RH Minggu, 09 Mei 2010

CINTA DAN KOMITMEN (Amsal 3: 3-4)

Kalau relasi suami istri hanya didasarkan pada rasa cinta, tidak akan langgeng. Itulah sebabnya dalam pernikahan kristiani, hal komitmen juga selalu ditekankan. Komitmen, yaitu ketika keduanya berikrar bersama: akan tetap setia dan mengasihi dalam kelimpahan maupun kekurangan, dalam suka dan duka, sehat dan sakit, sampai kematian memisahkan. Cinta dan komitmen ibarat dua sisi pada satu mata uang yang sama; tidak dapat dipisahkan; yang satu tidak lengkap tanpa yang lain. Cinta tanpa komitmen akan rapuh. Sebab yang namanya cinta, seperti juga perasaan lain dalam diri manusia, tidak selalu tetap, ada pasang surutnya. Sebaliknya komitmen tanpa cinta juga hambar, relasi suami dan istri akan dirasakan sebagai kewajiban belaka. Cinta dan komitmen bisa saling menjaga. Ketika cinta surut, komitmen akan menggelorakannya kembali. Dan ketika komitmen melonggar, cinta akan meneguhkannya lagi. Jadi, kalau sekarang cinta Anda terhadap pasangan sedang surut, jangan menyerah, kembalilah kepada komitmen awal. Sebaliknya kalau komitmen Anda menyusut, berpalinglah kepada cinta Anda yang mula-mula. Ingat, ia adalah belahan jiwa Anda.

RH Sabtu, 08 Mei 2010

SUPERHERO YANG SESUNGGUHNYA (2 Timotius 3: 10-17)

Pernahkan Anda membayangkan seorang superhero seperti Batman, Superman, atau Spiderman benar-benar muncul dalam kehidupan nyata, dan mereka benar-benar datang untuk membuat bumi ini bersih dari segala tindak kejahatan? Entah pernah atau tidak kita berpikir demikian, tetapi yang jelas tentunya kita semua merindukan dunia ini dapat bersih dari para pelaku kejahatan, seperti perampok, penodong, atau para koruptor.

Namun, Alkitab memuat pernyataan tentang dunia yang sangat jauh dari harapan kita; dunia yang akan semakin jahat. Di tengah kejahatan yang semakin bertambah, Paulus menasihati Timotius untuk menjadi seorang "superhero", bukan dengan memakai kekuatan fisik, melainkan dengan tetap melakukan perbuatan baik. Jadi, siapakah "superhero" yang sesungguhnya? Kita: orang-orang yang berpegang kepada kebenaran firman Tuhan. Tatkala kita berbuat baik, dan berpegang pada firman Allah, walaupun mungkin dunia semakin jahat, kita telah memberikan sedikit kedamaian, minimal bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.

RH Jumat, 07 Mei 2010

TANGGA PIANO (Nehemia 8: 3-13)

Di sebuah mal di Stockholm, seperti di mal-mal lain, orang lebih suka naik eskalator daripada tangga biasa. Pemilik mal lalu menjajal ide unik. Mereka memodifikasi sebuah tangga di mal itu menjadi seperti deretan bilah piano. Apabila orang menginjak anak tangga demi anak tangga, muncullah bunyi seperti jika bilah piano ditekan. Hasilnya? Orang jadi lebih tertarik untuk naik melalui tangga piano itu dan menikmati musiknya daripada menggunakan eskalator. Rupanya, kegembiraan bisa mengubah hal yang melelahkan jadi menggairahkan untuk dilakukan.

Matthew Henry menulis, "Dukacita karena dosa seharusnya tidak menghambat kita untuk bersukacita di dalam Allah, tetapi malah membawa dan mempersiapkan kita untuk mengalaminya." Orang kristiani cenderung terkesan serius dan "muram". Agak aneh sebetulnya. Sebagai umat yang memiliki Penebus, kita mestinya menjadi orang yang paling penuh sukacita, bukan? Kita mudah tertawa atau tersenyum, dan berkarya secara antusias, penuh rasa syukur. Sukacita itu akan menguatkan kita secara pribadi dan menular kepada sesama di sekeliling kita.

