JADWAL IBADAH

Jumat, 1 April 2011
KEBAKTIAN DOA PENGURAPAN
Pk. 19.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang

Sabtu, 2 April 2011
KEBAKTIAN WANITA
Pk. 10.00 Wib
Pembicara: Ibu Megawati Yizrael

KEBAKTIAN PEMUDA
Pk. 18.00 Wib
Pembicara: Sdr. Joshua

Minggu, 3 April 2011
KEBAKTIAN UMUM & PERJAMUAN SUCI
Pk. 07.30; 10.00; 17.00 Wib
Pembicara: Gembala Sidang
(Disertai Kebaktian Anak)

KEBAKTIAN REMAJA - Pk. 10.00 Wib

Minggu, 03 April 2011

BERSUKACITA SELALU (Filipi 4: 1-7)

Seseorang diberi dua kotak oleh Tuhan, berwarna hitam dan emas. Ke dalam kotak hitam, Tuhan memintanya memasukkan segala kesedihan dan masalahnya. Sedangkan segala sukacita dan pengalaman menyenangkan dimasukkan ke kotak emas. Setelah sekian waktu, ia heran. Kotak emasnya bertambah berat, sementara kotak hitamnya tetap saja ringan. Penasaran, orang itu membuka kotak hitamnya. Ternyata, ada lubang di dasar kotak itu hingga setiap hal yang ia masukkan, tak tersimpan. Ketika ia menanyakannya kepada Tuhan, Dia menjawab, "Agar kau selalu menghitung berkatmu, dan melupakan segala kepedihanmu."

Hati dan perasaan kita bisa diguncang oleh berbagai emosi dalam hari-hari yang kita jalani; susah, cemas, takut, sebab banyak perkara menimpa kita secara pribadi. Akan tetapi, firman Tuhan meminta kita senantiasa bersukacita. Apa yang kita rasakan mungkin tidak selalu hal yang mendatangkan sukacita, tetapi Tuhan meminta kita dapat memilih sikap untuk tetap bersukacita, dengan menghitung berkat yang kita terima. Dia telah memberi kita begitu banyak kemurahan - tidak saja untuk hidup di dunia, tetapi juga sampai kekekalan.

Sabtu, 02 April 2011

TAKUT BERHARAP LEBIH (Yohanes 20: 11-18)

Setelah dikhianati suaminya, seorang istri berkata: "Sekarang saya tidak lagi berharap banyak kepadanya. Tidak berharap diperhatikan; diberi hadiah ulang tahun; ditelepon jika ia dinas di luar kota. Saya sudah banyak dikecewakan. Jadi, saya tidak lagi mau menggantungkan harapan kepadanya." Ketakutan dikecewakan lagi telah membuat sang istri menurunkan harapannya pada sang suami. Ia takut berharap lebih.

Berharap banyak pada manusia memang bisa mengecewakan, seperti pengalaman seorang istri tadi. Manusia tidak bisa kita andalkan. Akan tetapi, Allah berbeda. Paulus berkata, kuasa-Nya "hebat" bagi kita. Jadi, taruhlah seluruh harapan masa depan Anda kepada-Nya: mulai dari studi, pekerjaan, jodoh, keluarga, sampai pemeliharaan Allah di masa tua. Walau tak semua kemauan kita Tuhan turuti, tetapi yang kita butuhkan pasti Dia beri. Jangan takut berharap lebih! Harapan itu ibarat sauh agar bidukmu tak terombang-ambing, tancapkan dengan teguh.

