JADWAL IBADAH

Kebaktian Doa Malam
Pembicara: Pdt. Henry Wirawan
Jumat, 12 September 2008 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Ibadah Padang di Trawas
Sabtu, 13 September 2008 - Pk. 9.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Bapak Steven Josephus
Sabtu, 13 Sept 2008 - Pk. 17.30 WIB

Kebaktian Umum
Pembicara: Pdt. Heruyono
Minggu, 14 September 2008
Pk. 08.00 WIB & Pk. 17.00 WIB


Kebaktian Anak
Minggu, 14 September 2008
Pagi – Pk. 08.00 WIB
Sore – Pk. 17.00 WIB
Acara: Drama

S e n y u m . . .
Siapa Yang Jaga Toko?

Yakub, saudagar Yahudi itu sedang sekarat.
Semua keluarga menungguinya.
“Mama”, bisik Yakub memanggil.
“Ini saya, Yakub,” jawab istrinya.
“Rachel,” panggilnya lagi.
“Ini saya, Papa.”
“Lewi” “Ini saya, Papa.”
“Astaga,” seru Yakub.
“Jadi, siapa yang menunggui toko kita?”

KOTBAH

SIDIK JARI GEREJA TUHAN
(Kisah Para Rasul 2:41-42)

Sidik jari adalah bagian dari tubuh kita yang istimewa karena membedakan kita dengan yang lain. Wajah mungkin ada beberapa yang hampir sama, tetapi sidik jari setiap orang berbeda-beda. Demikian juga dengan gereja. Gereja ialah kumpulan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan yang melakukan perintah Tuhan. Keunikan dari gereja yang sesungguhnya adalah menjadi saksi dimana pun gereja tersebut berada. Selain itu sidik jari atau keunikan yang dimiliki gereja ialah sikap percaya yang penuh kepada Tuhan melebihi segala masalah yang dihadapi. Empat hal yang harus dimiliki gereja sebagai tanda dari sidik jari gereja, ialah:

1. Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul (ay. 42)
Tidak hanya berhenti pada sikap hati yang percaya, tetapi kita harus terus bertekun di dalam pengajaran firman Tuhan. Keyakinan yang penuh kepada Tuhan dapat kita miliki melalui pendengaran akan Firman Tuhan. Semakin kita tekun belajar tentang Tuhan maka semakin kita serupa dengan-Nya.

2. Bertekun dalam berfellowship atau bersekutu
Dalam fellowship, kita dapat saling berbagi dengan banyak orang. Apabila kita tidak mau berfellowship dengan orang lain maka akan menyebabkan penurunan kualitas rohani pada diri kita. Fellowship adalah kata kunci untuk mengembangkan iman percaya kita. Semakin luas jaringan yang kita bangun maka semakin besar kesempatan kita dapat menggenapi misi Allah dalam hidup kita.

3. Bertekun dalam sharing
Sharing adalah membagikan apa yang kita miliki kepada orang lain. Dalam hal ini kita tidak lagi terus terpaku pada masalah kita, tetapi mulai memikirkan orang lain. Melalui sharing kita dapat berbagi hidup dengan orang lain sehingga hidup kita dapat menjadi berkat bagi orang lain.

4. Bertekun dalam doa
Doa adalah suatu hubungan persekutuan dengan Tuhan. Setiap kita harus bertekun di dalam doa dengan tujuan mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita. Apabila kita telah berjalan dalam rencana-Nya maka yang lain akan diberikan kepada kita, termasuk perlindungan dan penyertaan-Nya.

