JADWAL IBADAH

Persekutuan Doa Rumah Tangga
Rabu, 31 Maret 2010
Pukul 18.30 Wib
Di Rumah Bp. Budi Wahono

Ibadah Jumat Agung (Perjamuan Suci)
Jumat, 2 April 2010
Pukul 08.00 Wib
Pembicara: Pdt. Ester Budiono

Ibadah Doa Malam
Jumat, 2 April 2010
...DITIADAKAN...

Ibadah Wanita
Sabtu, 3 April 2010
Pukul 10.00 Wib
Pembicara: Ibu Yunita

Ibadah Pemuda
Sabtu, 3 April 2010
Pukul 18.00 Wib
Pembicara: Sdri. Calista

Ibadah Paskah (Perjamuan Suci)
Minggu, 4 April 2010
Pukul 08.00 & 17.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

RH Minggu, 04 April 2010

CANTIK (Amsal 31: 10-31)

Maria Hartiningsih, wartawan harian Kompas, menulis, "Kalau ingin mata yang indah, carilah kebaikan dalam diri setiap orang; kalau ingin bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata yang bijaksana; kalau ingin tubuh yang semampai, berjalanlah dengan ilmu pengetahuan; dan kalau ingin tubuh yang langsing, berbagilah makanan dengan orang yang miskin." Wataklah yang membuat cantik, bukan sekadar penampilan fisik. Kebijaksanaan wanita yang digambarkan dalam amsal ini terlihat dari perilakunya terhadap suami, anak, pekerjaan, dan rumahnya. Rambut yang indah, mata yang cantik, bibir yang menarik ataupun tubuh yang menawan tidak disinggung sama sekali. Akan tetapi, yang ditekankan adalah bahwa karena perbuatannyalah seorang wanita bijak layak dipuji, sama sekali bukan rupa dan keindahan jasmaniahnya. Wanita yang bijak ini pandai mengatur rumahnya, terampil dalam kerjanya, dan tenang menghadapi masa depannya. Ia "cantik" karena kepribadian dan kebajikannya yang luhur. Keindahan wanita luhur dalam amsal ini seperti menggugat iklan dan promosi kecantikan yang sungguh memborbardir imajinasi kita akan kecantikan. Jadilah cantik di dalam watak Anda, sebab kecantikan kulit akhirnya akan sirna ditelan masa.

Rh Sabtu, 03 April 2010

PERCOBAAN ASCH (Roma 12: 1-12)

Pada tahun 1950-an, Solomon Asch, seorang psikolog Amerika melakukan percobaan mengenai tekanan lingkungan. Sekelompok orang dikumpulkan dalam 1 ruangan. Satu orang dari mereka merupakan sang objek penelitian. Dan tanpa diketahui sang objek, sesungguhnya semua anggota lain dari kelompok tersebut adalah anggota tim Asch sendiri. Di ruangan itu mereka diminta berpendapat secara bergantian, tentang beberapa ruas garis yang tidak sama panjang. Urutannya diatur sedemikian rupa, sehingga sang objek penelitian menjawab paling akhir. Maka, Asch menemukan bahwa jika semua orang berkata bahwa garis-garis itu sama panjang, walau jawaban itu salah, si objek penelitian cenderung ikut menjawab demikian. Namun, jika setidaknya satu orang menjawab benar, si objek penelitian jadi berani menjawab dengan benar. Percobaan ini menunjukkan betapa tidak kuatnya seseorang kalau harus melawan arus sendirian. Meskipun ketika ia tahu bahwa mengikuti arus berarti ikut salah, tetapi ketika ada orang lain yang menemaninya, ia akan menjadi jauh lebih berani. Karena itu, penting bagi kita untuk terus hidup dalam persekutuan yang memiliki relasi dalam, di mana kita bisa berbagi beban dan berjuang bersama sebagai anak Tuhan. Dengan bergandengan tangan, kita dapat melawan arus dunia.

RH Jumat, 02 April 2010

BOPENG BOLA GOLF (Mazmur 107: 1-9)

Pernahkah Anda memperhatikan bola golf? Bola itu tidak bulat mulus. Ada lubang-lubang kecil di permukaannya seperti bopeng bekas kena cacar pada wajah. Kelihatannya tidak elok, ya? Nyatanya, tampang jelek itu ada maksudnya. Menurut perancang bola golf, bola kecil yang bulat sempurna hanya akan terlontar paling jauh sekitar 119 meter. Bola serupa dengan lubang-lubang yang sesuai dapat mencapai dua kali lipat jarak itu! Bopeng tadi berguna untuk mengurangi daya tangkis udara dan memampukan bola golf meluncur lebih jauh.