RH Kamis, 06 Mei 2010

PIMPINAN TUHAN (Keluaran 40: 34-38)

Pada 2006, saat menjadi ketua Komisi Pemuda, saya merasa kelelahan dengan jadwal pelayanan yang begitu padat. Maka, saya hendak menguranginya dengan mengundurkan diri dari paduan suara. Namun, niat saya itu berkali-kali tertahan. Saya merasa Tuhan ingin saya bertahan di paduan suara. Pada akhirnya saya mengerti mengapa Tuhan menginginkan saya bertahan. Sebab, lewat pelayanan itulah Papa dan Mama mau ke gereja setelah sepuluh tahun saya doakan. Untuk pertama kalinya, mereka datang ke Kebaktian Natal hanya untuk melihat saya bernyanyi.

Ketika Tuhan memimpin langkah kita, kerap kali Tuhan tidak memberitahukan kepada kita rencana-Nya dari awal sampai akhir. Tuhan memimpin kita selangkah demi selangkah. Rencana dan pemikiran Tuhan melampaui apa yang dapat kita pikirkan. Jika Tuhan memimpin kita melangkah ke tempat baru atau meminta kita bertahan pada situasi yang tidak mengenakkan sekalipun, percayalah Tuhan punya rencana indah. Yang Tuhan minta dari kita adalah ketaatan dan kepercayaan total akan pimpinan-Nya.

RH Rabu, 05 Mei 2010

SENTUHAN KASIH (Kolose 4: 10-18)

Dulu, setiap Natal tiba, orang Inggris suka mengirim surat pendek berisi ucapan Natal di atas kartu kosong. Lama-kelamaan cara ini dianggap tidak praktis. Tahun 1843, Sir Henry Cole mencetak kartu bergambar disertai ucapan selamat, sehingga ia tinggal membubuhkan tanda tangan di atasnya. Sejak itulah kartu ucapan mulai populer. Kini cara itu pun dipandang kurang praktis. Banyak orang mengirim ucapan Natal lewat SMS. Sekali tekan tombol "Kirim", ratusan orang menerima ucapan Natal. Praktis memang, tetapi sentuhan kasihnya kurang terasa. Kesibukan dan kemajuan teknologi kadang membuat kita menyukai segala sesuatu yang serba praktis dan otomatis. Sentuhan kasih pun diabaikan. Ketika seorang sahabat berduka, kita merasa cukup menelepon atau menyatakan rasa duka lewat SMS, ketimbang membesuk dan memeluknya. Banyak orang merindukan sentuhan kasih Anda. Maukah Anda sedikit repot untuk mewujudkannya?

RH Selasa, 04 Mei 2010

TIDAK BISA MEMILIH (Yeremia 20: 7-9)

Hidup ini terdiri dari pilihan-pilihan. Kita memilih untuk begini dan begitu, ke sana dan ke sini. Akan tetapi, terkadang dalam hal-hal tertentu kita tidak bisa memilih. Tuhan seakan-akan sudah memilihkan untuk kita, dan kita tidak bisa tidak harus menjalani pilihan yang sudah Tuhan tentukan itu. Contohnya Yeremia. Ia tidak ingin menjadi nabi, status yang banyak membuatnya menderita lahir dan batin. Namun, setiap kali ia mencoba menghindar, dalam hatinya selalu muncul sesuatu yang menyala-nyala seperti api, dan ia tidak sanggup menahannya (ayat 9). Kita pun mungkin pernah, atau bahkan tengah, mengalami hal serupa; ingin lari dari suatu tugas panggilan, tetapi tidak kunjung bisa. Ada saja yang menghalangi. Dalam situasi demikian, tidak ada jalan lain, terima dan jalani tugas panggilan itu dengan rela. Jangan memberontak. Sebab hanya akan melelahkan diri sendiri.

RH Senin, 03 Mei 2010

KEBEBASAN FINANSIAL (Lukas 12: 13-21)

Suatu hari, saya berkesempatan berbincang-bincang dengan seorang agen keuangan. Ia menjelaskan tentang konsep kebebasan finansial dan tahap-tahap yang perlu saya ikuti agar dapat mencapainya. Konsep ini sendiri merujuk kepada keadaan ketika kita tidak lagi perlu bekerja mencari uang, karena jumlah harta yang kita miliki sudah lebih dari cukup untuk menafkahi kita seumur hidup. Tentu ini suatu keadaan yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Namun, sebagai anak Tuhan kita mesti selalu ingat bahwa tiada sesuatu pun yang pasti di dunia ini, termasuk kekayaan. Merencanakan masa depan secara finansial, baik dengan agen keuangan atau dilakukan sendiri, memang baik dan perlu. Namun, ingatlah bahwa banyak hal bisa terjadi dan menghancurkan segala rencana tersebut. Rencana financial tidak bisa menjamin masa depan, hanya Tuhan yang bisa.