Gereja harus memiliki optimisme untuk percaya secara total kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain. Dengan demikian gereja akan memiliki sidik jari yang membedakan gereja dengan lembaga-lembaga yang lain. Amin


By: Pdt. Agung B.S. - Minggu, 31 Agust 2008

ARTIKEL

H A T I

Dewasa ini orang pada umumnya beranggapan bahwa kepala dengan otak menjadi pusat dan pengatur kegiatan manusia. Tetapi, Alkitab menyatakan bahwa hatilah pusat itu; "dari situlah (hati) terpancar kehidupan". Secara alkitabiah, hati dapat dilihat sebagai berisi seluruh pikiran, perasaan, dan kehendak seseorang

1. Hati adalah pusat intelek. Orang sadar (insaf) akan sesuatu di dalam hati mereka, berdoa dalam hati, merenungkan dalam hati, menyimpan firman Allah di dalam hati, merencanakan sesuatu di dalam hati, menyimpan kata-kata dalam hati, berpikir dalam hati, ragu dalam hati, merenungkan dalam hati, percaya dalam hati, dan menyanyi dalam hati. Semua kegiatan hati ini terutama adalah hal-hal yang menyangkut pikiran.

2. Hati adalah pusat perasaan. Alkitab berbicara tentang hati yang gembira, hati yang mengasihi, hati yang takut, hati yang berani, hati yang bertobat, hati yang khawatir, hati yang marah, hati yang hidup kembali, hati yang menderita, hati yang senang, hati yang berduka, hati yang rendah, hati yang berkobar-kobar atau bersemangat, dan hati yang susah. Semua kegiatan hati ini terutama bersifat emosional.

3. Akhirnya, hati adalah pusat kehendak manusia. Kita membaca dalam Alkitab mengenai hati yang keras yang menolak untuk melakukan perintah Allah, hati yang tunduk kepada Allah, hati yang berniat melakukan sesuatu, hati yang dengan setia mencari Tuhan, hati yang mengambil keputusan, hati yang rindu menerima dari Tuhan, hati yang terarah kepada hukum-hukum Allah, dan hati yang ingin melakukan sesuatu. Semua kegiatan ini terjadi di dalam kehendak manusia.

Sifat hati yang terpisah dari Allah
Ketika Adam dan Hawa memilih untuk menuruti godaan Iblis dan makan dari pohon pengetahuan baik dan buruk, keputusan mereka itu secara drastis mempengaruhi hati manusia -- hati itu dipenuhi kejahatan. Oleh karena itu, sekarang, menurut kesaksian Yeremia, "Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu (NIV -- tidak dapat disembuhkan lagi), siapakah yang dapat mengetahuinya?" Yesus menguatkan pengamatan Yeremia ketika Ia mengatakan bahwa yang menjadikan seorang najis di hadapan Allah bukanlah kelalaiannya dalam mematuhi hukum seremonial tertentu, melainkan kesediaan untuk mendengarkan kecenderungan-kecenderungan fasik yang tertanam di dalam hati seperti "segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan". Yesus mengajarkan betapa hebatnya dosa di dalam hati ketika Ia mengatakan bahwa dosa marah itu sama dengan pembunuhan dan dosa nafsu itu sama berdosanya dengan perzinaan lahiriah.

Hati yang menyerahkan diri untuk melakukan kejahatan menghadapi risiko akan menjadi keras. Orang yang terus-menerus menolak untuk mendengarkan Firman Allah dan menaati yang diperintahkan-Nya, dan sebagai gantinya menuruti keinginan-keinginan jahat hati mereka, akan menemukan bahwa Allah akhirnya akan mengeraskan hati mereka sehingga mereka kehilangan segala kepekaan kepada Firman-Nya dan keinginan Roh Kudus. Contoh utama tentang hal ini dalam Alkitab ialah hati Firaun dalam kitab keluaran.

Paulus melihat prinsip umum yang sama berlaku di kerajaan Roma dan menubuatkan bahwa hal itu juga akan terjadi pada masa antikristus. Penulis surat Ibrani mengisi suratnya dengan berbagai peringatan kepada orang percaya agar jangan mengeraskan hati mereka untuk suatu pembahasan tentang langkah-langkah yang menuju kekerasan hati. Setiap orang yang terus menolak firman Allah akhirnya akan memiliki hati yang keras.