RH Jumat, 01 April 2011

MENGGANTI POSISI TUHAN? (Yesaya 29: 15-16)

Henry Morehouse adalah seorang pendeta muda yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Ribuan orang datang untuk mengalami mujizat Tuhan dalam ibadah yang ia pimpin. Sampai suatu kali, dalam sebuah acara besar yang diadakan, semuanya tampak begitu "biasa". Tak ada hadirat atau lawatan Tuhan, tak ada mujizat Tuhan, tak ada kuasa Tuhan yang mengalir. Ini membuat Henry sedih. Ia berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengapa hal itu bisa terjadi. Tuhan menjawabnya dengan membawanya melewati sebuah jalan yang penuh spanduk tentang acara tersebut. Rupanya, yang dibesar-besarkan bukan lagi nama Tuhan, melainkan namanya sendiri. Kita mungkin juga pernah mengalami hal serupa. Saat Tuhan mulai memakai kita dengan luar biasa dan banyak jiwa diberkati lewat pelayanan kita, maka kita bisa terjebak dalam kesombongan. Kita tak lagi melihat bahwa pelayanan kita berhasil karena Tuhan - bukan karena diri sendiri. Tatkala kita mulai meninggikan diri maka Tuhan akan berdiam diri. Apalah artinya kita melayani dengan sangat baik, tetapi tidak memberkati jiwa-jiwa? Adakah Tuhan masih terus menjadi pusat dari setiap pelayanan kita? Ataukah kita tengah menggeser posisi Tuhan dan "mendudukinya"? Kini saatnya bertobat, agar pelayanan kita kembali menjadi berkat.

RH Kamis, 31 Maret 2011

KEBERUNTUNGAN (1 Samuel 4: 1-11)

Sebagian orang percaya ada hari baik dan hari buruk. Maka, jika mereka akan mengadakan acara besar, seperti pernikahan atau peresmian gedung, mereka harus melakukan perhitungan hari lebih dulu supaya diselenggarakan pada hari baik. Ada juga orang yang percaya bahwa benda, angka, dan warna tertentu akan mendatangkan keberuntungan. Karena itu, jika mereka mengadakan acara, semuanya disesuaikan dengan hal-hal tersebut supaya beruntung.

Sebagai orang percaya, kita harus hati-hati dengan sistem kepercayaan tentang keberuntungan yang tidak alkitabiah. Jalan hidup seseorang semata-mata ada di tangan Tuhan, tidak ditentukan hari, angka, warna, benda tertentu, atau apa pun. Bahkan, tidak juga ditentukan oleh simbol-simbol keagamaan tertentu; benda-benda yang dianggap "rohani". Yang harus kita lakukan sebetulnya hanyalah hidup taat dan dekat dengan-Nya senantiasa. Dalam hidup yang demikian, Tuhan akan melimpahkan berkat-Nya secara utuh - jasmani dan rohani - sesuai dengan kemurahan dan kebijaksanaan-Nya.

RH Rabu, 30 Maret 2011

"KACAMATA" ALLAH (Mazmur 73: 12-28)

Saat kita melihat apa yang terjadi di dunia ini, bisa jadi kita merasa seolah-olah Tuhan tidak adil. Mengapa? Sebab Tuhan sepertinya membiarkan ketidakbenaran merajalela. Orang jahat bisa bebas melakukan kejahatan tanpa terkena hukuman. Itulah yang akan kita lihat jika melihat dunia dari "kacamata" kita. Pemazmur pernah mengalami hal yang sama. Ia melihat bahwa orang fasik hidup dengan makmur dan sukses. Sedangkan dirinya, malah tidak demikian. Itu membuatnya berpikir bahwa mempertahankan hidup benar adalah hal yang sia-sia (ay. 13). Namun semuanya berubah tatkala ia memandang hal tersebut dari sudut pandang Allah (ay. 17). Hanya Tuhan yang menjaminnya masuk dalam kemuliaan kekal, bukan kemakmuran duniawi apa pun. Maka, mari lihat segala sesuatu dari "kacamata" Allah, sehingga kita dapat melihat kebenaran yang sesungguhnya. Tidak perlu kita mengingini hal-hal yang dicapai orang lain secara tidak benar. Sebab, keadilan Tuhan tidak dapat dipermainkan oleh manusia. Dengan demikian, jangan berhenti untuk selalu hidup dan berlaku benar di hadapan Allah. Walau ganjarannya tak segera tampak. Ingatlah bahwa Tuhan memberi kesudahan hidup setiap manusia, sesuai dengan kebenaran yang dihidupinya. Ganjaran-Nya selalu adil.

