JADWAL IBADAH


Kebaktian Doa Pengurapan
Pembicara: Gembala Sidang
Jumat, 06 Maret 2009 - Pk. 19.00 WIB

Kebaktian Wanita
Pembicara: Pdt. Dwi Chresnadi
Sabtu, 07 Maret 2009 - Pk. 10.00 WIB

Kebaktian Pemuda
Pembicara: Ibu Yunita
Sabtu, 07 Maret 2009 - Pk. 17.30 WIB

Ibadah Raya
Minggu, 08 Maret 2009
Jam 08.00 & 17.00 WIB

Pembicara: Pdt. Gideon LS.
Disertai
Kebaktian Anak

KOTBAH

MASA DEPAN SUNGGUH ADA
(Amsal 23:18)

Dalam kehidupan ini kita seringkali menghadapi masalah atau pun persoalan. Apa pun yang menghalangi kita dan apa pun keadaan yang kita hadapi, tidak akan mengubah janji firman Tuhan bagi hidup kita. Hal ini dapat terjadi apabila kita selalu mengkonsumsi Firman Tuhan setiap waktu. Tiga kunci untuk dapat menciptakan hari-hari kita indah sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, adalah:

1. Mulailah hari-hari kita bersama dengan Tuhan.
Segala hal yang kita pikirkan akan mempengaruhi hari-hari yang akan kita lalui. Kalau kita memulai dengan Tuhan (saat teduh) maka Tuhan akan memberkati hari-hari kita. Janji Tuhan atas kita ialah apabila kita merenungkan Firman Tuhan dan memperkatakan Firman tersebut dalam hidup kita, maka Tuhan akan membuat perjalanan hidup kita berhasil dan beruntung. Bersama Tuhan maka hari-hari kita akan menjadi luar biasa (dipenuhi dengan kebahagiaan, keberhasilan dan keberuntungan).

2. Jagalah hati dan pikiran kita dengan segala kewaspadaan (Ams. 4: 20-23).
Yang menentukan kita dapat berhasil, sehat, beruntung dan memperoleh kebahagiaan, bukan orang lain yang ada di sekitar kita. Tetapi dari hati kitalah semua hal tersebut dapat terjadi dalam kehidupan kita. Firman Tuhan menyatakan bahwa dari hati kita akan terpancar kehidupan. Bahkan firman Tuhan menyatakan bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur. Semua hal yang kita inginkan terjadi dalam kehidupan kita tergantung kepada hati kita, bukan pada modal yang kita miliki. Segala hal dapat kita lakukan, kuncinya pikirkan semua hal yang positif dan bukan yang negatif (Fil. 4: 8). Jangan mudah menyerah. Teruslah berusaha sekalipun banyak mengalami kegagalan. Masa depan kita luar biasa indah bersama dengan Tuhan.

3. Miliki hati yang penuh dengan ucapan syukur (1 Tes. 5: 18).
Seringkali berbagai macam keadaan di dalam kehidupan kita membuat ucapan syukur menjadi pudar. Apa pun yang terjadi belajarlah mengucap syukur. Karena Allah dapat menjadikan sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil. Allah dapat mengubahkan keadaan yang buruk menjadi baik. Orang yang senantiasa mengucap syukur akan selalu memperoleh berkat dari Tuhan secara berlimpah-limpah.

Ketiga kunci tersebut dapat membawa kita memperoleh janji-janji Tuhan dalam setiap hari-hari yang kita lalui. Jika Tuhan berfirman maka pasti akan digenapi. Bersama Tuhan masa depan kita sungguh ada. Amin


. By: Pdt. Yohanes Gunawan - Minggu, 22 Februari 2009

ARTIKEL

DIA MENYEGARKAN
JIWAKU

Di tengah krisis yang sedang melanda dunia usaha saat ini ternyata jenis usaha yang bergerak dalam dunia hiburan sepertinya tidak begitu terkena dampaknya. Bahkan krisis menyebabkan banyak orang yang menjadi stress sehingga mereka berusaha mencari hiburan untuk melepaskan ketegangan. Bisnis dunia hiburan berkembang dengan subur di daerah perkotaan sebab orang kota memang cenderung lebih mudah mengalami stress. Apalagi bagi orang-orang yang tinggal di kota besar seperti kota Jakarta yang hampir setiap hari terjebak dalam kemacetan. Sebuah survei menunjukkan sebagian besar penduduk kota besar di Indonesia mengalami sakit jiwa dalam kadar tertentu.

