JADWAL IBADAH

Selasa, 25 Januari 2011

  • KURSUS KEPEMIMPINAN / LEADERSHIP – Pk 19.00 Wib

( Materi dari Dr. John C. Maxwell )

Pembicara: Pdt. Henoch Wilianto

- TERBUKA UNTUK UMUM -


Rabu, 26 Januari 2011

  • PERSEKUTUAN DOA RUMAH TANGGA – Pk. 19.00 Wib

Wilayah 1: Di rumah Bp. Steven J.

Wilayah 2: Di rumah Bp. Noverius


Jumat 28 Januari 2011

  • KEBAKTIAN DOA MALAM – Pk 19.00 Wib

Pembicara: Pdt. James Baware


Sabtu, 29 Januari 2011

  • KEBAKTIAN WANITA - Pk. 10.00 Wib
    Pembicara: Pdp. Debora Yuliastutik

  • KEBAKTIAN PEMUDA - Pk. 18.00 Wib
    Pembicara: Bp. Danny


Minggu, 30 Januari 2011

  • KEBAKTIAN UMUM - Pk. 07.30; 10.00; 17.00 Wib

Pembicara: Pdt. Bambang Sulistyo

(Disertai Kebaktian Anak)

  • KEBAKTIAN REMAJA – Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 30 Januari 2011

CALO TIKET BUS (Matius 23: 13, 23-28)

Apabila dipikir-pikir, ada yang "aneh" dengan tugas seorang calo bus. Setiap hari ia berteriak-teriak agar banyak orang di terminal menaiki bus yang akan menuju kota tertentu. Mencari dan membujuk begitu rupa para calon penumpang, sebanyak mungkin. Namun, ia sendiri tetap tinggal di terminal. Ia tidak masuk ke bus itu.

Kesaksian hidup kita yang baik sebagai garam dan terang tentu sangat mendukung pemberitaan kita tentang Kristus dan Kerajaan Surga. Sebab ada banyak orang yang tertarik dan mau percaya kepada Kristus, tetapi kemudian mengurungkan niat begitu melihat orang-orang kristiani tidak menjadi teladan yang baik. Maka, sebenarnya orang tidak menolak Kristus, tetapi menolak "orang-orang kristiani" yang tidak punya kesaksian hidup yang baik. Seperti cawan dan pinggan yang dibersihkan sebelah luarnya (ay. 25), seperti kuburan yang dicat putih (ay. 27). Orang yang "di sebelah luar tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan" (ay. 28). Kiranya hidup kita dijauhkan dari kemunafikan, hingga hidup kita menarik orang kepada Kristus!

RH Sabtu, 29 Januari 2011

DITOLAK KARENA CEROBOH (Amsal 6: 6-11)

Salah ketik dalam surat lamaran dapat menghilangkan kesempatan memperoleh pekerjaan. Orang yang salah ketik dianggap ceroboh dan dikhawatirkan akan melakukan kecerobohan jika diterima bekerja. Itu hasil survei terhadap 100 eksekutif senior di Kanada pada 2009. Lebih dari separuh responden menyatakan, satu salah ketik saja dalam daftar riwayat hidup sudah cukup membuat pelamar tersingkir. Sebanyak 28 persen menolak pelamar yang membuat dua kesalahan, dan hanya 19 persen yang masih mau mempertimbangkan lamaran orang yang membuat empat atau lebih kesalahan. Salah ketik yang sering dilakukan, antara lain "Dear Sir and Madman" (seharusnya Madam, sedangkan madman berarti orang gila).

Tuntutan kerja bisa jadi menggoda kita untuk bertindak secara ceroboh. Untuk mengatasinya, Salomo mengajak kita belajar dari semut. Mereka pekerja yang rajin dan tekun, penuh inisiatif, tahu apa yang mesti dilakukan tanpa harus disuruh-suruh. Mereka menggunakan sebaik-baiknya setiap kesempatan yang ada, penuh pertimbangan, siap mengantisipasi kebutuhan masa depan.

