JADWAL IBADAH

JADWAL IBADAH:

TRAINING PRAISE & WORSHIP
Setiap Hari Senin - Pk. 19.00 Wib
Oleh: Pdt. Stevie Budi

PERSEKUTUAN DOA RUMAH TANGGA
Rabu, 29 September 2010 - Pk. 19.00 Wib
Wilayah 1: Di Ruko Klampis Megah Blok i/25
Wilayah 2: Di Rumah Bp. Eko S. B

KEBAKTIAN DOA PENGURAPAN
Jumat, 1 Oktober 2010 - Pk. 19.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

KEBAKTIAN WANITA
Sabtu, 2 Oktober 2010 - Pk. 10.00 Wib
Pembicara: Ev. Christine Budiharjo

KEBAKTIAN PEMUDA
Sabtu, 2 Oktober 2010 - Pk. 18.00 Wib
Pembicara: Pdp. Debora Y.

KEBAKTIAN UMUM & PERJAMUAN SUCI
Minggu, 3 Oktober 2010
Pk. 07.30; 10.00; 17.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

KEBAKTIAN ANAK - Pk. 07.30; 10.00; 17.00 Wib
KEBAKTIAN TEENS - Pk. 10.00 Wib

RH Minggu, 03 Oktober 2010

DEADLINE (Yohanes 4: 6,7, 27-42)

Ketika pekerjaan dikejar deadline (tenggat waktu), yang ada di benak hanya tuntutan "harus selesai". Maka ketika seseorang sadar deadline menjelang, apa pun situasi yang dialami (padat aktivitas, ada masalah, kelelahan) maka ia akan memberi diri semaksimal mungkin untuk merampungkan tugas. Dan ia tak boleh menyerah dan tak boleh marah pada deadline, sebab untuk itulah deadline ditetapkan. Ketika tiba saatnya Yesus menyelesaikan misi-Nya di dunia, Dia tahu waktu-Nya tak banyak. Maka, inilah kalimat kunci yang muncul dalam masa 3 tahun pelayanan-Nya: Dia selalu melayani dengan total! Dia memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengajar, menasihati, menegur, menyampaikan kabar baik, menyelamatkan orang berdosa. Tak heran jika beberapa kali kita membaca, Dia sampai kelelahan. Namun, dalam kondisi demikian pun, Yesus tak henti melakukan tugas-Nya. Tak ada tugas yang takkan berakhir di muka bumi ini. Tak untuk seterusnya kita akan melakukan hal-hal yang kita lakukan sekarang ini. Suatu hari setiap peran itu akan berakhir, bahkan masa hidup kita di dunia pun akan berakhir. Maka seperti Yesus, mari lakukan setiap peran setotal mungkin kita bisa. Tak seorang pun tahu tenggat waktu Tuhan bagi kita maka gunakan saja setiap waktu untuk berkarya.

RH Sabtu, 02 Oktober 2010

PENTINGNYA WANITA (Titus 2: 3-5)

Kaum wanita biasanya merupakan kelompok yang berperan besar di kebanyakan gereja. Kaum wanita yang melayani ini bisa punya segudang kegiatan; mulai dari pendalaman Alkitab, perkunjungan, paduan suara, sampai kursus merangkai bunga. Mereka sibuk sepanjang tahun. Mulai dari kebaktian awal tahun, memasak bubur untuk Paskah subuh, pernikahan, bulan keluarga, bahkan sampai Natal dan Tahun Baru datang lagi. Setiap aktivitas gereja tak pernah lepas dari bantuan dan sentuhan tangan para wanita. Paulus pun sudah melihat pentingnya peranan para wanita pada gereja mula-mula. Peran para wanita sangat penting, bukan hanya bagi diri atau keluarga mereka, melainkan juga bagi pekabaran Injil. Para wanita punya peran penting dalam perluasan Kerajaan Allah lewat kesaksian mereka. Perkumpulan para wanita di gereja, mestinya tidak menjadi tempat para wanita sekadar bertemu atau menyalurkan hobi. Sebab ada tugas mahapenting yang diemban: menjadi tempat para wanita bertumbuh makin serupa Kristus; membuat para wanita makin mengasihi suami dan anak-anak; dan akhirnya membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Bagaimana dengan kaum wanita di gereja Anda? Wanita tidak hanya dipanggil untuk berbenah tetapi juga untuk membagi hidup yang bermakna.

