JADWAL IBADAH

Jumat, 15 April 2011
KEBAKTIAN DOA MALAM
Pk. 19.00 Wib
Pembicara: dr. Harry Ratulangi

Sabtu, 16 April 2011
KEBAKTIAN WANITA
Pk. 10.00 Wib
Pembicara: Ev. Yovita R. Pandin

KEBAKTIAN PEMUDA
Pk. 18.00 Wib
Pembicara: Sdr. Larius

Minggu, 17 April 2011
KEBAKTIAN UMUM
Pk. 07.30; 10.00; 17.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang
Disertai Kebaktian Anak

KEBAKTIAN REMAJA - Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 17 April 2011

PENUNDAAN MAUT (Yosua 18: 1-6)

Archis, hakim kota Thebes di Yunani Kuno, sedang menikmati anggur dengan para perwira setempat. Tiba-tiba, muncul seorang kurir yang membawa surat berisi pemberitahuan bahwa ada persengkongkolan yang hendak menghabisi nyawanya. Maka ia diperingatkan untuk melarikan diri. Archis menerima surat itu. Akan tetapi, alih-alih membukanya, ia memasukkannya ke dalam kantong dan berkata kepada kurir itu, "Urusan bisnis besok saja." Keesokan harinya, ia tewas. Sebelum sempat membuka surat itu ia sudah ditangkap, dan ketika ia sempat membacanya semua sudah terlambat.

Penundaan memang tidak selalu berakibat fatal seperti yang menimpa Archis. Namun, kecenderungan menunda tugas biasanya menunjukkan kurangnya disiplin pribadi, buruknya pengelolaan waktu, dan bisa jadi seperti dalam kasus Israel merupakan ketidaktaatan terhadap Allah. Bahwa suatu tugas terasa berat, membosankan, atau tak menyenangkan itu bukan alasan valid untuk menundanya. Kita justru perlu meminta Tuhan memberi kita kekuatan dan konsentrasi ekstra untuk menyelesaikannya pada waktunya.

RH Sabtu, 16 April 2011

KESEMPATAN (Pengkhotbah 3: 1-13)

Tom Bahler jatuh cinta kepada Karen Carpenter. Gayung bersambut. Dua tahun mereka berpacaran. Namun, belakangan Tom tidak lagi memandang kehadiran Karen sebagai kesempatan istimewa. Ia tidak memberi kepastian tentang arah hubungan mereka. Akhirnya, Karen meninggalkannya. Saat itu baru Tom sadar, kesempatan berharga telah lewat! Dengan hati remuk, digubahnya lagu berjudul She's out of my life. "Akhirnya aku belajar sesuatu," kata Tom, "tetapi semua sudah terlambat."

Kesempatan bagaikan burung. Jika tidak segera ditangkap, ia pergi dan tidak kembali. Kesempatan ialah momen yang tepat untuk berbuat sesuatu. Atau, sebuah situasi di mana Anda lebih mudah untuk berbuat sesuatu. Hari ini, saat bertemu seseorang atau menjalani rutinitas, renungkan: adakah kesempatan bagi saya untuk menyatakan kasih Allah? Sebuah senyuman atau kalimat pembangkit semangat bisa menyentuh hidup seseorang. Sikap simpatik dan peduli bisa sangat berarti. Pakai setiap kesempatan untuk menabur kasih Allah. Anda akan mengamini: Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

RH Jumat, 15 April 2011

TRANSFORMASI KEHIDUPAN (Kolose 3: 5-17)

Ketika masih kecil, kakak saya pernah berteriak histeris karena seekor ulat daun yang hijau bergaris-garis kuning menempel di bajunya, meliuk-liuk menjijikkan, sembari bulu-bulunya mengeluarkan zat yang membuat gatal. Malamnya, ia terbangun mengigau ketakutan membayangkan tubuhnya dirambati banyak ulat. Namun, keesokan harinya ia sudah ceria berlari-lari di taman bunga mengejar kupu-kupu yang berwarna-warni indah. Seakan-akan ia lupa bahwa kupu-kupu cantik itu berasal dari ulat daun yang gatal dan sangat menjijikkan baginya. Hanya, ulat jelek itu harus berubah melalui metamorfosa yang menjadikannya kupu-kupu cantik.

Kita pun perlu menguji kembali hidup kita saat ini. Apakah hidup kita masih dikuasai hawa nafsu daging; yaitu keserakahan, percabulan, kenajisan, marah, geram, fitnah, kata-kata kotor? Atau, kita mau memberi diri agar hidup kita ditransformasikan menjadi kehidupan yang terus-menerus diperbarui setiap hari hingga memberkati orang lain dan memuliakan Tuhan?