RH Jumat, 28 Januari 2011

MENGHARGAI KEHIDUPAN (Mazmur 88)

Anak lelaki itu terlahir cacat tanpa dua tangan. Dua kakinya pun tak sempurna, tak cukup kokoh untuk menopangnya berdiri. Apabila "berjalan", ia harus menggulingkan badannya di lantai. Namun, yang membuat saya terkesan tatkala melihatnya melalui tayangan televisi adalah sorot matanya. Tegas. Berani. Gigih. Di panti penampungan itu, ia disayangi dan dilatih untuk mandiri. Dengan jemari kakinya yang mungil, ia mampu memakai dan melepas baju, makan, menggosok gigi, menulis, melukis. Ia dibuang orangtuanya sewaktu bayi. Kini usianya sudah 10 tahun. Kehidupan tidak ramah kepadanya, tetapi ia menjalaninya dengan tangguh.

Orang Yahudi di masa Perjanjian Lama sangat menghargai kehidupan. Sebab, hanya ketika hiduplah manusia dapat berkiprah ini dan itu. Di alam maut, semua nihil dan mustahil. Jika Tuhan berkenan, hidup patut dipertahankan dan diperjuangkan. Dalam menghargai hidup, ada perjuangan untuk mempertahankan dan menjalaninya. Menghargai kehidupan memang butuh perjuangan. Hidup karunia Tuhan layak dijalani dengan tangguh.

RH Kamis, 27 Januari 2011

BUKAN PEKERJA BIASA (Kejadian 39: 1-6, 20-23)

Dr. Cai Ming Jie, seorang Ph.D. lulusan Stanford University, memutuskan untuk menjadi seorang sopir taksi setelah kehilangan pekerjaannya. Dr. Cai Ming Jie tidak hanya berani menghadapi hidup dengan melakukan pekerjaan yang mungkin jauh dari impiannya, tetapi juga berusaha melakukan yang terbaik. Ia mencatat pengalamannya sebagai sopir taksi dalam sebuah blog: A Singapore Taxi Driver’s Diary. Itu menjadikannya bukan "sopir taksi biasa".

Andai Anda sedang berada di lingkungan pekerjaan yang bukan pilihan Anda, jangan bekerja sekadarnya. Jangan menjadi pegawai biasa. Guru biasa. Dokter biasa. Percayalah, dunia bisa tidak adil terhadap Anda, tetapi Tuhan selalu adil. Kunci keberhasilan kita ada pada Tuhan, bukan pada dunia. Tanggung jawab kita, bukan menuntut ini dan itu, tetapi berjalan bersama Tuhan dan bekerja sebaik-baiknya. Tuhan akan memampukan kita memberi yang terbaik di tengah kondisi yang tak ideal sekalipun. Tuhan dimuliakan di tempat kita berkarya hingga kita menjadi bukan pekerja biasa.

RH Rabu, 26 Januari 2011

SIAPA TINGGI, SIAPA RENDAH? (Lukas 18: 9-14)

Kerajaan yang Sungsang, demikian judul buku Donald Kraybill. Buku ini hendak mengatakan betapa tata nilai yang diterapkan Yesus kerap kali berkebalikan dengan tata nilai yang dianggap wajar oleh dunia. Contohnya: orang Farisi yang taat beragama disalahkan, pemungut cukai yang menindas rakyat dibenarkan. Yesus mengkritik orang Farisi karena mereka merasa sudah tidak butuh belas kasihan Allah. Ketepatan mereka dalam melaksanakan hukum memberi rasa puas begitu rupa, sehingga belas kasih Allah tak lagi dianggap penting. Ini yang membedakan orang Farisi dengan si pemungut cukai yang sangat sadar bahwa ia berdosa dan butuh rahmat Tuhan. Yesus menunjukkan bahwa yang menyadari dosanya akan dibenarkan, sedang yang puas dengan kesalehannya, tidak.