Manusia modern dengan kecerdasannya memang sanggup membuat hidup menjadi lebih mudah dan cepat. Akan tetapi, justru di era modern yang serba cepat dan komputerisasi ini manusia menjadi semakin mudah tertekan. Dengan ditemukannya handphone memang membuat komunikasi menjadi mudah dan cepat. Namun tanpa disadari justru handphone telah membuat banyak orang semakin tertekan sebab kita menjadi mudah diganggu kapan saja. Beberapa orang rekan kantor di perusahaan tempat saya pernah bekerja sampai mengalami stress berat akibat sering dikomplain oleh pelanggan diluar jam kantor.

Bahkan seorang teknisi mengalami phobia (rasa takut) dengan suara dering handphone akibat seringnya dikomplain oleh pelangggan di waktu malam. Belum lama ini dalam sebuah majalah mencatat, dimana seorang CEO perusahaan besar memberikan sebuah fasilitas email gratis lewat handphone bagi setiap karyawannya agar mereka bisa tetap bekerja kapanpun. Tidak heran semakin hari semakin banyak saja jumlah orang yang mengalami stress dan depresi.

Ternyata bukan orang-orang yang bekerja dalam dunia ‘sekuler’ saja yang mengalami tekanan. Orang-orang yang bekerja dalam dunia ‘rohani’ juga tidak luput dari tekanan tersebut. Sebuah survei yang dilakukan oleh Family News From Dr. James Dobson menunjukkan 80% Pendeta dan pasangannya sedang mengalami depresi.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Fuller Institute of Growth menunjukkan 80% Pendeta yakin bahwa pelayanan penggembalaan mereka mempengaruhi kehidupan keluarga mereka secara negatif. Belum lama ini seorang hamba Tuhan dan juga penyayi rohani terkenal di Indonesia mengalami kekeringan rohani sehingga selama berbulan-berbulan ia setiap hari berkunjung ke pub untuk mencari hiburan.

Kita tidak dapat mengharapkan sebuah kehidupan yang tanpa ada masalah dan tekanan sebab selama kita masih hidup di dunia ini maka kita tidak akan pernah luput dari masalah. Jalan keluar untuk dapat menang dari semua tekanan yang kita hadapi adalah dengan memiliki keintiman dengan Allah. Kita harus memiliki hubungan yang akrab dengan Allah sehingga setiap hari jiwa kita dapat disegarkan oleh air kehidupan yang mengalir dari takhta-Nya. Hubungan yang intim dengan Allah harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita jika kita ingin tetap bertahan dalam menghadapi beratnya tekanan kehidupan ini.

Marilah kita semua mulai masuk ke dalam kehidupan yang intim dengan Allah. Ada sebuah tempat rahasia sukacita yang telah disediakan oleh Tuhan bagi setiap orang yang ingin memiliki hubungan yang intim dengan-Nya. Hidup kita tidak akan sama lagi jika telah mengalami rahasia sukacita yang datang dari Tuhan. Hidup kita akan menjadi sangat luar biasa dan bergairah sebab air kehidupan itu telah menyegarkan dan memuaskan jiwa kita. Yesus berkata “Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (Yoh. 4:13-14). Minumlah air kehidupan itu dan biarlah mata air itu mengalir untuk membasahi banyak jiwa-jiwa yang sedang kekeringan!

RH MINGGU, 08 Maret 2009

Minggu, 8 Maret 2009 Bacaan Setahun: Ul. 7-9; Mrk. 15
MUSUH ATAU SAHABAT? (Yohanes 3:17-21
)

Ketika saya masih di sekolah menengah, saya menikmati kegiatan perdebatan dalam satu kelompok. Tujuan kita bukanlah menyatakan kebenaran, tetapi meyakinkan semua bahwa bukti-bukti kami lebih kuat daripada lawan-lawan kami. Akibatnya, saya tidak menyambut baik suatu kebenaran tatkala seseorang dari kelompok lain memunculkan "terang" dari masalah tersebut dan memperlemah kasus saya. Berdebat melawan kebenaran mungkin dapat diterima dalam suatu perdebatan, tetapi hal ini merupakan hal yang sangat salah dalam kehidupan yang sebenarnya. Sikap kita terhadap kebenaran pada akhirnya akan menentukan tujuan akhir kita surga atau neraka. Saat ini banyak orang yang berpengaruh (memiliki kedudukan) secara terbuka memperlihatkan kebencian mereka terhadap "terang." Sebuah buku yang belum lama ini terbit, misalnya, menggambarkan bahwa Yesus Kristus memiliki tiga orang istri. Sama sekali tidak ada alasan atas pernyataan demikian, tetapi para penelaah menganggap bahwa buku tersebut dapat dipercaya. Mungkin mereka belum membaca kisah hidupNya yang sebenarnya, atau barangkali mereka tidak mau percaya bahwa Dia adalah Anak Allah yang tidak berdosa dan Terang yang akan mengadili kita semua pada suatu hari.