Artikel

Jalan Menuju Bahagia dan Sukses

Jalan menuju BAHAGIA dan SUKSES tidak selalu lurus:

Ada tikungan bernama KEGAGALAN,
Ada bundaran bernama KEBINGUNGAN,
Ada tanjakan bernama KESULITAN,
Lampu merah bernama MUSUH,
Lampu kuning bernama KELUARGA,
Kita akan mengalami ban kempes dan pecah, itulah HIDUP,
Ban serep bernama IMAN,
Mesin bernama PENGHARAPAN,
Asuransi bernama KASIH,
Pengemudi bernama TUHAN YESUS,

Maka sampailah kita ke tempat yang disebut SUKSES dan BAHAGIA !!!

Artikel


Saat Anda Jatuh

Pada olimpiade musim panas tahun 1982 di Barcelona, Spanyol, terjadi sebuah peristiwa yang menarik perhatian dunia. Ketika Derek Redman melangkah menuju arena, dia membayangkan kemenangan yang akan diraihnya. Inilah saat yang telah dinantikannya, seumur hidupnya. Dalam hatinya, ia tahu, bahwa inilah perlombaan yang telah Tuhan tetapkan baginya, sejak semula ia diciptakan. Pada menit terakhir sebelum perlombaan itu dimulai, ia memandang ke arah deretan kursi penonton, mencari-cari wajah ayahnya. Memang ia ingin meraih kemenangan dalam lomba itu untuk dirinya. Tetapi, lebih dari itu ia ingin memenangkan lomba itu demi ayahnya. Ayahnya, yang telah memberikan dan mengorbankan begitu banyak hal, agar ia dapat masuk menjadi peserta olimpiade itu.

Sekarang ia memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu sebagai tanda balas budi kepada ayahnya. Inilah saatnya untuk membuat ayahnya bangga padanya. Lalu tembakan ke udara tanda mulai berbunyi. Derek berlari, mengerahkan seluruh kekuatannya. Segalanya tampak baik sampai akhirnya Derek memasuki putaran terakhir. Tiba-tiba terjatuh di tengah lintasan larinya. Ia mengalami kram pada kakinya. Rasa nyeri yang hebat mencengkeramnya. Dia berusaha untuk berdiri; berusaha untuk melompat; namun rasa nyeri itu terlalu menyakitkan baginya. Detik demi detik berlalu, bagai berjam-jam baginya, saat dia rebah menggeliat kesakitan. Dia tidak percaya, beginilah akhir dari perjalanannya selama ini.

Mungkin dia khawatir tentang apa yang dipikirkan ayahnya saat itu, apakah ayahnya merasa malu? Apakah ayahnya akan berpaling darinya dan meninggalkannya? Mungkinkah ayahnya berpikir: Oh, bagus sekali. Jadi selama ini waktu terbuang percuma hanya untuk seorang yang bahkan tidak dapat menyelesaikan pertandingan sama sekali?

Ternyata sama sekali bukan itu yang sedang dipikirkan oleh ayahnya. Jauh di atas sana, di antara kursi-kursi penonton, ayahnya melompat berdiri. Segera ia menyelusup di antara kerumunan penonton. Saat itu ada ribuan penonton yang sedang berdiri, melihat anaknya, dan terkejut melihat anaknya sedang menderita di dalam arena. Akhirnya sang ayah berhasil mencapai garis batas lintasan lari itu.

Seorang penjaga keamanan menghentikannya, dan berkata, "Tidak seorangpun diijinkan masuk ke dalam arena."

Ayah Derek menjawabnya dengan kata-kata sederhana, "Itu anak saya."

