaan Setahun: Neh. 9,10; Kis. 2
ANDA SEDANG BERGUMUL? (Ibrani 12:1-17)

Saya sudah dua tahun menjanda dan masih terus bergumul. Entah bagaimana saya berpikir bahwa seseorang dengan kematangan rohani seperti saya seharusnya mampu mengatasi pergumulan seperti ini. Pada saat yang sama, saya teringat sebuah cerita mengenai seseorang yang membawa pulang sebuah kepompong supaya ia dapat mengamati ngengat yang menetas. Tatkala tiba waktunya dan ngengat itu berjuang untuk dapat keluar melalui lubang yang kecil, orang tersebut melonggarkan lubang itu dengan ujung gunting. Ngengat itu keluar dengan mudah tetapi sayapnya lisut. Perjuangan melalui jalan keluar yang sempit adalah cara Allah memaksa cairan dalam tubuhnya untuk membasahi sayapnya. Sebenarnya, gunting yang "murah hati" itu justru telah berlaku "kejam." Ibrani 12:1-29 menggambarkan kehidupan kristiani sebagai suatu perjuangan yang melibatkan disiplin, koreksi dan latihan dalam kebenaran. Kadang-kadang perjuangan adalah sesuatu hal yang mutlak kita butuhkan untuk mendewasakan kerohanian kita.