RH Selasa, 29 Maret 2011

REKAAN TUHAN (Kejadian 50: 15-21)

Ayah saya meninggal karena komplikasi maag, TBC, diabetes, dan pendarahan. Pada masa akhir hidupnya, ia menjadi seorang yang sangat mengasihi ibu saya. Sebelum pensiun, ayah saya hidup dengan mengikuti keinginan daging dan keduniawian. Sebagai pejabat, ia melakukan banyak hal yang tidak baik. Ibu saya sangat terluka karena itu. Namun, penyakit memaksanya untuk lebih banyak di rumah, beristirahat, dan tidak bisa keluar rumah. Akibatnya, ia banyak memberi waktu untuk ibu saya. Ia pun mencari Tuhan, banyak berdoa, serta membaca Alkitab. Penyakit yang merupakan sesuatu yang jahat, tetapi bisa juga membawa banyak kebaikan bagi hidup mereka. Yusuf melihat jalan hidupnya dengan cara seperti ini. Hal yang buruk telah dipakai Allah untuk mendatangkan hal yang baik. Kejahatan manusia akan dipakai untuk melaksanakan rencana-Nya dengan cara yang kreatif. Hal buruk bisa menimpa orang yang baik. Ini adalah observasi kehidupan yang akurat. Namun, jika kita melihat hanya sampai di sini, maka hasilnya adalah frustrasi. Akan tetapi, karena Tuhan mereka-rekakan yang baik dari yang jahat, maka kita bisa percaya bahwa hal buruk yang kita alami, adalah sebuah coretan tangan Tuhan untuk melukis sebuah pelangi dalam hidup kita.

RH Senin, 28 Maret 2011

RAY CHARLES (1 Samuel 8: 1-9)

Seorang anak kecil buta terjatuh. Ia menangis meraung-raung, memanggil sang ibu. Biasanya seorang ibu tentu akan bergegas menghampiri anaknya, tetapi ibu si anak justru berdiam diri. Dari sudut ruangan, ia menyaksikan anaknya menangis dalam frustrasi. Namun anak itu perlahan bangkit, mengibaskan debu dari bajunya, lalu meraba jalannya sendiri menuju sang ibu. Dengan penuh air mata, sang ibu memeluk erat anaknya. Itulah sepenggal cerita masa kecil Ray Charles, legenda musik soul Amerika. Apa komentar Anda mengenai si ibu? Kejam? Tidak punya hati? Di adegan berikutnya, sang ibu menjelaskan tindakannya kepada Ray kecil: "Aku ingin kamu tahu … kamu itu buta, tetapi tidak bodoh."

Bersikap "keras" kepada anak-anak atau generasi muda yang dipercayakan kepada kita, bukanlah hal yang tabu; sebab sikap demikian perlu untuk mendidik, asal melakukannya dengan tujuan dan cara yang benar. Sikap memanjakan generasi muda atau membiarkan mereka berbuat apa saja tanpa nasihat, justru menjadi pertanda tidak adanya tanggung jawab. Sebagai masa depan dunia, generasi muda membutuhkan didikan karakter dari otoritas di sekelilingnya.

HUMOR

Dikira Pawang

Seorang Direktur sebuah Kebun Binatang mendapat laporan dari staffnya bahwa seekor gajah telah mati di kandangnya. Untuk mengecek kebenaran laporan tersebut sang Direktur tiba di tempat kejadian dan menemukan seseorang yang sedang menangis di dekat bangkai binatang itu.

“Sebagai pawang gajah ini tentu anda sangat bersedih atas hal ini dan saya juga demikian,” sang Direktur mencoba menghibur.

“Saya bukan pawang gajah ini, Pak,” sahut orang itu.

“Tapi sayalah yang ditugaskan untuk menggali kuburannya.”

