ARTIKEL

PRIBADI YANG MENARIK

Daya tarik merupakan kualitas istimewa yang ada pada sesorang dan membuat keterpesonaan pada orang lain. Berikut adalah cara bagaimana menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan:

1. GUNAKAN GAYA BICARA YANG POSITIF
Gaya bicara yang negatif atau merendahkan diri sendiri, dengan cepat akan menempatkan Anda sebagai pribadi yang kurang punya rasa percaya diri. Contoh gaya bicara negatif dengan menggunakan label-label bermakna negatif misalnya: Kamu bodoh, tolol, brengsek, tidak punya otak, salah melulu, dan lain-lain.
2. BUATLAH ORANG LAIN MERASA DIRINYA SEBAGAI ORANG PENTING
Tunjukkanlah dengan sikap dan ucapan bahwa anda menganggap orang lain itu penting. Misalnya, jangan biarkan orang lain menunggu terlalu lama, katakanlah maaf bila salah, tepatilah janji, dsb.
3. JADILAH PENDENGAR YANG BAIK
Kalau bicara itu perak dan diam itu emas, maka pendengar yang baik lebih mulia dari keduanya. Pendengar yang baik adalah pribadi yang dibutuhkan dan disukai oleh semua orang. Berilah kesempatan kepada orang lain untuk bicara, ajukan pertanyaan dan buat dia bergairah untuk terus bicara. Dengarkanlah dengan antusias, dan jangan menilai atau menasehatinya bila tidak diminta.
4. USAHAKANLAH SELALU MENYEBUTKAN NAMA ORANG DENGAN BENAR
Nama adalah milik berharga yang bersifat sangat pribadi. Umumnya orang tidak suka bila namanya disebut secara salah atau sembarangan. Kalau ragu, tanyakanlah bagaimana melafalkan dan menulis namanya dengan benar. Misalnya, orang yang dipanggil Wilyem itu ditulisnya William, atau Wilhem? Sementara bicara, sebutlah namanya sesering mungkin. Menyebut Andre lebih baik dibandingkan Anda. Pak Peter lebih enak kedengarannya daripada sekedar Bapak.
5. BERSIKAPLAH RAMAH
Semua orang senang bila diperlakukan dengan ramah. Keramahan membuat orang lain merasa diterima dan dihargai. Keramahan membuat orang merasa betah berada di dekat Anda.
6. BERMURAH HATILAH
Anda tidak akan menjadi miskin karena memberi dan tidak akan kekurangan karena berbagi. Seorang yang sangat bijak pernah menulis: Orang yang murah hati berbuat baik kepada dirinya sendiri. Dengan demikian kemurahan hati di satu sisi baik buat Anda, dan di sisi lain berguna bagi orang lain.

7. BERANI BERTANGGUNG JAWAB
Ada orang yang percaya bahwa yang mengendalikan nasib mereka adalah diri mereka sendiri. Keberanian menyakini hal ini tentu saja memunculkan suatu tanggung jawab yang besar bahwa hal-hal buruk dan baik yang menimpa diri mereka tidak lain dan tidak bukan adalah berasal dari diri sendiri. Bukan dari hal-hal yang bersumber dari luar diri mereka.
8. BERSIKAP FLEKSIBEL TERHADAP BERBAGAI PERUBAHAN
Tunjukkanlah sikap terbuka terhadap perubahan yang ada dalam perusahaan. Jangan berkesan negatif dengan mengungkapkan kata-kata seperti, "Percuma saja diubah-ubah juga akan kembali sama seperti dulu lagi" dan lain-lain. Tanggapi perubahan yang ada dengan optimis, dengan demikian kita akan terlihat sebagai orang yang memiliki citra diri positif dan kuat. (GBU)

HIDUP ITU SEPERTI UAP

Seseorang yang baru pulang dari ziarah religius di luar negeri, hampir tak dapat berbagi cerita tentang perjalanannya. Ia berkata, kami begitu sibuk mengejar bus dan menepati jadwal, sehingga tak dapat mempunyai kesan apapun dari semua tempat yang kami kunjungi!

Sebelum memulai sebuah perjalanan atau petualangan, biasanya kita terlebih dulu membuat rencana. Seringkali, kita begitu terpaku pada rencana itu sehingga lupa untuk menikmati perjalanan itu sendiri. Demikian pula halnya dengan hidup; kita terlalu sibuk dengan pikiran kita sehingga menutup diri pada semua hal yang tak terpikirkan sebelumnya. Tak heran jika kita mudah sekali kecil hati dan kehilangan sukacita.

Seseorang yang berpendidikan tinggi terkejut ketika tahu bahwa kebijaksanaan bisa datang dari seorang yang sama sekali tak pernah bersekolah. Orang yang bertahun-tahun belajar agama dan Kitab Suci belum tentu bisa melakukan sharing iman. Ia menjadi masygul ketika menyadari bahwa iman itu terutama adalah pengalaman, bukannya semata-mata pengetahuan. Seorang kaya pun pada akhirnya mengerti, bahwa si miskinlah yang belajar banyak tentang kelimpahan. Dalam ketiadaannya, si miskin sungguh-sungguh menyerahkan diri pada belas kasih Allah, pemeliharaan Ilahi-Nya, dan belas kasih orang-orang yang memberinya cinta tanpa pamrih. Bukankah itu adalah hal yang paling berharga, yang tak dapat dibeli dengan uang sebanyak apapun?

Hidup itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yakobus 4:14). Uap itu mungkin tak pernah mempertanyakan tentang bagaimana ia dilahirkan dan bagaimana ia menghilang. Setidaknya, ia pernah ada, sepenuh-penuhnya sepenuh cinta.