RH Kamis, 14 April 2011

CARA MEMANDANG FIRMAN (Ulangan 5: 28-33)

Cara kita memandang firman Tuhan akan sangat memengaruhi sikap kita terhadapnya. Bila kita memandang firman Tuhan sebagai peraturan yang mengekang kebebasan kita bertindak, maka kita akan menjadi orang yang membuang firman itu jauh-jauh dari kehidupan kita. Maka firman Tuhan hanya berlaku di hari Minggu, sedangkan hari Senin hingga Sabtu tidak berlaku lagi. Apabila kita memandang firman Tuhan sebagai sesuatu yang sulit untuk dilakukan, maka kita akan menjadi orang yang enggan untuk melakukannya. "Ya, saya tahu isi firman Tuhan, tetapi sulit untuk melakukannya," begitulah kita beralasan.

Sikap yang harus kita bentuk adalah menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman hidup kita seperti manual book bagi kehidupan kita. Tanpa manual book, kita akan salah menggunakan sebuah alat elektronik yang kita beli. Demikian pula dengan hidup kita, kita bisa salah jalan atau memiliki cara hidup yang tidak baik kalau kita tidak sungguh-sungguh memperhatikan dan melakukan perintah dalam manual book rohani kita, yakni firman Allah. Dan, karena setiap firman itu baik untuk kita, hendaklah kita mempelajari dan melakukan setiap nasihat firman.

RH Rabu, 13 April 2011

KETIKA ASA PUTUS (Keluaran 6: 1-12)

Obor blarak merupakan sebuah idiom Jawa yang menggambarkan semangat yang mudah menyala, tetapi seketika kemudian surut ke titik nol. Bagai blarak (daun kelapa) yang bila dibakar akan menyala terang, tetapi sebentar kemudian segera mati. Kedatangan Musa dan Harun di hadapan Firaun, membuat penguasa Mesir itu semakin mempersulit tugas para budak. Tak heran orang Israel marah kepada Musa dan Harun. Tekanan yang berat membuat orang Israel tak lagi mampu meyakini janji pembebasan dari Tuhan. Musa sendiri sempat dihinggapi rasa putus asa karena respons negatif orang Israel terhadap dirinya. Namun, Tuhan terus menguatkan Musa untuk menjadi agen pembebasan bagi bangsanya, menjadi sarana teguran bagi Firaun, sekaligus mendampingi dan mendidik umat Israel yang mudah putus asa itu. Baik Musa maupun bangsa Israel, tidak diizinkan Tuhan untuk menjadi seperti "obor blarak". Tatkala hendak memulai langkah baru, kita kerap berapi-api: bertanya kepada Tuhan, meminta hikmat-Nya, berdoa, berpuasa, dan sebagainya. Namun, bila jawaban tak kunjung datang dan malah kesulitan yang menghadang, kita menjadi kecil hati, patah semangat, dan melupakan Tuhan. Sikap semacam ini perlu kita waspadai. Jangan mudah menyerah kalah pada tantangan.

RH Selasa, 12 April 2011

KRISTUS ITU TUHAN (Yohanes 20: 19-31)

Sebelum anak pertama lahir, kami sibuk memilih nama yang berarti buat kami dan bayi yang kami nantikan. Akhirnya, pilihan jatuh pada nama "Christhea", yang berarti "Kristus itu Tuhan". Kami rindu agar setiap kali memanggilnya, kami diingatkan bahwa Yesus bukan hanya Penyelamat hidup kami. Yang terutama, Dia adalah Tuhan kami, Tuan di atas segala tuan yang kami kasihi. Pemilik hidup kami yang patut kami taati, dan hanya kepada-Nya kami sekeluarga mengabdikan hidup. Pilihan ini terinspirasi dari perjumpaan Tomas dan Yesus setelah Dia bangkit. Tomas tidak mau percaya begitu saja sebelum ia mencucukkan jarinya pada bekas luka Yesus. Saya rasa Tomas bukan tipe manusia peragu, tetapi tipe manusia abad modern yang mau percaya setelah membuktikannya sendiri, bukan sekadar percaya "apa kata orang". Namun ketika Yesus memberi bukti maka dari semua murid, Tomaslah yang paling konsekuen. Sejarah gereja mencatat bahwa Tomas setia memberitakan Injil, bahkan ke daerah paling sulit - sampai ke India. Dan, orang meyakini bahwa di bawah bangunan gereja Mar Thoma di India, Tomas mengakhiri hidupnya sebagai martir pembela Injil karena ketaatannya kepada Yesus. Bila Anda percaya kepada Yesus Kristus, sungguhkah Dia menjadi Penyelamat dan Tuan atas hidup Anda, yang Anda percayai dan taati?