Kehidupan kita juga "berlubang-lubang". Kita memiliki cacat bawaan dari lahir, bergumul dengan kelemahan tertentu, atau melewati pengalaman menyakitkan yang meninggalkan luka batin. Allah mengizinkan hal semacam itu terjadi, namun Dia tidak berdiam diri. Apabila kita berseru kepada-Nya, maka Allah sanggup memulihkan kita. Selanjutnya Dia akan mengubah hal itu menjadi kekuatan untuk melayani. Peristiwa seperti itu dapat menambahkan kepekaan, belas kasihan, dan pengertian kita dalam menghadapi masalah orang lain. Pengalaman buruk kita pun diubah-Nya menjadi berkat bagi orang lain. Indah, bukan?

RH Kamis, 01 April 2010

KAMERA PEMANTAU (1 Samuel 2: 22-25)

Kamera pemantau kini banyak dipasang di hotel dan mal. Pernah seorang pemudi memasang kamera pemantau di rumahnya untuk melihat kondisi ayahnya yang terbaring karena stroke. Ia dirawat oleh seorang suster yang tampak baik hati. Suatu hari, si pemudi kaget melihat gambar yang muncul di layar monitornya. Tampak sang suster sedang memukuli ayahnya tanpa belas kasihan! Berdasarkan bukti rekaman itu, ia melapor ke polisi dan sang suster pun ditangkap.

Ada sebuah kamera pemantau yang lebih canggih. Kamera itu bisa memantau segala yang kita perbuat, kapan dan di mana pun. Alkitab menyebutnya "mata Tuhan". Sayang, banyak orang tidak menyadarinya, termasuk Hofni dan Pinehas. Mereka lupa, mata Tuhan melihat perbuatan mereka dan siap menghukum. Perilaku kita tiap hari berada dalam pantauan Tuhan. Juga setiap rencana dan kata-kata. Tuhan tahu apa yang orang lain tidak tahu. Sadarilah selalu kehadiran-Nya, maka cara hidup Anda akan berbeda. Anda akan lebih waspada saat bicara; lebih berhati-hati mengambil keputusan; lebih bertanggung jawab dalam tiap perbuatan, sebab Anda hidup di hadapan Tuhan.

RH Rabu, 31 Maret 2010

SPEKTAKULER (Yohanes 12: 12-19)

Olimpiade ke-29 dibuka di Beijing, Cina, 8 Agust ‘08, jam 8.08. Sekitar 90.000 penonton yang hadir di Stadion Bird Nest dan empat miliar pasang mata di seluruh dunia yang menyaksikan lewat televisi, dibuat terpukau dengan atraksi pembukaan berbiaya hingga US miliar itu. Esok harinya headline surat kabar di seluruh dunia memuji pesta akbar pembukaan yang disebut-sebut terhebat sepanjang sejarah Olimpiade. Satu kata yang bisa menggambarkannya: spektakuler.

Kejadian spektakuler memang mengagumkan. Orang akan dibuat kagum ketika sesuatu yang tidak terpikirkan akal, tidak pernah terbayangkan, tidak pernah diduga, terjadi. Itulah yang dialami oleh Tuhan Yesus sesaat ketika Dia memasuki Yerusalem. Orang banyak itu telah menyaksikan kejadian "spektakuler" yang Tuhan Yesus buat. Yesus bukannya senang, tetapi justru menangisinya. Dia tidak ingin orang-orang mengikut Dia karena kejadian spektakuler. Dia ingin orang mengikut Dia dengan tulus hati. Dia tahu, iman yang berpangkal pada kejadian spektakuler itu sangat rapuh. Buktinya orang banyak di Yerusalem itu; hari ini mereka mengelu-elukan Dia, beberapa hari kemudian mereka berteriak, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!"

