RH Sabtu, 30 April 2011

SUKSES TETAPI KASIHAN (Markus 10: 17-30)

Sungguh pemuda sukses yang hebat! Ia masih belia, tetapi sudah menjadi pemimpin dan kaya raya. Tak hanya kaya materi, tetapi juga secara "rohani". Sejak muda ia dididik mendalami Hukum Taurat dan menjalankannya. Ia dikagumi di lingkungan komunitas Yahudi saat itu. Ia juga dipandang berbakti kepada orangtua, sebab ia menghormati ayah-ibunya sejak belia dan tetap menghormatinya meski sudah sukses.
Dengan kerinduan dan semangat, ia berlutut di hadapan Yesus. Ia mohon petunjuk Yesus; apa lagi yang perlu diperbuat agar layak masuk ke Kerajaan Allah. Yesus tahu ada satu yang kurang dari pemuda ini: bahwa kekayaan materi, martabat sosial, dan "kekayaan rohani" yang ia punya menjadi ilah yang diandalkan sebagai "tiket" ke surga menggantikan Allah. Maka, ia diminta menjual semua, membagikannya ke orang miskin, dan mengikut Yesus, sebagai bukti bahwa ia diselamatkan hanya oleh belas kasihan Allah. Betulkah ia merasa perlu petunjuk Yesus? Sebab ia kecewa dan mengabaikan tawaran sejati untuk memasuki Kerajaan Allah. Alasan utamanya karena "banyak hartanya". Bagaimana dengan Anda? Beranikah Anda meletakkan seluruh kebanggaan Anda sebagai manusia, lalu datang kepada Allah sebagai orang yang miskin dan haus akan kebenaran?