ARTIKEL

DI LUAR DAYA KENDALI

Apakah yang membuat suami-istri bahagia? Allen Parducci, peneliti kondang dari UCLA, mengajukan pertanyaan itu dan menemukan bahwa uang, sukses, kekayaan, kesehatan, kecantikkan, kecerdasan atau kesuksesan tidak banyak menentukan “kesejahteraan subyektif” pasangan. Sebaliknya, penelitian itu menunjukkan bahwa taraf sukacita pasangan ditentukan oleh kemampuan masing-masing mitra untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang berada di luar daya kendalinya. Pasutri yang berbahagia belajar menemukan sikap yang benar bagaimanapun keadaan yang melingkupi mereka.

Dapatkah anda membayangkan bagaimana jadinya kisah Natal kalau Maria dan Yusuf tidak memiliki kesanggupan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang berada di luar daya kendali mereka? Maria, seorang gadis Yahudi baik-baik dan saleh, mendadak menemukan dirinya mengandung tanpa berhubungan dengan seorang laki-laki. Dan Maria, nama gadis itu, hidup di tengah masyarakat dengan norma susila yang ketat. Bagaimana ia menghadapi tatapan mata bertanya-tanya dari tetangganya sewaktu mereka mulai melihat perubahan bentuk badannya? Untung saja ia tidak dilempari batu oleh para penganut hukum Taurat itu! Tunangannya sendiri, Yusuf, sempat berniat menceraikannya secara diam-diam kalau saja malaikat Tuhan tidak menampakkan diri dalam mimpinya dan meluruskan kecurigaannya akan penghianatan Maria. Di tengah kecamuk ini, Maria tampil sebagai pribadi pertama yang menerima kedatangan Yesus secara apa adanya: Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Desas-desus skandal ini, bagaimanapun, tampaknya masih mengejar mereka sampai menjelang kelahiran Yesus. Mengapa seorang wanita yang tengah hamil tua harus melintasi daerah perbukitan dari Nazaret ke Betlehem, menahan rasa sakit bersalin di atas punggung seekor keledai? Padahal, untuk mengikuti sensus itu sebenarnya cukup diwakili oleh kepala keluarga saja. Rupanya Yusuf tidak ingin membiarkan Maria melahirkan di tengah orang-orang yang mempertanyakan kehamilannya. Pasangan muda itu pun tersaruk-saruk di Betlehem yang tengah di padati pendatang. Bethlehem hanyalah kota kecil, tidak banyak penginpan di sana. Paling-paling yang ada adalah tempat penampungan kereta-kereta kuda. Diperkirakan, pada waktu sensus untuk memperlakukan pajak itu, para pendatang terpaksa tidur berhamparan di jalan-jalan. Dan bagi Yusuf dan Maria, Alkitab mencatat, “tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.” Pernahkah anda bepergian ke suatu kota, tanpa mengenal seorang pun di tempat tujuan anda?
Dan mereka pun terdampar di sebuah kandang. Kandang di Timur Tengah pada masa itu biasanya di tempatkan jauh dari lokasi pemukiman penduduk karena merupakan tempat yang sangat jorok oleh timbunan kotoran dan air kencing hewan bercampur dengan sampah. Bukan sebuah tempat yang steril untuk kelahiran orok yang masih merah.Maria dan Yusuf memilih untuk mentaati Allah, meskipun hal itu mengakibatkan mereka menanggung ketidaknyamanan dan kesulitan. Melalui kondisi itulah mereka belajar untuk bersandar pada Allah, bukan mengandalkan kekuatan diri. Dan, melalui ketaatan mereka, lahirlah Juruselamat dunia.



KAPUR & PROFESSOR

Ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang lalu di USC (University of Southern California). Disana ada seseorang professor filosofi yang mengaku atheis. Tujuan utamanya selama kelas semester adalah berusaha membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada Para mahasiswanya selalu takut untuk berargumentasi dengan dia karena logikanya yang sangat masuk akal. Telah 20 tahun berselang ia mengajar kelasnya dan tidak seorangpun berani menentangnya. Beberapa mahasiswa memang pernah mencoba, tapi tidak seorangpun berhasil karena reputasinya. Di akhir tiap semester, pada hari terakhir, dia selalu berkata dihadapan 300 orang mahasiswanya, “Bila ada yang masih percaya pada Yesus, silahkan berdiri !!” Selama 20 tahun, tidak seorang pun yang berani berdiri. Mahasiswanya sudah tahu apa yang akan dilakukan professor tersebut selanjutnya.

Ia akan berkata, “Siapapun yang percaya pada Tuhan adalah seorang yang tolol. Bila Tuhan memang ada, Ia mampu memberhentikan kapur ini jatuh mengenai lantai dan tidak pecah. Contoh sederhana untuk membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan, dan memang Ia tidak dapat melakukannya.“ Dan setiap tahun, professor tersebut menjatuhkan kapur ke lantai dan kapur itu pecah menjadi ratusan potongan. Semua mahasiswanya tidak dapat berbuat apa-apa selain diam dan menyaksikannya. Kebanyakan mahasiswanya terlalu takut untuk berdiri.