Sangat baik jika kita melakukan perintah-perintah-Nya. Sangat menyenangkan bagi Tuhan jika kita tidak melanggar peraturan-Nya. Itu memang kehendak Tuhan. Namun, apabila kita telah mencapai hal-hal itu, jangan sampai kita kemudian "merasa saleh" hingga tidak memerlukan belas kasih Allah lagi.

RH Selasa, 25 Januari 2011

WAKTU TUNGGU (Kejadian 8: 1-18)

Menunggu itu menjemukan, tetapi terkadang tak terhindarkan. Waktu tunggu kerap kali dipandang sebagai waktu luang yang tidak berguna, sehingga orang berusaha "menghabiskan waktu" itu dengan tidur, berjalan ke sana kemari, memainkan handphone, atau melamun. Padahal jika waktu yang ada itu diisi, kita dapat melakukan banyak hal yang tidak dapat kita lakukan di tengah rutinitas dan kesibukan hidup. Ketika Nuh dan seluruh keluarga masuk ke dalam bahtera, mereka harus menunggu selama ratusan hari sampai air bah di muka bumi surut. Berbulan-bulan hidup terkurung dalam bahtera pasti terasa sangat menjemukan jika dipandang hanya sebagai waktu tunggu yang harus dihabiskan. Sebaliknya, masa hidup dalam bahtera bisa juga dipandang sebagai momen berharga yang tak terulang. Banyak hal kreatif dapat kita lakukan untuk mengisi waktu tunggu. Membaca buku, merenungkan firman Tuhan, mendoakan sahabat, mengirim email, atau menelepon orang yang butuh dukungan semangat, dan lain-lain. Alihkan setiap aktivitas menunggu yang kita jumpai agar menjadi kesempatan untuk berkarya dan berbagi berkat.

RH Senin, 24 Januari 2011

MURID, BUKAN SUPORTER (Lukas 14: 25-35)

George Barna, seorang peneliti kristiani, menulis dalam bukunya Menumbuhkan Murid-Murid Sejati, bahwa banyak orang kristiani yang suka menjadi "suporter" Kristus, tetapi tidak menjadi murid Kristus. Banyak orang tertarik pada kekristenan, tetapi tidak sungguh-sungguh berkomitmen kepada Kristus. Dalam bacaan hari ini, Yesus memberikan beberapa syarat untuk menjadi murid-Nya. Dan, jika kita tidak dapat memenuhi syarat tersebut, kita tidak layak menjadi murid-Nya. Memang syarat yang disampaikan Tuhan lebih banyak berupa kiasan dan tidak dapat diartikan secara harfiah. Namun, dari syarat-syarat tersebut kita mendapati bahwa Tuhan tidak ingin orang mengikut Dia hanya berdasarkan rasa tertarik. Orang itu harus berkomitmen dan mau membayar harga. Orang kristiani seperti apakah kita? Suporter atau murid? Orang yang hanya senang memakai atribut kekristenan atau sungguh-sungguh memiliki komitmen dan berani membayar harga untuk mengikut Kristus? Apabila hanya sebatas suporter, kita tidak layak menjadi murid-Nya. Jangan hanya senang memakai atribut kekristenan. Jadilah murid yang sebenar-benarnya.

HUMOR

Alasan Jalan Kaki

Seorang turis Batak berkunjung ke Israel, lalu dia menawar sebuah perahu untuk berkeliling danau Galilea.

Pemilik perahu: "Sewa perahu ini 100 dolar/jam."

Turis Batak: "Mahal kali sewanya! Di danau Toba saja, di Indonesia, sewa perahu tidak sampai seperempatnya, itupun sudah puas seharian naik perahu berkeliling pulau Samosir."

Pemilik perahu: "Ini kan Israel, di danau inilah Tuhan Yesus berjalan di atas air!!!"