RH Senin, 11 April 2011

MAKNA BEKERJA (1 Tesalonika 4: 7-12)

Pak Lim, di usianya yang sudah 60-an, bekerja di sebuah hotel bintang lima di Singapura. Tugasnya memastikan puluhan engsel pintu di setiap kamar hotel itu berfungsi baik. Itu harus ia lakukan setiap hari. Padahal ada 600 kamar di situ! Dan, ketika engsel-engsel pintu di kamar ke-600 selesai dicek, ia harus kembali ke kamar pertama! Begitu terus-menerus. Ketika ditanya, apa yang membuatnya tetap teliti dan tak bosan bekerja, ia mengaku telah menemukan makna di balik pekerjaannya yang tampak menjemukan. Bahwa setiap tamu hotel itu pasti seorang kepala keluarga atau pimpinan perusahaan yang memiliki banyak staf. Andai terjadi kebakaran, dan salah satu engsel pintu tak berfungsi hingga tamu terkunci dan tewas di situ, maka kerugiannya sangat besar. Tak hanya bagi hotel, tetapi juga bagi keluarga, perusahaan, dan banyak karyawan yang hidupnya dipengaruhi oleh peran sang tamu. Jadi, Pak Lim tak sekadar bekerja memeriksa engsel, tapi menyelamatkan nyawa para kepala keluarga dan pemimpin perusahaan! Mari cermati pekerjaan kita. Orang yang tak mengerti makna pekerjaannya bisa merasa jemu dan sia-sia bekerja (Pengkh. 2:11). Tuhan sendiri memanggil kita untuk bekerja-bekerja yang halal, bukan yang cemar. Tuhan mau kita menjadi berkat bagi sesama saudara, melalui pekerjaan kita. Tuhan rindu kita bersaksi bahwa Tuhan memelihara, karena dengan bekerja kita tak bergantung kepada orang lain.

Artikel

Burung Pipit

Hawa udara di Manhattan cukup dingin namun di dalam kedai kopi Starbucks yang terletak dekat Broadway hawanya hangat. Cuaca di akhir November di kota New York masih dibilang belum terlalu dingin kalau dibandingkan dengan cuaca di akhir Desember atau Januari. Walaupun demikian, inilah cukup untuk mendorong banyak orang masuk ke dalam kedai kopi yang hangat itu.

Untuk seorang musikus, menurut orang, Starbucks ini mempunyai lokasi yang paling menguntungkan di seluruh dunia. Uang yang dapat dikumpulan oleh para pengamen dapat mencapai jumlah yang amat banyak, asalkan Anda dapat menunjukkan kebolehan bermain musik dengan baik.

Kami pada saat itu sedang menyanyikan lagu-lagu pop dari tahun 40 sampai 90-an. Di tengah-tengah permainan dan nyanyian “If You Don’t Know Me by Now” aku mengamati seorang wanita yang sedang duduk di kursi sofa dekat aku berada mengikuti irama dengan gerakan tubuhnya dan menyanyi bersama kami. Setelah lagunya selesai, dia menghampiri aku. Ia mengatakan, “Aku meminta maaf bahwa aku telah ikut menyanyi. Aku harap aku tidak mengganggumu.”

“Tidak,” jawabku. “Kami selalu senang bila hadirin ikut menyanyi. Apakah Anda selanjutnya mau menyanyi lagi dengan kami?” Aku senang ketika ia menerima undangan kami. “Anda yang memilih,” kataku. “Anda mau memilih bernyanyi apa?”
Ia menjawab: “Apa… apa Anda mengetahui lagu puji-pujian?”

Lagu puji-pujian? Wanita ini tidak tahu dengan siapa ia sedang berhadapan. Sejak kecil aku sudah mengenal lagu puji-pujian. Bahkan sebelum aku dilahirkan, aku sudah pergi ke gereja. Kemudian aku memandang tamu kami tersebut dengan suatu pandangan yang beda. ”Sebutkanlah lagunya,” kataku. “Aku tak tahu. Ada begitu banyak yang bagus. Anda saja yang memilih”, kata wanita itu.