Hati yang dibaharui


Jawaban Allah terhadap dosa di dalam hati manusia ialah pembaharuan yang dialami oleh semua orang yang bertobat dari dosa mereka, berbalik kepada Allah, dan secara pribadi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

1. Pembaharuan merupakan masalah hati. Mereka yang dengan sepenuh hati bertobat dari segala dosa dan mengakui dalam hati bahwa Yesus itu Tuhan (Rom 10:9) dilahirkan baru dan menerima hati yang baru dari Allah (bd. Mazm 51:12; Yeh 11:19).


2. Di dalam hati orang yang mengalami kelahiran rohani, Allah menciptakan keinginan untuk mengasihi dan menaati diri-Nya. Berkali-kali Allah menekankan kepada umat-Nya pentingnya kasih yang timbul dari hati.
Kasih dan pengabdian semacam itu kepada Allah tidak dapat dipisahkan dari ketaatan kepada hukum-Nya (bd. Mazm 119:34,69,112); Yesus mengajarkan bahwa kasih kepada Allah dengan segenap hati dan kasih kepada sesama merangkum seluruh hukum Allah (Mat 22:37-40).

3. Kasih yang terbit dari hati adalah unsur penting dalam ketaatan. Terlalu sering umat Allah berusaha untuk mengganti kasih sejati dari hati dengan ketaatan kepada upacara agama yang lahiriah (seperti hari raya, persembahan, dan korban). Ketaatan lahir tanpa ada keinginan dalam hati untuk melayani Allah adalah kemunafikan dan sangat dikecam oleh Tuhan kita.

4. Banyak kegiatan rohani lainnya terjadi di dalam hati orang percaya yang dibaharui. Mereka memuji Tuhan dengan segenap hati (Mazm 9:2), merenung di dalam hati (Mazm 19:14), berseru kepada Allah dari dalam hati (Mazm 84:3), mencari Allah dengan segenap hati (Mazm 119:2,10), menyimpan firman Allah di dalam hati mengandalkan Tuhan dengan segenap hati (Ams 3:5), mengalami kasih Allah yang dicurahkan ke dalam hati mereka (Rom 5:5), dan menyanyi kepada Allah dalam hati mereka (Ef 5:19; Kol 3:16).

RH MINGGU, 14 Sept 2008

Bacaan Setahun: Yeh. 36, 37; Mzm. 110; Why. 19
PERINTAH 4: HARI BERISTIRAHAT (Keluaran 31:12-18)

Kerja yang halal memuliakan Allah dan memiliki makna abadi bila dilakukan dalam keseimbangan dengan istirahat. Kerja yang efektif dan memuliakan Allah tidaklah mungkin tanpa disertai istirahat yang cukup. Itulah sebabnya mengapa Allah menentukan suatu ritme kerja dan istirahat berdasarkan karya-Nya selama tujuh hari masa penciptaan. Jika kita menyimpang dari pola ini, kita akan terjebak dalam masalah. Semasa Revolusi Perancis, dimana tujuh hari dalam seminggu diperpanjang menjadi 10 hari dalam seminggu, bukan hanya manusia, bahkan kuda-kuda pun menjadi sakit. Tanpa adanya kesempatan pembaruan di dalam, organ-organ tubuh akan menjadi rusak.

Namun ada makna rohani yang lebih dalam dari hari istirahat. Kita perlu menyisihkan waktu secara teratur untuk melakukan refleksi dalam hubungan pribadi kita dengan Allah. Istirahat tidak hanya diperuntukkan bagi pembaruan fisik, tetapi juga pembaruan rohani. Kita harus menggunakan waktu istirahat untuk merenungkan dan menghayati apa yang telah Kristus perbuat untuk kita di kayu salib sehingga kita dikuatkan melalui karya-Nya yang sempurna (Ibr 3:1-4:16).