Maka penjaga itu tidak menghalanginya lagi. Dia melewati para penjaga itu dan masuk ke dalam lintasan lari. Dan sementara ribuan orang bersorak riuh rendah padanya, dia memapah anaknya menuju ke garis finish.

Mungkin sebagian besar Anda merasakan seolah-olah Anda telah jatuh. Anda ingin menyelesaikan perlombaan yang telah Tuhan tetapkan bagi Anda, tetapi rasa nyeri yang menyerang ini terlalu menyakitkan. Tak peduli sekeras apa Anda berusaha, tampaknya Anda tetap tak mampu untuk berdiri dan melangkah lagi. Mungkin Anda khawatir, kalau-kalau Bapa di Sorga kecewa terhadap Anda, kalau-kalau Anda tidak dapat menyenangkan hati-Nya.

Tahukah Anda bahwa Tuhan ada di pihak kita?
Tuhan tidak kecewa pada Anda saat Anda jatuh. Anda adalah anak-Nya yang berharga di mata-Nya! Anda adalah kesayangan Bapa di Sorga. Oh, betapa sedihnya Dia menyaksikan Anda jatuh. Betapa Dia menaruh belas kasihan bagi Anda. Tuhan ada bagi Anda. Tuhan juga menghendaki agar Anda menyelesaikan perlombaan Anda dan Dia akan melakukan apa saja untuk memapah Anda menuju garis finish. Mungkin ada beberapa orang di antara Anda yang tidak mengenal Bapa di Sorga. Tetapi Dia tetap ada di sana menanti Anda. Dia rindu memeluk Anda sebagai seorang anak yang berharga dan melindungi Anda, di setiap langkah, di dalam menjalani perlombaan yang telah ditentukan bagi Anda.

Satu-satunya jalan untuk menghampiri Bapa adalah melalui Anak-Nya. Yesus berfirman, "Tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Tidak ada hal lain yang dapat memberikan penghiburan yang lebih besar lagi, selain dari kenyataan bahwa: Dia yang memanggil kita untuk menjalani perlombaan ini adalah juga Dia yang membantu kita untuk sampai ke garis finish.

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (Ibrani 12: 1)

Ringkasan Khotbah 25 April 2010


Doa Yang Benar
(Lukas 22: 39-46)

Dalam membangun segala sesuatu, kita pasti akan memperhatikan fondasinya. Demikian juga dengan kehidupan rohani kita. Kematian dan kebangkitan Yesus merupakan fondasi bagi kita. Hukuman salib merupakan hukuman yang paling menakutkan. Kunci yang membuat Yesus dapat menanggung hukuman ini adalah pada saat Yesus ada di taman Getsmani. Doa memungkinkan bagi kita dapat menghadapi situasi-situasi yang sulit. Yang dapat kita pelajari dari Yesus mengenai doa yang benar, ialah:
1. Bagi Yesus doa itu adalah suatu kebiasaan (ay. 39). Ini dapat terjadi apabila ada suatu disiplin rohani yang dijalankan pada setiap saat bukan hanya pada waktu menghadapi masalah saja. Kita perlu doa seperti kita perlu udara untuk bernafas. Kalau kita ingin melihat kuasa Tuhan dinyatakan atas kita maka kita perlu membangun kehidupan doa kita.
2. Tujuan dari doa adalah supaya kita menang atas pencobaan (ay. 40). Kunci pertumbuhan rohani seseorang terletak pada bagaimana ia mempunyai hubungan dengan Tuhan.
3. Doa bersifat pribadi (ay. 41). Doa bersama atau doa kelompok itu baik, tetapi kita juga perlu membangun kehidupan doa pribadi.
4. Motivasi dalam doa adalah mengikuti kehendak Tuhan (ay. 42). Ketika kita berdoa, kita harus belajar mendengar dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
5. Melalui doa kita akan mendapat kekuatan (ay. 43). Ketika kita berdoa, kita akan dikuatkan dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan ini.
6. Di dalam doa bisa terjadi pertempuran antara perasaan dan iman (ay. 44).

Doa yang benar akan dapat memampukan seseorang untuk melakukan kehendak Tuhan. Milikilah kehidupan doa yang benar, maka kita akan senantiasa dikuatkan dalam menghadapi masa-masa yang sulit ini. Amin

By: Pdt. Budi Setiawan - Minggu, 25 April ‘10