RH SABTU, 07 Maret 2009

Setahun: Ul. 5,6; Mzm. 43; Mrk. 14
PERTANYAAN YANG TEPAT (Kisah 16:16-34)

"Mencari pertanyaan yang tepat adalah sama pentingnya dengan mencari jawaban yang tepat," demikian kata seorang penulis renungan bernama Henri Nouwen. Di sisi lain, betapa mudahnya kita mendahului Roh Allah tatkala kita berbicara mengenai Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya, yakni dengan memberikan serentetan jawaban sebelum kita mendengar pertanyaan yang diungkapkan mereka.

Paulus dan Silas yang dipenjarakan karena memberitakan Injil, membangkitkan pertanyaan di dalam hati orang yang memenjarakan mereka. Hal ini tidak mereka capai dengan cara berkhotbah kepada orang tersebut. Tetapi sebaliknya, mereka berdoa dan menyanyikan lagu pujian kepada Allah. Ketika gempa bumi membuka pintu penjara dan memutuskan rantai mereka, kepala penjara itu mencoba bunuh diri karena takut dihukum mati. Namun Paulus dan Silas mencegahnya. Lalu kepala penjara itu bertanya, "Apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Saat ini, Roh Kudus akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang tepat di hati orang-orang yang belum percaya dan menyiapkan mereka untuk mendapatkan jawaban yang tepat, yakni Yesus Kristus.

RH JUMAT, 06 Maret 2009

Bacaan Setahun: Ul. 3,4; Mzm. 36; Mrk. 13
BERDOA SEPERTI YESUS (Ayub 42:1-17)

Dengan memiliki sahabat-sahabat seperti mereka, Ayub seharusnya tidak perlu risau. Namun, ketiga sahabat yang seharusnya menjadi penghibur baginya, telah gagal dalam upaya untuk mengurangi penderitaan Ayub. Bukannya bersimpati, malah sebaliknya mereka menceritakan pandangan versi mereka sendiri yang hanya menambah kesusahan Ayub. Meskipun demikian, Ayub mampu bangkit dengan kemenangan dari kubangan kesengsaraan dan kebimbangan. Satu langkah penting menuju kemenangan ini adalah berupa kerelaannya untuk berdoa bagi para sahabatnya yang telah mengritik dan menuduhnya. Allah menghargai doa-doanya, dan Ayub dengan sukacita menyaksikan pengampunan dan pemulihan sahabat-sahabatnya.

Yesus pun berdoa bagi sahabat-sahabat-Nya, tanpa memperdulikan kegagalan-kegagalan mereka. Yesus pun berdoa bagi anda dan saya (Yoh. 17: 20-24). Tindakan berdoa-Nya pada saat sebelum kematian dan kebangkitan-Nya, masih berlangsung hingga hari ini. Untuk mengikuti teladan Kristus, kita harus berdoa bagi sahabat-sahabat dan kenalan-kenalan kita bahkan sekalipun mereka menyakiti kita.

RH KAMIS, 05 Maret 2009

Bacaan Setahun: Ul. 1,2; Mrk. 12
"PERUT MASYARAKAT" (Yehezkiel 2:1-10)

Pada masa-masa sulit, semut-semut madu sanggup bertahan hidup dengan mengandalkan beberapa anggota dari kelompok mereka, yang dikenal sebagai "pot madu." Mereka meminum sebanyak mungkin cairan sehingga membengkak seperti bola kecil yang mudah digelindingkan dan menjadi sangat sulit untuk beraktifitas. Namun bila datang masa-masa kekurangan makanan dan minuman, mereka bertindak sebagai "perut-perut masyarakat" dan menyambung hidup seluruh komunitas semut dengan mengeluarkan apa yang telah mereka simpan di dalam tubuh mereka.

Demikian pula halnya dengan seorang utusan Allah. Mereka harus mengisi hati dan pikirannya dengan kebenaran-kebenaran firman Allah. Jika mereka setia melakukan firman Allah dalam kehidupannya, maka dengan tulus mereka dapat memberikan nasihat dan dorongan berdasarkan firman Allah untuk menolong orang lain. Sebagai orang-orang percaya, kita juga harus mau menjadi "perut masyarakat" dengan mencerna kebenaran-kebenaran Alkitab dan mengizinkan Roh Allah menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan kita. Baru kemudian, kita dapat berbicara secara efektif kepada mereka yang memerlukannya.