RH SABTU, 13 Sept 2008

Bacaan Setahun: Yeh. 33-35; Why. 18
PERINTAH 3: HORMATILAH NAMA TUHAN (Keluaran 20:1-7)

Bangsa Israel sangat serius dalam menjalankan perintah ketiga ini, sehingga pernah ada masanya dimana para ahli taurat bahkan tidak bersedia menuliskan nama Yahweh (Yehovah) sebelum mandi dan mengganti pakaian terlebih dahulu. Kemudian setelah menuliskannya, mereka akan mandi dan berganti pakaian lagi. Mereka terpaku pada kata-kata yang tertulis di situ, namun melalaikan maksud dari perintah itu sendiri. J.I. Packer berkata, "Yang dilarang sebenarnya adalah pemakaian atau keterlibatan nama Allah dengan tanpa makna, iseng, atau tidak jujur." Dalam hal ini termasuk sikap tidak hormat, yang berarti tidak sungguh-sungguh memperhatikan sifat dan reputasi Allah, yang diwakili oleh namaNya.

Perintah ini juga berkaitan dengan tidak ditepatinya janji dimana nama Allah disebut-sebut dalam sumpah. Kita patut bersyukur kepada Allah karena nama Yesus, yang berarti Juruselamat. Dia memberi pengampunan dan pertolongan yang kita butuhkan untuk menjalankan perintah ketiga ini, sehingga kita mampu menjadi orang yang perkataannya dapat dipercayai.

RH JUMAT, 12 Sept 2008

Bacaan Setahun: Dan. 3-4; Mzm. 81; Why. 17
PERINTAH 2: TOLAKLAH PENYEMBAHAN BERHALA (Keluaran 32:1-14)

Beberapa tahun yang lalu, majalah Life menampilkan sampul depan berupa rekaan gambar Allah menurut seorang pelukis. Allah digambarkan sebagai seorang tua dengan rambut putih yang panjang dan garis-garis wajah yang keras. Charles Hodge berkomentar, "Penyembahan berhala tidak hanya berwujud penyembahan terhadap allah-allah palsu, tetapi juga penyembahan terhadap rekaan atau gambar Allah yang sejati."

Visualisasi Allah dapat menjadi berbahaya. Tak ada satu pun hasil ciptaan yang dapat menyamai seluruh sifat Allah yang sejati. Itulah sebabnya Allah memerintah bangsa Israel agar jangan membuat patung atau gambaran lain yang menyerupai apapun yang ada di langit dan di bumi sebagai objek penyembahan. Patung atau gambaran tersebut menghina Allah karena merusak kemuliaanNya dan dapat menjerumuskan manusia ke dalam dosa. Menyembah rekaan atau gambar dari setiap pribadi Allah Tritunggal adalah penyembahan berhala dan menanggalkan kemuliaan Allah. Tindakan itu akan menyesatkan kita. "Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran" (Yoh. 4:24).

RH KAMIS, 11 Sept 2008

Bacaan Setahun: Dan. 1-2; Why. 16
PERINTAH 1: HANYA MENYEMBAH ALLAH (Ulangan 5:1-7)

Politikus Inggris W.E. Gladstone berkunjung ke Christ Church College dan bicara dengan optimis tentang kelompok masyarakat Inggris yang lebih baik pada masa hidupnya. Pandangannya demikian positif sehingga seorang mahasiswa bertanya, "Pak, apakah sama sekali tidak ada tanda-tanda kemunduran?" Gladstone menjawab, "Ya, ada satu hal yang saya takutkan—bahwa takut akan Allah tampaknya sudah hilang dari jiwa manusia."

Mematuhi perintah pertama akan mencegah terjadinya hal yang ditakutkan Gladstone tersebut. Penyembahan kita kepada Allah menjadi terfokus saat kita menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi, karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia (Yoh. 1:14). Namun mengapa Allah memerintahkan kita untuk hanya menyembah dan mengasihi Dia? Karena di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, dan kita ada (Kis 17:28); dan dari Dialah kita memperoleh hidup yang kekal (Kol 1:13-18). Allah sangat berhak untuk memerintahkan, "Jangan ada allah lain!" sebab hanya Dialah satu-satunya Allah yang hidup dan sejati, yang menciptakan dan menebus kita.