RH Selasa, 30 Maret 2010

BANDENG PRESTO (Ibrani 12: 1-11)

Ikan bandeng memiliki daging yang lezat. Namun, sayangnya memiliki tulang dan duri yang susah dipisahkan dari dagingnya. Salah satu cara mengatasi masalah ini adalah dengan mengolah bandeng menjadi bandeng presto. Bandeng diolah dengan pressure cooker, alat masak yang bekerja dengan memberikan tekanan tinggi. Tekanan ini telah diatur sedemikian rupa, sehingga tulang dan duri bandeng tersebut bisa menjadi lunak, tetapi dagingnya sendiri tidak rusak. Mirip dengan ikan bandeng, ada juga banyak "tulang dan duri" dalam diri kita yang membuat hidup kita tidak menyenangkan bagi Tuhan. Maka, kerap kali Tuhan harus mengatasinya dengan "memasukkan" kita untuk sementara waktu ke dalam "pressure cooker", yakni situasi hidup yang membuat stres. Cukup kuat untuk "melunakkan duri" alias membentuk kita, tetapi tidak sampai membuat kita hancur. Apabila saat ini kita sedang berada dalam situasi yang menekan, yang membuat kita stres, jangan menyerah. Tetaplah beriman kepada-Nya. Bahkan, pakai kesempatan ini untuk merenung dan mencari apa yang Dia ingin kita ubah dalam diri kita. Lalu jalani dengan kesabaran dan ketekunan. Agar melalui proses ini, kita menjadi pribadi yang lebih baik dan memuliakan Tuhan.

RH Senin, 29 Maret 2010

DIMULAI DARI DIRI SENDIRI (Kejadian 27: 30-36)

Penipu dan pengecut. Awalnya, Yakub jelas bukan tokoh Alkitab favorit saya. Akan tetapi, ternyata ia mengajarkan saya sebuah filosofi hidup yang penting: setiap perbuatan memiliki konsekuensi yang akan kembali pada kita; entah perbuatan baik, atau pun perbuatan buruk. Dalam kalimat yang lain, seperti yang dikatakan Paulus, "Apa yang ditabur, itu juga yang dituai." Pengalaman hidup Yakub menunjukkan "hukum" tersebut. Pada masa muda, Yakub menipu ayahnya dan kakaknya. Ternyata kemudian, ketika ia melarikan diri dari rumahnya, ia ditipu pamannya (Kej. 29:1-30). Dan bahkan di saat usianya telah beranjak tua, ia ditipu pula oleh anak-anaknya (Kej. 37: 31-35).

Maka betapa pentingnya kita menjaga sikap dan perilaku kita sendiri. Tuhan Yesus berulang kali menekankan pentingnya memulai perbuatan baik dari diri sendiri. Kerap kali kita frustasi ketika berada dalam situasi yang kurang baik. Tetapi barangkali kita lupa bahwa kunci terpentingnya ada dalam diri kita sendiri. Seperti yang sering dikatakan oleh orang bijak: jika kita ingin membuat dunia menjadi lebih baik, ubahlah diri kita sendiri dulu.

HUMOR

Pinguin Jalan-jalan

Seorang polisi sedang mengatur lalu lintas pada sebuah perempatan yang sangat ramai saat ia melihat seorang pengemudi membawa selusin pinguin di bagian belakang mobilnya. Polisi itu kemudian menghentikan mobilnya. "Anda tidak boleh membawa pinguin berkendara seperti ini," kata pak polisi.
"Saya ingin anda membawa pinguin-pinguin itu ke kebun binatang sekarang juga." Si pengemudi setuju dan menancap gasnya menuju kebun binatang. Keesokan harinya, polisi yang sama sedang mengatur lalu lintas di tempat yang sama. Ia melihat pengemudi yang kemarin masih juga membawa pinguin-pinguin, namun kali ini pinguin-pinguin itu memakai kacamata hitam. Sekali lagi dia mencegat mobilnya dan menegurnya, "Bukankah kemarin aku sudah menyuruh anda untuk membawa pinguin-pinguin itu ke kebun binatang!?"
"Aku memang membawa mereka ke kebun binatang, Pak," jawab si pengemudi, "dan mereka sangat senang, hari ini aku akan mengajak mereka ke pantai."

"Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.” (Roma 15: 2)

Artikel

BERHENTI SAJA?

Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti. Berhenti dari pekerjaanku, berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku. Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya.
"Tuhan," kataku, "Berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?" Dia memberi jawaban yang mengejutkanku.
"Lihat ke sekelilingmu", kata-Nya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?"
"Ya", jawabku.

Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak ada yang terjadi dari benih bambu tapi Aku tidak berhenti merawatnya. Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya. Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu, tapi Aku tetap tidak menyerah begitu juga dengan tahun ke empat. Lalu pada tahun kelima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Dibandingkan dengan pakis, tunas itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani."

"Tahukah engkau anak-Ku, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu."
Tuhan berkata, "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah."

"Saatmu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku.
"Engkau akan tumbuh sangat tinggi"
"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?" tanyaku.
"Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya.
"Setinggi yang mereka mampu," kataku.
"Ya." Jawab-Nya, "Muliakan Aku dengan pertumbuhanmu, setinggi yang engkau dapat capai."

Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadapku dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap anda. Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan; hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman; kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10: 13)

Artikel

Penjagamu Tidak Pernah Terlelap

Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka. Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk didewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan dibawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup.

Anak laki-laki tersebut dibawa jauh menuju hutan yang paling dalam. Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan dibuka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.

Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menangis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut.

Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mengucur deras dari tubuhnya.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia melihat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh dibelakang dirinya, dengan posisi siap menembakkan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam. Jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. Sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan "begitu kejam" melepaskan anak-anak-Nya ke dalam dunia yang jahat ini. Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaan-Nya. Namun satu hal yang pasti Ia setia, Ia mengasihi kita, dan Ia selalu ada bagi kita.

"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap" (Mazmur 121: 2-3)

Ringkasan Kotbah, Minggu 21 Maret 2010

Mengapa Orang Menjadi Miskin?
Yohanes 10: 10)

Tuhan tidak pernah merencanakan kehidupan susah untuk orang-orang yang dikasihi-Nya. Tuhan mau anak-anak-Nya hidup dalam kelimpahan. Berkelimpahan artinya:
1. Apa yang diperlukan dapat dipenuhi.
2. Dapat menolong orang lain yang membutuhkan.
3.Dapat memberi persembahan atau sumbangan untuk pekerjaan Tuhan.
Tetapi, mengapa banyak anak-anak Tuhan atau orang Kristen hidup dalam kemiskinan?

Lima (5) hal yang dapat menjadikan seseorang hidup dalam kemiskinan, yaitu:
1. Malas. Ciri-ciri orang malas, ialah suka menunda-nunda segala sesuatu, mempunyai banyak alasan, suka tidur dan suka membual – banyak bicara. Firman Tuhan memberikan nasehat bagi seorang pemalas untuk memperhatikan kehidupan semut (Ams. 6: 6-11).
2. Bodoh. Ciri-ciri orang yang bodoh, ialah tidak mau belajar, selalu merasa sudah mengerti dan tidak suka menolong orang lain. Orang yang bodoh akan menolak didikan dan menghina hikmat (Ams. 15: 5; Ams. 1: 7). Pemazmur menyatakan bahwa Taurat Tuhan itu dapat memberikan hikmat bagi orang yang tidak berpengalaman (Mzm. 19: 8).
3. Kikir atau Pelit. Ciri-ciri orang kikir atau pelit, ialah mau menerima – tidak mau memberi, selalu perhitungan dan tidak suka menolong orang lain. Firman Tuhan mengajarkan apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai (Luk. 6: 38; 2 Kor. 9: 6; Ams. 11: 24).
4. Serakah. Ciri-ciri orang yang serakah, ialah selalu merasa kurang (Ams. 28: 22) dan tidak tahu berterimakasih. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk mencukupkan diri kita dengan apa yang kita miliki (Luk. 3: 14).
5. Sakit. Seseorang dapat menjadi sakit dikarenakan tidak mau olahraga, kebiasaan pola makan tidak sehat, kurang istirahat atau kelelahan. Firman Tuhan mengajarkan bahwa latihan badani ada gunanya sekalipun terbatas (1 Tim. 4: 8).

1 Samuel 2: 7 menyatakan bahwa Tuhan membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan dan meninggikan juga. Benar. Tetapi ada beberapa hal yang dapat mempengaruhinya. Seseorang akan direndahkan dan menjadi miskin ketika seseorang menjadi malas, bodoh, kikir atau pelit, serakah dan sakit. Dan seseorang akan ditinggikan dan menjadi kaya ketika seseorang menjadi rajin bekerja, berhikmat atau pandai, suka memberi, puas dan cukup dengan pemberian Tuhan, sehat. Amin

Pdt. Henoch Wilianto - 21 Maret 2010