RH RABU, 04 Maret 2009

Bacaan Setahun: Bil. 34-36; Mrk. 11
BAHAN-BAHAN PENTING (1 Korintus 13:1-13)

Seorang guru ilmu pengetahuan alam bertanya kepada salah seorang muridnya untuk menjelaskan tentang garam. Ia berkata, "Garamlah yang membuat kentang goreng terasa hambar bila kita tidak menaburkannya padanya." Banyak makanan seperti itu terasa kurang enak tanpa bahan utamanya. Misalnya, roti tanpa gula, es buah tanpa es, kolak tanpa pisang.

Kehidupan Kristen juga memiliki satu unsur yang penting, yakni kasih. Paulus menekankan nilai kasih ini tatkala ia menulis kepada jemaat di Korintus. Seorang pengikut Yesus harus mengasihi keluarganya, sahabat-sahabatnya, teman-teman seimannya, mereka yang tidak mengenal Kristus, dan bahkan musuh-musuhnya. Seorang Kristen sejati dikenali melalui kasihnya. Tetapi tanpa kasih, kita sama hambarnya seperti kentang goreng tanpa garam. Mintalah agar Allah menolong Anda untuk bertumbuh dalam kasih sehingga kasih itu dapat mengalir dari hati Anda kepada orang lain. Inilah bahan yang sangat penting.

RH SELASA, 03 Maret 2009

Bacaan Setahun: Bil. 32, 33; Mrk. 10
SAKSI SEKOP SALJU (Matius 5:1-16)

Dorcas mengetahui ada seorang wanita yang berasal dari luar negeri dan baru saja pindah ke daerahnya. Namun ia merasa tersinggung tatkala tetangga barunya itu meminjam sekop salju miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu. Ia bergegas menuju rumah wanita tersebut, membunyikan bel rumah, mengambil sekop miliknya, dan berbalik kembali ke rumahnya, sementara wanita tadi berusaha menjelaskan dalam bahasa Inggris yang terbata-bata. Namun tak lama kemudian, Roh Allah menolong Dorcas menyadari bahwa ia perlu menunjukkan belas kasihan. Ia pun membelikan sebuah sekop untuk wanita tersebut. Ketika diserahkannya sekop itu, tetangga barunya ini menceritakan kehidupannya dan mustahil baginya untuk membeli sebuah sekop. Kebaikan Dorcas menyentuh hatinya, dan sebagai hasilnya ia mengizinkan anak-anaknya pergi ke gereja. Salah seorang dari mereka kemudian menerima Yesus. Kita mungkin menganggap bahwa sesuatu yang wajar bila kita melindungi kepentingan kita sendiri. Namun firman Allah menyatakan dengan jelas agar kita melayani sesama kita. Ketika kita melakukannya, kita akan memperkuat kesaksian hidup kita.

RH SENIN, 02 Maret 2009

Bacaan Setahun: Bil. 30, 31; Mrk. 9
MAJULAH TERUS (Filipi 3:7-14)

Seorang seniman Yunani berbakat bernama Timanthes belajar pada seorang pelukis terkenal. Beberapa tahun kemudian, pelukis muda tersebut menghasilkan sebuah karya yang sangat indah. Ia sedemikian mengagumi lukisan itu sehingga dari hari ke hari ia menghabiskan waktu untuk memandang lukisan itu tanpa bosan. Suatu pagi ia terkejut tatkala mengetahui bahwa gurunya dengan sengaja telah merusak lukisan yang sangat dikaguminya itu. Dengan marah dan menangis, Timanthes menemui gurunya dan mempertanyakan tentang hal tersebut. Guru yang bijak itu menjawab, bahwa ia melakukannya agar sang murid mau berusaha lebih baik lagi. Murid tersebut mendengar nasihat gurunya dan akhirnya ia menghasilkan sebuah karya besar berjudul Sacrifice of Iphigenia (Pengorbanan Iphigenia). Allah tidak pernah menginginkan kita untuk berpuas diri dengan apa yang telah kita capai. Dia ingin agar kita terus maju ke tingkat yang lebih tinggi dalam pelayanan dan kesempurnaan seperti Kristus. Janganlah berpuas diri dengan keberhasilan rohani yang telah kita capai. Dengan pertolongan-Nya, majulah terus!