RH Jumat, 01 Oktober 2010

BERALIH SEJENAK (Keluaran 3: 1-4)

Seorang turis datang ke Roma untuk melihat beberapa museum yang menyimpan koleksi benda langka bersejarah. Dalam kesempatan itu ia juga mengunjungi sahabatnya, yang sudah tinggal di Roma sejak kecil. "Luar biasa!" seru sang turis. "Sayang waktuku hanya 3 hari untuk menikmati kotamu ini. Banyak peninggalan bersejarah di sini yang membuat penduduk dunia terpukau. Beruntung benar kamu bisa tinggal di Roma." Temannya menjawab, "Oya? Bagiku semua biasa saja. Aku bahkan belum pernah mengunjungi museum-museum yang kaulihat!"

Untuk dapat melihat hal-hal luar biasa yang ada di sekitar, kita perlu sesekali keluar dari rutinitas hidup. "Menyimpang" dari agenda rutin. Tuhan sering memberi kita tanda-tanda penyertaan-Nya. Mungkin Anda pernah hampir mengalami kecelakaan, tetapi tidak jadi. Atau, tanpa dinyana, apa yang Anda butuhkan tiba-tiba disediakan. Keajaiban kecil sering Tuhan kirimkan dalam hidup kita. Sudahkah Anda menyadarinya? Cobalah "menyimpang" atau beralih sejenak dari rutinitas hidup. Renungkan kebaikan-Nya. Tuhan sedang datang mendekat. Hanya orang yang hatinya peka akan Tuhan bisa menyadari indahnya kehidupan.

RH Kamis, 30 September 2010

KUPANG – BAUMATA (Mazmur 1)

Perjalanan dari Kupang menuju Baumata, sebuah daerah mata air di Timor pada musim kering, menawarkan pengalaman unik. Ketika masih di sekitar Kupang, pemandangan menyuguhkan pohon-pohon kering dan tanah tandus. Namun, ketika mulai memasuki daerah Baumata, kita melihat pohon-pohon yang permai dan menghijau. Mata air di Baumata menjaga pohon-pohon di situ tetap segar, bahkan pada musim kering. Bacaan firman hari ini membandingkan kehidupan 2 kelompok orang. Kelompok 1, orang yang mau hidup sejalan dengan nasihat firman Tuhan dan tinggal di situ. Artinya, tak henti-hentinya ia mau menerima dan mempelajari firman Tuhan. Itu sebabnya ia mampu bertahan dalam segala situasi sebab ia "berakar" kuat dalam Tuhan. Tak hanya itu, keberpautannya dengan firman Tuhan membuat hidupnya berbuah. Kelompok 2 adalah orang yang tidak punya firman di hatinya, hingga dosa mudah menjerat hidupnya. Dan sungguh ngeri ketika dikatakan bahwa orang semacam ini akan seperti "sekam yang ditiup angin"; hidupnya terbuang sia-sia. Dengan kemampuan serta standarnya, manusia tak mungkin mempertahankan hidupnya berkenan kepada Tuhan. Langkah praktisnya, kita perlu sengaja memberi waktu setiap hari untuk berwaktu teduh atau membaca Alkitab secara teratur.

RH Rabu, 29 September 2010

MENYAPA ZAKHEUS (Lukas 19: 1-10)

Ia kaya raya, tetapi badannya pendek. Yang lebih parah, ia pemungut cukai. Artinya, ia bekerja pada orang asing; seorang antek penjajah; seorang pengkhianat bangsa. Bangsanya sangat membencinya, begitu benci sampai-sampai mereka tidak sudi mengucapkan namanya; mereka cukup menyebutnya "orang berdosa". Tak ada orang yang memberinya jalan ketika ia berusaha melihat Yesus. Ia memutar otak, dan menemukan salah satu cara paling unik untuk mendekati Sang Guru: memanjat pohon. Bisa jadi Yesus geli melihat orang pendek itu bertengger di pohon. Namun yang tak terduga, Yesus menyapanya dengan menyebutkan namanya. Mungkin sudah begitu lama telinga Zakheus tidak mendengar orang menyebutkan namanya dengan ramah. Bukan itu saja. Yesus juga mau berkunjung ke rumahnya! Tak heran, perjumpaan itu membekaskan kesan yang sangat mendalam baginya; bahkan mengubahkan arah hidupnya. Zakheus mengalami keselamatan. Maukah kita menyapa orang lain seperti yang Yesus lakukan? Orang itu tidak mesti "musuh masyarakat" seperti Zakheus; bisa juga orang yang tidak diperhitungkan di lingkungan kita. Sapalah ia. Kenalilah pribadinya. Hargailah ia sebagai manusia. Hormatilah martabatnya. Berdoalah agar Tuhan menjamahnya dan mengubahkan arah hidupnya.