RH RABU, 10 Sept 2008

Bacaan Setahun: Rat. 3-5; Why. 15
TERANG DAN GELAP (Roma 13:11-14)

Kathleen Matson dan keluarganya telah tiga tahun lamanya bermukim di Tokyo. Ia menganggap bangsa ini belum mengenal injil karena hanya ada kurang dari 1 persen dari penduduk Jepang yang percaya kepada Yesus Kristus. Ia menulis, “Saya harus menjadi terang dan hidup saya harus bersinar sebagai teladan bagi mereka yang belum pernah mendengar injil Yesus Kristus." Kathleen melanjutkan, "Tugas itu tampaknya sangat berat.... Saya tidak sanggup melakukannya sendirian. Hanya dengan Yesus Kristus, saya dapat menunaikan tugas yang mendesak ini”.

Kegelapan yang menyelimuti orang yang tidak percaya tidak hanya ditemukan di tempat-tempat yang jauh. Di mana pun kita berada, kesaksian kita akan menjadi sarana yang paling efektif bila disertai dengan hidup yang mengasihi dan menaati perintah Allah. Kiranya kita semua dapat menjadi terang dalam kegelapan dan menunjukkan kepada dunia Sumber terang kita, yakni Tuhan Yesus Kristus.

RH SELASA, 9 Sept 2008

Bacaan Setahun: Rat. 1-2; Ob.; Why. 14
MENGAPA SAYA? (Lukas 17:11-19)

Seorang pemuda bernama Edi bertobat dan percaya kepada Kristus dalam suatu acara kebangunan rohani. Beberapa hari kemudian Edi dikirim ke rumah agar saya dapat mencarikan gereja untuknya. Sejak saat itu ia menjadi anggota gereja saya. Meskipun Edi telah dibantu dalam hal kerapian diri dan tatakrama yang dasar, tetapi ada satu sifat yang tetap tidak terubahkan, yakni kasihnya yang belum terarah kepada Kristus. Suatu hari Minggu, Edi tiba-tiba muncul di samping saya dan mengeluh, "Mengapa saya? Saya tak habis pikir, mengapa saya? Dari begitu banyak manusia yang ada di dunia ini, yang jauh lebih hebat dan pintar daripada saya, mengapa Tuhan justru memilih saya?" Ia kemudian menepuk tangannya dengan sukacita. Edi adalah orang pertama yang saya dengar mempertanyakan hal itu dalam konteks pembicaraan tentang anugerah Allah. Renungkan: Banyak orang yang bertobat, tetapi berapa dari mereka yang dengan rendah hati bertanya, "Mengapa saya? Mengapa Tuhan memilih saya?" Marilah kita lebih sering mempertanyakan hal itu.

RH SENIN, 8 Sept 2008

Bacaan Setahun: Yer. 42-44; Mzm. 48; Why. 13
DILENGKAPI UNTUK BERTUGAS (Yosua 1:1-9)

Ketika Perang Dunia II berkobar, saya berada di Inggris dan bekerja sebagai seorang teknisi pembedahan di sebuah rumah sakit tentara. Saat itulah saya mendengar berita radio yang mengejutkan semua orang: "Franklin Delano Roosevelt telah wafat!" Saya berpikir, “Apakah wakil presiden Harry Truman mampu untuk menjadi seorang presiden?” Lega rasanya ketika saya mendengar sang wapres berkata bahwa ia merasa seakan-akan kejatuhan beban yang sangat berat di pundaknya, dan ia meminta agar seluruh masyarakat berdoa baginya. Ucapan sang wapres ini meyakinkan saya bahwa ia dengan rendah hati mengakui keterbatasan dan perlunya pertolongan Allah.

Tatkala kita dihadapkan pada suatu tantangan baru, kita dapat membangun keberanian berdasarkan firman Tuhan. Bila kita merenungkan firman-Nya, mematuhi dan mengandalkan Tuhan, serta bekerja dengan rajin, maka Dia akan memampukan kita melakukan semua itu. Dia akan melengkapi kita dalam bertugas.