RH Kamis, 20 Januari 2011

TUHAN ATAS HARI DEPAN (Yeremia 29: 10-14)

Kitab Yeremia berkisah tentang bangsa Israel yang menjalani masa pembuangan di Babel. Kembali menjadi bangsa budak; bangsa jajahan. Dalam situasi demikian, Yeremia mengirimkan surat kepada orang-orang Israel di pembuangan. Isinya seputar janji pemulihan Allah bagi Israel setelah masa 70 tahun pembuangan di Babel. Isi surat Yeremia ini menjadi angin sejuk bagi Israel yang dalam kondisi demikian bisa jadi mempertanyakan penyertaan Tuhan. Mereka adalah bangsa pilihan, tetapi harus mengalami pembuangan dan tak tahu masa depan mereka kelak.

Seperti Israel yang ragu dan tak tahu pada masa depan mereka, kita pun buta akan hari depan. Namun, janji Tuhan pasti: memberikan hari depan yang penuh harapan (ay. 11). Syaratnya, kita sungguh-sungguh berseru, berdoa, dan mencari Dia dengan segenap hati, sabar dan setia di masa duka; bersyukur dan tetap mawas diri di kala suka. Lirik lagu ini kiranya menguatkan kita: Tak kutahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap/Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap/Oh tiada ku gelisah, akan masa menjelang/Ku berjalan serta Yesus, maka hatiku tenang/Banyak hal tak kupahami, akan masa menjelang/Tapi t’rang bagiku kini, tangan Tuhan yang pegang.