“Baiklah,” jawabku. “Bagaimana dengan ’His Eye is on the Sparrow’?” Teman wanitaku tiba-tiba terdiam serta memalingkan mukanya. Kemudian ia mengarahkan mukanya kepada aku lagi dan berkata, ”Ya, marilah kita nyanyikan lagu itu.” Ia meletakkan dompetnya, dan memandang ke tengah-tengah kedai itu dan mulai menyanyi, ”Why should I be discouraged? Why should the shadows come?” Semua tamu dalam kedai itu seakan-akan terpaku. Bahkan suara dari mesin cappuccino berhenti dan semua pelayan berhenti melayani. Lagu itu berakhir dengan ”I sing because I am happy. I sing because I am free For His eye is on the sparrow, and I know He watches me.”

Ketika kalimat terakhir selesai dinyanyikan, suara tepuk tangan tambah lama tambah gemuruh dan menderu, seakan-akan mengalahkan suara penonton di Carnegie Hall yang penuh.. Dengan rasa malu, wanita itu mencoba berseru untuk mengatasi gemuruh tepuk tangan itu, “O, kembalilah lagi ke kopimu! Aku datang di sini tidak untuk mengadakan konser, melainkan ingin minum kopi seperti kalian!” Namun sambutan terus berlanjut. Aku merangkul kawanku yang baru. “Itu bagus sekali!”

“Nah, lucu bahwa Anda justru memilih pujian yang satu itu,“ katanya.
“Mengapa?” tanyaku.
“Ah…” ia berkata dengan ragu-ragu, ”Itulah lagu kesayangan puteriku.”
“Benar?!” seruku.
“Ya!” kata wanita itu, lalu memegang kedua tanganku. Pada saat itu, tepuk tangan sudah menjadi kurang dan semua orang berbalik lagi menikmati kopinya seperti biasa.
“Ia baru 16 tahun. Ia meninggal dunia minggu yang lalu.”
Aku mengatakan sesuatu untuk memecah keheningan, ”Anda baik-baik saja?”

Ia tersenyum dan melalui matanya yang basah, ia memegang erat kedua tanganku, “Aku baik-baik saja. Aku akan tetap percaya kepada Tuhan dan menyanyikan puji-pujian-Nya, dan segala sesuatu akan baik-baik saja.” Ia mengambil tasnya, memberiku kartu namanya dan pergi keluar dari kedai itu.

Apakah merupakan sesuatu yang kebetulan bahwa aku menyanyi di kedai kopi itu dan pada malam bulan November itu? Apakah suatu kebetulan bahwa wanita itu masuk ke dalam kedai kopi tersebut? Kebetulan bahwa dari semua lagu-lagu, aku justru memilih lagu yang menjadi kesenangan dari anaknya yang baru meninggal minggu yang lalu? Aku tidak dapat percaya!
Tuhan telah merencanakan pertemuan sepanjang sejarah manusia dari sejak semula. Dan karena itu tidak terlalu sukar untuk membayangkan hal itupun terjadi di kedai kopi di pusat Manhattan dengan mengubah suatu perhimpunan biasa menjadi suatu kebangunan rohani. Aku kira, itu merupakan suatu peringatan, bila kita tetap percaya kepada-Nya dan menyanyikan puji-pujian-Nya, segala sesuatu akan tetap OK!

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. (Kolose 3: 16)

Artikel

Kekuatan Sebuah Doa

Dalam suatu pendakian, Brenda Foltz menarik tali terlalu keras sehingga mengenai matanya, dan lensa kontaknya terlepas. Dari tempat berpijaknya yang berbahaya, dengan panik dia berusaha mencari lensa kecil yang transparan seperti tetesan air itu. Brenda sadar, sia-sia dia berusaha mencarinya dengan keterbatasan geraknya saat itu. Dia berusaha mencari sebisanya sambil berdoa dengan hati yang gundah. Akhirnya dia melanjutkan pendakian dengan satu-satunya pengharapan dalam hati, yakni bahwa lensa kontak itu masih ada di dalam matanya, terselip di sudut mata atau di bawah kelopak matanya.

Setelah mencapai puncak, ia meminta temannya untuk memeriksa matanya. Ternyata tidak ada. Pupus sudah harapannya. Brenda sangat kecewa dan cemas karena tidak menemukan lensa itu. Saat mereka beristirahat, memandang dunia dari sudut yang benar-benar menakjubkan, sebuah ayat terlintas di kepalanya, "Mata TUHAN menjelajah seluruh bumi. Dari tempatnya berada, Allah pasti tahu di mana lensa itu berada, namun saya tidak akan pernah melihatnya lagi", demikian pikirnya.

