KOTBAH


MELAWAN TAKDIR
(Kejadian 25:23-26; Roma 9:20-21)

Takdir adalah ketetapan Tuhan. Sebelum Esau dilahirkan, Tuhan telah menentukan takdirnya (Kej 25:23). Takdir dari Esau adalah bahwa ia akan menjadi hamba dari adiknya, Yakub dan ia lebih lemah dari Yakub. Pada saat seseorang hidupnya telah ditetapkan Tuhan, ia tidak dapat mempertanyakan takdirnya kepada Allah (Rm 9:20-21). Sifat buruk dari Esau sesudah dilahirkan ialah: (1) Esau dikuasai kedagingan. Esau menjual hak kesulungannya dengan makanan/kacang merah (Kej 25:29-34). (2) Esau mengingkari sumpah. Esau marah dan hendak membunuh Yakub setelah mengetahui bahwa Yakub sudah menerima Ucapan Berkat Kesulungan dari ayahnya (Kej 27:41).

Kejadian 27:39-40 mencatat takdir Esau setelah ia menjual hak kesulungannya, yaitu sulit mencari rejeki (miskin) dan menjadi pelayan/hamba dari Yakub. Tetapi hal ini tidak terjadi dalam kehidupan Esau. Adapun kenyataan yang terjadi dalam kehidupan Esau, adalah:

1. Takdir buruk pertama; Sulit mencari rejeki. Hal ini tidak terjadi. Buktinya: Pertama, Esau menolak pemberian Yakub (Kej 33:9). Penolakan Esau terhadap pemberian Yakub menandakan bahwa Esau sudah teramat kaya. Kedua, kekayaan Esau luar biasa banyaknya sehingga negeri itu tidak bisa menampungnya (Kej 36:7). Dari kedua bukti ini menandakan bahwa takdir sulit mencari rejeki tidak terbukti terjadi di dalam kehidupan Esau.

2. Takdir buruk kedua; Menjadi pelayan dari Yakub. Hal ini juga tidak terjadi, karena dalam kenyataannya Yakub menyebut Esau tuan (Kej 32:3-5) dan dirinya sebagai hamba (Kej 33:5). Nasib Esau lebih baik daripada Yakub. Esau dapat melawan takdirnya. Rahasianya adalah dengan berusaha sungguh-sungguh (Kej 27:40) dan menjaga hati. Esau tidak menaruh dendam/menyimpan kesalahan Yakub yang sudah mengkhianati dirinya. Esau mengampuni Yakub.

Kisah hidup Esau adalah kisah nyata orang yang berhasil melawan takdir. Takdir bisa diubah sebab Tuhan memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk mengubah takdirnya. Allah bersedia ditawar oleh manusia. Contoh: (1) Abraham menawar takdir Sodom dan Gomora (Kej 18:24-33); (2) Raja Hizkia (2 Rajj 20:1-6). Jadi apabila kita berusaha sungguh-sungguh, kita bisa mengubah takdir. Amin

By: Pdt. Henoch Wilianto - Minggu, 20 Juli 2008