Mendengar jawaban pemilik perahu, spontan saja turis Batak itu langsung pergi sambil bersungut-sungut: "Ooo, pantas saja Yesus jalan, soalnya ongkos naik perahunya amat mahal!"

Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. (Matius 14:25)

Artikel

Sukses Sang Pohon Kayu Merah

Jika anda menanyakan pada ahli botani, seberapa tinggi sebuah pohon dapat tumbuh? Secara teori mereka akan menjawab 130 meter. Angka itu jauh lebih tinggi daripada patung Liberty di Amerika yang tingginya hanya mencapai 97 meter. Baru-baru ini para peneliti Northern Arizona University, mengukur 8 pohon di hutan Pohon Kayu Merah yang diperkirakan sebagai pohon tertinggi di dunia. Untuk membuktikan perkiraan itu, maka para peneliti benar-benar memanjat pohon-pohon tersebut karena jawaban yang mereka perlukan ada di ujung-ujung ranting tertinggi.Ternyata satu di antara 8 pohon itu memecahkan rekor dunia, tinggi pohon itu mencapai 112,7 meter.

Profesor ekofisiologi, George Koch, yang memimpin penelitian itu berkata demikian, "Satu-satunya cara untuk mengetahui ketinggiannya adalah ... dengan memanjat pohon-pohon tersebut. Rasanya mengesankan memanjat pohon-pohon yang mengagumkan itu dan melakukan sesuatu yang berguna secara ilmiah. Ternyata di ujung-ujung ranting itu kehidupan sangat keras, daun-daun yang hidup di ujung ranting itu harus berjuang untuk mendapatkan air dan makanan yang cukup. Bagi daun-daun ini, sepanjang tahun adalah kemarau. Bukan kerja yang mudah untuk menaikkan air ke atas, karena ada gaya grafitasi yang harus dilawan, selain gaya gesekan air dengan dinding-dinding pembuluh yang mengalirkannya."

Dia juga menerangkan, "Ketinggian yang dicapai itu berada dalam posisi yang berbahaya, misalnya bahaya dari kekeringan, disambar petir, dan tekanan air yang semakin kuat berpotensi besar untuk mematahkan ranting demi ranting yang mempertinggi pohon itu." Sungguh luar biasa perjuangan pohon tertinggi itu, para ahli memperkirakan bahwa pohon itu sudah bertahan selama 2.000 tahun dari berbagai bahaya yang mengintainya.

Ada dua pelajaran tentang kesuksesan yang dapat kita petik dari pohon tertinggi tersebut.
Pertama, untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan kegigihan, seringkali waktu yang cukup lama, kesabaran dan kerja keras. Banyak harga yang harus dibayar untuk mencapai tingkat kesuksesan tertentu. Harga-harga itu bisa berupa cemoohan, kritik yang menjatuhkan, rasa lelah, stres, kurang tidur, persaingan dan sebagainya. Semua orang yang ingin sukses harus melewati saat-saat yang melelahkan, menyakitkan dan juga petualangan-petualangan yang tak menyenangkan tetapi ketika kesuksesan sudah diraih ada kepuasan yang memberikan kebahagiaan tersendiri.

Kedua, waspadalah dengan bahaya-bahaya ketika telah mencapai tingkat kesuksesan tertentu. Kesuksesan tidak boleh dipandang dari satu sisi saja, yaitu kemapanan dan kejayaan, tetapi kemampuan kita untuk bertahan di posisi atas terhadap kritikan, tekanan dan tanggungjawab yang lebih besar, harus diperhitungkan. Kesuksesan dapat dipertahankan dan ditingkatkan jika kita tetap bekerja keras, menjaga hati tetap waspada dan hidup takut akan Tuhan.