Artikel

Bukan Aku Tidak Cinta

Cassie menunggu dengan antusias. Kaki kecilnya bolak-balik melangkah dari ruang tamu ke pintu depan. Diliriknya jalan raya depan rumah. Belum ada. Cassie masuk lagi. Keluar lagi. Belum ada. Masuk lagi. Keluar lagi. Begitu terus selama hampir satu jam. Suara si mbak yang menyuruhnya berulang kali untuk makan duluan tidak digubrisnya. Pukul 18.30. Tinnn....... Tiiiinnn............!!

Cassie kecil melompat girang! Mama pulang! Papa pulang! Dilihatnya dua orang yang sangat dicintainya itu masuk ke rumah. Yang satu langsung menuju ke kamar mandi. Yang satu menghempaskan diri di sofa sambil mengurut-urut kepala. Wajah-wajah yang letih sehabis bekerja seharian, mencari nafkah bagi keluarga. Bagi si kecil Cassie juga yang tentunya belum mengerti banyak. Di otaknya yang kecil, Cassie cuma tahu, ia kangen Mama dan Papa, dan ia girang Mama dan Papa pulang.

“Mama, mama.... Mama, mama....” Cassie menggerak-gerakkan tangan Mama. Mama diam saja. Dengan cemas Cassie bertanya, “Mama sakit ya? Mananya yang sakit? Mam, mana yang sakit?”

Mama tidak menjawab. Hanya mengernyitkan alis sambil memejamkan mata. Cassie makin gencar bertanya, “Mama, mama... mana yang sakit? Cassie ambilin obat ya? Ya? Ya?”

Tiba-tiba... “Cassie!! Kepala mama lagi pusing! Kamu jangan berisik!”

Mama membentak dengan suara tinggi. Kaget, Cassie mundur perlahan. Matanya menyipit. Kaki kecilnya gemetar. Bingung. Cassie salah apa? Cassie sayang Mama... Cassie salah apa? Takut-takut, Cassie menyingkir ke sudut ruangan. Mengamati Mama dari jauh, yang kembali mengurut-ngurut kepalanya. Otak kecil Cassie terus bertanya-tanya: Mama, Cassie salah apa? Mama tidak suka dekat-dekat Cassie? Cassie mengganggu Mama? Cassie tidak boleh sayang Mama? Berbagai peristiwa sejenis terjadi. Dan otak kecil Cassie merekam semuanya.

Maka tahun-tahun berlalu. Cassie tidak lagi kecil. Cassie bertambah tinggi. Cassie remaja. Cassie mulai beranjak menuju dewasa. Tin… tin….! Mama pulang. Papa pulang. Cassie menurunkan kaki dari meja. Mematikan TV. Buru-buru naik ke atas, ke kamarnya, dan mengunci pintu. Menghilang dari pandangan.

“Cassie mana?”

“Sudah makan duluan, Tuan, Nyonya.”

Malam itu mereka kembali hanya makan berdua. Dalam kesunyian berpikir dengan hati terluka: Mengapa anakku sendiri, yang kubesarkan dengan susah payah, dengan kerja keras, nampaknya tidak suka menghabiskan waktu bersama-sama denganku? Apa salahku? Apa dosaku? Ah, anak jaman sekarang memang tidak tahu hormat sama orangtua! Tidak seperti jaman dulu.

Di atas, Cassie mengamati dua orang yang paling dicintainya dalam diam. Dari jauh. Dari tempat dimana ia tidak akan terluka. Mama, Papa, katakan padaku, bagaimana caranya memeluk seekor landak?

Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6: 4)

Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. (Kolose 3: 21)

Artikel

Burung Gagak

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting sebuah pohon. Si ayah lalu menudingkan jari ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, benda apakah itu?"

"Burung gagak", jawab si anak. Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak ayah!"

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan persoalan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!" Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Gagak lah ayah......."

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya soal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang kesabarannya dan menjadi marah.

"Ayah!!! saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang ayah mau saya katakan?? Itu burung gagak, burung gagak ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah terus bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu ditangannya. Dia menghulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan tertanya-tanya. diperlihatkannya sebuah diary lama. "Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diary itu", pinta si ayah. Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut..........