Beberapa tahun kemudian seorang mahasiswa muda mendaftarkan diri pada kelas professor tersebut. Ia adalah seorang Kristen dan sudah mendengar cerita tentang bakal profesornya. Ia wajib mengikuti kelas professor tersebut dan dia merasa gentar menghadapinya. Untuk 3 bulan semesternya, ia berdoa setiap pagi supaya ia dimampukan untuk berdiri, apapun yang akan dikatakan professor dan yang dipikirkan oleh rekan-rekannya. Tidak ada yang dapat melemahkan imannya, ia hanya berharap. Akhirnya hari terakhir itu tiba. Professor tersebut berkata, “Bila ada diantara Anda yang masih percaya pada Tuhan, silahkan berdiri.” Professor dan 300 orang mahasiswanya terkejut melihat seorang mahasiswa muda berdiri dibagian belakang kelas. Professor tersebut berteriak, “Anda bodoh!!! Bila Tuhan benar-benar ada Ia akan mampu mencegah kapur ini pecah saat menyentuh lantai ” Ia bersiap melepaskan kapur yang dipegangnya. Tapi saat ia melepaskannya, kapur tersebut terlepas dari jarinya dan masuk ke lengan bajunya, meluncur terus ke celananya melewati kakinya hingga ke sepatunya. Saat menyentuh lantai kapur tersebut tidak pecah. Kesombongan professor luluh saat ia melihat kapur tersebut. Ia menatap mahasiswa muda tadi dan segera lari dari ruangan kuliah. Mahasiswa yang berdiri tadi, berjalan ke depan kelas dan berbagi iman tentang Yesus selama 30 menit. 300 mahasiswa bertahan dan mendengarkan saat ia menceritakan kasih dan kuasa Tuhan Yesus untuk mereka.



KASIH, KEKAYAAN &
KESUKSESAN


Seorang wanita keluar dari rumah dan melihat 3 lelaki tua dengan janggut putih panjang duduk di halaman depan rumahnya. Ia tidak mengenal mereka. Ia berkata, "Saya tidak mengenal kalian, tetapi kalian pasti lapar. Silahkan masuk dan ada sesuatu untuk kalian makan. " "Apakah suamimu ada di rumah?" mereka bertanya. "Tidak," ia menjawab, "ia sedang keluar." "Kalau begitu kami tidak dapat msuk ke dalam," jawab mereka.
Pada sore hari, ketika suaminya pulang ke rumah, ia bercerita kepada suaminya mengenai kejadian tersebut. "Pergi dan katakan kepada mereka bahwa aku di rumah dan aku mengundang mereka masuk!" Si isteri keluar dan mengundang 3 lelaki tua itu masuk. "Kami tidak dapat masuk bersamaan ke sebuah rumah," jawab mereka. "Mengapa begitu?" tanya si isteri. Satu dari lelaki tua itu menjawab, "Namanya ada 'kekayaan'," katanya sambil menunjuk seorang kawannya, kemudian ia menunjuk ang lain dan berkata, "dia adalah 'Kesuksesan', dan aku adalah 'Kasih'." Kemudian ia menambahkan, "Sekarang masuklah dan diskusikan dengan suamimu yang mana dari kami yang klian ingin berada di dalam rumah?"
Si wanita masuk ke rumah dan mengatakan kepada suaminya mengenai hal tersebut. "Menyenangkan sekali!" jawabnya. "bila seperti itu, mari kita undang 'Kekayaan'. Biarkan dia datang dan mengisi rumah tangga kita dengan kekayaan!" Isterinya tidak setuju. "Sayangku, kenapa kita tidak mengundang 'Kesuksesan'?" Menantu perempuan mereka mendengarkan dari salah satu sudut rumah. Ia melompat ke dalam dan menyarankan, "Apakah tidak sebaiknya kita mengundang 'Kasih'? Rumah tangga kita akan terisi oleh kasih!" "Baiklah kita setuju dengan saran dari menantu kita," kata sang suami kepada isterinya. "Pergilah dan undang 'Kasih' menjadi tamu kita."
Si wanita keluar dan berkata kepada 3 lelaki tua tersebut, "Yang mana dari Anda bernama 'Kasih', silahkan datang dan menjadi tamu kami." "Kasih" bangun dan mulai berjalan masuk ke rumah. dua lelaki tua lainnya juga bangun dan mengikutinya. Si wanita terkejut dan bertanya kepada "Kekayaan" dan "Kesuksesan", "Saya hanya mengundang 'Kasih', mengapa kalian juga masuk?" Para lelaki tua tersebut menjawab serentak, "Jika kau mengundang 'Kekayaan' atau 'Kesusksesan', dua orang dari kami akan tinggal di luar, tetapi karena kau mengundang 'Kasih', kemana pun dia pergi, kami akan pergi bersamanya. Dimana ada "Kasih", di sana juga ada "Kekayaan" dan "Kesuksesan".