Artikel

Kisah Lagu Sahabat Sejati: Joseph Scriven (1819-1886)

Joseph Scriven dilahirkan di Banbridge, Irlandia pada tahun 1819. Scriven mempunyai harta yang banyak, ia mendapatkan pendidikan yang baik dan menyelesaikan studinya di Trinity College, Dublin. Setelah menamatkan kuliahnya pada tahun 1842, Scriven hendak melangsungkan pernikahannya dengan tunangannya, seorang gadis Irlandia yang cantik. Segala persiapan pernikahan telah dirampungkan. Namun apa yang terjadi terbalik dengan apa yang diharapkannya. Tak terduga pada malam sebelum pernikahannya, tunangannya mati tenggelam. Scriven jatuh ke dalam kesedihan yang mendalam, namun ia menyadari bahwa ia hanya dapat memperoleh penghiburan dan dukungan yang diperlukannya hanya di dalam teman yang paling dikasihinya, yaitu YESUS.

Tragedi yang dialaminya ini membuat Scriven mengubah cara hidupnya secara dramatis. Ia kemudian meninggalkan tanah kelahirannya Irlandia dan pergi ke Port Hope, Kanada, dengan sebuah tekad untuk mencurahkan semua waktu luangnya menjadi teman dan penolong bagi orang lain. Dia memberikan pakaian dan barang-barang miliknya kepada mereka yang memerlukannya, dan dia rela bekerja tanpa dibayar bagi siapa saja yang membutuhkan tenaganya. Scriven kemudian terkenal sebagai "Orang Samaria Yang Baik Hati Dari Port Hope".

Beberapa waktu kemudian ibunda Scriven jatuh sakit di Irlandia, ia kemudian menulis sebuah surat untuk menghibur ibunya. Scriven menuliskan sajak yang baru ditulisnya untuk ibunya dengan disertai doa agar sajak pendek ini akan mengingatkan ibunya pada Teman Sorgawinya yang tak akan pernah meninggalkannya. Tak lama kemudian Joseph Scriven sendiri jatuh sakit, seorang teman datang menjenguknya dan kebetulan melihat salinan sajak pendek yang ditulis Scriven buat ibunya tertulis pada selembar kertas di dekat tempat tidurnya. Teman tersebut membaca kata-kata di dalam sajak tersebut dengan penuh perhatian dan bertanya, "Siapakah yang menulis kata-kata indah ini?" "Ya.... Tuhan dan saya yang mengerjakannya bersama-sama," jawab Scriven.

Di Port Hope, Kanada kemudian didirikan sebuah tugu bagi Joseph Scriven, sebagai tanda kasih dan penghormatan baginya; dan bagi kita ia menjadi terkenal karena lagunya,What a Friend We Have In Jesus (Yesus Sahabat Yang Sejati). Sebuah lagu penghiburan dari orang yang mengalami kesedihan.

Seringkali kita menjadi tidak mengerti akan segala hal, kesedihan dan penderitaan yang kita alami. Hanya Tuhan yang mengetahuinya. Akan tetapi di dalam hal ini kita melihat suatu mujizat, suatu nyanyian yang indah muncul, nyanyian iman, penuh pengharapan akan Yesus. Nyanyian yang telah menghibur berjuta-juta orang percaya di seluruh dunia.

Sekalipun persoalan datang, masalah silih berganti dan beban yang berat … ingatlah akan bait-bait indah yang ditulis oleh Joseph Scriven, Anda juga akan terlepas dari beban-beban yang anda hadapi dalam hidup anda jika menjadikan Yesus sahabat dalam hidup anda!

Yesus sobat yang setia, bagi kita yang lemah ...
Tiap hal boleh dibawa dalam doa pada-Nya ...
Oh... betapa kita susah, dan percuma berlelah ...
karna kurang pasrah diri ...
dalam doa pada-Nya ...

