Ringkasan Khotbah Minggu, 23 Januari 2011

Iman Yang Progresif
(Lukas 7: 36,37)

Ada seorang perempuan berdosa bernama Maria Magdalena, ia membawa minyak wangi dan meminyaki kaki Yesus. Sebelum Maria melayani Tuhan hidupnya banyak melakukan dosa akan tetapi setelah ia berjumpa dengan Yesus ia sungguh-sungguh berbeda, ia sekarang memiliki iman yang progresif atau iman yang bertumbuh. Ada tiga hal yang buat imannya progresif, yaitu:
1. Perubahan hidup yang radikal. Dahulu Maria Magdalena adalah seorang yang menjual dirinya kepada laki-laki bahkan hidupnya sudah tenggelam dalam keberdosaannya, sehingga ia dikatakan perempuan berdosa (ay. 37), tetapi sekarang ia sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dalam hidup ini harus ada perubahan hidup yang radikal. Dari yang setiap hari suka berbuat dosa berbalik menjadi tidak melakukan dosa dan yang menyenangkan hati Tuhan.
2. Setia dalam melayani Tuhan (Mat. 27: 55,56). Maria Magdalena adalah orang yang sangat setia kepada Tuhan Yesus, ada banyak yang dilakukan Yesus semasa hidupnya dan Maria Magdalena selalu ikut kemana Yesus pergi. Bukan itu saja kita bisa lihat bahwa Maria Magdalena tetap berada bersama dengan Yesus ketika Yesus mau disalib, dan dibaringkan (Mat. 15: 47) lalu saat kenaikan Yesus ke sorga (Yoh. 20: 1). Kesetiaan Maria Magdalena sungguh luar biasa mengalahkan beberapa murid-murid Yesus lainnya. Bagaimana dengan kita apakah kita tetap setia kepada Tuhan Yesus. Jangan sampai karena kedudukan yang enak di pekerjaan akhirnya melupakan Tuhan dan sampai meninggalkan Tuhan Yesus.
3. Kasih tanpa batas (Yoh. 20: 15). Sekalipun Yesus sudah menjadi mayat, Maria Magdalena tetap memiliki kasih yang tanpa batas, ia mencari mayat Yesus berada. Maria tidak mau kehilangan Yesus dan Maria sangat mengasihi Yesus, ia mau berbuat banyak untuk Yesus. Kasih tanpa batas inilah yang seharusnya kita miliki dalam hidup ini, mengingat bahwa Yesus sangat mengasihi kita, Ia mau mati untuk dosa-dosa kita. Jadi kita harus mengasihi Tuhan lebih dari yang ada supaya hidup kita diberkati.
Amin

BY: Pdt. Edyanto Darmadji -- Minggu, 23 Januari 2011