Setengah jam kemudian seorang gadis yang tidak tahu mengenai musibah hilangnya lensa kontak berseru, "Hai teman-teman, adakah di antara kalian yang kehilangan lensa kontak?"

Dengan tergesa-gesa Brenda menghampirinya, sementara gadis itu terus berteriak, "Di sini ada seekor semut yang sedang mengangkut lensa kontak!"

Benar-benar menakjubkan. Kilat khusus! Brenda mendapatkan kembali lensa kontaknya dari seekor semut yang bekerja keras mengangkutnya. Dia masih terpana saat membasuh dan memasukkan kembali lensa kontak itu ke matanya. Dia merasa seolah Allah, Bapanya baru saja memberikan pelukan hangat dan mengatakan, "Putri-Ku terkasih, Aku memperhatikan setiap hal kecil dalam hidupmu."

Brenda menulis surat dan menceritakan kisah ini pada keluarganya. Kemudian ayahnya menggambar sebuah kartun yang bercerita mengenai seekor semut yang mengangkut lensa kontak sebesar lima kali besar tubuhnya. Semut itu berkata pada Allah, "Tuhan, saya tidak mengerti mengapa Engkau ingin aku membawa benda ini! Apa sih gunanya? Saya bahkan tidak tahu benda apa ini, tidak dapat dimakan, sangat besar, dan berat. Tapi tak apalah, jika Engkau menghendakinya, Tuhan, saya akan coba. Yang jelas, saya melihat benda ini hanya sebagai sampah yang tak berguna!"

Saat kita berdoa, Allah mengulurkan tangan-Nya melalui ciptaan-Nya yang lain. Sebaliknya, saat saudara kita berdoa, mungkin Allah ingin memakai kita sebagai jawaban doanya.

RH Minggu, 03 April 2011

Takut Berharap Lebih
(Yohanes 20:11-18)

Ketika Maria datang ke kubur Yesus pada pagi Paskah, ia tidak berani berharap banyak. Maria datang sekadar hendak merawat jenazah Yesus. Tidak lebih dari itu! Ia tidak berharap akan menjumpai Yesus yang sudah bangkit, karena baginya harapan itu tidak realistis. Terlalu muluk. Bisa kecewa jika nanti hal itu tidak terjadi. Maka, saat ditanya, "Siapa yang engkau cari?" Baik oleh malaikat maupun oleh Yesus, Maria menjawab bahwa ia ingin mencari mayat Yesus yang diambil orang. Ia masih belum menyadari dengan siapa ia sedang bercakap-cakap. Setelah disapa dengan namanya, barulah Maria tersadar: Yesus hidup. Yesus berdiri di hadapannya! Dari situ ia belajar: Yesus bisa memberi jauh melebihi apa yang ia harapkan. Apa kata Alkitab tentang pengharapan?

1. Pengharapan adalah SAUH/ JANGKAR kuat, (Ibr. 6: 19) membuat kokoh iman kita. Kapal besar atau kecil, semua membutuhkan sauh. Demikian dengan hidup kita. Kita hanya bisa tegar dan kokoh bila terus berharap kepada Tuhan. Apapun yang sedang terjadi dalam hidup kita. Jangan berhenti berharap. Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap Abraham berharap juga (Rm. 4: 18). Tantangan kepada kita yang tidak memiliki pengharapan apapun, Firman ini ditujukan. Allah sedang mengingatkan untuk kita.

2. Ada kuasa dalam pengharapan (Efesus 1: 18,19). Perempuan yang sakit pendarahan 12 tahun, ia menaruh harapannya kepada Yesus. Asal ku jamah saja, niscaya aku sembuh. Perempuan Kanaan yang anaknya sakit, tetap mengharapkan Yesus. Dan kuasa Allah dinyatakan. Bahkan Hanna yang tidak punya anak, berharap terus kepada Tuhan.

3. Pengharapan tidak mengecewakan (Rm. 5: 5). Mengapa tidak mengecewakan? Karena pengharapan kita kepada Allah. Karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Jadi taruhlah seluruh harapan masa depan Anda kepada-Nya: mulai dari studi, pekerjaan, jodoh, keluarga, sampai pemeliharaan Allah di masa tua. Walau tak semua kemauan kita Tuhan turuti, tetapi yang kita butuhkan pasti Dia beri. Jangan takut berharap lebih! Sebab Tuhan dapat diandalkan.

By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 03 April 2011