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. (Yohanes 15: 15)

Ringkasan Khotbah Minggu, 16 Januari 2011

Memegang Perjanjian Allah Terus Menerus
(Keluaran 19: 5)

Bagaimana sikap kita terhadap harta yang kita miliki, harta yang kita miliki sudah pasti akan dijaga dan dilindungi. Jika harta itu berupa kuda tentunya dijaga, dilindungi dan diberikan makanan yang paling bagus untuk menjaga kesehatannya supaya tetap prima dan larinya tetap kencang dan harta kesayangan itu menyukakan hati kita. Demikianlah sikap Allah terhadap kita sebagai harta kesayangan bahkan lebih dari itu. Menjadi harta kesayangan Allah tidak serta merta tetapi, jika kita sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku barulah kamu menjadi harta kesayangan-Ku (ay. 5). Mengapa kita harus terus menerus memegang janji Tuhan?
1. Karena Tuhan itu setia menepati janji-Nya (Mzm. 89: 35). Setia menurut ukuran Allah tidak mengubah dan tidak melanggar apa yang sudah dijanjikan, itulah sifat Allah. Tuhan itu tidak pernah berubah dahulu sekarang sampai selama-lamanya, Ia tetap Allah yang sempurna dalam penggenapan janji-Nya. Manusia tidak bisa menepati janjinya tetapi Allah setia menepati janji-Nya.
2. Karena Tuhan tidak lalai/ lupa menepati janji-Nya (2 Ptr. 3: 9a). Itu sebabnya kita perlu memegang janji Tuhan itu terus-menerus. Tuhan itu banyak cara untuk menepati janji-Nya, kita hanya punya satu macam cara untuk melihat pengenapan janji Allah, tetapi bagi Tuhan ada banyak cara membuat semua yang dikatakan terjadi.
3. Karena Tuhan berkuasa menepati janji-Nya (Rm. 4: 21). Manusia berjanji tetapi bisa tidak digenapi, karena belum tentu punya kuasa untuk mengenapi, tetapi karena Allah tidak ada yang mampu yang menandinginya maka setiap yang diucapkan pasti terjadi.

Bagaimana caranya memegang janji Allah terus menerus supaya kita menjadi harta kesayangan-Nya.
1. Terus menerus berharap kepada Tuhan (Rm. 4: 18; Yer. 17: 5,7). Abraham terus-menerus berharap janji Tuhan, kita terus berharap tetapi kita gagal juga sebab pengharapan kita tidak ditujukan kepada Tuhan tetapi ditujukan kepada manusia.
2. Terus menerus memperkuat iman kepada Tuhan (Rm. 4: 19-20). Setiap kali Tuhan bertemu Abraham, Tuhan berjanji bahwa Allah akan membuat Abraham menjadi bangsa yang besar. Abraham memberikan respon yang positif pada janji Tuhan itu dan disimpannya janji itu sehinga memperkuat imannya. Perlu bagi kita untuk mendengarkan firman Tuhan supaya iman kita jadi kuat, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk mendengarkan firman Tuhan saat ibadah.
3. Terus menerus mengingat-ingat janji Tuhan (Kej. 15: 5). Ketika Allah menyuruh Abraham melihat ke langit sudah tentu ada tujuannya, yaitu supaya setiap kali Abraham melihat ke langit ia selalu mengingat demikian banyaknya keturunanku. Pikiran itu penting dan menentukan apa yang ada di depan dan akan mempengaruhi masa depan. Itu sebabnya penting ingat-ingat janji Tuhan dengan kata lain menghafal firman Tuhan.
4. Terus menerus mengadakan pengakuan iman (Kej. 17:5). Tuhan menganti nama Abram menjadi Abraham supaya ada ucapan dari Abraham pengakuan iman terus-menerus, dengan demikian imannya tidak pernah lupa akan janji Tuhan (Rm.10: 10). Jadi setiap kali Abraham ditanya maka ia akan menjawab bahwa namanya Abraham, yang artinya ”Bapa segala bangsa”. Penting bagi kita dalam setiap keadaan mengucapkan firman Tuhan.

By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 16 Januari 2011