RH Selasa, 28 September 2010

MEMBAWA KEBAIKAN (Kejadian 1: 27-31)

Dalam salah satu buku kumpulan khotbahnya, Pdt. Eka Darmaputera menulis demikian, "Dari semua makhluk ciptaan Tuhan, hanya manusia yang punya kecenderungan menyalahi dan melanggar hukum alam." Lalu beliau mengutip sebuah sajak: "Allah menciptakan matahari, matahari memberi sesuatu. ... Allah menciptakan bumi, bumi memberi sesuatu. Allah menciptakan pohon-pohon, pohon-pohon memberi sesuatu. Allah menciptakan bunga, buah, binatang, mereka memberi sesuatu. Allah menciptakan Anda dan saya, apa yang Anda dan saya beri?"

Ada 3 jenis orang di dunia ini. (1) Orang yang ada atau tidak ada sama saja, tidak membuat orang lain sedih atau senang. (2) Orang yang lebih baik tidak ada; orang lain justru senang kalau ia tidak ada. (3) Orang yang kehadirannya membawa kebaikan, sehingga ketika ia tidak ada, orang lain pun merasa sedih dan kehilangan. Pertanyaan untuk kita renungkan, orang jenis manakah kita? Allah menciptakan kita, di mana pun kita berada, dan dalam peran apa pun kita hidup untuk membawa kebaikan; memuliakan Allah, dan membuat orang lain merasa bersyukur.

RH Senin, 27 September 2010

MENARUH HORMAT (1 Tesalonika 5: 12-15)

Menurut H.B. London, tokoh "Focus on the Family", kehidupan para hamba Tuhan diwarnai empat hal: kesepian, rasa terisolasi, rasa tidak aman, dan rasa tidak mampu. Penyebabnya, mereka dituntut banyak, tetapi dihargai terlalu sedikit. Mereka harus terlihat "tanpa dosa". Sedikit berbuat kesalahan membuatnya jadi bahan omongan. Sebaliknya, kerja keras dan pengorbanannya kerap dianggap biasa. Sudah lumrah. "Miskinnya pujian dan penghargaan membuat 80% pendeta pernah berpikir pindah dari gerejanya," ujar Jane Rubietta, penulis buku Bagaimana Memperhatikan Pendeta yang Anda Kasihi. Rasul Paulus mengajak jemaat Tesalonika menghormati para pemimpin yang telah berjerih payah membimbing mereka mengenal Kristus. Jemaat diminta menaruh hormat bukan karena pribadi sang pemimpin, melainkan karena mereka melakukan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepadanya. Sudahkah Anda menaruh hormat pada mereka yang telah memimpin Anda mengenal Kristus? Mungkin mereka adalah para hamba Tuhan, sahabat rohani, orangtua, atau pembimbing rohani Anda. Bagaimana Anda bisa menunjukkan rasa respek dan dukungan secara nyata? Mana yang lebih sering Anda lakukan: menghargai atau mencela mereka?

Artikel


D O A
Berdoalah dimana saja Anda berada, Tuhan ada dimana-mana. Bila doa Anda menjadi kering dan rutin, teruskan saja. Tanah yang kering kerontang menyambut datangnya hujan. Bawalah kemarahan Anda dalam doa, logam yang panas bisa dibentuk. Bila Anda berdosa dan terus menerus jatuh, berdoalah. Tuhan tetap mencintai Anda. Berdoalah bila Anda cemas. Doa membuat segala sesuatu bisa dipikirkan dan dipertimbangkan secara sehat. Bila karena sesuatu hal Anda tidak bisa berdoa, bersantailah. Keinginan untuk berdoa itu sudah merupakan langkah awal menuju doa. Bila dorongan doa mengajak Anda untuk mengambil resiko, beranilah. Tuhan akan mendukung Anda. Bila Anda merasa sedih atau menyesal, menangislah. Air mata adalah doa dari kalbu hati.