"Hari ini aku di halaman melayani karena anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?" Dan aku menjawab, "burung gagak". Walau bagaimanapun, anakku terusbertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayangnya aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah hilang sabar serta marah."

"Jagalah Hati Kedua Orang Tuamu, Hormatilah Mereka. Sayangilah Mereka Sebagaimana Mereka Menyayangimu Di Waktu Kecil"

Hormatilah ayahmu dan ibumu - ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. (Efesus 6: 2-3)

Ringkasan Khotbah, Minggu, 20 Maret 2011

Penyertaan Tuhan
(Keluaran 13:20-22; 15:22-27)

Pergumulan iman bisa terjadi kepada siapa saja. Dalam pergumulan yang berat, seringkali kita bertanya,”Apa artinya penyertaan Tuhan itu?” Kalau konsep penyertaan Tuhan yang kita miliki keliru, kita dapat mundur dari iman kita. Yang dimaksud dengan penyertaan Tuhan, ialah:

1. Penyertaan Tuhan bukan berarti bahwa hidup bebas dari masalah (15: 22). Salah satu harapan kita pada waktu memutuskan percaya kepada Tuhan Yesus, menjadi orang Kristen adalah supaya masalah-masalah kita berkurang, bahkan kalau mungkin tidak ada sama sekali. Ini adalah keinginan yang normal. Tetapi persoalannya apakah itu yang diajarkan Alkitab? Sekalipun Allah menyertai umat-Nya, bukan berarti tidak ada masalah yang dapat datang dalam kehidupan ini (Kel. 13: 21). Orang yang disertai Tuhan bisa dan sangat mungkin mengalami masalah.

2. Penyertaan Tuhan bukan berarti hidup berkecukupan senantiasa (15: 22). Orang yang disertai Tuhan bisa mengalami kekurangan. Janganlah mengukur penyertaan Tuhan dari banyaknya materi yang kita punya atau yang tidak kita punyai. Sebab penyertaan Tuhan bukan berarti hidup berkecukupan/berkelimpahan senantiasa. Jangan selalu mengait-ngaitkan penyertaan Tuhan dengan materi yang kita dapat atau yang tidak kita dapat. Ada kalanya justru Tuhan mengijinkan kita berada dalam keadaan kekurangan materi dengan maksud agar kita tidak berjalan dengan kekuatan kita sendiri tetapi tetap bergantung kepada Tuhan.

3. Penyertaan Tuhan berarti Tuhan hadir dan berfirman kepada umat-Nya (15: 26). Penyertaan Tuhan nampak ketika Tuhan menegur, memperingatkan dan memberikan ketetapan-ketetapan-Nya dan peraturan-peraturan-Nya kepada bangsa Israel. Buat apa kita memiliki kekayaan yang melimpah tetapi Tuhan tutup mulut kepada kita? Jika Tuhan masih berbicara kepada kita, menegur, menasihati, menghibur kita, maka kita harus yakin bahwa Tuhan masih menyertai kita.

4. Penyertaan Tuhan berarti bahwa Tuhan menuntun umat-Nya pada jalan yang tidak salah (15: 27). Sebenarnya ada jalan yang lebih pendek dan lebih cepat menuju tanah Kanaan, tetapi Tuhan sengaja memimpin bangsa Israel memutar melewati padang gurun Syur. Celakanya di jalan ini mereka kekurangan air. Tentu saja bangsa Israel berpikir jangan-jangan jalan ini salah! Jadilah mereka bersungut-sungut. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan sedang membawa kita ke jalan yang salah. Tuhan adalah Allah yang maha tahu dan maha bijak. Jalan-Nya tidak pernah salah sekalipun mengikuti jalan-Nya, kita banyak mengalami kesulitan, kegagalan, kerugian bahkan kekurangan. Tetapi percayalah bahwa Tuhan masih tetap menyertai kita.

Demikianlah Tuhan terhadap kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Percayalah bahwa Tuhan selalu baik dan tetap menyertai kita walaupun tidak selamanya kita mampu mengerti jalan-Nya. Pasti ada Elim di depan kita. Amin.

By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 20 Maret 2011