Artikel


Berdoa Hingga Mencapai Kemenangan Akhir

Elizabeth Dabney adalah seorang ibu rumah tangga Amerika, keturunan Negro, yang telah membiasakan diri untuk berdoa berjam-jam lamanya. Ia tidur hanya supaya dapat berdoa kembali dengan tubuh yang segar di waktu siang maupun malam hari. Ia membatasi diri untuk makan makanan yang sederhana, hanya sekali sehari, dan tidak menghabiskan waktunya untuk mengobrol dengan orang lain. Biasanya ia datang dengan tenang dalam kebaktian, sejam sebelum acara dimulai, untuk berdoa sendiri. Seusai kebaktian, dengan diam-diam ia kembali ke dalam biliknya, tempat pelayanannya yang SESUNGGUHNYA, yaitu tempat ia berdoa dengan sebulat hati bagi pembebasan jiwa-jiwa, dan hal ini berlangsung hingga jauh malam.

Dalam suatu wawancara, diungkapkannya tentang apa yang menyebabkannya untuk memasuki pelayanan yang bermanfaat ini bagi Tuhan dan jiwa-jiwa yang sesat. Suaminya adalah seorang pendeta, yang diutus oleh sebuah gereja yang makmur di kota Filadelfia. Pada kebaktian yang pertama tidak seorangpun hadir, kecuali mereka berdua. Nyonya Dabney menyadari bahwa itulah suatu ladang yang sulit karena termasuk daerah hitam yang paling buruk di kota itu. Oleh sebab itu, ia sadar bahwa hanya doalah yang dapat mengubah situasi di sana.

IA MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK SIANG-MALAM BERTEKUN DI DALAM DOA

Ia berjanji kepada Tuhan bahwa apabila Tuhan mengirim orang-orang berdosa ke tempat kebaktian itu serta menyelamatkan jiwa-jiwa mereka, maka ia akan bergumul di dalam doa selama 3 hari 3 malam setiap minggunya, dalam jangka waktu 3 tahun. Di samping itu, bukan saja ia akan berdoa, melainkan juga berpuasa. Ketika ia untuk pertama kalinya memberitahukan kepada suaminya mengenai niatnya itu, sang suami merasa segan untuk mengizinkannya bergumul dalam doa seorang diri selama 3 hari 3 malam setiap minggunya. Namun segera ia menyadari bahwa hal itu terjadi karena dorongan Tuhan. Segera setelah isterinya mulai berdoa seorang diri bagi pelayanan suaminya, Tuhan mulai bekerja. Orang-orang berdosa berdatangan dan tidak lama kemudian, ruang gereja mereka dipenuhi oleh orang-orang yang bertobat kepada Tuhan.

Suaminya meminta agar ia berdoa untuk tempat yang lebih besar. Tuhan menggerakkan hati seorang pengusaha untuk menyediakan sebuah rumah yang lebih besar dan lebih indah di seberang jalan. Sementara ibu itu melanjutkan pergumulannya di dalam doa, maka gedung itu pun tidak dapat memuat para pengunjung yang semakin meningkat. Kembali suaminya meminta kepadanya untuk berdoa bagi sebuah gedung gereja yang lebih besar lagi. Maka berdoalah ia untuk maksud tersebut dan Tuhan memberi sebuah gedung gereja yang besar dan indah di tepi jalan raya kepada mereka. Kebaktian-kebaktian itu selalu penuh dan jiwa-jiwa dilepaskan dari dosa. Orang-orang beriman itu kemudian dibaptiskan dalam kelompok-kelompok besar.

Pada suatu hari, di depan pintu gereja, ketika ia hendak masuk untuk memenuhi janjinya dalam hal berdoa, Tuhan berkata, “Pulanglah.” Akan tetapi, ia tidak berminat untuk pulang ke rumahnya. Ia rindu untuk berdoa! Kemudian Tuhan bertanya kepadanya, apakah ia mengetahui, hari apakah saat itu? Ia merasa terdorong untuk membuka dompetnya dan membaca janjinya kepada Tuhan. Akhirnya ia tahu dari catatannya itu, bahwa ia telah memenuhi janjinya untuk berdoa dalam jangka waktu 3 tahun! Hatinya sangat rindu untuk memasuki gedung gereja itu, untuk memuji dan menyembah Tuhan, tetapi, sekali lagi, ia mendengar Suara Tuhan yang mengatakan, “Pulanglah.” Maka ditaatinya perintah Tuhan itu. Jiwanya penuh dengan sukacita di depan hadirat Tuhan.

Kemudian ia mendengar Tuhan berkata, “Pergilah ke ruangan di bawah tanah.” Ia merasa takut dan ragu-ragu, kemudian berkata kepada Tuhan, “Ya Tuhan, jika Engkau hendak membawa saya pulang ke rumah Tuhan yang penuh kemuliaan itu, izinkan saya terlebih dulu menemui suami dan anakku.” Meskipun demikian, ia pergi juga ke ruangan di bawah tanah itu, sesuai dengan perintah Tuhan. Ruangan itu yang biasanya gelap, pada saat itu tampak dipenuhi dengan terang yang ajaib. Kemudian kata Tuhan kepadanya, “Engkau telah berdoa terus-menerus, sampai pada akhirnya. Sekarang Aku datang untuk memberkatimu.” Dari plafon tampak turunlah suatu pancaran air kehidupan yang mulai mengisi ruangan itu! Tuhan berfirman kepadanya bahwa kemana pun ia pergi dan berdoa, Ia akan melepaskan orang-orang berdosa dari ikatan dosa mereka, serta memenuhi orang-orang yang percaya itu dengan Roh-Nya.

Semua ini terjadi beberapa tahun yang lalu dan Tuhan telah memegang janji-Nya! Kemana pun Nyonya Dabney pergi dan bergumul di dalam doa, maka orang-orang berdosa dilepaskan dan para saleh disegarkan kembali. Ia tidak berkhotbah, hanya menasihati para saleh dan mendorong orang-orang berdosa untuk mencari Wajah Tuhan hingga mereka menemukan Dia.

Berkhotbah itu baik. Pengajaran itu penting. Tetapi yang menjadi kunci rahasianya adalah DOA! Sebuah doa yang didengar dan dijawab oleh Tuhan dapat mengguncangkan alam ciptaan-Nya.

Disadur dari “Herald of His Coming”

Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. (Kolose 4: 2)

Ringkasan Khotbah 19 September 2010


Menyukakan Hati Tuhan (Ibrani 13: 14-16)
Di dalam dunia ini tidak ada orang yang tidak mati, dan yang pasti orang yang di bumi ini pasti mengalami kematian dan apa yang ada di bumi ini hanyalah sementara. Itu berarti kita sebagai orang Kristen percaya akan ada kehidupan kekal nantinya di akhir hidup manusia di bumi, yaitu sorga yang mulia dan untuk menuju sorga yang kekal dan mulia, ada dua hal yang penting supaya bisa masuk ke sorga dan ini yang menyukakan hati Tuhan, yaitu: 1. Korban syukur ucapan bibir memuliakan Tuhan (ay. 15). Sebagai orang Kristen atau anak Tuhan yang sungguh-sungguh Tuhan tidak menuntut yang tinggi-tinggi atau yang sulit yang dikerjakan anak-anaknya, Tuhan menuntut ucapan bibir yang memuliakan Dia. Dalam ibadah kita harus memuliakan Tuhan dengan ucapan bibir dan bukan dengan hati. Korban syukur ucapan yang benar memuliakan Tuhan adalah dengan bibir. Jangan pernah orang Kristen berpikir, Tuhankan tahu bahwa tidak ucapkan bibir tidak apa-apa, yang penting hati saya bernyanyi memuliakan Tuhan. Tuhan sekarang menuntut kita yang beribadah memuliakan Tuhan dengan ucapan bibir yang penting dan menyukakan hati Tuhan. 2. Korban berbuat baik (ay. 16). Dalam hidup ini jangan tunggu-tunggu berbuat baik, selama kita jadi Kristen berbuat baik itu penting dan Tuhan selalu mengajarkan kita untuk berbuat baik. Ada banyak lingkungan sekitar kita yang butuh pertolongan, bagaimana hidup kita sebagai orang percaya anak Tuhan yang sungguh-sungguh ibadah, apakah hanya ibadah saja yang kita perbuat, tentunya tidak. Kita harus berbuat baik kepada siapa saja dan jangan tunggu-tunggu. Tuhan tidak pernah berhutang dengan kita, jika kita berbuat baik Dia akan langsung membayar perbuatan baik kita, menjadi perenungan kita bersama, kapan saudara terakhir berbuat baik kepada orang lain. Tuhan sangat senang apa yang kita lakukan untuk orang lain terutama dengan orang yang seiman. Marilah kita sebagai anak Tuhan yang sungguh-sungguh, melakukan terus perbuatan-perbuatan yang Tuhan perintahkan dan ini menjadi kesukaan bagi Tuhan jika itu dilakukan senantiasa dan akhirnya surga mulia yang kekal itu akan kita rasakan. Amin By: Pdt. Henoch Wilianto - 19 September 2010